Share

Pantai

Penulis: Auphi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Waktu terus berjalan tanpa peduli dengan situasi penghuni bumi. Hingga tak sadar, seminggu sudah berlalu.

Masih pagi dengan suasana yang sama -- hanya tanggal dan bulan yang berbeda -- Putri berkemas-kemas. Sejak semalam Heru sudah wanti-wanti agar cepat bersiap-siap. Mereka akan tamasya hari ini.

"Wow, you look wonderful as usual." Heru bersiul waktu melihat Putri muncul di depan gerbang kontrakannya.

Rambut panjangnya yang indah diikat ala pony tail, sedangkan kaos putih kerah V dipadu hot pants warna krim membuat tampilannya nampak segar dan modis.

"But honestly, I like it when you look more mature," tambah Heru seraya menyetir mobil ke arah kanan. "Kalau penampilanmu kayak sekarang, nanti dikira orang aku kencan dengan anak SMP."

Putri cuma tersenyum kecil, tidak berminat membahas selera Heru. Kadang-kadang, pria di sisinya ini memang agak mendominasi. Tipikal pria-pria arogan yang kerap ditampilkan sangat menawan dalam kisah roma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Milikku

    "Kamu tahu Putri, aku memang belum rela ibu pergi, tapi menyaksikan beliau harus kesakitan setiap saat, aku ... aku pun tak sanggup."Lagi-lagi Putri cuma bisa diam, membiarkan Heru menumpahkan semua unek-uneknya. Ketika Heru bercerita, pikirannya pun jadi terkenang pada neneknya sendiri. Nyaris tiga tahun tak bertemu dengan sosok penuh kasih itu, bikin rasa rindu dalam diri Putri makin menjadi. Ada beberapa saat lamanya mereka hanyut dalam suasana sendu, sampai Heru sadar sendiri bahwa tindakannya sudah merusak suasana romantis yang susah payah dia bangun sejak tadi. "Ehem, maaf udah bikin suasana jadi tak nyaman."Putri mengulas sebuah senyum. "Nggak apa-apa, Kak. Aku malah senang kamu mau cerita."Heru mendesah lega lalu mengelus puncak rambut Putri. "Baguslah, kalau begitu. Aku nggak enak hati sama kamu, soalnya."" ... "Saat mereka sedang asyik berbincang, muncullah dua orang pramusaji, masing-masing me

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Jadian

    Putri makin terperangah. Kemana saja dirinya sekian lama? Kenapa tak pernah menyadari perasaan Heru yang sebesar ini? Menatap mata Putri lekat-lekat, Heru melanjutkan perkataannya, "bahkan waktu kamu pertama kali menjawab pertanyaanku, itu hanya upaya agar bisa mendekatimu. Bukan karena aku tak tahu jawabannya. Putri, katakan, apakah menyukaimu dalam diam selama tiga tahun ini belum cukup menyiksa?""Ak--aku tak tahu semua itu." Putri terbata. Bingung oleh luapan rasa. Heru yang tadinya duduk tegak, mencondongkan tubuh ke arah Putri, mengambil cincin yang masih bersalut krim itu, lalu membersihkannya dengan hati-hati. "Sekarang, setelah kamu tahu yang sebenarnya, maukah kamu menerima perasaanku, Sayang?"Jantung Putri berdegup sangat kencang. Masa lalu dan masa kini muncul tumpang tindih di benaknya. Tatapan mata Arya yang terluka, kebencian Marion, peringatan nyonya Bharata, hingga senyum hangat Heru, semuanya melintas seper

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perselisihan

    Meski perasaannya masih gundah, siang ini Putri bersiap-siap menuju rumah sakit. Status baru sebagai pacar membuatnya tak bisa lagi menolak apabila Heru mengajaknya membesuk sang ibu. Meski wajahnya pucat, ibunda Heru sudah lebih segar dibanding terakhir kali Putri menjenguknya. "Wah, tak disangka kamu masih menyempatkan diri datang kemari padahal Heru bilang kalian sangat sibuk." Bunda Heru berujar ramah menyambut kedatangan Putri. Menatap wanita tua itu dengan senyum di wajah, Putri berkata lembut, "iya Tante. Sebagai yang lebih muda, setidaknya ini yang bisa kami lakukan."Bunda Heru tampak mengangguk-angguk sambil menggenggam jemari Putri. Matanya yang teduh menyorotkan kehangatan yang kentara. "Tante sangat senang, akhirnya Heru berhasil mendapatkan pujaan hati." Bunda Heru menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Satu-satunya impian Tante sebelum meninggal itu, melihat kalian bersanding di pelaminan."Deg!

