Share

Dua Dunia

Penulis: Auphi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 11:00:14

Putri menelan ludah, menimbang jawaban apa yang harus dia katakan.

"Aku cuma tak enak badan, itu saja."

"Kamu pikir aku bodoh? Matamu sembab Putri. Kamu habis menangis, kan?"

Kepalang basah, Putri membalas datar. "Iya. Aku menangis, tapi sekarang udah baik-baik aja, kok. Lagipula, tak ada hubungannya denganmu tuan Arya."

"Putri, berhentilah keras kepala. Sudah berkali-kali kukatakan padamu jangan menanggung semuanya sendiri. Ceritalah, please... ."

Tatapan sendu pria di depannya, menghunjam telak ke ulu hati Putri.

Tatapan yang mengisyaratkan betapa tulus niat pemiliknya.

Bagian paling rapuh dalam diri Putri tak bisa menahannya. Perhatian serupa ini dia dapat hanya dari segelintir orang. Mau tak mau, dia jadi terkenang akan luka yang ditorehkan Dahlia.

"Sebenarnya... ibu semalam menelepon. Dan... dan beliau butuh uang untuk keperluan kakak tiriku," ujar Putri terbata. "Kamu sudah tahu, kan ceritaku bagaimana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Sentilan

    Hati Arya tersentil mendengarnya. Dia jelas tahu apa maksud perkataan Putri. Namun dengan selera humor yang agak garing, dia pura-pura tertawa keras, "wow! penjahit, ya? Kok cari-cari benang?""Udah ah, garing tahu."Sontak Arya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia pun sadar dirinya punya selera humor yang buruk, tapi asalkan Putri berhenti memikirkan hal-hal suram, jadi bahan olok-olok pun dia rela. "Dasar gadis durhaka, jahat sama yang lebih tua.Kelakar Arya ini sontak mengundang gelak tawa Putri. Perbedaan usia mereka memang cukup jauh, tak kurang dari sepuluh tahun. "Iya deh Om, maafkan keponakanmu yang durjana."Kini giliran Arya yang cemberut. Pria manapun tak suka dianggap tua oleh wanita yang dia taksir. Sebab itu, dia pura-pura memasang wajah sangar sampai Putri minta-minta maaf walau sambil terkikik geli. Tak terasa pertemuan mereka berlanjut hingga petang, sampai Putri yang kadung mengantuk, tertidur

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Nightmare

    Besoknya, Putri berangkat ke Arda Pictures dengan perasaan gundah. Entah kenapa, sejak berpapasan dengan Andini kemarin malam, firasat tak enak menghampirinya makin kuat. Terlebih setelah Heru pun ikut-ikutan mengucapkan hal yang ambigu. Lucunya begitu sampai di lantai satu, alih-alih menemukan Mira, dia justru mendapat panggilan dari David. "Selamat pagi Putri, kita bertemu lagi." Seperti biasa, direktur menyapanya dengan nada formal. "Selamat pagi, Pak."Usai membalas singkat, Putri berdiam menunggu sabda selanjutnya. Hatinya mulai bertanya-tanya sebab tak biasa David langsung berurusan dengan aktris dibawah naungan agensi mereka. "Sepertinya, kamu makin bagus akhir-akhir ini hingga bikin aktris sekelas Putri Marion jadi meradang. Biasanya dia terkenal sebagai selebritis paling anggun setanah air."Putri jadi bingung menyikapi kalimat ironi ini sebab terus terang, dipandang dari sudut mana pun, perkataan David memang tak sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Lancang

    Butuh waktu sejenak sebelum Putri bisa merespon perkataan Claudia. "Iya, aku baik-baik saja," katanya padahal kemunculan Soni membuatnya mual. Melihat pria paruh baya itu tampil sok berwibawa dibalik outfit mahal, bikin dia ingin menjerit betapa bejat kelakuan Soni dibelakang layar. . Sebagai yang paling senior sekaligus tokoh utama dalam penggarapan film, Johan Anwar dapat kesempatan pertama untuk bicara. Tanpa salam perkenalan, sutradara legendaris itu langsung mengucapkan inti permasalahan. "...baiklah, saya tegaskan sekali lagi. Saya tak peduli kalian semua masuk jalur apa untuk gabung di sini, yang jelas saya tak mau filmnya jadi kacau. Bekerjalah semaksimal mungkin seolah hidupmu bergantung di sana," Selama bicara, tatapan tajamnya mengarah pada Putri yang otomatis mengundang yang lain ikut-ikutan menatapnya. Putri nyaris meminta agar ajal menjemputnya detik ini juga. Mentalnya sudah tak kuat diserang dari segala arah. Apalagi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Bertemu Nyonya Bharata

