Share

Klarifikasi

Author: Auphi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kepala divisi pemasaran berdiri takut-takut. Jumlah proyek yang bisa mereka raih tahun ini, tentu tak lepas dari kinerja marketing.

"Kami sudah mencoba semaksimal mungkin, Pak dalam mem-follow up klien-klien lama, tapi mereka agak sungkan karena nilai kontrak, kita naikkan."

Raut sendu sang kadiv, tidak mengurangi kesuraman wajah Arya. Dia hanya menatap tajam hingga pria berwajah kelimis itu makin ciut.

"Jadi, kalian semua yang bertugas di bagian marketing tidak mencoba prospek baru?" selidiknya sebal.

Sejak awal Arya memang tidak suka dengan kepala divisi yang satu ini. Sifatnya yang menonjol cuma menjilat, khususnya pada sang ibu. Malangnya, dia pun tak bisa berbuat banyak. Pria ini merupakan kerabat jauh dari pihak ibunya.

"Ka--kami sudah mencoba yang terbaik, Pak. Tapi penawaran dari perusahaan kita yang kurang bagus."

Plasss!!

Arya membanting copy-an presentasi yang sejak tadi terletak begitu saja di depannya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Menyerah

    Hari berlalu begitu saja bagi Putri, dan setelah nyaris sebulan sibuk wara-wiri dengan surat lamaran, akhirnya dia menyerah. Pagi ini, berbekal kartu nama dari David serta setelan terbaiknya, dia memberanikan diri datang ke Arda Pictures.Sebab jarak kontrakannya dengan lokasi rumah produksi cukup jauh, ditambah dengan kemacetan ibu kota, jadinya dia butuh waktu lebih dari dua jam untuk sampai di kantor yang bangunannya bertema minimalis itu. "Selamat siang Kak, ada yang bisa dibantu?" Seorang wanita dengan sapaan standar resepsionis langsung menyapa, begitu Putri tiba di ruang depan. Tanpa banyak bicara, Putri langsung mengutarakan maksud kedatangannya, tak lupa menunjukkan kartu nama yang diberikan David kemarin. Menyadari gadis di depannya seperti orang yang punya jalur masuk lewat atasan, sikap wanita itu makin hormat. Lalu dengan keramahan yang hangat, dia segera mengantar Putri ke sebuah ruangan yang sudah ditempati oleh beberap

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Saudara

    Terus terang, Putri jadi gamang. Bukannya mau berburuk sangka, cuma dia takut bila terus-terusan berdekatan dengan magnet pesona berwujud Arya, jiwanya yang rapuh akan tertawan. "Kok bengong? Apa kamu mau berubah pikiran lagi setelah sebulan merenung?" tembak Arya tanpa ampun. Dan kalimatnya ini cukup bikin keengganan Putri menguap. Membayangkan perjalanan yang sulit satu bulan ini, sudah cukup membuatnya hampir menyerah. Rata-rata perusahaan yang dia datangi tak bersedia menerima karyawan berstatus mahasiswa. Kalaupun ada yang mau, mereka memintanya sabar menunggu hingga karyawan lama putus kontrak.Padahal kebutuhan hidupnya tidak bisa menunggu. "Jadi, apa deskripsi pekerjaanku di sini?" tanya Putri saat dia sudah duduk di depan Arya. "Tentu saja kamu jadi talent. Kamu akan dikontrak selama dua tahun dengan sistem pembayaran di muka. Lebih jelasnya, silakan baca dokumen ini."Perlahan Putri mengambil kontrak yang

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kalap

    Bharata TowerUntuk pertama kali, sejak dirinya memegang posisi puncak di Bharata Entertainment, Arya menghadapi situasi terdesak. Pasalnya, laporan keuangan yang dia presentasikan membuat Dewan Komisaris -- yang diketuai oleh sang ibu -- sangat tidak puas. Setelah ketegangan yang panjang di ruang rapat, keempat anggota keluarga Bharata memutuskan berbicara secara pribadi ketika semua anggota dewan sudah keluar. "Arya, apa-apaan ini? Bagaimana bisa rumah produksi yang tadinya punya kas yang bagus, jadi colaps begitu kamu pimpin?" Nyonya Bharata selaku pemilik awal mulai melancarkan serangan yang sejak tadi dia tahan-tahan. Mendengar tudingan sang ibu, Arya cuma bisa mengucapkan kata 'sabar' dalam benaknya. Kata 'colaps' dari mulut nyonya Bharata terdengar berlebihan mengingat perusahaan yang dia pimpin bukannya merugi, hanya memberikan revenue yang tipis. Jauh lebih sedikit dibanding tahun lalu. Selain itu, pertama kali seja

