Share

Status

Penulis: Auphi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Diliputi amarah, Arya meninggalkan kediaman Bharata dan langsung tancap gas menuju D'Artz, tempat yang selalu jadi pelariannya dikala gundah.

"Ngapain malam-malam kemari? Pasti lagi ada masalah, ya?" tebak Surya yang tengah bersantai dengan sang sepupu, Chandra Wijaya.

Mengabaikan ejekan temannya, Arya memesan cocktail pada pramusaji yang bertugas. "Kesal aku, selalu dikontrol orang tua," sungutnya.

Kedua temannya tersenyum miring, menyatakan bila masalah Arya bukan hal yang perlu dipersoalkan.

"Kalau masih komplain, berarti kamu belum dewasa Bos," ledek Chandra.

"Aku bukan komplain, hanya merasa muak."

"Lantas, mau bagaimana lagi? Hidup ini memang memuakkan," sahut Surya seraya mengisap rokoknya dalam-dalam.

"Kalian yang masih lajang saja begitu, apalagi aku yang sudah menikah," Chandra berucap.

Di antara mereka berlima, David dan Chandra memang sudah menikah. Meski masih terbilang pengantin baru, tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Rindu

    Arya terdiam sejenak sebelum berhasil menemukan suaranya. "Kenapa tanya begitu?""kurasa kamu sudah tahu konsekuensi terlahir jadi orang macam kita. She's not your league, Arya. You know it, right?""Saya tak keberatan dengan statusnya. Dia gadis yang luar biasa."Suasana jadi hening. Baik Surya maupun Chandra tak tahu harus bagaimana menyikapi antusiasme teman mereka. "Hmmm, begini Arya. Kurasa kamu cuma penasaran dengan sosok murni yang ditampilkan Putri. Begitu kamu berhasil 'mendapatkannya' aku yakin dia tak akan berbeda dengan yang lain. Jadi, jangan bermusuhan dengan orang tuamu hanya karena perkara gadis." Surya berusaha membuka pikiran temannya. Hampir Arya mengerang. Kata 'mendapatkan' yang terucap dari bibir Surya tentu mengacu pada perkara ranjang. Dia sudah tidur dengan Putri, walaupun secara tidak sengaja. Lantas apa? Alih-alih bosan, dia makin penasaran dengan gadis muda itu hingga nyaris membenci dirinya sendiri

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kejutan

    "Putri, kamu ngerasa ada yang aneh nggak dengan infotainment hari ini?"Putri berpikir sejenak sebelum terpikir soal apa yang dia saksikan barusan. "Iya Kak, cerita viral soal aku dan Putri Marion tak muncul lagi di mana-mana."Gadis muda berambut cepak itu tersenyum dingin. Pada saat begini, semakin tampaklah sisi tangguh seorang Mira."Tentu saja. Semalam perwakilan dari pihak manajemen Marion mendatangiku dan meminta damai."Putri meringis dalam hati. Sejujurnya, dia lebih suka bila 'perang' ini berlanjut. Sebagai aktris pendatang baru, dia tidak bakal kehilangan banyak hal. Apabila, tak ada lagi yang mau mempekerjakannya, dia bisa bekerja sebagai akuntan atau profesi lain yang sesuai latar pendidikannya. Hal ini tentunya tak berlaku bagi Marion. Namanya sudah kadung besar di dunia perfilman dalam negeri. Mereka yang terbiasa duduk di puncak hierarki, bakal terpukul bila jatuh tiba-tiba. "Kenapa? Kamu tak senang de

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Gebetan

    "You and your anger." Arya berkomentar singkat waktu mereka sudah di dalam mobil. Tentu saja, Putri tidak menanggapi. Takutnya, begitu dibalas, obrolan mereka jadi panjang dan rasa sesal yang sedang dipeliharanya bakal menguap ke udara bebas. "Kamu sudah makan?" selidik Arya lagi walau setelahnya dia menyesal. Basa-basinya terlalu basi. Untunglah, pertanyaan terakhir ini masih direspon Putri singkat. "Sudah."Akhirnya, sama seperti semalam, perjalanan mereka lalui dalam keheningan. Untunglah, lokasi yang mau didatangi Putri tak begitu jauh dari Arda Pictures. Sekitar setengah jam, bangunan megah dengan patung kuda sudah tampak di pelupuk mata. "Jangan coba-coba menjemputku nanti." Suara Putri penuh ancaman memperingatkan Arya. Pria tampan itu menatapnya sejenak sebelum tertawa penuh makna. "Jangan ge-er nona, nanti malam aku mau jemput gebetanku."Deg! Jantung Putri seperti mau copot. Hatinya terasa pahit

