Selamat Jalan Cody
Hari ini merupakan hari tersibuk di Prince University Hospital. Seluruh teater OK sudah dipenuhi oleh tim bedah yang sedang bersiap untuk melakukan operasi donor organ tubuh Cody dan di ruangan lain juga akan ada operasi transplantasi jantung salah satu penerima donor organ Cody. Jalur menuju ruang operasi sudah ditutup sejak semalam bahkan lift yang akan di khususkan untuk jalur tim paramedis yang akan mengantarkan organ untuk dikirim ke pasien di berbagai tempat.
Seluruh persiapan telah selesai dilakukan. Ambulance sudah berjajar rapi di basement dan helikopter sudah siap di atas rooftop rumah sakit untuk membawa organ tubuh yang akan didonorkan Cody pada 6 orang penerima donor.
“Tolong semua perlakukan pasien dan keluarga dengan rasa hormat sampai seluruh prosedu
Dalam setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Mommy benar-benar berat menuliskan cerita ini, Mommy berdoa untuk orang-orang yang dengan ikhlas dan besar hati menolong orang lain dengan apa yang di punya agar Tuhan melimpahinya dengan segala kebaikan. Teruslah menabur kebaikan hingga akhir hayatmu. Terus dukung cerita ini dengan komentar, vote, dan beri rating. Terima kasih untuk kesetiaan kalian mengikuti cerita ini.. Love kesayangan Mommy...
Surprise Sudah 2 bulan ini Fio dihinggapi stress kerja. Rencana liburan yang sempat direncanakannya terpaksa ditunda karena banyak hal, mulai dari kepergian Matty ke Italia dan sejumlah negara eropa, kasus Cody yang membutuhkan perhatian dan konsentrasi penuh, juga membludaknya pasien di rumah sakit. Pacaran jarak jauh juga menambah kelelahan Fio. Walaupun selama ini hubungan mereka berjalan mulus tanpa kendala yang berarti, namun terkadang kesibukan, jarak, dan waktu pada akhirnya menjadi gangguan bagi mereka. Fio dan Matty memang sudah berkomitmen untuk terus mengusahakan dan mengupayakan komunikasi diantara mereka, tapi tampaknya mereka perlu untuk bertemu. Setelah dari Italia, bulan lalu, mulai pekan ini, Matty akan tinggal di Paris untuk beberapa bulan kedepan. Drttt drttt
Paris, I'm Falling in LoveSepanjang malam Matty tak mau melepaskan dekapan nya dari tubuh Fio. Bahagia begitu memenuhi hatinya. Bahkan pagi ini, Fio akan menemani dirinya menjalani seluruh aktivitasnya."Minnie,"panggil Matty saat mereka sedang sarapan berdua."Ya,""Kamu yakin mau nemenin aku seharian ini?""Iya, daripada bosan? Kamu nggak nyaman ya?""Bukannya gitu, aku takutnya kalau kamu masih jetlag?" jelas Matty."Aku udah tidur lama banget, Bee. Kemarin begitu nyampe aku langsung tidur sampai kamu datang, nggak lama tidur lagi kan? Aku juga perlu
Fashion Show "Minnie," panggil Matty saat Fio sedang menyiapkan keperluan Matty. "Ya," "Nanti, kamu duduknya bareng Wendi sama Lukas, yah," ujar Matty sambil mendekap tubuh Fio dari belakang. "Oke," sahut Fio singkat. "Aku udah tag tempatnya buat kamu," ujar Matty lagi, Fio hanya menghela nafas panjang lalu membalik badannya hingga mereka saling berhadapan. "Iya, Bee. Jangan terlalu khawatirin aku, ah." Fiona tersenyum manis sambil merapikan tatanan rambut Matty. "Aku cuma nggak mau ada cowok jahil yang gangguin calon istriku yang cantik," kata Ma
Kunti Kepala Wendi benar-benar mendidih melihat kehadiran Irene disekitar Matty. Perempuan satu ini memang tidak pernah menyerah mengejar Matty "Heh... Kunti…," teriak Wendi sambil berjalan cepat ke arah Irene. "Ish ... Si jin tomang ngapain lagi sih nongol. Bikin kesel aja deh," gumam Irene penuh kekesalan. "Hei, setan julid, lo ngapain kemari, hah?!" Teriak Wendi sambil menunjuk tepat diwajah Irene. "Lo siapa? Apa urusan lo?!" Balas Irene dengan wajah nyinyir. Permusuhan Wendi dan Irene terjadi sudah begitu lama. Bahkan sejak awal Wendi bekerja dengan Matty aura peperangan di antara mereka sudah begitu nyata.