    Sepuluh menit menjelang waktu kesepakatan, Putri dan Mira bersamaan menuju lift. Jika manajernya menuju lantai satu, maka tujuan Putri adalah lantai lima. Ternyata David sudah duduk manis menunggu ketika dia memasuki restoran bergaya nusantara itu. "Kamu nampak pucat, lagi sakit?" "Nggak Pak, cuma kecapekan aja."David mengangguk lalu meminta seorang waiter menyajikan teh hangat. "Minumlah, teh ini bagus untuk mereka yang lagi lesu," ujarnya ketika teh berwarna kehijauan itu sudah tersaji. Putri agak ragu, namun tatapan penuh harap David membuatnya tak kuasa menolak. Untunglah, begitu air hangat itu memasuki tenggorokan, tubuhnya mendadak lebih ringan. "Terima kasih, Pak."David mengangguk pelan sebelum mengatakan berita lain yang membuat Putri tercengang. "Sebenarnya bukan aku yang mau ketemu kamu tetapi ibunya Arya, nyonya Bharata."Jantung Putri yang sekejap tadi sudah agak tenang kembali berdegup tak ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Curiga

    Selepas diantar oleh Heru, Putri menghabiskan sisa waktunya menatap langit-langit kamar yang sudah mengelupas di beberapa bagian. Pertemuan dengan ibunya Arya masih membekas bahkan kesan yang ditimbulkan lebih dalam daripada dengan Soni. 'Apa yang harus kulakukan sekarang?' batinnya bimbang. Sebab tak tahu harus berbuat apa, Putri membuka gawai yang sejak tadi dia matikan. Ternyata ada belasan panggilan tak terjawab dari Arya, belum termasuk pesan singkat. Dan yang terbaru, bunyinya:.[Kamu dimana, Putri? Aku udah di depan gerbang]Butuh beberapa detik bagi Putri mencerna bunyi pesan ini sebelum mengumpat pelan, "mati aku!"Setelah itu, dia buru-buru ngacir ke kamar mandi, membasuh muka dan tangan, lalu merias wajahnya tipis-tipis. Tak lupa menyemprotkan mouth spray agar nafasnya tidak busuk. Apapun ceritanya, dia tak suka tampil kucel dan bau di depan Arya. Sayang sekali, aksinya ini mesti terganggu gara-g

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Senja Kelabu

    Putri mengamini perkataan Arya, lantas berkata, "jadi aku harus gimana? Tak mungkin juga nggak keluar rumah.""Sebenarnya... ." Arya menelan ludah, merasa canggung mengucapkan tawarannya. "Aku lebih suka kamu tinggal di seberang Arda Pictures atau Bharata Tower, jadi aku bisa menjagamu setiap saat."Sensasi aneh menjalari kepala Putri, hingga otaknya seperti berdenging. Tawaran Arya jelas menggiurkan namun peringatan nyonya Bharata pun tak kalah menyakitkan. Sudah sepantasnya, Putri memutus ikatan benang kusut antara dirinya dan Arya. "Maaf Arya, aku tak bisa.""Kenapa begitu? Kamu tak perlu sungkan, kita bukan orang asing, malahan... ."Sebelum Arya menyelesaikan perkataannya yang menurut dugaan Putri pastiah absurd, dia langsung memupus harapan pria malang itu. "Aku tak bisa Arya, nanti pacarku bakal marah.""Hah? Sejak kapan kamu punya pacar?"Putri membuang pandang. Mengatakan kebohongan disaat hatimu tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Pantai