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Ibu

    "Kenapa kamu menjemputku padahal gebetanmu sudah menunggu."Alih-alih menenangkan nafas yang tersengal, Putri langsung memberondong Arya begitu dirinya masuk ke mobil. Dia berlari secepat mungkin sebab takut Claudia memergoki. Siapa tahu Arya yang sinting tiba-tiba keluar menemuinya. Mengingat latar belakang Claudia yang pernah jadi asisten Dewi Amor, bukan hal mustahil bila dia kenal Arya. "Aku memang sedang menjemput gebetanku." Arya berkata seraya menatap Putri, tepat pada manik matanya. Sontak Putri tergagap, deburan jantungnya nyaris terdengar di telinga sendiri. "Maksudnya?" Sebisa mungkin, dia berusaha tampil tenang. "Persis seperti yang kukatan. Apa yang susah dipahami dari kalimatku? Aku sedang menjemput gebetan, sedangkan yang duduk di sisiku itu kamu, berarti...?""Arya, jangan bercanda. Kamu pikir lucu?"Menarik nafas, Arya menatap gadis di depannya dalam-dalam hingga Putri berpikir dirinya bakal hanyut

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kunjungan Dadakan

    Akibat panggilan sang ibu, semalam-malaman Putri tak bisa memejamkan mata. Hatinya perih oleh sikap wanita yang melahirkannya. Sekian tahun tak berkomunikasi, dan hal pertama yang dia utarakan waktu bertelepon adalah pinjam uang. Itu pun demi anak kakak tirinya. "Apa ibu tahu betapa sering aku menahan lapar demi bertahan hidup?" Putri bertanya ditengah derai air mata. Otaknya masih tak bisa menerima kelakuan Dahlia, lebih memilih anak tiri dibanding puteri sendiri. Padahal, selama tinggal bersama sang ibu, dia sudah berusaha jadi anak baik, tidak membantah, dan sangat jarang meminta apapun. Pokoknya dia berusaha keras jadi dewasa agar ibunya tidak sedih. "Apa karena aku anak haram, Ibu?" ratapnya lagi ditengah kesunyian pagi. Status kelahiran yang tak jelas selalu menghantui Putri seperti mimpi buruk. Menurut cerita samar yang dia dengar dari bibinya, waktu beliau ribut dengan sang paman, Dahlia hamil waktu masih mahasiswa.

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Dunia

    Putri menelan ludah, menimbang jawaban apa yang harus dia katakan. "Aku cuma tak enak badan, itu saja.""Kamu pikir aku bodoh? Matamu sembab Putri. Kamu habis menangis, kan?"Kepalang basah, Putri membalas datar. "Iya. Aku menangis, tapi sekarang udah baik-baik aja, kok. Lagipula, tak ada hubungannya denganmu tuan Arya.""Putri, berhentilah keras kepala. Sudah berkali-kali kukatakan padamu jangan menanggung semuanya sendiri. Ceritalah, please... ."Tatapan sendu pria di depannya, menghunjam telak ke ulu hati Putri. Tatapan yang mengisyaratkan betapa tulus niat pemiliknya. Bagian paling rapuh dalam diri Putri tak bisa menahannya. Perhatian serupa ini dia dapat hanya dari segelintir orang. Mau tak mau, dia jadi terkenang akan luka yang ditorehkan Dahlia. "Sebenarnya... ibu semalam menelepon. Dan... dan beliau butuh uang untuk keperluan kakak tiriku," ujar Putri terbata. "Kamu sudah tahu, kan ceritaku bagaimana