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Meragu

    "Sudah sampai, Sayang. Nanti kalau kamu pulangnya agak malam, kabari ya. Biar kujemput.""Siippp!" Putri menyeru seraya mengacungkan jempol. Setelah itu dia melompat lincah seperti anak kijang. Beban berat yang menghimpitnya sekejap tadi, hilang tak bersisa. Jiwanya kembali bebas seperti waktu masih jomblo. Sekira pukul tiga siang, dia dan Claudia memang janjian untuk ketemu. Tempat ini dipilih sebab temannya itu ada jadwal syuting iklan di salah satu SPA yang berlokasi di Angkasa Plaza. "Ya ampun temanku! aku kangen... ." Claudia berkata seraya merangkul Putri erat. Waktu itu dia baru saja tiba di lobby. "Idih, malu tahu. Dilihatin orang-orang," sahut Putri seraya mencubit pinggang sahabatnya. Namun begitu, perasaan Putri menghangat juga. Sebab Claudia adalah satu-satunya teman yang benar-benar peduli padanya. "Jadi kemana kita nongkrong? Ke Oriental Palace, gimana? Kamu suka seafood, kan?""Tak usah. Tem

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Pengendara Misterius

    "Aku? Apa yang mau diceritakan? Hidupku biasa-biasa saja," elak Claudia. Tentu saja Putri tak akan 'membeli' omong kosongnya. Meski baru setahun kenal Claudia, sedikit-banyak dia bisa membaca gestur tubuh temannya. "Kamu jangan coba-coba menipu. Ada jantan yang tertarik denganmu, kan? Hayo ngaku... ."Lagi-lagi Claudia berusaha mengelak. Dan tentu saja responnya ini bikin Putri makin curiga. "Ayolah cerita. Masak aku bisa terbuka sedangkan kamu pakai rahasia-rahasia... ."Awalnya Claudia terus berkilah, namun bukan Putri namanya bila langsung menyerah. Akhirnya setelah tarik-ulur yang alot, Claudia pun buka mulut. "Kamu kenal sama produser kita, nggak" Claudia memulai ceritanya. "Soni maksudmu? Kenapa lagi dia?"Pada saat ini detak jantung Putri sangat cepat. Nama itu serupa teror yang menghantui dalam sudut tergelap dan mimpi buruknya. Memunculkan rasa takut tak kasat. "Ternyata beliau sangat bai

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Murka

    Pada hari keberangkatan menuju lokasi syuting, Putri bangun pagi-pagi betul. Setelah memastikan semua barang bawaannya lengkap, dia kembali duduk dengan perasaan galau. Kejadian kemarin masih terngiang-ngiang dalam benaknya. Lebih dari satu orang yang menguntitnya, pengendara motor dan pengemudi mobil. Dua-duanya orang asing yang tidak dia ketahui seperti apa wujudnya. "Aduh, apa aku harus menghubunginya?"Lagi-lagi Putri bingung harus berbuat apa. Kemarin dia habis bertengkar dengan Heru gara-gara tidak menghubungi sang kekasih usai ketemuan dengan Claudia. Padahal dirinya cuma tak ingin Heru repot sebab bekerja dari pagi sampai malam, sudah cukup melelahkan. Rupanya, kekasihnya itu menanggapinya berbeda. Menurut Heru, dia seperti tak menganggapnya ada. Gara-gara masalah ini mereka jadi perang dingin. Tadinya Putri masih ingin berdiam diri, membiarkan Heru menyadari betapa konyol sikapnya itu. Namun, kejadian kema

