Raut wajah Odelia berubah membaca pesan masuk dari Bella Danzel. Sepasang iris mata Odelia memancarkan sesuatu hal. Debar jantungnya perpacu cukup kencang. Pertemuan terakhirnya dengan ibu Noah itu tidak sama sekali tidak baik.Odelia bergeming di tempatnya, tak bergerak sedikit pun. Tatapannya terus menatap pesan singkat dari ibu Noah. Ingatannya tergali akan hinaan ibu Noah pada tempo hari. Sebuah hinaan yang begitu menusuk relung hatinya. Odelia berusaha untuk tenang dibalik luka hatinya yang kembali terbuka. Dia ingin mengabaikan pesan tersebut, namun hal itu adalah tak mungkin. Odelia bukanlah sosok wanita pengecut yang tak berani menghadapi masalah yang hadir.Sejak di mana Odelia menjalin hubungan dengan Noah Danzel, dia sudah mencurigai hal ini akan terjadi. Jika saja perasaannya tak terlalu dalam, maka dia akan memilih untuk mundur dan menyerah. Odelia memejamkan mata singkat di kala sesuatu hal masuk ke dalam pikirannya. Detik selanjutnya, Odelia mengambil tas dan kunci m
“Barney, apa lagi jadwalku?” tanya Noah pada asistennya yang duduk di kursi depan, tepat di samping sang sopir. Noah berada di dalam mobil, karena baru saja selesai meeting penting dengan salah satu client-nya.“Sore ini ada meeting pemegang saham, Tuan,” jawab Barney sopan. Terkadang, dia kerap ikut Noah meeting di luar kantor. Tapi terkadang pun, dia mengurus perusahaan. Semua tergantung dari perintah Tuannya itu.Noah melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sekilas. “Alright, kalau begitu kita kembali ke kantor.”“Baik, Tuan,” jawab Barney sopan—dan meminta sang sopir untuk memutar balik ke arah perusahaan.Tak lama kemudian, mobil yang membawa Noah mulai memasuki perusahaan pria itu. Dia lebih dulu turun—dan menuju ke lift khusus miliknya. Beberapa karyawan yang ada di area lobby menyapa Noah dengan penuh sopan, dan dia hanya mengangguk sebagai jawaban merespon sapaan para karyawan.“Selamat siang, Tuan Danzel.” Darla menyapa Noah yang baru saja keluar dari lift.No
Sebuah mini dress dengan model kemben berwarna merah membalut tubuh Odelia dengan indah. Rambut wanita itu terjuntai menutupi punggung telanjangnya. Make up bold menyempurnakan penampilan Odelia malam itu.Odelia memiliki tubuh yang indah bak model internasional. Tinggi langsing namun di beberapa bagian tubuhnya padat menantang seperti bokong dan payudaranya. Dua bagian tubuh yang memang disukai para kaum adam.Manik mata abu-abu jernih nan indah serta bulu mata lentik benar-benar membuat Odelia sangatlah cantik dan menawan. Namun di balik penampilannya yang sudah sempurna, parasnya nampak sedikit muram.Ya, malam ini Odelia akan menemani Noah ke pesta ulang tahun teman pria itu. Jujur saja, dia sedikit canggung jika menemani Noah. Pasalnya, dia takut kalau tak bisa membaur dengan teman-teman Noah.Tak dipungkiri bertemu dengan Bella tadi, membuat Odelia khawatir bahwa dirinya kurang pantas untuk Noah. Noah berada di lingkungan kalangan atas, berbeda dengan dirinya.Ceklek! Pintu kam