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Sentilan

    Hati Arya tersentil mendengarnya. Dia jelas tahu apa maksud perkataan Putri. Namun dengan selera humor yang agak garing, dia pura-pura tertawa keras, "wow! penjahit, ya? Kok cari-cari benang?""Udah ah, garing tahu."Sontak Arya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia pun sadar dirinya punya selera humor yang buruk, tapi asalkan Putri berhenti memikirkan hal-hal suram, jadi bahan olok-olok pun dia rela. "Dasar gadis durhaka, jahat sama yang lebih tua.Kelakar Arya ini sontak mengundang gelak tawa Putri. Perbedaan usia mereka memang cukup jauh, tak kurang dari sepuluh tahun. "Iya deh Om, maafkan keponakanmu yang durjana."Kini giliran Arya yang cemberut. Pria manapun tak suka dianggap tua oleh wanita yang dia taksir. Sebab itu, dia pura-pura memasang wajah sangar sampai Putri minta-minta maaf walau sambil terkikik geli. Tak terasa pertemuan mereka berlanjut hingga petang, sampai Putri yang kadung mengantuk, tertidur

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Nightmare

    Besoknya, Putri berangkat ke Arda Pictures dengan perasaan gundah. Entah kenapa, sejak berpapasan dengan Andini kemarin malam, firasat tak enak menghampirinya makin kuat. Terlebih setelah Heru pun ikut-ikutan mengucapkan hal yang ambigu. Lucunya begitu sampai di lantai satu, alih-alih menemukan Mira, dia justru mendapat panggilan dari David. "Selamat pagi Putri, kita bertemu lagi." Seperti biasa, direktur menyapanya dengan nada formal. "Selamat pagi, Pak."Usai membalas singkat, Putri berdiam menunggu sabda selanjutnya. Hatinya mulai bertanya-tanya sebab tak biasa David langsung berurusan dengan aktris dibawah naungan agensi mereka. "Sepertinya, kamu makin bagus akhir-akhir ini hingga bikin aktris sekelas Putri Marion jadi meradang. Biasanya dia terkenal sebagai selebritis paling anggun setanah air."Putri jadi bingung menyikapi kalimat ironi ini sebab terus terang, dipandang dari sudut mana pun, perkataan David memang tak sa

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Cahaya di Ujung Jalan

    "Sebaiknya, si Putri jangan tinggal bersama kita."Duarr! Kata-kata ini seperti geledek yang menyambar di siang bolong bagi telinga gadis kecil yang tengah meringkuk ketakutan dalam kamar tidurnya. "Tapi Pa, dia masih kecil. SD saja belum tamat.""Dia kan sudah sepuluh tahun, harusnya sudah bisa mengurus diri sendiri."Gadis kecil itu mengusap air matanya yang jatuh berderai. Percakapan antara ibu dan ayah tirinya bagai godam yang memukul telinganya bertalu-talu. Sejak ibunya menikah lagi, dia sudah seperti orang asing di rumah sendiri. Padahal rumah yang mereka tempati ini, ibunya yang beli. Ayah dan kedua saudara tirinya yang menumpang tinggal. Tapi kenapa sekarang... "Lantas kemana Putri mesti pergi, Pa?"Suara ibunya terdengar sendu, meragu. Namun dia yakin satu hal. Sebentar lagi beliau bakal mengambil keputusan yang berpihak pada ayah tirinya. Sudah setahun belakangan, situasi mereka selalu b

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selamat Tinggal

    Sementara itu Marion yang sudah lama menghilang dari sorotan kamera, kini sedang duduk berhadapan dengan seseorang di sebuah kafe kecil di bandara. Wanita yang duduk di depannya tak lain Marion Shelby, yang sekejap lagi akan terbang ke Amerika karena dideportasi akibat skandal penipuan saham yang dia lakukan bersama Aryo. "Mion, you shouldn't leave me here. Bring me along with you," pintanya untuk kesekian kali. "Mereka semua sudah membuangku... bahkan... bahkan perempuan jalang itu konon akan menikah dengan Arya, Mom."Wajah cantik Shelby menatap puterinya datar. "Why should I? Kamu tak akan bertahan di sana dengan sikap manja itu. That bitch has taught you so well," geramnya. Marion terkesima. Kata bitch pada kalimat ibunya jelas mengacu pada nyonya Mahendra. "Kenapa Mion bilang begitu? Beliau selalu baik dan memberi semua keinginanku.""Stupid lass. Gara-gara itulah kamu tumbuh jadi gadis manja dan sombong. Selalu merasa d