    Waktu terus berjalan tanpa peduli dengan situasi penghuni bumi. Hingga tak sadar, seminggu sudah berlalu. Masih pagi dengan suasana yang sama -- hanya tanggal dan bulan yang berbeda -- Putri berkemas-kemas. Sejak semalam Heru sudah wanti-wanti agar cepat bersiap-siap. Mereka akan tamasya hari ini. "Wow, you look wonderful as usual." Heru bersiul waktu melihat Putri muncul di depan gerbang kontrakannya. Rambut panjangnya yang indah diikat ala pony tail, sedangkan kaos putih kerah V dipadu hot pants warna krim membuat tampilannya nampak segar dan modis. "But honestly, I like it when you look more mature," tambah Heru seraya menyetir mobil ke arah kanan. "Kalau penampilanmu kayak sekarang, nanti dikira orang aku kencan dengan anak SMP."Putri cuma tersenyum kecil, tidak berminat membahas selera Heru. Kadang-kadang, pria di sisinya ini memang agak mendominasi. Tipikal pria-pria arogan yang kerap ditampilkan sangat menawan dalam kisah roma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Milikku

    "Kamu tahu Putri, aku memang belum rela ibu pergi, tapi menyaksikan beliau harus kesakitan setiap saat, aku ... aku pun tak sanggup."Lagi-lagi Putri cuma bisa diam, membiarkan Heru menumpahkan semua unek-uneknya. Ketika Heru bercerita, pikirannya pun jadi terkenang pada neneknya sendiri. Nyaris tiga tahun tak bertemu dengan sosok penuh kasih itu, bikin rasa rindu dalam diri Putri makin menjadi. Ada beberapa saat lamanya mereka hanyut dalam suasana sendu, sampai Heru sadar sendiri bahwa tindakannya sudah merusak suasana romantis yang susah payah dia bangun sejak tadi. "Ehem, maaf udah bikin suasana jadi tak nyaman."Putri mengulas sebuah senyum. "Nggak apa-apa, Kak. Aku malah senang kamu mau cerita."Heru mendesah lega lalu mengelus puncak rambut Putri. "Baguslah, kalau begitu. Aku nggak enak hati sama kamu, soalnya."" ... "Saat mereka sedang asyik berbincang, muncullah dua orang pramusaji, masing-masing me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Cahaya di Ujung Jalan

    "Sebaiknya, si Putri jangan tinggal bersama kita."Duarr! Kata-kata ini seperti geledek yang menyambar di siang bolong bagi telinga gadis kecil yang tengah meringkuk ketakutan dalam kamar tidurnya. "Tapi Pa, dia masih kecil. SD saja belum tamat.""Dia kan sudah sepuluh tahun, harusnya sudah bisa mengurus diri sendiri."Gadis kecil itu mengusap air matanya yang jatuh berderai. Percakapan antara ibu dan ayah tirinya bagai godam yang memukul telinganya bertalu-talu. Sejak ibunya menikah lagi, dia sudah seperti orang asing di rumah sendiri. Padahal rumah yang mereka tempati ini, ibunya yang beli. Ayah dan kedua saudara tirinya yang menumpang tinggal. Tapi kenapa sekarang... "Lantas kemana Putri mesti pergi, Pa?"Suara ibunya terdengar sendu, meragu. Namun dia yakin satu hal. Sebentar lagi beliau bakal mengambil keputusan yang berpihak pada ayah tirinya. Sudah setahun belakangan, situasi mereka selalu b

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selamat Tinggal

    Sementara itu Marion yang sudah lama menghilang dari sorotan kamera, kini sedang duduk berhadapan dengan seseorang di sebuah kafe kecil di bandara. Wanita yang duduk di depannya tak lain Marion Shelby, yang sekejap lagi akan terbang ke Amerika karena dideportasi akibat skandal penipuan saham yang dia lakukan bersama Aryo. "Mion, you shouldn't leave me here. Bring me along with you," pintanya untuk kesekian kali. "Mereka semua sudah membuangku... bahkan... bahkan perempuan jalang itu konon akan menikah dengan Arya, Mom."Wajah cantik Shelby menatap puterinya datar. "Why should I? Kamu tak akan bertahan di sana dengan sikap manja itu. That bitch has taught you so well," geramnya. Marion terkesima. Kata bitch pada kalimat ibunya jelas mengacu pada nyonya Mahendra. "Kenapa Mion bilang begitu? Beliau selalu baik dan memberi semua keinginanku.""Stupid lass. Gara-gara itulah kamu tumbuh jadi gadis manja dan sombong. Selalu merasa d