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Melawan

    "Hei girl! seru Claudia yang baru keluar dari toilet sebelum matanya meneliti roman muka Putri lebih dekat. "Kutu busyet! Jelek betul wajahmu."Putri yang masih sebal bercampur kaget tidak menanggapi ocehan sahabatnya. Dia malah duduk lemas pada salah satu kursi di ruang duduk. "Hei, kamu kenapa, sih?" Claudia kembali mendesak seraya duduk di sisinya. Menghela nafas panjang, Putri menyahut, "maaf friend, belum bisa cerita sekarang. Pikiranku masih mumet."Sebab bingung menghadapi sahabatnya, Claudia hanya bisa pasrah. Tetapi dia tak kehabisan akal. Cepat-cepat dikeluarkannya coklat stik yang kerap jadi camilan anak-anak. "Ehem." Dia berdehem lalu memulai atraksinya, menirukan gaya selebritis di layar kaca. "Mmmm, rasakan sensasi kehangatan yang memikat... kelezatan coklat berpadu nikmat dengan gurihnya susu... hmmm, kepuasan yang tiada tara... panjang, besar... ."Putri yang sejak tadi menahan diri untuk mengabaikan lelucon an

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Desa Nelayan

    Nyaris dua jam berkendara, Putri masih memikirkan bunyi pesan Arya. Sebab bingung harus merespons apa, akhirnya dia membalas sekenanya. [Bukan urusanmu]Lalu mematikan ponsel, mencoba melupakan soal pria tengil yang masih mengusik pikirannya. Dia fokus memejamkan mata seperti yang dilakukan Claudia. Sayangnya, bayang-bayang Arya lebih kuat menarik, hingga kantuk tak kunjung menyapa. Setengah gusar, Putri kembali meraih gawai yang diletakkan sembarangan, lalu membukanya. Sesuai dugaan, pesan baru dari Arya kembali bertengger. [Akan jadi urusanku kalau kalian melakukannya tepat di depanku]Hah! Melakukannya? Melakukan apa? Putri nyaris mengerang. Ingin sekali memaki-maki Heru dan Arya pada saat bersamaan. Pria yang satu menyosor sembarangan sedang yang satu lagi memberi pernyataan ambigu. Dia tergoda bertanya pada Arya maksud dari pesannya, tapi takut pula bila jawabannya nanti soal ciuman yang memalukan itu.

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Cahaya di Ujung Jalan

    "Sebaiknya, si Putri jangan tinggal bersama kita."Duarr! Kata-kata ini seperti geledek yang menyambar di siang bolong bagi telinga gadis kecil yang tengah meringkuk ketakutan dalam kamar tidurnya. "Tapi Pa, dia masih kecil. SD saja belum tamat.""Dia kan sudah sepuluh tahun, harusnya sudah bisa mengurus diri sendiri."Gadis kecil itu mengusap air matanya yang jatuh berderai. Percakapan antara ibu dan ayah tirinya bagai godam yang memukul telinganya bertalu-talu. Sejak ibunya menikah lagi, dia sudah seperti orang asing di rumah sendiri. Padahal rumah yang mereka tempati ini, ibunya yang beli. Ayah dan kedua saudara tirinya yang menumpang tinggal. Tapi kenapa sekarang... "Lantas kemana Putri mesti pergi, Pa?"Suara ibunya terdengar sendu, meragu. Namun dia yakin satu hal. Sebentar lagi beliau bakal mengambil keputusan yang berpihak pada ayah tirinya. Sudah setahun belakangan, situasi mereka selalu b

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selamat Tinggal

    Sementara itu Marion yang sudah lama menghilang dari sorotan kamera, kini sedang duduk berhadapan dengan seseorang di sebuah kafe kecil di bandara. Wanita yang duduk di depannya tak lain Marion Shelby, yang sekejap lagi akan terbang ke Amerika karena dideportasi akibat skandal penipuan saham yang dia lakukan bersama Aryo. "Mion, you shouldn't leave me here. Bring me along with you," pintanya untuk kesekian kali. "Mereka semua sudah membuangku... bahkan... bahkan perempuan jalang itu konon akan menikah dengan Arya, Mom."Wajah cantik Shelby menatap puterinya datar. "Why should I? Kamu tak akan bertahan di sana dengan sikap manja itu. That bitch has taught you so well," geramnya. Marion terkesima. Kata bitch pada kalimat ibunya jelas mengacu pada nyonya Mahendra. "Kenapa Mion bilang begitu? Beliau selalu baik dan memberi semua keinginanku.""Stupid lass. Gara-gara itulah kamu tumbuh jadi gadis manja dan sombong. Selalu merasa d