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Saudara

    Besoknya, setelah pengumuman resmi kembalinya puteri yang hilang, Dewa langsung membawa Putri menuju perusahaan kosmetik milik keluarga Mahendra. "Kamu siap untuk tugas pertamamu?" selidiknya ketika mereka sudah mencapai ambang pintu. "Siap, Papa."Jawaban Putri yang mantap membuat Dewa tersenyum puas. Rasanya, semakin mengenal Putri, dia makin bangga. Meski lahir dan dibesarkan ditengah kaum jelata, puterinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dewa tak tahu saja bila semua yang diraih Putri saat ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun, termasuklah didalamnya pelatihan etika dan kepribadian. Ruang pertemuan sudah dihadiri semua petinggi perusahaan, hingga Putri yang tadinya sudah siap nyaris gugup. " .... untuk selanjutnya Putri Maharani akan menjabat sebagai presiden direktur yang baru dari Mayapada Beauty." Dewa Mahendra menutup sambutannya dan tepukan riuh langsung bergema memenuhi ruangan. Perbe

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perang Kata-Kata

    Satu minggu kemudian, keluarga Mahendra mengumumkan kembalinya puteri kandung mereka yang hilang. "... seperti yang kalian tahu selama ini kami mengadopsi Putri Marion dari mantan istri almarhum adikku, Marion Shelby. Sebabnya tak lain karena puteri kandung kami hilang akibat tipu muslihat yang keji ... waktu itu dia masih orok yang baru keluar dari rahim istriku. Gara-gara ini pula, istriku tak berani lagi mengandung. Kehilangan puteri bungsu membuatnya trauma. Siapa sangka, pertemuan tak disengaja akhirnya membuat kami bisa bertemu lagi ... ."Sambutan ini diucapkan dengan penuh haru bahkan sampai menitikkan air mata. Putri yang diminta berdiri di salah satu sudut tersembunyi hanya bisa menatap takjub kemampuan akting kedua manusia di depan sana. Puteri yang hilang katanya? Padahal untuk memaksa nyonya Mahendra agar mau mengangkat dirinya sebagai puteri yang hilang itu, Dewa harus memberi kompensasi. Deva akan tetap jadi satu-satunya pewaris

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Keluarga Baru

    Walau suaranya terdengar mantap, sejujurnya Putri sangat hancur di dalam. Kalau bukan karena memaksa diri agar kuat, dia sudah pasti menangis detik ini. Dewa menarik nafas panjang dan menatap Putri serius, "sesudah itu apa? Kamu mau kembali hidup luntang-lantung sendirian? Jadi objek hinaan semua orang? Putri, aku tak akan membiarkan darah Mahendra diinjak-injak begitu saja."Putri tertawa sangat keras. Ya! Apa yang penting bagi Dewa bukanlah dirinya atau ibunya atau siapapun melainkan nama keluarganya, Mahendra. "Persetan dengan namamu! Aku bahkan jijik harus memiliki DNA-mu dalam tubuhku," sahutnya begitu tawa pahit itu usai. "Kalau begitu, manfaatkan aku. Kamu membenciku, kan? Kenapa harus membiarkan aku hidup tanpa beban setelah menghadirkanmu ke dunia?"Sekarang Putri makin bingung. Sejak tadi dirinya sudah bertindak sangat kurang ajar namun Dewa tidak murka sedikit pun. Dia justru memberikan persuasi yang masuk akal. La