Noah melepas pelukan wanita cantik itu ketika dia menyadari bahwa Odelia sudah memberikan tatapan dingin. Pria itu tak ingin membuat Odelia salah paham lagi. “Noah, aku merindukanmu,” ucap wanita asing itu dengan nada manja.Axel tersenyum melihat kecemburuan di wajah Odelia. “Dwyne, jaga sikapmu. Noah datang ke pesta ulang tahunku bersama dengan kekasihnya.”Wanita bernama Dwyne itu mengalihkan pandangannya, menatap Odelia dari ujung kaki ke ujung rambut. “Noah, ini kekasihmu?” tanyanya sedikit sinis dan tak suka mengetahui fakta di mana Noah telah memiliki kekasih.Noah mengangguk. “Ya, dia Odelia Jackson, kekasihku.”Raut wajah Dwyne langsung berubah di kala Noah memperkenalkan Odelia sebagai kekasih pria itu. Pancaran matanya menunjukkan kesinisan.“Odelia, ini Dwyne, teman lamaku,” sambung Noah memperkenalkan teman lamanya pada Odelia.Odelia yang tadi sempat kesal, akhirnya rasa kesalnya mulai berkurang karena Noah memperkenalkan wanita asing yang memeluk kekasihnya itu adalah
“Bella, apa yang kau lakukan?” Yosef menatap sang istri tengah memegang begitu banyak foto wanita cantik dan seksi. Entah apa niat istrinya itu sampai banyak memiliki foto wanita cantik.Bella meletakan foto-foto yang ada di tangannya ke atas meja. “Aku mencari wanita yang paling cocok untuk Noah.”Yosef menatap lekat Bella. “Kau berniat menjodohkan Noah?”Bella mengangguk santai. “Iya. Aku ingin Noah mendapatkan wanita yang terbaik. Bukan hanya sekedar yang memiliki paras cantik saja. Tapi juga harus berasal dari keluarga yang hebat. Istri Noah wajib sepadan dengan keluarga kita, Sayang.”Yosef mengembuskan napas panjang menatap Bella. “Kau tidak ada henti-hentinya berpikir seperti itu, Bella. Kau tahu Noah paling tidak suka kau ikut campur dalam hal memilih pasangan.”Bella mendecakkan lidahnya. “Sayang, aku hanya ingin yang terbaik untuk anak kita.”“Yang terbaik untuk kita belum tentu yang terbaik untuk anak kita. Jangan selalu memaksakan kehendakmu, Bella,” tukas Yosef mengingatk
Noah melajukan mobil dengan kecepatan penuh membelah kota Manhattan. Sepasang iris mata cokelat gelapnya menghunus tajam, menatap lurus ke depan. Pria itu kembali menginjak pedal gas, guna melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Napas Noah berembus sesak. Otaknya terus menerus memikirkan perkataan sang asisten yang mengatakan bahwa Agnes tengah dirawat di rumah sakit. Kepingan memori mengingatkan ucapan Dwyne yang memberi tahu bahwa Agnes mendapatkan tindakan kekerasan dari suaminya.“Shit!” Noah memukul setir mobil.Noah tak bisa berpikir jernih. Mendengar kabar Agnes masuk rumah sakit membuat otaknya tak bisa berpikir tenang. Segala perasaan yang terbendung di dalam dirinya sangat kacau membuat emosinya tak terkendali.Mobil Noah mulai memasuki sebuah rumah sakit yang ada di kota Manhattan. Pria itu segera turun dari mobil, dan berjalan cepat masuk ke dalam lobby rumah sakit. Sejak tadi pria itu benar-benar tidak bisa tenang.“Tuan.” Barney menyapa Noah yang baru saja tiba.Noah