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Impulsif

    "Sudah, jangan banyak bicara. Ayo hadapi aku sekarang," tantang Arya geram. Selalu diperlakukan sebagai si nomor dua sejak kecil, membuat segala kekesalan yang lama terpendam jadi bangun. Detik ini, Arya sudah siap jika salah satu dari mereka harus meregang nyawa.Bukankah, sejak dulu sang kakak memang menginginkan kematiannya? "Arrggghhhh... ." Raungan Aryo terdengar kencang pada saat dia bergerak bagai kilat. Sayangnya, tepat pada saat ini pintu ruangan terkuak diiringi dengan munculnya dua pria yang rupanya sudah berjaga-jaga di depan pintu sejak tadi. "Bos, jangan terbawa emosi." Bram mencetus seraya menarik lengan Arya. Tak berbeda jauh, asisten Aryo pun menarik lengan majikannya sekuat tenaga. "Bos, tenanglah. Jangan buang-buang energi untuk hal yang tidak perlu."Tentu saja Aryo yang blangsakan meronta sepenuh hati. Matanya melotot seperti hewan buas yang mengamuk. "Lepaskan aku sialan! Jongos sepertimu tak p

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Provokasi

    Sesuai rencana, syuting iklan pariwisata pun dilakukan di lokasi yang sudah disepakati. Putri nampak siap dengan peralatan snorkel terpasang di wajah. Untuk mempersingkat waktu, mereka cuma snorkeling di lautan dangkal. Beberapa kamera underwater yang terhubung ke layar monitor sudah siaga di tangan kameramen. "Action!"Begitu sutradara memberi aba-aba, Putri langsung menyelam ke bawah permukaan air diiringi tiga kameramen yang dengan sigap mengikuti semua pergerakannya. Pada layar monitor, tampak Putri bergerak luwes di dalam air dengan kostum mermaid bermotif tenun setempat. Pada kepalanya tersemat mahkota bunga anggrek hitam yang juga flora endemik lokal. Sutradara dan produser mengangguk puas melihat gerakannya yang lincah hingga di penghujung menit pertama, Putri meliuk indah lalu melakukan gerak menyerupai salto dalam air dan "cut!" teriak sutradara lewat pengeras suara. Setelah memastikan kualitas video dan eksekusi a

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Tekad

    Usai kepergian Dirga, rasa tak berdaya mulai menyergap hati Putri, terlebih saat menyadari jika dirinya ada di basecamp Marion.Entah apa yang diceritakan sang aktris tentang dia, yang jelas mata orang-orang yang duduk berkelompok tadi mulai menyorot tajam padanya. Dia merasa seperti si terdakwa yang sedang diadili sekarang."Kenapa diam saja? Apa mulutmu yang culas ini tak bisa berbicara?" pancing Marion lagi. Perlahan, Putri mengarahkan tatapannya pada sang aktris. Dengan ekspresi yang sukar ditebak, dia mulai bertanya, "apa yang harus kukatakan? Bahkan masalah apa yang kakak bicarakan pun aku tak paham.""Hahaha, kau dengar itu?" toleh Marion pada asistennya. Setelah itu dia menatap tajam sang rival hingga wajah cantiknya berubah menakutkan. "Jangan mengelak, aku tahu dirimu sedang mengincar Arya."Tudingan tak berdasar ini sukses bikin Putri kehilangan kata-kata. Entah bagaimana caranya menjelaskan pada sekelilingnya jika dia tak ber

