Home / CEO / Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat / 7. Kembali ke Sisi Gelap

Share

7. Kembali ke Sisi Gelap

last update Last Updated: 2024-01-19 20:45:58

"Apa kamu bilang? Charlotte pergi dan kamu tidak tahu kemana Dia?" Ayah Hugo terkejut mendengar bahwa Charlotte pergi dari rumah.

Sementara itu, Hugo hanya bisa diam melihat tanggapan ayahnya yang tampak marah.

"Apa sebenarnya yang kamu lakukan sehingga Charlotte pergi meninggalkanmu?" Ayah Hugo bertanya sambil berteriak karena marah.

Rose, Jessie dan Marrie keluar dari kamar karena mendengar suara ayah mereka yang keras. Sedangkan Hugo masih tetap terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Cepat jawab!" bentak ayah Hugo yang semakin marah.

"Tenanglah Ayah, biarkan Hugo menjelaskan terlebih dahulu." Ibu Hugo menghampiri suaminya untuk menenangkan.

"Ah! Ini karena putramu itu sering kamu bela! Jadinya begini!" Tuan James Lloris semakin marah mendengar Nyonya Rose membela putranya.

"Ayah tidak mau tahu, kamu harus mencari Charlotte. Jangan sampai membuat keluarga ini malu dengan hancurnya rumah tanggamu!" tambah Tuan Lloris.

Usai mengatakan itu Tuan James segera berlalu meninggalkan Hugo di ruang tamu. Beliau berjalan menuju ke kamarnya diikuti Nyonya Rose. Jessie dan Marrie juga ikut masuk ke dalam kamar mereka sendiri.

Sementara itu Hugo masih terdiam seperti patung di tempat berdirinya tadi. Saat ini pikiran Hugo menjadi semakin kacau karena ayahnya ikut marah dengan kepergian Charlotte.

"Sial!" umpat Hugo sambil menyisir kasar rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari kedua tangannya.

Hugo keluar rumah dan mengambil rokok dari dalam saku celananya. Ia duduk di kursi yang ada di teras sambil menghisap rokok untuk mencari ketenangan.

Usai menghisap beberapa batang rokok hingga putungnya terkumpul cukup banyak di asbak yang tersedia pada meja, Hugo masih merasa tidak tenang. Dia segera pergi ke garasi untuk mengambil motor besarnya.

Malam itu, Hugo pergi dari rumah mengendarai motor besar miliknya. Sudah lama ia tidak mengeluarkan motor besar itu. Namun, masalah yang sedang ia hadapi membuatnya ingin kembali ke dunia gelapnya dulu.

Sebenarnya, semenjak menikah dengan Charlotte, Hugo telah merubah gaya hidupnya. Dulu ia adalah pecinta motor besar dan ikut komunitas motor besar. Bahkan setiap tengah malam ia selalu ikut balapan motor besar liar.

Sepertinya sekarang Hugo ingin kembali menjalani kehidupan malam dengan bergabung komunitas motor besar lagi. Ia memacu kuda besinya itu dengan kecepatan tinggi menuju perkumpulan komunitas motor besar.

Sesampainya di tempat tujuan Hugo segera diteriaki oleh kawan-kawan lamanya.

"Hei Bro! Lama tidak berjumpa. Mimpi apa kamu tiba-tiba kembali datang kesini lagi?" tanya seorang pria berbadan kekar yang sedang duduk di atas motor besarnya.

"Apa aku sudah tidak boleh datang kesini lagi?" Hugo balik melempar pertanyaan kepada kawan-kawan lamanya.

"Tentu saja kamu sangat kami tunggu Bro, sudah lama sekali tidak balapan denganmu. Rasanya aku tidak sabar melihat kemampuanmu mengendarai motormu ini lagi," sahut pria yang duduk di trotoar jalan sambil menghisap rokoknya.

Dahulu Hugo terkenal sebagai seorang yang ahli balapan. Dia sering menang balapan dan disukai kawan-kawannya. Hugo sering mewakili komunitasnya yang bernama "Golden Road Bikers" dalam berbagai perlombaan balapan.

