Home / Young Adult / Terjerat Pesona Kakak Tiriku / Chapter 25 (Dilema Adnessa)

Share

Chapter 25 (Dilema Adnessa)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-12-27 22:11:21

Beberapa hari terakhir, Laluna dan Fransisca merasa ada yang aneh dengan Adnessa. Mereka saling bertukar pandang penuh kekhawatiran, memperhatikan Adnessa yang terlihat begitu berbeda. Gadis itu tampak linglung, sering melamun, dan yang paling parah, ia sama sekali tidak fokus pada kuliah. Bahkan, Adnessa sampai mendapat teguran dari dosen pengajar karena ketidakperhatiannya di kelas. Ada apa dengan gadis ini?

Di sebuah kafe dekat kampus, setelah jam kuliah usai, Laluna dan Fransisca duduk berhadapan dengan Adnessa. Mereka berdua terus menatap Adnessa dengan tatapan intens, membuat gadis itu merasa risih. Adnessa yang tengah membaca novel pun terganggu, dan mengalihkan pandangan ke arah dua sahabatnya. Ia menatap kedua sahabatnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Kalian kenapa?" tanyanya, sedikit bingung dengan tatapan aneh yang ditujukan padanya.

Fransisca menoleh, menatap Adnessa dengan serius, begitu pun dengan Laluna. Tatapan mereka berdua semakin membuat Adnessa merasa tidak nyaman
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 26 (Ketidaksengajaan)

    Jam telah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, lampu-lampu di dalam kafe mulai meredup, menciptakan suasana yang lebih hangat. Aroma kopi dan makanan bercampur dengan alunan musik jazz yang mengalun lembut, menciptakan atmosfer yang nyaman dan santai. Adnessa dan dua sahabatnya, Laluna dan Fransisca, masih asyik nongkrong di salah satu sudut kafe setelah lelah berbelanja seharian. Mereka tertawa dan bercerita tentang berbagai hal, menikmati waktu bersama.Tiba-tiba, Laluna menghentikan tawanya dan menunjuk ke arah tertentu dengan dagunya. "Ness, itu kakak tiri lo, apa bukan sih?" tanyanya dengan nada berbisik, matanya tidak sengaja melihat seorang pria yang duduk beberapa meja dari tempat mereka, dan sekilas terlihat sangat mirip dengan Axcel. Laluna masih ingat betul wajah Axcel ketika pria itu mengantarkan Adnessa ke kampus beberapa waktu lalu.Adnessa dan Fransisca serentak menoleh ke arah yang dimaksud oleh Laluna. Mereka berdua mengikuti arah pandang Laluna dan melihat seorang

    Last Updated : 2024-12-28
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 27 (Siapa dia?)

    Mata Adnessa dan Axcel saling beradu untuk beberapa saat, menciptakan keheningan yang canggung di antara mereka. Akhirnya, Adnessa menghela napas dan memutuskan untuk pulang bersama Axcel. Ia merasa tidak ingin memperpanjang masalah di tempat umum, apalagi dengan tatapan penasaran orang-orang yang berlalu lalang."Baiklah, tunggu aku di tempat parkir!" ucap Adnessa dengan nada datar, berusaha menyembunyikan kekesalannya. Ia melirik sekilas ke sekeliling, menyadari hampir semua mata yang berlalu lalang menatap ke arah mereka berdua. Ia merasa risih menjadi pusat perhatian.Axcel mengerutkan keningnya, masih menggenggam erat pergelangan tangan Adnessa. Ia seolah bertanya mengapa Adnessa tidak pergi bersamanya sekarang. Ia ingin segera pergi dari tempat itu dan berbicara dengan Adnessa secara pribadi."Aku ingin berpamitan kepada Laluna dan Fransisca, tidak enak jika langsung pergi," ucap Adnessa dengan nada sedikit kesal, menarik perlahan tangannya dari genggaman Axcel. Ia merasa Axcel

    Last Updated : 2024-12-30
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 28 (Flash back)