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Saudara

    Besoknya, setelah pengumuman resmi kembalinya puteri yang hilang, Dewa langsung membawa Putri menuju perusahaan kosmetik milik keluarga Mahendra. "Kamu siap untuk tugas pertamamu?" selidiknya ketika mereka sudah mencapai ambang pintu. "Siap, Papa."Jawaban Putri yang mantap membuat Dewa tersenyum puas. Rasanya, semakin mengenal Putri, dia makin bangga. Meski lahir dan dibesarkan ditengah kaum jelata, puterinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dewa tak tahu saja bila semua yang diraih Putri saat ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun, termasuklah didalamnya pelatihan etika dan kepribadian. Ruang pertemuan sudah dihadiri semua petinggi perusahaan, hingga Putri yang tadinya sudah siap nyaris gugup. " .... untuk selanjutnya Putri Maharani akan menjabat sebagai presiden direktur yang baru dari Mayapada Beauty." Dewa Mahendra menutup sambutannya dan tepukan riuh langsung bergema memenuhi ruangan. Perbe

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perang Kata-Kata

    Satu minggu kemudian, keluarga Mahendra mengumumkan kembalinya puteri kandung mereka yang hilang. "... seperti yang kalian tahu selama ini kami mengadopsi Putri Marion dari mantan istri almarhum adikku, Marion Shelby. Sebabnya tak lain karena puteri kandung kami hilang akibat tipu muslihat yang keji ... waktu itu dia masih orok yang baru keluar dari rahim istriku. Gara-gara ini pula, istriku tak berani lagi mengandung. Kehilangan puteri bungsu membuatnya trauma. Siapa sangka, pertemuan tak disengaja akhirnya membuat kami bisa bertemu lagi ... ."Sambutan ini diucapkan dengan penuh haru bahkan sampai menitikkan air mata. Putri yang diminta berdiri di salah satu sudut tersembunyi hanya bisa menatap takjub kemampuan akting kedua manusia di depan sana. Puteri yang hilang katanya? Padahal untuk memaksa nyonya Mahendra agar mau mengangkat dirinya sebagai puteri yang hilang itu, Dewa harus memberi kompensasi. Deva akan tetap jadi satu-satunya pewaris

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Keluarga Baru

    Walau suaranya terdengar mantap, sejujurnya Putri sangat hancur di dalam. Kalau bukan karena memaksa diri agar kuat, dia sudah pasti menangis detik ini. Dewa menarik nafas panjang dan menatap Putri serius, "sesudah itu apa? Kamu mau kembali hidup luntang-lantung sendirian? Jadi objek hinaan semua orang? Putri, aku tak akan membiarkan darah Mahendra diinjak-injak begitu saja."Putri tertawa sangat keras. Ya! Apa yang penting bagi Dewa bukanlah dirinya atau ibunya atau siapapun melainkan nama keluarganya, Mahendra. "Persetan dengan namamu! Aku bahkan jijik harus memiliki DNA-mu dalam tubuhku," sahutnya begitu tawa pahit itu usai. "Kalau begitu, manfaatkan aku. Kamu membenciku, kan? Kenapa harus membiarkan aku hidup tanpa beban setelah menghadirkanmu ke dunia?"Sekarang Putri makin bingung. Sejak tadi dirinya sudah bertindak sangat kurang ajar namun Dewa tidak murka sedikit pun. Dia justru memberikan persuasi yang masuk akal. La