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Saudara

    Besoknya, setelah pengumuman resmi kembalinya puteri yang hilang, Dewa langsung membawa Putri menuju perusahaan kosmetik milik keluarga Mahendra. "Kamu siap untuk tugas pertamamu?" selidiknya ketika mereka sudah mencapai ambang pintu. "Siap, Papa."Jawaban Putri yang mantap membuat Dewa tersenyum puas. Rasanya, semakin mengenal Putri, dia makin bangga. Meski lahir dan dibesarkan ditengah kaum jelata, puterinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dewa tak tahu saja bila semua yang diraih Putri saat ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun, termasuklah didalamnya pelatihan etika dan kepribadian. Ruang pertemuan sudah dihadiri semua petinggi perusahaan, hingga Putri yang tadinya sudah siap nyaris gugup. " .... untuk selanjutnya Putri Maharani akan menjabat sebagai presiden direktur yang baru dari Mayapada Beauty." Dewa Mahendra menutup sambutannya dan tepukan riuh langsung bergema memenuhi ruangan. Perbe

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perang Kata-Kata

    Satu minggu kemudian, keluarga Mahendra mengumumkan kembalinya puteri kandung mereka yang hilang. "... seperti yang kalian tahu selama ini kami mengadopsi Putri Marion dari mantan istri almarhum adikku, Marion Shelby. Sebabnya tak lain karena puteri kandung kami hilang akibat tipu muslihat yang keji ... waktu itu dia masih orok yang baru keluar dari rahim istriku. Gara-gara ini pula, istriku tak berani lagi mengandung. Kehilangan puteri bungsu membuatnya trauma. Siapa sangka, pertemuan tak disengaja akhirnya membuat kami bisa bertemu lagi ... ."Sambutan ini diucapkan dengan penuh haru bahkan sampai menitikkan air mata. Putri yang diminta berdiri di salah satu sudut tersembunyi hanya bisa menatap takjub kemampuan akting kedua manusia di depan sana. Puteri yang hilang katanya? Padahal untuk memaksa nyonya Mahendra agar mau mengangkat dirinya sebagai puteri yang hilang itu, Dewa harus memberi kompensasi. Deva akan tetap jadi satu-satunya pewaris

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Keluarga Baru

    Walau suaranya terdengar mantap, sejujurnya Putri sangat hancur di dalam. Kalau bukan karena memaksa diri agar kuat, dia sudah pasti menangis detik ini. Dewa menarik nafas panjang dan menatap Putri serius, "sesudah itu apa? Kamu mau kembali hidup luntang-lantung sendirian? Jadi objek hinaan semua orang? Putri, aku tak akan membiarkan darah Mahendra diinjak-injak begitu saja."Putri tertawa sangat keras. Ya! Apa yang penting bagi Dewa bukanlah dirinya atau ibunya atau siapapun melainkan nama keluarganya, Mahendra. "Persetan dengan namamu! Aku bahkan jijik harus memiliki DNA-mu dalam tubuhku," sahutnya begitu tawa pahit itu usai. "Kalau begitu, manfaatkan aku. Kamu membenciku, kan? Kenapa harus membiarkan aku hidup tanpa beban setelah menghadirkanmu ke dunia?"Sekarang Putri makin bingung. Sejak tadi dirinya sudah bertindak sangat kurang ajar namun Dewa tidak murka sedikit pun. Dia justru memberikan persuasi yang masuk akal. La