    *Flashback on.*Adnessa, yang baru saja selesai menemui Laluna dan Fransisca, berjalan sendirian menuju basement gedung bertingkat itu. Ia berencana bertemu Axcel yang sudah menunggunya di sana. Langkahnya mantap, namun ada sedikit perasaan aneh yang mengganjal. "Kenapa sepi sekali?" gumam Adnessa pelan, suaranya hampir hilang ditelan keheningan basement. Suasana basement yang remang-remang, hanya diterangi lampu-lampu redup yang berjarak cukup jauh, dan sunyi senyap membuatnya merinding. Bayangan-bayangan yang dipantulkan pilar-pilar beton terlihat seperti sosok-sosok misterius dalam kegelapan. Ia mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman itu dan mempercepat langkahnya, berharap segera bertemu Axcel dan keluar dari tempat ini.Namun, sialnya, baru beberapa langkah ia menginjakkan kaki lebih dalam ke area basement, sebuah tangan kekar tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. Adnessa terkejut dan refleks mencoba berteriak, tetapi suaranya tertahan oleh tangan yang membekapnya erat. I

    Last Updated : 2024-12-31
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 29 (Kegilaan Giovan)

    "Apa semuanya sudah beres?" tanya Axcel, dengan tatapan mata yang masih terfokus tajam pada jalanan di depannya. Kedua tangannya mencengkeram erat setir mobil, buku-buku jarinya memutih. Ia mengemudi dengan kecepatan tinggi, menyusuri jalanan kota yang mulai ramai."Sudah, Pak," jawab Galih dengan nada tegas dan profesional dari seberang telepon. "Dari informasi yang saya selidiki, sepertinya ini semua adalah ulah mantan kekasih nona Adnessa," lanjutnya. Suara Galih terdengar tenang, namun Axcel bisa merasakan ketegasan dan keseriusan dalam setiap kata yang diucapkannya. Dalam waktu beberapa menit setelah Axcel memberi perintah tadi, anak buah yang ia kerahkan dengan sigap berhasil melumpuhkan orang-orang suruhan Giovan, dalang di balik semua kejadian ini.Axcel semakin mencengkeram kuat setir mobilnya. Mendengar informasi yang disampaikan Galih, amarahnya semakin memuncak. Ia membayangkan Giovan menyentuh Adnessa, menyakitinya, dan bayangan itu membuatnya mendidih. Dengan geraman ter

    Last Updated : 2025-01-01
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 30 (Sisi lain Axcelio Hansel.)

    "Bawa dia ke markas!" perintah Axcel dengan suara dingin dan datar, membelakangi Giovan yang tergeletak babak belur di lantai, tak berdaya setelah dihajar habis-habisan oleh Axcel. Nadanya tidak menunjukkan sedikit pun emosi, namun justru itulah yang membuatnya terdengar semakin mengerikan. Setiap kata yang diucapkannya terdengar seperti vonis hukuman mati."Baik, Pak," sahut Galih dengan cepat dan sigap. Ia mengangguk kepada beberapa pengawal yang berdiri di dekatnya, memberi isyarat untuk segera bertindak. Tanpa ragu, para pengawal itu segera menghampiri Giovan yang masih mengerang kesakitan di lantai dan menyeretnya keluar dari ruangan dengan kasar. Giovan berusaha memberontak, namun tenaganya sudah habis dan ia tidak berdaya melawan cengkeraman kuat para pengawal.Axcel tidak lagi menanggapi kalimat Galih atau memperhatikan Giovan yang diseret keluar. Pikirannya hanya tertuju pada Adnessa. Dengan langkah pasti dan tenang, Axcel membersihkan darah yang menempel di tangannya menggun

    Last Updated : 2025-01-01
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 31 (Jawaban pengakuan 1)

    Setelah keadaan Adnessa benar-benar mereda dan ia tampak lebih stabil, Axcel memutuskan untuk membawanya ke ruang ganti. Ia khawatir gadis kesayangannya itu akan sakit karena terlalu lama terkena air dingin. Dengan sangat hati-hati dan perlahan, Axcel menurunkan tubuh Adnessa di ruang ganti yang lebih hangat dan kering. "Ehemmm," Axcel berdeham kecil, merasa sedikit canggung dengan situasi ini. "Kamu ganti baju dulu, saya akan menunggu mu di luar!" ucapnya dengan nada lembut namun sedikit formal. Ia berusaha menjaga jarak dan memberikan privasi kepada Adnessa.Adnessa mengangguk pelan, matanya mengikuti punggung Axcel yang akhirnya berbalik badan dan melangkah keluar dari ruangan. Setelah memastikan Axcel benar-benar telah pergi dan punggungnya telah menghilang di balik pintu, barulah Adnessa memutar tubuhnya dan mulai mencari pakaian kering untuk dikenakan. Sebuah senyum kecil tanpa sadar terukir di bibirnya. Perlakuan Axcel yang begitu perhatian, lembut, dan penuh hormat membuatnya

    Last Updated : 2025-01-02
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 32 (Jawaban pengakuan 2)