"Sepertinya sekarang Dia sudah siap balapan lagi Bro. Ayo kita ikutkan balapan, kebetulan Minggu depan ada balapan melawan Road Fire, Black Force dan Arm Road. Golden Road Bikers bisa mengandalkan Hugo lagi."

“Benar, sekarang ayo kita latihan dulu! Kita lihat bagaimana kemampuan Hugo lagi.” seru seorang pria berbadan tinggi dengan memakai jaket berwarna hitam.

Hugo pun bersiap untuk memacu motor besarnya bersandingan dengan dua pria lainnya yang sudah siap juga dengan motornya. Hugo tampak sudah tidak siap untuk melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Mata Hugo tampak fokus menatap jalanan, tetapi hati dan pikirannya sedang berada di lain tempat. Hugo hanya ingin melampiaskan emosinya dengan balapan. Ia berpikir balapan bisa membuatnya lupa dengan masalah yang sedang ia hadapi.

….

"Halo," ucap Charlotte yang telah meletakkan benda pipih canggih di telinga sebelah kanan.

"Lalu aku harus bagaimana? Bukankah kamu yang memancing emosiku!" bentak Charlotte.

Hugo menanggapi ucapan Charlotte dari balik sambungan telepon. Tanggapan Hugo membuat Charlotte semakin marah.

"Apanya yang mau dijelaskan? Semuanya sudah jelas!" ucap Charlotte dengan penuh emosi.

Hugo masih bersikeras membujuk Charlotte untuk bertemu hingga akhirnya Charlotte mengatakan, "Baiklah, kita bertemu di cafe. Aku akan mengirim alamatnya."

Usai mengatakan itu Charlotte memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Charlotte mendengar Hugo akan mengatakan sesuatu, tetapi ia memilih tidak mendengarnya dan memutus sambungan telepon tersebut.

Charlotte mengambil jaketnya digantungan baju. Ia memakai jaket tersebut dan bergegas keluar kamar. Charlotte tidak bisa berjalan dengan cepat karena sebenarnya kondisi tubuhnya belum sembuh betul.

Setelah berhasil keluar dari tempat tinggal Malvin, Charlotte segera berjalan menuju lift. Di dalam lift Charlotte memencet tombol dan tidak lama kemudian ia sudah sampai di lantai dasar.

Ting

Pintu lift terbuka dan Charlotte keluar dari lift. Charlotte berjalan menuju pintu keluar. Saat sudah di luar, Charlotte menengok ke kanan dan ke kiri. Ia tampak sedang mencari sesuatu.

Hingga akhirnya, mata Charlotte menangkap sebuah cafe di seberang gedung yang ia tinggalkan.

"Itu dia," ucap Charlotte sambil mengeluarkan ponselnya.

Charlotte mengirim pesan berisi share lokasi kepada Hugo. Setelah itu ia masuk ke dalam cafe dan memesan minuman.

Sekitar 15 menit Charlotte menunggu, Hugo pun datang. Hugo dapat menemukan lokasi yang dikirim Charlotte dengan tepat dan cepat.

Hugo masuk ke dalam cafe dan mencari keberadaan Charlotte. Ternyata orang yang dicarinya duduk di kursi samping jendela kaca. Charlotte fokus menikmati minumannya sehingga tidak menyadari kedatangan Hugo.

"Kenapa meminta bertemu disini?"

Pertanyaan Hugo membuat Charlotte terkejut dan menatap ke sumber suara.

"Kamu sudah datang?" Bukan menjawab Charlotte justru balik bertanya.

Hugo duduk di kursi yang ada di depan Charlotte. Di meja mereka sudah tersaji dua minuman, satu untuk Charlotte satu untuk Hugo.

"Kamu sudah memesankan aku kopi favoritku. Terima kasih," ucap Hugo sambil meminum kopinya.

"Kenapa kamu mengkhianatiku?" ucap Charlotte datar sambil menatap ke arah luar jendela.

"Apa maksudmu?" Hugo terkejut dengan ucapan Charlotte.