Tiga hari sudah Agnes berada di rumah sakit. Selama tiga hari Agnes berada di rumah sakit, Noah selalu menjenguk Agnes. Namun, Noah tidak bisa berlama-lama menjenguk Agnes, karena dia tidak ingin membuat Odelia curiga padanya.Selama Noah menjenguk Agnes, selalu saja Noah beralasan pada Odelia bahwa pria itu memiliki meeting di luar. Tentu Odelia percaya, karena Odelia tidak pernah berpikir Noah akan berbohong.Noah pun merasa bersalah karena harus berbohong. Namun, Noah tidak memiliki pilihan lain. Pria itu terpaksa berbohong demi kebaikan. Kalau dia mengatakan yang sebenarnya pada Odelia, pasti masalah akan datang.“Noah, hari ini apa kau akan memiliki meeting di luar?” tanya Odelia seraya memoles wajahnya dengan make up. Seperti biasa, dia bersiap-siap untuk pergi ke kantor.Noah mengecup kening Odelia. “Ya, aku masih memiliki meeting di luar. Maaf, belakangan ini aku sibuk.”Odelia mengalihkan pandangannya menatap Noah. “Tidak apa-apa, aku mengerti, Sayang. Yang paling penting, ka
Odelia terbangun di pagi buta di kala merasakan perutnya diaduk. Rasa mual tak tertahankan, membuat wanita itu berlari menuju kamar mandi. Noah yang tertidur di samping Odelia—langsung menyusul Odelia di saat melihat Odelia masuk ke dalam kamar mandi.HuekkkHuekkkOdelia memuntahkan semua isi perutnya ke wastafel. Kepalanya merasakan pusing luar biasa dan berputar. Dia memutar keran wastafel, dan menyeka bibirnya menggunakan air bersih.Mata Odelia sedikit berkunang-kunang. Tubuhnya terasa lemas karena telah memuntahkan semua isi makanan yang ada di perutnya. Tepat di kala tubuh Odelia nyaris ambruk—Noah segera menangkap tubuh Odelia.“Odelia? Kau kenapa?” seru Noah seraya memeluk pinggang Odelia.Odelia menatap Noah. “A-aku tidak apa-apa, Noah. Kau jangan khawatir.”“Tidak apa-apa, bagaimana? Kau saja muntah-muntah,” ucap Noah panik dan cemas.Odelia membelai rahang Noah. “Sepertinya aku kelelahan, Sayang. Belakangan ini terlalu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”Noah mend
Odelia bangun pagi-pagi sekali. Dia berkemas hanya dalam waktu satu jam. Pun dia tak perlu berkemas banyak, karena para pelayan sudah membantunya. Noah sudah menyarankan, kalau ada barang yang tertinggal, bisa membeli di negara tersebut. Tapi Odelia tidak puas. Wanita itu selalu kesal setiap kali berpergian ada barang yang tertinggal.Selama mengemasi barang-barang, ada rasa kesal pada diri Odelia, karena Noah tidak bilang jauh-jauh hari ingin mengajaknya berlibur. Kalau saja Noah bilang jauh-jauh hari, pastinya Odelia akan mempersiapkan barang-barangnya dari jauh-jauh hari.Tak dipungkiri ada rasa bahagia karena Noah mengajaknya berlibur. Tentu saja Odelia merasa bahagia. Selama ini Noah selalu sibuk bekerja. Sekarang sang suami meluangkan waktu untuknya dan anak-anak mereka. Jelas membuat hati Odelia bahagia.Sejak menikah, Odelia memang fokus mengurs Orlin dan Neville. Dia sudah meninggalkan posisi jabatannya di kantor. Jika rindu kantor, pasti Odelia akan datang ke kantor sang sua
Pujian lolos di bibir Orlin sangat polos. Mata Orlin sampai melebar dan mengerjap beberapa kali melihat ketampanan Diego. Sedangkan Diego nampak tak suka di kala Orlin terus menatapnya.Bocah laki-laki itu memilih untuk membuang pandangannya, tak merespon sama sekali pujian yang lolos di bibir Orlin. Tampak jelas bocah laki-laki itu merasa tak nyaman. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, karena sekarang dia sedang berada di rumah teman lama ayahnya.“Orlin, kemari, Sayang.” Odelia meminta putrinya duduk.Orlin menurut, duduk di samping ibunya. Tepat di kala Orlin sudah duduk—Kimberly memberikan kecupan di pipi bulat Orlin. Terlihat Kimberly sangat gemas pada Orlin yang sangat cantik dan menggemaskan.“Kimberly, ini Orlin, putriku dan Noah.” Odelia mengenalkan Orlin pada Kimberly. “Orlin, berikan salam pada Bibi Kimberly, Paman Damian, dan Kak Diego.”Orlin patuh. Gadis kecil itu melukiskan senyumannya. “Hallo, Paman Damian, Bibi Kimberly—dan kau Kak … ah Diego saja. Aku suka memanggil