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Puteri Gelap

    "Kamu yakin mau pergi begitu saja, Putri?"Suara Claudia menarik Putri kembali ke dunia nyata. Sejak tadi dia memang masih gamang, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya di sini. "Ya, Kak. Mungkin saja, suasana kampung bakal bikin hidupku lebih happy. Aku sudah muak dengan kekejaman ibu kota. Sepertinya, takdirku memang jadi orang desa," sahut Putri dengan seulas senyum getir di bibirnya. Claudia hanya bisa mendesah pasrah. Setelah memastikan semua bawaan Putri siap, dia pun memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti adik itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Kamu orang baik, hidup tak akan selamanya kejam."Air mata Putri kembali menitik. Dengan rasa haru dia merangkul sahabatnya dan berpamitan. Sejurus kemudian, dia sudah duduk di dalam taksi menuju stasiun bus. Semalam, setelah melarikan diri dari Arya, Putri langsung menuju kontrakan Claudia. Usai menghabiskan waktu berpikir s

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kabur

    Akhirnya, hari yang mendebarkan itu pun tiba. Arya mengajak Putri bertandang ke kediaman utama keluarga Bharata yang terletak di bilangan elit ibu kota. Begitu mereka sudah di ambang pintu, nyonya Bharata beserta Andini menyambut mereka. "Wah, akhirnya bisa ketemu langsung dengan aktris tenar kita," nyonya Bharata berkata sambil menempelkan pipinya ke wajah Putri. Tak jauh berbeda, Andini juga menyambut ramah mantan mahasiswanya itu. Segera, setelah basa-basi singkat usai, nyonya Bharata langsung menghela mereka semua ke ruang makan. Kesan pertama yang didapat Putri soal nyonya Bharata adalah beliau pribadi yang hangat dan cerdas, persis puterinya, Andini. Sementara tuan Bharata sendiri adalah pengamat yang baik. Sejak tadi beliau tak banyak bicara, namun matanya kedapatan menyorot Putri beberapa kali. Bukan tatapan genit melainkan meneliti. "Jadi, bagaimana perasaanmu setelah memenangkan award di festival film Asia?" Andini yang dud

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selebritis Kelas A

    Kontan idenya ini ditolak Johan mentah-mentah. "Mengapa jadi begitu? Ada lima aktris yang akan audisi untuk peran ini dan kita harus menyaksikan kemampuan mereka berlima."Meski agak cemberut, pria muda itu akhirnya menuruti perkataan sang paman. Ketika Marion sudah selesai dengan aktingnya, Putri yang didaulat untuk maju. Berbeda dengan Marion, Putri memulai adegannya dengan merapikan rok dan seragam, lalu mengusap mata. Setelahnya, dia membuka pintu seolah di tangannya ada anak kunci, lalu menyapa seseorang yang dipanggilnya ibu. Setelah itu, dia membuka pintu yang lain dan berpura-pura menyalakan keran, lalu mengusap tubuhnya berulang-ulang. Matanya dipenuhi keputus-asaan namun tak bisa bercerita pada siapapun. Sebagai gantinya, dia cuma terisak sambil menutup mulut agar ibunya yang sedang duduk di luar ruangan, tidak mendengar apa-apa. Hebatnya, semua lakon Putri ini hanya bermodal imajinasi. Didepannya tak ada pintu, tak ada Ibu, tak ada a

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Audisi

    Sesuai janjinya pada Arya mengenai konsep setara, Putri mulai berbenah. Untuk langkah awal, dia mendirikan perusahaan akuntan publik pertamanya, dan sebagai bentuk dukungan, Arya merelakan Arda Pictures sebagai klien pertama. Bila itu belum cukup, dia juga mempengaruhi rekan-rekannya agar mempercayakan laporan keuangan dan masalah perpajakan mereka ke perusahaan pacarnya. Hal ini membuat perusahaan milik Putri langsung mencicip laba di bulan pertama setelah launching. "Wah, ternyata ini enaknya punya kenalan orang dalam," gurau Putri ketika Arya tengah bertandang ke ruang kerjanya. "Itu sudah pasti. Silakan manfaatkan aku sesukamu, Sweetheart." Seperti biasa, Arya langsung menyahut dengan mulut manisnya. Putri mencibir dan tetap fokus menekuni laporan di atas mejanya. Sebagai perusahaan baru, dia belum berani mempercayakan masalah finansial sepenuhnya pada orang lain. "Putri, sekarang bagaimana? Kamu sudah merasa 'sejajar' belum sam

DMCA.com Protection Status