Charlotte mengambil ponselnya dan menunjukkan foto yang ia ambil semalam saat membuntuti Hugo.

"Itu, kamu mau mengelak lagi?"

Hugo semakin terkejut melihat apa yang ditunjukkan Charlotte. Hugo akan mengambil ponsel Charlotte yang diletakkan di meja, tetapi Charlotte mengambilnya lagi.

"Tidak perlu diambil, kamu cukup melihatnya saja," ucap Charlotte.

"Kamu membuntutiku? Kamu tidak percaya padaku hingga membuntuti kemanapun aku pergi?" Hugo justru balik memarahi Charlotte.

"Apa ini? Kamu kembali menyalahkan aku?" Charlotte geleng-geleng kepala mendengar ucapan Hugo.

"Aku sudah selesai bicara. Sepertinya memang kita lebih baik berpisah," ucap Charlotte lagi sambil berdiri dari tempat duduknya.

Charlotte berjalan meninggalkan Hugo, tetapi tangan Charlotte ditarik oleh Hugo.

"Kamu mau kemana? Ayo pulang!"

Charlotte berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan kekar Hugo, tapi itu cukup sulit baginya.

Tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi ada orang lain yang memperhatikan mereka berdua. Orang tersebut membentak, "Lepaskan, Dia tidak mau pulang denganmu!"

Related chapters

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    8. Kelaparan Dini Hari

    “Hah … hah …hah … “ Nafas memburu keluar dari mulut Charlotte.Mata Charlotte kembali terjaga setelah terpejam beberapa saat. Ia tersentak kaget saat tiba-tiba terbangun dan tersadar dari mimpi buruknya. “Jam berapa ini?” ucap Charlotte sambil tangannya berusaha meraih ponsel yang sejak tadi berada di atas nakas.Waktu menunjukkan pukul 02.35 pagi, Charlotte berusaha merubah posisinya dari yang semula berbaring menjadi duduk.“Untungnya cuma mimpi. Tetapi, mengapa hatiku rasanya sangat sakit sekali,” gumam Charlotte.Charlotte beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar untuk keluar. Saat telah sampai d luar kamar, ternyata Malvin juga masih terjaga.“Kamu belum tidur?” tanya Charlotte.Malvin tampak terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Charlotte karena sejak tadi Malvin fokus menatap layar laptop.“Ya, masih ada beberapa pekerjaan penting yang harus aku selesaikan. Kamu sendiri?”

    Last Updated : 2024-01-20
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    9. Teringat Kenangan

    "Selamat pagi, ini ayam pesanan Anda Tuan," ucap kurir di luar pintu apartemen Malvin. "Baik, terima kasih. Ini buatmu," jawab Malvin sambil memberikan selembar uang sebagai tips. "Terima kasih." Kurir itu berlalu meninggalkan tempat tinggal Malvin. Sementara Malvin menutup pintu dan masuk ke dalam. Malvin pergi ke dapur dan mengambil piring, lalu ia menaruh ayam goreng pesananannya ke dalam piring tersebut. Malvin mengambil satu potong ayam goreng dan ditaruhnya ke dalam piring lain. Lalu ia juga mengambil dua centong nasi hangat dari dalam magic com dimasukkan ke dalam piring.Setiap pagi ada asisten rumah tangga yang datang membersihkan rumah dan menanak nasi untuk Malvin. Tugas asisten rumah tangga itu hanya pagi hari sampai membangunkan Malvin dari tidurnya. Asisten rumah tangga itu sengaja diberi tahu password kunci rumah Malvin agar mudah saat datang di pagi hari sebelum Malvin bangun. Ia datang pukul 05.00 pagi dan

    Last Updated : 2024-01-21
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    10. Panggilan yang Tidak Diharapkan