Luka lagiSemalaman Fio tak bisa tidur, insomnianya mendadak kembali datang. Kepalanya berputar dengan cepat, begitu banyak kekhawatiran yang datang menghampirinya. Dia butuh jawaban namun dia takut jika jawaban yang akan diterimanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan."Fi," sapa Cassie, mereka berdua saat ini sedang duduk di meja makan. Suami Cassie sudah berangkat untuk bekerja sedangkan anak mereka sudah berangkat sekolah."Ya," jawab Fio sambil menatap gelas berisi kopi miliknya."Kamu baik-baik aja, kan? Tanya Cassie khawatir, dia melihat wajah Fio yang pucat dengan warna gelap disekitar matanya."Entahlah, Cass. Menjalani cinta bersama Matty rasanya tidak
I'm done"Fi, kamu beneran mau pergi?" tanya Cassie, "kamu nggak mau dengar dulu penjelasan Matty?""Aku merasa sudah cukup melihat, dan kelihatannya aku juga nggak cukup siap ada disamping Matty, Cass." Fio menatap ke langit-langit kamarnya sambil menahan nafasnya, merasakan sakit didadanya yang entah sejak kapan muncul kembali. Memperjuangkan cintanya dengan Matty sama dengan menyakiti dirinya sendiri.“Fi, please, jangan pergi dalam keadaan seperti ini. Setidaknya coba bicarakan baik-baik dengan Matty.”"I think this is the right time to say enough for this relationship (Aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk berkata cukup untuk hubungan ini).""Fi, tapi kalia
Hati yang Dingin Siapa bilang move on itu mudah? Sudah lebih dari 2 bulan ini Fio bertahan dalam diam, menyimpan segala lukanya seorang diri. Menjelma menjadi pribadi berhati dingin yang jarang tersenyum seperti biasanya. Citra Fio yang cantik, lembut, dan berkarisma mendadak lenyap menjadi Fio yang tempramental, ketus, dan sedingin kutub utara. Dia tak mengijinkan siapapun untuk menyentuhnya sekalipun itu para sahabatnya. Fio terlalu sakit untuk membuka dirinya saat ini dan sumber rasa sakitnya berasal dari akumulasi antara cinta dan lukanya pada Matty serta pengalaman traumatiknya bersama Bram di masa lalu. Sulit bagi Fio untuk bisa menerima segala bentuk alasan saat ini, dia berusaha untuk mengabaikan rasa sakitnya namun yang terjadi justru tanpa disadari, dia melukai dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya.
Simposium Setelah semalaman Fio berpikir, mencerna setiap kata-kata Ijul, dia mulai menyadari bahwa dia membutuhkan kedua sahabatnya untuk mendampinginya menghadapi situasi yang kini dialaminya. Akhirnya Fio memutuskan untuk menghampiri kedua sahabat baiknya, dan kebetulan keduanya sedang duduk santai di kantin rumah sakit, saat ini. "Hai, Wak," Sapa Fio "Hai, Wak, sini-sini duduk," ucap Ipeh langsung menarik kursi yang ada di sampingnya. "Ngapain lo?" ujar Ijul ketus. "Ijul!!" Seru Ipeh langsung menendang tulang kering Ijul. “Auu… Sakit, Peh,” seru Ijul sambil mengelus tulang keringnya yang terasa beg