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Artis

    Besoknya, seluruh tim yang bertugas dalam pengambilan gambar bergerak menuju daerah pedesaan yang jadi lokasi pendakian gunung. Berangkat sekitar pukul lima pagi, mereka akhirnya tiba di sana sekitar empat jam kemudian. Rombongan yang terdiri dari sepuluh orang itu langsung disambut dengan ramah oleh kepala dusun dan beberapa warga yang dituakan. "Kami sudah menyediakan tiga rumah yang akan menampung semua anggota rombongan," ujar kepala dusun kepada sutradara yang merangkap sebagai kepala rombongan. "Terima kasih atas keramahannya, Pak. Kami sangat senang atas sambutannya."Usai ramah-tamah singkat di rumah kepala dusun, rombongan yang terdiri atas enam pria dan empat wanita dipecah dalam tiga kelompok. Para wanita tinggal di rumah kepala dusun, sedangkan kaum pria menginap di rumah dua penduduk lainnya. "Aduh, sederhana betul tempatnya," gerutu salah seorang rekan Putri yang turut menginap di rumah kepala dusun. Ucapannya

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Takut

    Putri dan Claudia yang sejak tadi begitu serius menyantap makanan mereka, sontak angkat kepala dan menatap tajam kedua gadis yang baru datang itu. Satu diantaranya berambut ombre sedang yang satu lagi berpotongan bob. "Kenapa? Ada yang salah dengan omonganku?" si gadis ombre kembali menimpali. Baik Putri maupun Claudia tidak menyahut. Mereka kembali menyantap nasi yang sudah hampir habis di atas piring. "Geser dong, gimana mau duduk kalau tempatnya kamu embat semua." Gadis berambut ombre lagi-lagi mencetus kasar seraya menyenggol tubuh Putri. Tak mau cari masalah, Putri langsung menggeser duduknya dan berpura-pura tak ada yang terjadi. Bukannya diam, gadis itu mulai lagi berkata pedas. "Hmm, santapan macam apa ini? Bahkan anjingku bisa makan lebih enak."Gadis berpotongan bob tak ketinggalan. Dengan bibir dimanyun-manyunkan, dia menyahuti perkataan temannya. "Kau benar. Dasar udik tak tahu etika. Memang dikira kita

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Cahaya di Ujung Jalan

    "Sebaiknya, si Putri jangan tinggal bersama kita."Duarr! Kata-kata ini seperti geledek yang menyambar di siang bolong bagi telinga gadis kecil yang tengah meringkuk ketakutan dalam kamar tidurnya. "Tapi Pa, dia masih kecil. SD saja belum tamat.""Dia kan sudah sepuluh tahun, harusnya sudah bisa mengurus diri sendiri."Gadis kecil itu mengusap air matanya yang jatuh berderai. Percakapan antara ibu dan ayah tirinya bagai godam yang memukul telinganya bertalu-talu. Sejak ibunya menikah lagi, dia sudah seperti orang asing di rumah sendiri. Padahal rumah yang mereka tempati ini, ibunya yang beli. Ayah dan kedua saudara tirinya yang menumpang tinggal. Tapi kenapa sekarang... "Lantas kemana Putri mesti pergi, Pa?"Suara ibunya terdengar sendu, meragu. Namun dia yakin satu hal. Sebentar lagi beliau bakal mengambil keputusan yang berpihak pada ayah tirinya. Sudah setahun belakangan, situasi mereka selalu b

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selamat Tinggal

    Sementara itu Marion yang sudah lama menghilang dari sorotan kamera, kini sedang duduk berhadapan dengan seseorang di sebuah kafe kecil di bandara. Wanita yang duduk di depannya tak lain Marion Shelby, yang sekejap lagi akan terbang ke Amerika karena dideportasi akibat skandal penipuan saham yang dia lakukan bersama Aryo. "Mion, you shouldn't leave me here. Bring me along with you," pintanya untuk kesekian kali. "Mereka semua sudah membuangku... bahkan... bahkan perempuan jalang itu konon akan menikah dengan Arya, Mom."Wajah cantik Shelby menatap puterinya datar. "Why should I? Kamu tak akan bertahan di sana dengan sikap manja itu. That bitch has taught you so well," geramnya. Marion terkesima. Kata bitch pada kalimat ibunya jelas mengacu pada nyonya Mahendra. "Kenapa Mion bilang begitu? Beliau selalu baik dan memberi semua keinginanku.""Stupid lass. Gara-gara itulah kamu tumbuh jadi gadis manja dan sombong. Selalu merasa d