    Pagi itu, Hugo keluar dari kamar hotel dengan meninggalkan sejumlah uang untuk wanita yang telah bermalam dengannya. Semalam usai balapan ia pergi ke club malam dan mabuk berat hingga tergoda dengan wanita malam. Saat keluar dari hotel Hugo bertekad untuk menemukan Charlotte dan membawanya pulang. Ia ingat dengan jelas bagaimana kemarahan ayahnya semalam saat tahu bahwa Charlotte tidak pulang. Charlotte adalah menantu kesayangan Tuan James Lloris karena keluarga Charlotte telah banyak membantu kesuksesan Tuan James Lloris. Ayah Charlotte meninggal karena kecelakaan saat pulang dari mengantar dokumen penting milik ayah Hugo. Sementara ibu Charlotte juga telah meninggal karena sakit jantungnya kambuh saat mendengar ayah Charlotte kecelakaan. Ayah Charlotte bekerja keras untuk membiayai hidup Charlotte dan menyembuhkan ibunya ibunya, tetapi takdir Tuhan berkata lain, sehingga menyisakan Charlotte hidup sebatang kara saat itu. Tuan James menjodohk

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    11. Calon Ibu Mertua

    "Hugo!" Charlotte terkejut saat melihat ada Hugo di tepi jalan. "Ada apa Nona?" Sopir bertanya pada Charlotte karena terkejut mendengar Charlotte tiba-tiba mengatakan sesuatu. "Ah, maaf. Tidak ada apa-apa. Lanjutkan perjalanan saja Pak," ujar Charlotte. "Baik Nona." Sopir itu melanjutkan perjalanan. Sementara itu, Charlotte berusaha menutup wajahnya menggunakan tas agar Hugo tidak melihatnya saat mobil lewat tepat di samping Hugo. Mobil melintas tepat di tepi Hugo dan tatapan Hugo melihat ke arah mobil itu. Namun, ia tidak menyadari bahwa yang sedang berada di dalam mobil tersebut adalah istrinya sendiri. Saat sudah melewati Hugo kurang lebih 500 meter Charlotte bergumam, "Untung saja Dia tidak melihatku." Charlotte mengatakan itu sambil mengelus dadanya dan menghembuskan nafas tanda lega. Ia kembali merapikan duduknya dan meletakkan tasnya di sampingnya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang lumayan sibuk, tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan. S

    Last Updated : 2024-01-24
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    12. Buah Hati

    "Waw,luar biasa!" seru Nyonya Diana sambil bertepuk tangan saat melihat penampilan Charlotte dengan gaun pengantinnya. Sementara itu, Malvin hanya bisa melongo karena terpesona melihat kecantikan Charlotte. "Bagaimana Vin, gaun pilihan Mama cantik kan?" tanya Nyonya Diana pada putranya. Malvin masih melongo dan tidak menjawab pertanyaan Mamanya. "Vin! Jangan bengong dong!" bentak Nyonya Diana yang seketika menyadarkan Malvin karena terkejut. "Ah, iya Ma cantik sekali," cetus Malvin. Charlotte tersipu malu mendengar apa yang diucapkan Malvin. "Benar kan … Gaun di sini memang yang terbaik. Chintya juga sangat cantik sehingga cocok sekali memakai gaun ini," puji Nyonya Diana. "Kalau begitu tidak perlu mencoba gaun yang lain lagi. Ini adalah gaun yang tercantik dan paling baru di butik ini. Iya kan mbak?" tanya Nyonya Diana pada staff butik. Staff butik itu tersenyum dan mengangguk. Lalu, tiba-tiba

    Last Updated : 2024-01-25
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    13. Terkejut

    "Kamu sama Sus Shelly dulu ya Sayang, Papa mau kerja dulu," ucap Hugo pada Nathalie. "Ok Pa, tapi janji ya bawa Mama pulang!" "Siap."Nathalie berlari keluar dari kamar Hugo. Sementara itu, Hugo tampak sedang memikirkan sesuatu. "Aku harus menghubungi Malvin," gumam Hugo. Hugo berusaha mencari cara untuk mendapatkan nomor Malvin. Lalu, ia ingat bahwa saat makan malam di rumah keluarga Liavin waktu itu ia meminta kartu nama Malvin pada asisten Malvin. Kartu nama itu segera dicari Hugo. Dan ia menemukannya di dalam dompetnya. Hugo segera mengambil ponselnya dan mengetik nomor telepon yang ada pada kartu nama itu. Tombol dial disentuh Hugo saat nomor yang diketik sudah lengkap. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya telepon tersebut tersambung juga. Terdengar suara seorang pria dari seberang sana. "Halo, apa benar ini Malvin putra Tuan John Liavin?" tanya Hugo. Hugo mendengar jawaban dar

