Tawanan CM Psikopat Bab:27.Livy terdiam membeku, ketika Diana menanyakan tentang siapa yang sudah menghamilinya. Padahal dia tidak tahu, apakah dia saat ini tengah hamil?Livy merasa itu tidak mungkin, karena kemarin malam dia datang bulan, terdapat darah di bagian intimnya. Livy menggelengkan kepalanya dengan mimik wajahnya yang semakin pucat," Tidak! Itu tidak mungkin," gumamnya seraya menggelengkan kepalanya."Apa kamu yakin?" tanya Diana yang masih keukeuh.Livy tidak menjawab, tatapan matanya saat ini terlihat kosong. Namun air matanya mengalir di pelupuk matanya.Bangkit dari duduknya sembari mengusap air matanya."Maafkan aku Diana,aku harus pulang," ucapnya yang langsung pergi begitu saja. Tak menghiraukan seruan dari Diana yang masih menuntut jawaban.Livy keluar dari gedung D' Fantazio melalui pintu belakang, tempat pembuangan sampah. Dia tak ingin pulang bersama anak buah Arthur yang sudah menunggunya di depan gedung D'Fantazio. "Ya tuhan,jika benar aku hamil. Apa yang ha
Tawanan CM Psikopat Bab:28Arthur berjalan menghampirinya dengan rahangnya yang mengeras, giginya bergemeretak seiring detak jantungnya yang berdebar kencang.Plak!Tanpa berkata-kata, Arthur melayangkan tamparan ke wajah livy. Matanya menyipit dengan tangan yang mengepal erat."Sudah kukatakan, jangan coba-coba kau pergi tanpa sepengetahuanku!" desisnya.Lalu matanya menatap Virgo yang saat itu terlihat marah kepadanya, karena telah memukul livy di depannya. Bahkan selama berhubungan dengan livy, Virgo tak pernah menyentuhnya ataupun berkata kasar kepadanya. Dan siapa pria ini? Beraninya dia menampar kekasihnya?"Hei!" Tunjuk Virgo. Namun terhenti dan meringis, ketika Arthur memelintir jari tangannya."Arg…!Virgo memekik, ketika tangannya di pelintir dengan kuat. Tak hanya itu saja, Arthur melayangkan tendangan di perut Virgo sehingga membuatnya terpental ke tanah."Arthur! Aku mohon, jangan sakiti dia," mohon livy dengan mengatupkan tangannya.Entah kenapa melihat livy memohon untu
Tawanan CM Psikopat Bab:29."Bagaimana kau bisa hamil,livy? Kau hamil dengan pria yang tadi kau temui?" tuding Arthur, membuat ulu hati livy terasa nyeri.Livy mendongakkan kepalanya dengan air mata yang mengalir deras." Kenapa kamu berkata seperti itu padaku? Sudah jelas aku hamil karena mu,ini adalah anak kamu!" tukas livy menaikkan nada bicaranya.Arthur memicingkan bibirnya sembari menatap remeh ke arah livy. "Aku tidak yakin itu adalah anakku,ha! Apalagi kau baru saja bertemu dengan pria lain!" desis Arthur memicingkan bibirnya.Air mata livy semakin berderai, bangkit dari terpuruknya dan berjalan mendekati Arthur."Kamu tahu sendiri, Arthur. Kamu lah yang pertama untukku," ucap livy dengan nada bergetar."Lalu kenapa kau baru hamil sekarang,bukan minggu-minggu sebelumnya? Kau jangan coba menipuku!" tuding Arthur yang tetap tidak mempercayainya."Aku tidak menipumu,lagi pula. Aku pun tak menyadari perubahan dalam tubuhku, karena aku tidak merasakan mual," ucap livy.Memang livy
Tawanan CM Psikopat Bab:30Arthur menatap livy dengan tatapan mengerikan. Namun gadis itu terlihat tidak takut, entah apa yang membuat keberaniannya mencuat. Apa karena dia akan menjadi seorang ibu?"Kalau begitu lakukan saja!!""Kematianmu hanya berada di tanganku,tapi bukan hari ini karena kau belum merasakan luka lebih dalam yang aku ciptakan untukmu.." tandasnya.Jarak mereka hanya beberapa senti saja, hingga Arthur bisa melihat dengan jelas sirat mata kesakitan dari gadis itu."Aku sudah tidak sanggup lagi, Arthur.." katanya lirih."Karena sebentar lagi aku juga akan mati tanpa kau tahu.." lanjutnya pelan dalam tangisan yang kian menyakitkan.Arthur mengerutkan keningnya dalam pancaran bola mata yang tidak tahu,apa maksud dari pembicaraan gadis itu. Tapi yang jelas bisa Arthur rasakan bahwa livy sudah benar-benar menyerah.SREEKK "Livy jangan!" Teriak Bryan, termasuk semua orang menjerit terkejut begitu juga dengan Archie.Livy menarik sebuah senjata dari balik ikat pinggang Art