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Dua Saudara

    Besoknya, setelah pengumuman resmi kembalinya puteri yang hilang, Dewa langsung membawa Putri menuju perusahaan kosmetik milik keluarga Mahendra. "Kamu siap untuk tugas pertamamu?" selidiknya ketika mereka sudah mencapai ambang pintu. "Siap, Papa."Jawaban Putri yang mantap membuat Dewa tersenyum puas. Rasanya, semakin mengenal Putri, dia makin bangga. Meski lahir dan dibesarkan ditengah kaum jelata, puterinya bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dewa tak tahu saja bila semua yang diraih Putri saat ini merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun, termasuklah didalamnya pelatihan etika dan kepribadian. Ruang pertemuan sudah dihadiri semua petinggi perusahaan, hingga Putri yang tadinya sudah siap nyaris gugup. " .... untuk selanjutnya Putri Maharani akan menjabat sebagai presiden direktur yang baru dari Mayapada Beauty." Dewa Mahendra menutup sambutannya dan tepukan riuh langsung bergema memenuhi ruangan. Perbe

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Perang Kata-Kata

    Satu minggu kemudian, keluarga Mahendra mengumumkan kembalinya puteri kandung mereka yang hilang. "... seperti yang kalian tahu selama ini kami mengadopsi Putri Marion dari mantan istri almarhum adikku, Marion Shelby. Sebabnya tak lain karena puteri kandung kami hilang akibat tipu muslihat yang keji ... waktu itu dia masih orok yang baru keluar dari rahim istriku. Gara-gara ini pula, istriku tak berani lagi mengandung. Kehilangan puteri bungsu membuatnya trauma. Siapa sangka, pertemuan tak disengaja akhirnya membuat kami bisa bertemu lagi ... ."Sambutan ini diucapkan dengan penuh haru bahkan sampai menitikkan air mata. Putri yang diminta berdiri di salah satu sudut tersembunyi hanya bisa menatap takjub kemampuan akting kedua manusia di depan sana. Puteri yang hilang katanya? Padahal untuk memaksa nyonya Mahendra agar mau mengangkat dirinya sebagai puteri yang hilang itu, Dewa harus memberi kompensasi. Deva akan tetap jadi satu-satunya pewaris

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Keluarga Baru

    Walau suaranya terdengar mantap, sejujurnya Putri sangat hancur di dalam. Kalau bukan karena memaksa diri agar kuat, dia sudah pasti menangis detik ini. Dewa menarik nafas panjang dan menatap Putri serius, "sesudah itu apa? Kamu mau kembali hidup luntang-lantung sendirian? Jadi objek hinaan semua orang? Putri, aku tak akan membiarkan darah Mahendra diinjak-injak begitu saja."Putri tertawa sangat keras. Ya! Apa yang penting bagi Dewa bukanlah dirinya atau ibunya atau siapapun melainkan nama keluarganya, Mahendra. "Persetan dengan namamu! Aku bahkan jijik harus memiliki DNA-mu dalam tubuhku," sahutnya begitu tawa pahit itu usai. "Kalau begitu, manfaatkan aku. Kamu membenciku, kan? Kenapa harus membiarkan aku hidup tanpa beban setelah menghadirkanmu ke dunia?"Sekarang Putri makin bingung. Sejak tadi dirinya sudah bertindak sangat kurang ajar namun Dewa tidak murka sedikit pun. Dia justru memberikan persuasi yang masuk akal. La