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Puteri Gelap

    "Kamu yakin mau pergi begitu saja, Putri?"Suara Claudia menarik Putri kembali ke dunia nyata. Sejak tadi dia memang masih gamang, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya di sini. "Ya, Kak. Mungkin saja, suasana kampung bakal bikin hidupku lebih happy. Aku sudah muak dengan kekejaman ibu kota. Sepertinya, takdirku memang jadi orang desa," sahut Putri dengan seulas senyum getir di bibirnya. Claudia hanya bisa mendesah pasrah. Setelah memastikan semua bawaan Putri siap, dia pun memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti adik itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Kamu orang baik, hidup tak akan selamanya kejam."Air mata Putri kembali menitik. Dengan rasa haru dia merangkul sahabatnya dan berpamitan. Sejurus kemudian, dia sudah duduk di dalam taksi menuju stasiun bus. Semalam, setelah melarikan diri dari Arya, Putri langsung menuju kontrakan Claudia. Usai menghabiskan waktu berpikir s

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kabur

    Akhirnya, hari yang mendebarkan itu pun tiba. Arya mengajak Putri bertandang ke kediaman utama keluarga Bharata yang terletak di bilangan elit ibu kota. Begitu mereka sudah di ambang pintu, nyonya Bharata beserta Andini menyambut mereka. "Wah, akhirnya bisa ketemu langsung dengan aktris tenar kita," nyonya Bharata berkata sambil menempelkan pipinya ke wajah Putri. Tak jauh berbeda, Andini juga menyambut ramah mantan mahasiswanya itu. Segera, setelah basa-basi singkat usai, nyonya Bharata langsung menghela mereka semua ke ruang makan. Kesan pertama yang didapat Putri soal nyonya Bharata adalah beliau pribadi yang hangat dan cerdas, persis puterinya, Andini. Sementara tuan Bharata sendiri adalah pengamat yang baik. Sejak tadi beliau tak banyak bicara, namun matanya kedapatan menyorot Putri beberapa kali. Bukan tatapan genit melainkan meneliti. "Jadi, bagaimana perasaanmu setelah memenangkan award di festival film Asia?" Andini yang dud

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selebritis Kelas A

    Kontan idenya ini ditolak Johan mentah-mentah. "Mengapa jadi begitu? Ada lima aktris yang akan audisi untuk peran ini dan kita harus menyaksikan kemampuan mereka berlima."Meski agak cemberut, pria muda itu akhirnya menuruti perkataan sang paman. Ketika Marion sudah selesai dengan aktingnya, Putri yang didaulat untuk maju. Berbeda dengan Marion, Putri memulai adegannya dengan merapikan rok dan seragam, lalu mengusap mata. Setelahnya, dia membuka pintu seolah di tangannya ada anak kunci, lalu menyapa seseorang yang dipanggilnya ibu. Setelah itu, dia membuka pintu yang lain dan berpura-pura menyalakan keran, lalu mengusap tubuhnya berulang-ulang. Matanya dipenuhi keputus-asaan namun tak bisa bercerita pada siapapun. Sebagai gantinya, dia cuma terisak sambil menutup mulut agar ibunya yang sedang duduk di luar ruangan, tidak mendengar apa-apa. Hebatnya, semua lakon Putri ini hanya bermodal imajinasi. Didepannya tak ada pintu, tak ada Ibu, tak ada a

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Audisi

    Sesuai janjinya pada Arya mengenai konsep setara, Putri mulai berbenah. Untuk langkah awal, dia mendirikan perusahaan akuntan publik pertamanya, dan sebagai bentuk dukungan, Arya merelakan Arda Pictures sebagai klien pertama. Bila itu belum cukup, dia juga mempengaruhi rekan-rekannya agar mempercayakan laporan keuangan dan masalah perpajakan mereka ke perusahaan pacarnya. Hal ini membuat perusahaan milik Putri langsung mencicip laba di bulan pertama setelah launching. "Wah, ternyata ini enaknya punya kenalan orang dalam," gurau Putri ketika Arya tengah bertandang ke ruang kerjanya. "Itu sudah pasti. Silakan manfaatkan aku sesukamu, Sweetheart." Seperti biasa, Arya langsung menyahut dengan mulut manisnya. Putri mencibir dan tetap fokus menekuni laporan di atas mejanya. Sebagai perusahaan baru, dia belum berani mempercayakan masalah finansial sepenuhnya pada orang lain. "Putri, sekarang bagaimana? Kamu sudah merasa 'sejajar' belum sam

DMCA.com Protection Status