    Last Updated : 2024-01-27
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    14. Pertemuan Menegangkan

    "Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Melalui sambung

    Last Updated : 2024-01-27
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    15. Khawatir

    "Halo Malvin," ucap Charlotte saat telepon telah tersambung dengan nomor Malvin. Charlotte mendengar jawaban Malvin yang menanyakan ada keperluan apa ia meneleponnya di jam kerja seperti ini. "Iya, maaf mengganggu waktumu sebentar karena ini darurat. Barusan ibumu menelpon dan mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan orang tuaku sebelum acara pernikahan kita di mulai. Tadi aku belum bisa menjawabnya dan mengatakan bahwa aku akan menanyakan dulu pada orang tuaku. Bagaimana ini?" Charlotte menjelaskan panjang lebar mengenai permintaan ibu Malvin melalui telepon tadi. Ia terpaksa menghubungi Malvin pada jam sibuk bekerja seperti ini karena ia merasa harus segera memberi kabar pada Malvin mengenai hal itu. Melalui sambungan telepon tersebut Malvin merasa terkejut mendengar penjelasan Charlotte. Namun, ia belum bisa memberikan solusi pada Charlotte mengenai langkah selanjutnya karena ia sedang sibuk dengan pekerjaannya. 

    Last Updated : 2024-01-28

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    31. Kabar Mengejutkan

    "Kamu mau pulang?" tanya Charlotte pada Malvin yang telah memutus sambungan telepon. "Iya, aku harus segera pulang. Ada masalah di pekerjaan," jawab Malvin."Apa tidak bisa diselesaikan asistenmu?" tanya Charlotte lagi. "Tidak, ini sudah masalah yang sangat fatal. Pihak klien meminta aku sendiri yang datang.""Lalu aku bagaimana?" tanya Charlotte dengan nada sedih. "Maaf, kamu boleh disini dulu atau mau jalan-jalan sebelum aku pulang?" tanya Malvin berusaha menghibur Charlotte. "Kalau kamu pulang mendingan aku ikut pulang juga. Aku bosan kalau tidak ada temannya disini," jawab Charlotte. "Baiklah, aku minta asistenku memesan dua tiket untuk pulang.Malvin mengambil handuk yang ada di ujung ranjang dan melingkarkan ke tempat tubuhnya bagian bawah, lalu ia berjalan menuju kamar mandi. Sementara itu, saat Malvin sudah masuk ke kamar mandi Charlotte mengambil handuk kimono yang ada di ujung ranjang.Ch

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    30. Malam Tak Terduga

    "Aaah …" teriak Charlotte.Bersamaan dengan itu Malvin berusaha menarik badan Charlotte ke dalam pelukannya. Namun, keseimbangan Malvin juga tidak kuat akhirnya mereka tercebur sama-sama ke dalam kolam renang yang penuh dengan kelopak mawar merah dan pink. Charlotte melingkarkan tangannya di leher Malvin untuk berpegangan. Sementara Malvin memegang pinggang Charlotte. Mereka saling berhadapan dan berpandangan satu sama lain. Malvin menatap wajah Charlotte lekat-lekat dalam jarak yang sangat dekat. Wajah Charlotte yang basah oleh air tampak begitu menarik bagi Malvin. Malvin memandang Charlotte sambil diam, Charlotte juga diam karena masih terkejut dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka ia juga merasa salah tingkah karena dipandangi Malvin dalam jarak yang sangat dekat. Entah mengapa suasana berubah menjadi tegang. Detak jantung Malvin maupun Charlotte menjadi sangat cepat sampai-sampai mereka merasa detak jantung itu terdengar