Tawanan CM Psikopat Bab:31Perhatian Arthur.Tembakan tersebut meleset melalui lemari kaca yang berada di belakang livy pecah dan berserakan di atas lantai. Arthur menarik tangan livy diwaktu yang tepat,pria itu mendekap erat tubuh livy hingga berguling ke samping.Bisa Arthur rasakan betapa bergetar nya badan livy dengan raut muka yang begitu syok. Jika saja Arthur terlambat menarik tangan livy sudah pasti sekarang peluru itu menembus jantungnya.Bryan yang melihat senjata tersebut tergeletak di atas lantai pun segera diamankan, karena tidak ingin orang lain menggunakannya secara sembarangan. Ini bukan senjata mainan melainkan senjata yang paling mematikan di dunia."Kau aman bersamaku,Livy," bisik Arthur semakin erat memeluk tubuh livy. Tapi gadis itu seperti masih terlihat sangat syok. Terbukti dari kediamannya."Jangan melakukan hal itu lagi di depanku,aku tidak bisa melihatmu seperti itu..""Livy?"Tubuh livy tidak merespon dan saat berada di dekapan pria itu pun,livy sama sekali
Tawanan CM Psikopat Bab:32"Suster tolong bawa nona livy masuk ke dalam ruang rawat,aku akan memeriksanya," ucapnya pada suster."Baik, dokter.." lalu brankar tersebut didorong dan dibawa masuk kedalam ruangan VVIP yang telah disiapkan.Setelah livy dipindahkan di brankar utama yang berada di ruang rawat tersebut, barulah Dokter Selena memeriksa tubuh livy secara menyeluruh. Dokter cantik itu juga memerintahkan suster untuk mengambil sampel darah yang nantinya digunakan untuk di tes di laboratorium.Sementara itu di depan ruangan rawat terdapat Arthur dan juga Bryan. Kedua pria itu memandang ke dalam kaca jendela. Tatapan Arthur tidak lepas pada livy yang sedang terbaring tidak sadarkan diri.Dokter Selena sempat menoleh ke belakang dan melemparkan senyuman kepada Arthur. Namun Arthur terlihat tidak menghiraukannya, matanya masih terus menatap livy dengan tatapan sendu. Terdapat penyesalan yang besar di matanya itu.Raut wajah dokter Selena berubah menjadi tatapan datar ketika melihat
Tawanan CM Psikopat Bab:33Perubahan Sikap Arthur.Arthur terbangun dari mimpinya dengan peluh bercucuran di dahinya. Dia seperti baru saja melihat hantu, wajahnya pucat disertai nafas yang memburu. Mimpi mengerikan itu selalu saja menghantuinya.Arthur mengusap wajahnya dengan kasar seraya mengatur nafasnya. Dia menoleh ke samping melihat wajah tenang livy yang masih saja enggan untuk membuka matanya.Tangan Arthur terulur,lalu meletakkan tangannya di atas perut livy yang saat ini terdapat darah dagingnya sendiri. Matanya menatap lekat ke arah perut livy,lalu menyingkap baju livy sehingga menampilkan perutnya yang masih rata.Tangan Arthur mengelus lembut permukaan perut livy sembari terus menatapnya lekat dengan tatapan datar, tetapi tangannya terus bergerak mengelus perut ramping itu."Bayiku," gumamnya.Tok..tok..tok..Suara ketukan pintu dari luar mengalihkan atensi Arthur,dia turun dari ranjang lalu kembali menutup perut livy dan menyelimutinya. Setelah itu dia berjalan ke arah
Tawanan CM Psikopat Bab:34Kecurigaan Arthur Pada Archie.Archie terkejut ketika tiba-tiba saja Arthur berada di belakangnya. Dia dengan cepat menyembunyikan botol kecil itu di belakang punggungnya,lalu tangannya perlahan masuk ke dalam kantong celananya menyimpan kembali botol kecil tersebut."Apa yang sedang kau lakukan disini, Archie?" Tanya Arthur memicingkan matanya."Tidak apa-apa,aku hanya ingin melihat kondisinya saja," jawab Archie dengan santai. Dia memang sangat pandai menutupi perbuatannya, bahkan terkadang dia seperti mempunyai seribu wajah yang sulit orang prediksi."Apa kau merasa yakin, Arthur. Kalau janin yang dikandungnya adalah anakmu?" Tanya Archie berupaya mengalihkan perhatian Arthur karena sepertinya Arthur terlihat mencurigainya."Tentu saja aku percaya, karena selama ini akulah yang pertama dan juga selalu bersamanya," jawab Arthur dengan tetap wajah yang mengintai Archie."Lalu bagaimana dengan mantan kekasihnya? Aku sudah menyelidiki identitas nya dan ternya