    Adnessa yang sempat menunduk setelah mengakui perasaannya kepada Axcel, perlahan mengangkat kembali wajahnya. Ia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian yang tersisa. "Aku menyukaimu!" ulang Adnessa dengan suara yang lebih mantap, kali ini menatap langsung ke mata Axcel yang sedari tadi menatapnya dengan intens. Matanya memancarkan kejujuran dan ketulusan, meskipun ada sedikit gugup yang masih tersisa. Detik berikutnya, tanpa ragu, ia mengecup sekilas pipi Axcel. Sentuhan lembut itu begitu singkat, namun meninggalkan jejak yang membakar di pipi Axcel dan membuat jantung Adnessa berdebar semakin kencang. Mungkin, ini sudah waktunya Adnessa mengakui perasaannya sebelum nanti menyesali segalanya. Ia telah memendam perasaan ini terlalu lama, dan ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya. Meskipun jantungnya berdebar tidak beraturan, menunggu reaksi Axcel, ia merasa lega telah mengatakannya. 'Rasanya mau pingsan,' batinnya, merasakan darahnya berdesi

    Last Updated : 2025-01-03
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 33 (Ketegangan pagi hari)

    Erika duduk dengan anggun di sofa beludru merahnya, kakinya menyilang dengan elegan. Ekspresinya tenang, nyaris tanpa ekspresi, saat mendengarkan laporan dari tangan kanannya tentang kegagalan rencana menyingkirkan Adnessa dari sisi Axcel. Cahaya lampu kristal di atasnya memantul di rambut hitam legamnya yang tergerai, memberikan kesan dingin dan misterius. Setiap detail di ruangan itu, dari lukisan-lukisan mahal hingga karpet Persia di bawah kakinya, memancarkan kekayaan dan kekuasaan.Namun, ketenangan itu hanya topeng. Di balik mata hitamnya yang tajam, amarah mendidih. Ketika tangan kanannya menyelesaikan laporan dengan kalimat "...dan Nona Adnessa berhasil lolos tanpa cedera," Erika tidak bisa lagi menahan gejolak emosinya.PRANGGGG.Gelas kristal berisi wine merah yang sedari tadi dipegangnya hancur berkeping-keping di lantai marmer. Pecahan kaca dan cairan merah membasahi karpet, kontras dengan kesunyian ruangan sebelumnya. Suara pecahan kaca itu begitu keras hingga memecah keh

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 51 (Ini bencana?!)

    "Hoammm," Adnessa meregangkan otot-otot tubuhnya setelah beberapa jam beristirahat dengan nyenyak. Mengingat hari ini adalah weekend, waktu yang tepat untuknya bersantai dan memanjakan diri setelah beberapa hari menghabiskan sebagian besar waktunya untuk kuliah dan juga memikirkan tentang Revan dan Axcel. Ia merasa perlu melepaskan penat dan mengisi kembali energinya.Perlahan, Adnessa menurunkan kakinya dari ranjang yang empuk sembari menjedai simpel rambut panjangnya yang tergerai sedikit berantakan. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya, membersihkan wajahnya dengan air segar serta menggosok gigi sebelum akhirnya keluar dari kamar dan memulai aktivitas paginya."Bau apa ini?!" Adnessa yang baru saja keluar dari kamar, sedikit penasaran dengan aroma sedap yang menyeruak hingga ke lantai dua rumahnya. Aroma itu sangat menggugah selera dan berhasil membuat cacing-cacing di perutnya meronta-ronta minta diisi. Ia merasa perutnya tiba-tiba lapar.Adness

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 50 (Mahasiswi tidak tau diri)

    Setelah semua acara yang seharusnya ia gunakan untuk bersenang-senang dengan dua sahabatnya, kini berantakan akibat ulah Axcel dan Revan, ditambah lagi Laluna dan Fransisca yang kini mencurigai hubungan di antara dirinya dan Axcel, kakak tirinya. Adnessa merasa semakin tertekan dan bingung."Jangan-jangan…" ucap Fransisca, menggantung kalimatnya, menciptakan suasana yang semakin menegangkan. Ia menatap ke arah Adnessa dengan segudang teka-teki dari sorot matanya. Entah apa yang dipikirkannya, Adnessa bisa merasakan bahwa Fransisca sedang mencoba menyusun kepingan-kepingan informasi yang ia dapatkan untuk menarik sebuah kesimpulan.Tiba-tiba, suara deru napas terdengar dari belakang Adnessa. "Ness, kenapa kamu meninggalkan saya?" tanya Revan dengan napas tersenggal-senggal, menandakan ia baru saja berlari. Diikuti oleh Axcel yang berjalan di belakangnya dengan langkah pasti dan penuh wibawa, kontras dengan Revan yang terlihat panik.Revan sangat panik setelah memenangkan taruhan biliar