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    29. Dipaksa Ibu

    "Sarapan sudah siap, sekarang kalian sarapan dulu lalu nanti segera siap-siap," ujar Nyonya Diana sambil tersenyum. "Tapi Bu, kita tidak butuh bulan madu," ujar Malvin. "Gak ada tapi-tapi, ini wajib. Ibu sudah membelikan tiketnya jadi kalian tinggal berangkat. Ok!" seru Nyonya Diana lagi sambil tersenyum bahagia. Malvin berjalan di belakang ibunya menuju ke ruang makan. Dia masih terus membujuk ibunya agar tidak jadi bulan madu. Namun, Nyonya Diana sudah bertekad bulat untuk meminta mereka bulan madu. Nyonya Diana telah membeli dua tiket menuju ke negara Italia sebagai tujuan bulan madu Malvin dan Chintya. Italia dipilih sebagai destinasi bulan madu karena menurut Nyonya Diana di sana banyak destinasi wisata romantis. Nyonya Diana berharap bisa segera menimang cucu dari Malvin dan Chintya. Tiga sandwich telah terhidang di meja makan sebagai menu sarapan pagi ini. Nyonya Diana sengaja menyiapkan sendiri dan mengunci anak d

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    28. Permintaan Ibu

    “Aku tidur dulu ya,” ujar Nyonya Diana sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang biasa ditempati Malvin.“Iya Bu, selamat tidur. Semoga Ibu mimpi indah,” ucap Malvin sambil mendorong tubuh ibunya menuju kamar itu dengan perlahan.“Kamu juga lekas tidur, jangan gila kerja!” teriak Nyonya Diana, beliau menghentikan langkahnya.“Iya Bu, Malvin juga mau tidur ini,” ujar Malvin sambil menatap ibunya.“Sebentar, aku harus memastikan kamu masuk ke dalam kamar dulu.”“Bu!” teriak Malvin merajuk.“Sekarang juga kamu harus masuk ke kamar. Kamu juga Chyntia, kalian harus lekas tidur,” pinta Nyonya Diana.“Baik Bu,” jawab Malvin sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar.Sementara itu, Malvin mulai merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. “Kamu mau tidur di sini? Kenapa tidak di dalam saja?” ujar Nyonya Diana dengan bersedekap dada.“Malvin ingin tidur di sini Bu, di dalam panas,” jawab Malvin, i

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    27. Permintaan Nyonya Diana

    "Dari mana saja kamu? Istri baru ditinggalkan sendirian sampai larut malam!" ujar Nyonya Diana saat Malvin baru saja masuk ke dalam apartemennya. "Ibu! Kenapa disini?" tanya Malvin yang terkejut dengan keberadaan ibunya di rumah. "Jawab dulu, kamu darimana?""Maaf, tadi ada keperluan mendesak Bu, Malvin tadi lembur.""Lembur apanya, Ibu melihat di cctv kantor kamu tidak ada di sana!" "Hah, Ibu sampai mengecek?" tanya Malvin semakin terkejut dengan yang dilakukan ibunya. "Ya, karena aku mencarimu!" teriak Nyonya Diana."Tadi aku ke rumah sakit Bu, aku tidak sengaja menyerempet karyawanku," jawab Malvin jujur. "Siapa?""Bianca."Mendengar nama Bianca, Charlotte terkejut dan bergumam, "Jadi dia pulang larut malam karena mengantar Bianca.""Kenapa kamu tidak mengabari istrimu?"Mendengar pertanyaan itu Malvin menjadi semakin terkejut. Malvin menoleh ke arah Charlotte dan Char