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Puteri Gelap

    "Kamu yakin mau pergi begitu saja, Putri?"Suara Claudia menarik Putri kembali ke dunia nyata. Sejak tadi dia memang masih gamang, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya sudah terlalu lelah dengan semua masalahnya di sini. "Ya, Kak. Mungkin saja, suasana kampung bakal bikin hidupku lebih happy. Aku sudah muak dengan kekejaman ibu kota. Sepertinya, takdirku memang jadi orang desa," sahut Putri dengan seulas senyum getir di bibirnya. Claudia hanya bisa mendesah pasrah. Setelah memastikan semua bawaan Putri siap, dia pun memeluk wanita yang sudah dianggapnya seperti adik itu. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Kamu orang baik, hidup tak akan selamanya kejam."Air mata Putri kembali menitik. Dengan rasa haru dia merangkul sahabatnya dan berpamitan. Sejurus kemudian, dia sudah duduk di dalam taksi menuju stasiun bus. Semalam, setelah melarikan diri dari Arya, Putri langsung menuju kontrakan Claudia. Usai menghabiskan waktu berpikir s

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Kabur

    Akhirnya, hari yang mendebarkan itu pun tiba. Arya mengajak Putri bertandang ke kediaman utama keluarga Bharata yang terletak di bilangan elit ibu kota. Begitu mereka sudah di ambang pintu, nyonya Bharata beserta Andini menyambut mereka. "Wah, akhirnya bisa ketemu langsung dengan aktris tenar kita," nyonya Bharata berkata sambil menempelkan pipinya ke wajah Putri. Tak jauh berbeda, Andini juga menyambut ramah mantan mahasiswanya itu. Segera, setelah basa-basi singkat usai, nyonya Bharata langsung menghela mereka semua ke ruang makan. Kesan pertama yang didapat Putri soal nyonya Bharata adalah beliau pribadi yang hangat dan cerdas, persis puterinya, Andini. Sementara tuan Bharata sendiri adalah pengamat yang baik. Sejak tadi beliau tak banyak bicara, namun matanya kedapatan menyorot Putri beberapa kali. Bukan tatapan genit melainkan meneliti. "Jadi, bagaimana perasaanmu setelah memenangkan award di festival film Asia?" Andini yang dud

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Selebritis Kelas A

    Kontan idenya ini ditolak Johan mentah-mentah. "Mengapa jadi begitu? Ada lima aktris yang akan audisi untuk peran ini dan kita harus menyaksikan kemampuan mereka berlima."Meski agak cemberut, pria muda itu akhirnya menuruti perkataan sang paman. Ketika Marion sudah selesai dengan aktingnya, Putri yang didaulat untuk maju. Berbeda dengan Marion, Putri memulai adegannya dengan merapikan rok dan seragam, lalu mengusap mata. Setelahnya, dia membuka pintu seolah di tangannya ada anak kunci, lalu menyapa seseorang yang dipanggilnya ibu. Setelah itu, dia membuka pintu yang lain dan berpura-pura menyalakan keran, lalu mengusap tubuhnya berulang-ulang. Matanya dipenuhi keputus-asaan namun tak bisa bercerita pada siapapun. Sebagai gantinya, dia cuma terisak sambil menutup mulut agar ibunya yang sedang duduk di luar ruangan, tidak mendengar apa-apa. Hebatnya, semua lakon Putri ini hanya bermodal imajinasi. Didepannya tak ada pintu, tak ada Ibu, tak ada a

  • Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat   Audisi

    Sesuai janjinya pada Arya mengenai konsep setara, Putri mulai berbenah. Untuk langkah awal, dia mendirikan perusahaan akuntan publik pertamanya, dan sebagai bentuk dukungan, Arya merelakan Arda Pictures sebagai klien pertama. Bila itu belum cukup, dia juga mempengaruhi rekan-rekannya agar mempercayakan laporan keuangan dan masalah perpajakan mereka ke perusahaan pacarnya. Hal ini membuat perusahaan milik Putri langsung mencicip laba di bulan pertama setelah launching. "Wah, ternyata ini enaknya punya kenalan orang dalam," gurau Putri ketika Arya tengah bertandang ke ruang kerjanya. "Itu sudah pasti. Silakan manfaatkan aku sesukamu, Sweetheart." Seperti biasa, Arya langsung menyahut dengan mulut manisnya. Putri mencibir dan tetap fokus menekuni laporan di atas mejanya. Sebagai perusahaan baru, dia belum berani mempercayakan masalah finansial sepenuhnya pada orang lain. "Putri, sekarang bagaimana? Kamu sudah merasa 'sejajar' belum sam

DMCA.com Protection Status