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 49

    "Ngaco," sangkal Adnessa. Sebenarnya ia sudah tahu bagaimana perasaan Revan kepadanya. Beberapa hari lalu, pria itu juga sudah mengakui perasaannya dengan terang terangan, bukan hanya di depannya, Revan juga mengakui perasaannya di depan Axcel. Hanya saja, ia belum berani untuk bercerita kepada dua sahabatnya ini. Mengingat, Laluna yang begitu tergila-gila dengan Revan, meskipun tidak sampai segila Devita yang sampai menyerang orang lain, Adnessa tetap merasa khawatir reaksinya akan berlebihan dan mungkin menyakitkan.Suasana di pollroom seketika berubah menjadi tegang, setelah pertandingan antara Revan dan Samudra dimulai. Sorak sorai kecil dari beberapa penonton yang tertarik dengan taruhan tersebut menambah intensitas pertandingan. Belum sampai 10 menit permainan itu dimulai, Adnessa sudah merasa tidak enak untuk menyaksikannya. Ia melihat bagaimana Revan dan Samudra saling beradu strategi dan kekuatan dengan tatapan yang serius dan fokus. Ia tidak suka melihat mereka berdua bersai

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 48 (Berada diantara tiga pria sekaligus)

    "Lo siapa?" tanya pria itu dengan nada tidak senang, tidak terima melihat Axcel menghalangi niatnya untuk mendekati Adnessa. Ia menatap Axcel dengan tatapan menantang, merasa harga dirinya diinjak."Saya?" tanya Axcel dengan senyum miring yang memperlihatkan sedikit ejekan, seraya menunjuk ke arah dirinya sendiri dengan ekspresi seolah menahan tawa. Ia merasa geli dengan keberanian pria itu yang mencoba mendekati Adnessa di depannya.'Aduh,' Adnessa mulai berkeringat dingin, jantungnya berdebar tidak karuan. Ia merasa sangat khawatir jika Axcel lepas kendali dan mengatakan hubungan mereka yang sesungguhnya di depan umum. Ia melirik Laluna dan Fransisca sekilas, melihat ekspresi bingung mereka. 'Apa yang akan mereka pikirkan nanti?' batinya cemas, membayangkan reaksi kedua sahabatnya jika mengetahui hubungannya dengan Axcel."Stop, minggir!" ucap Revan dengan nada tenang namun tegas. Ia dengan santainya berjalan di antara Axcel dan pria itu, seolah memberikan jarak agar mereka semakin b

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 47 (Poolroom)

    "Kalian serius mau ikut?" tanya Adnessa kepada Axcel dan Revan, dengan nada yang masih tidak percaya bahwa dua orang itu benar-benar mengikutinya sampai ke tempat ini. Ia menatap mereka berdua dengan tatapan menyelidik, mencoba memastikan bahwa mereka tidak sedang bercanda.Axcel dan Revan mengangguk bersamaan, dengan wajah yang terlihat sedikit kelelahan karena berlari kecil mengikuti langkah Adnessa yang cukup cepat. Mereka berdua memasang senyum meyakinkan, menunjukkan bahwa mereka serius dengan keinginan mereka untuk ikut.Adnessa menghela napas panjang, merasa sedikit pasrah dengan situasi ini. 'Kira-kira, kekacauan apa lagi yang akan mereka buat nanti?' batinnya, dengan sedikit rasa khawatir membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dengan kehadiran dua pria ini di poolroom. Ia mengalihkan pandangannya dari Axcel dan Revan dan menatap ke arah gedung di depannya.Ingin rasanya Adnessa menolak kedua pria ini agar tidak ikut dengannya. Ia merasa kehadiran mereka hanya

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 46 (Bersama dua pria menjengkelkan)