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Puteri Gelap

    "Kamu yakin mau pergi begitu saja, Putri?"Suara Claudia menarik Putri kembali ke dunia nyata. Sejak tadi dia memang masih gamang, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya di sini. "Ya, Kak. Mungkin saja, suasana kampung bakal bikin hidupku lebih happy. Aku sudah muak dengan kekejaman ibu kota. Sepertinya, takdirku memang jadi orang desa," sahut Putri dengan seulas senyum getir di bibirnya. Claudia hanya bisa mendesah pasrah. Setelah memastikan semua bawaan Putri siap, dia pun memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti adik itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Kamu orang baik, hidup tak akan selamanya kejam."Air mata Putri kembali menitik. Dengan rasa haru dia merangkul sahabatnya dan berpamitan. Sejurus kemudian, dia sudah duduk di dalam taksi menuju stasiun bus. Semalam, setelah melarikan diri dari Arya, Putri langsung menuju kontrakan Claudia. Usai menghabiskan waktu berpikir s

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kabur

    Akhirnya, hari yang mendebarkan itu pun tiba. Arya mengajak Putri bertandang ke kediaman utama keluarga Bharata yang terletak di bilangan elit ibu kota. Begitu mereka sudah di ambang pintu, nyonya Bharata beserta Andini menyambut mereka. "Wah, akhirnya bisa ketemu langsung dengan aktris tenar kita," nyonya Bharata berkata sambil menempelkan pipinya ke wajah Putri. Tak jauh berbeda, Andini juga menyambut ramah mantan mahasiswanya itu. Segera, setelah basa-basi singkat usai, nyonya Bharata langsung menghela mereka semua ke ruang makan. Kesan pertama yang didapat Putri soal nyonya Bharata adalah beliau pribadi yang hangat dan cerdas, persis puterinya, Andini. Sementara tuan Bharata sendiri adalah pengamat yang baik. Sejak tadi beliau tak banyak bicara, namun matanya kedapatan menyorot Putri beberapa kali. Bukan tatapan genit melainkan meneliti. "Jadi, bagaimana perasaanmu setelah memenangkan award di festival film Asia?" Andini yang dud

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selebritis Kelas A

    Kontan idenya ini ditolak Johan mentah-mentah. "Mengapa jadi begitu? Ada lima aktris yang akan audisi untuk peran ini dan kita harus menyaksikan kemampuan mereka berlima."Meski agak cemberut, pria muda itu akhirnya menuruti perkataan sang paman. Ketika Marion sudah selesai dengan aktingnya, Putri yang didaulat untuk maju. Berbeda dengan Marion, Putri memulai adegannya dengan merapikan rok dan seragam, lalu mengusap mata. Setelahnya, dia membuka pintu seolah di tangannya ada anak kunci, lalu menyapa seseorang yang dipanggilnya ibu. Setelah itu, dia membuka pintu yang lain dan berpura-pura menyalakan keran, lalu mengusap tubuhnya berulang-ulang. Matanya dipenuhi keputus-asaan namun tak bisa bercerita pada siapapun. Sebagai gantinya, dia cuma terisak sambil menutup mulut agar ibunya yang sedang duduk di luar ruangan, tidak mendengar apa-apa. Hebatnya, semua lakon Putri ini hanya bermodal imajinasi. Didepannya tak ada pintu, tak ada Ibu, tak ada a

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Audisi

    Sesuai janjinya pada Arya mengenai konsep setara, Putri mulai berbenah. Untuk langkah awal, dia mendirikan perusahaan akuntan publik pertamanya, dan sebagai bentuk dukungan, Arya merelakan Arda Pictures sebagai klien pertama. Bila itu belum cukup, dia juga mempengaruhi rekan-rekannya agar mempercayakan laporan keuangan dan masalah perpajakan mereka ke perusahaan pacarnya. Hal ini membuat perusahaan milik Putri langsung mencicip laba di bulan pertama setelah launching. "Wah, ternyata ini enaknya punya kenalan orang dalam," gurau Putri ketika Arya tengah bertandang ke ruang kerjanya. "Itu sudah pasti. Silakan manfaatkan aku sesukamu, Sweetheart." Seperti biasa, Arya langsung menyahut dengan mulut manisnya. Putri mencibir dan tetap fokus menekuni laporan di atas mejanya. Sebagai perusahaan baru, dia belum berani mempercayakan masalah finansial sepenuhnya pada orang lain. "Putri, sekarang bagaimana? Kamu sudah merasa 'sejajar' belum sam

DMCA.com Protection Status