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    26. Kelicikan Bianca

    “Bagaimana Dokter, apa dia tidak apa-apa?” tanya Malvin pada dokter yang baru saja memeriksa Bianca.“Dia tidak apa-apa Tuan, kakinya hanya tergores sedikit mungkin terkena bagian mobil,” ucap dokter menjelaskan.“Syukurlah kalau begitu. Sudah bisa langsung pulang kan Dok?” tanya Malvin lagi.“Tentu saja, tadi lukanya sudah diobati dan nanti akan saya berikan obat pereda nyeri.”Malvin menghembuskan napas lega dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada dokter tersebut.“Baiklah, terima kasih Dok.”“Sama-sama Tuan, saya lanjut memeriksa pasien yang lain ya,” pamit dokter itu.Malvin mengangguk, dan dokter itu berlalu. Malvin menuju ke ruangan dimana Bianca tadi diperiksa.“Kamu sudah diperbolehkan pulang. Untuk obatnya nanti akan diberikan,” ucap Malvin pada Bianca yang duduk di atas ranjang dengan kaki diperban.“Terima kasih Tuan,” jawab Bianca.“Sama-sama, dan maaf karena tadi mobilku menye

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    25. Perpisahan

    "Ayo, Mama antar ke Papa!" ajak Charlotte pada putrinya sambil menuntunnya menuju ke lift. Mereka berdua baru saja melepas pelukan erat sebagai pelepas rindu. Nathalie menggangguk dan menuruti permintaan mamanya itu. Lift yang mereka naiki mengantar sampai ke lantai dasar. Bunyi denting lift mempersilakan Mama dan anak itu untuk keluar.Langkah kaki Charlotte membawanya sampai ke tempat parkir bersama Nathalie. Sampai di parkiran, ternyata Hugo telah menunggu dengan bersandar pada mobil BMWnya. Hugo segera berdiri tegap saat menyadari Charlotte dan Nathalie menghampirinya. Ia bersiap menyambutnya. "Sayang," ucap Hugo. "Papa," ucap Nathalie sambil berlari menghampiri papanya. Charlotte berhenti agak jauh dari mereka berdua dan memperhatikan kedekatan papa dan anaknya. "Pa, apa aku boleh ikut Mama?" tanya Nathalie pada papanya.Hugo menoleh ke arah Charlotte karena terkejut dengan pernyataan putrin

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    24. Pertemuan dengan Nathalie

    "Halo, Malvin sudah sampai di kantor," ucap Bianca yang berbicara dengan lawan bicaranya lewat sambungan telepon.Lalu, Bianca mendengarkan lawan bicaranya dari telepon yang tersambung dan diletakkan di telinganya itu. "Ok," jawab Bianca dilanjutkan dengan memutuskan sambungan telepon. Ponsel itu ia letakkan di atas meja kerjanya. Lalu, Bianca melihat ke arah ruangan Malvin yang di ruangan itu Malvin tampak sedang sibuk membaca dokumen. Di rumah Hugo, ia sedang bersiap-siap. Nathalie juga tengah bersiap-siap dibantu suster yang merawatnya. "Sudah siap?" tanya Hugo pada Nathalie saat ia telah keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar Nathalie. "Sudah Papa," jawab Nathalie dengan senyuman bahagia. "Let's go!" ajak Hugo sambil menggendong putri semata wayangnya itu. "Kamu senang?" tanya Hugo pada Nathalie yang sedang berada di gendongannya. "Tentu Papa, aku sangat senang karena akan diajak jalan-jala

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    23. Makan Malam

    "Aku lapar, apa kamu sudah makan malam?" tanya Malvin pada Charlotte."Belum sempat. Tadi aku beres-beres batangku di kamar," jawab Charlotte."Mau makan malam di luar?" tanya Malvin lagi."Boleh juga," jawab Charlotte."Ayo!" ajak Malvin."Sebentar, aku ambil cardigan dulu."Charlotte ke kamar mengambil cardigan yang tergantung di belakang pintu. Tidak lupa ia juga mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Setelah itu, ia kembali keluar kamar dan berkata, "Ayo, aku sudah siap!"Malvin yang tengah asyik mengoperasikan ponselnya mendongak melihat Charlotte. "Ok!" seru Malvin sambil memasukkan ponsel ke sakunya. Malvin telah melepas jas dan dasinya, saat ini ia mengenakan kemeja biru muda dan celana navy. Sementara Charlotte memakai dress selutut tanpa lengan ditambah cardigan lengan panjang untuk menutupi lengan dan tangannya, rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai rapi.

DMCA.com Protection Status