    "Ngapain lo di situ, Van?" Axcel yang baru saja selesai mandi dan bersiap turun ke lantai bawah untuk makan malam, terkejut setelah membuka pintu kamarnya dan melihat Revan berdiri tepat di depan pintu kamar Adnessa dengan wajah yang terlihat cemas. Ia mengerutkan kening, bingung dengan kehadiran sahabatnya di sana.Sebenarnya, bukan cemas yang sepenuhnya tepat untuk menggambarkan ekspresi Revan. Lebih tepatnya, ia gelisah. Revan sedari tadi menunggu Adnessa di depan pintu kamarnya, berharap gadis itu segera keluar. Namun, karena Adnessa tak kunjung keluar, Revan menjadi tidak sabar dan khawatir. Ia sangat ingin membuka pintu itu dan memastikan keadaan Adnessa baik-baik saja, tetapi ia ragu, takut dianggap terlalu lancang dan melanggar privasi gadis itu. "Kenapa sedari tadi Adnessa tidak kunjung keluar, Xel?" tanya Revan dengan nada khawatir yang bercampur dengan rasa penasaran.Axcel menjadi sedikit cemas mendengar kalimat Revan. Ia pun ikut merasa khawatir dengan Adnessa. Tanpa berp

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 45 (Cinta segi tidak beraturan)

    "Jangan bercanda, Dy," sahut Revan mendengar kalimat yang baru saja diucapkan Aldy. Ia tertawa kaku, tawanya terdengar dipaksakan, dan tatapannya seolah memberi peringatan halus kepada sahabatnya itu untuk tidak meneruskan leluconnya. Ada nada tidak suka yang tersirat dalam tawanya."Tidak lucu jika kita semua menyukai gadis yang sama," timpal Axcel dengan nada lebih serius, menatap Aldy dengan tatapan antara menyelidik dan tidak percaya. Ia mencoba membaca ekspresi Aldy, mencari tahu apakah sahabatnya itu benar-benar serius dengan ucapannya."Pffftttttt, bagaimana jika gue jatuh cinta sejak pandangan pertama?" tanya Aldy dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Senyumnya terlihat tulus, namun ada sedikit misteri di matanya yang membuat Axcel dan Revan sedikit bingung. Dari cara berbicara Aldy saat ini, mereka berdua tidak bisa memastikan apakah ini hanya sebuah lelucon atau sahabatnya itu benar-benar menyukai Adnessa.Revan tertawa lagi, kali ini tawanya terdengar lebih lepas, me

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 44 (Cinta segi tiga?)

    Revan dan Axcel terlihat antusias, meskipun dengan cara yang berbeda, menunggu jawaban Adnessa setelah Revan melempar pertanyaan yang membingungkan dan sekaligus mengejutkan tersebut. Revan menatap Adnessa dengan tatapan penuh harap, sementara Axcel menatapnya dengan campuran cemas dan pasrah.Bagaimana ini? Adnessa terlihat sangat bimbang, pikirannya berkecamuk. Ia takut jika keputusannya akan menyakiti salah satu di antara mereka. Mengingat persahabatan yang terjalin erat di antara Revan dan Axcel, ia juga tidak ingin membuat keputusan yang pada akhirnya menciptakan selisih paham dan menghancurkan tali persahabatan yang begitu berharga bagi keduanya. Ia merasa terjebak di antara dua pilihan yang sulit.Angin yang berhembus di halaman kediaman Hansel sore itu, membawa serta aroma dedaunan dan tanah basah, seolah ikut merasakan situasi dramatis yang tengah terjadi. Rambut Adnessa yang tergerai indah, kini terlihat sedikit berantakan tersapu angin, menambah kesan rapuh pada dirinya. Ad

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 43 (Terang-terangan, pengakuan Revan)

    Revan tidak menunjukkan ekspresi yang berarti setelah mendengar kalimat Erika. Ia hanya menoleh perlahan, mengalihkan pandangannya dari Erika ke Axcel, lalu ke Adnessa, dan kembali lagi ke Axcel. Matanya mengamati mereka berdua dengan seksama, mencoba membaca raut wajah dan bahasa tubuh mereka. Ternyata, dugaanku selama ini benar, batin Revan, sebuah kekecewaan yang dalam menyentuh hatinya, meskipun ia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. Ia sudah lama mencurigai ada sesuatu yang lebih dari sekadar persaudaraan di antara Axcel dan Adnessa, dan kini Erika telah mengkonfirmasi dugaannya tersebut."Gue bisa jelasin ini semua, Van!" ucap Axcel memecah keheningan yang mulai terasa menyesakkan. Ia merasa tatapan Revan padanya begitu intens dan sulit diartikan, membuatnya merasa bersalah dan ingin segera menjelaskan duduk perkaranya.Revan menaikkan sebelah alisnya, sebuah gerakan yang familiar dan sering ia lakukan saat ia merasa tidak percaya atau meremehkan sesuatu. Pria berparas ta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status