Bella dan Yosef datang berkunjung ke mansion Noah dan Odelia. Bella sudah minta maaf pada Odelia, tentang masalah Orlin. Bella meminta maaf karena tidak bermaksud untuk membuat Orlin menjadi anak yang jahat. Tentu Odelia mengerti maksud Bella. Tanpa harus minta maaf, Odelia sudah memaafkan ibu mertuanya.Hubungan Odelia dan Bella bisa dikatakan sangat baik. Meskipun dulu Bella tak menyukai Odelia, tapi sekarang Bella sangatlah menyukai sifat Odelia. Sosok Odelia selain baik, juga tegas membuat ibu Noah itu menjadi luluh. Noah dan Odelia sama-sama anak tunggal di keluarga. Orlin dan Neville selalu menjadi cucu kesayangan dari keluarga Noah dan keluarga Odelia. Tak heran kalau Orlin dan Neville sangat manja, karena memang kedua orang tua Noah dan Odelia sangatlah memanjakan Orlin dan Neville.Namun ada satu sikap Odelia yang membuat banyak kagum padanya. Odelia memiliki sikap yang jauh lebih tegas dan keras dalam mendidik anak. Berbeda dengan Noah yang jauh lebih tenang dan sabar.Odel
Odelia mengatur napasnya seraya memejamkan mata. Wanita cantik itu memijat keningnya, akibat rasa pusing yang melanda. Ya, emosi hari ini membuat Odelia menjadi cukup tak terkendali. Rasa marah bercampur dengan rasa kecewa yang menimbulkan kesesakan.Noah melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati sang istri duduk di tempat tidur dengan wajah yang menyimpan rasa kesal. Tanpa perlu ditanya, dia sudah mengerti kenapa emosi sang istri tak mudah menyurut.“Odelia—”“Noah, jangan bicara dulu denganku. Aku ingin istirahat.” Odelia langsung memotong ucapan Noah, meminta suaminya untuk tak bicara. “Putri kita ingin bertemu denganmu.” Noah tetap masuk sambil menggenggam tangan Orlin. Tampak raut wajah Orlin menunjukkan jelas rasa takut. Gadis kecil itu terus menggenggam tangan Noah.Odelia mengalihkan pandangannya, menatap Orlin dengan tatapan tegas.Noah membelai rambut Orlin. “Ayo, lakukan yang tadi kau katakan. Jangan takut.”Beberapa detik, Orlin masih terdiam melihat Odelia yang menunjuk
“Mom, kau sudah keterlaluan. Kau mengajarkan hal buruk pada Orlin. Hari ini dia membuat masalah di sekolah. Dia menghina anak laki-laki yang memberikan hadiah murahan padanya. Tindakan Orlin ini sangat buruk. Odelia sangat kecewa.” Noah berujar dengan nada tegas pada ibunya melalui panggilan telepon.Hal pertama yang Noah lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah bicara pada ibunya. Dia tahu bahwa tindakan ibunya, tidaklah benar. Ajaran ibunya membawa dampak negative pada putri sulungnya.Bella mendesah panjang. “Noah, Mommy hanya memberikan nasihat agar Orlin selalu hati-hati dekat dengan laki-laki. Mommy tidak ingin sampai cucu Mommy mendapatkian laki-laki sembarangan.” “Tapi caranya tidak seperti itu, Mom. Kau sama saja mengajarkan hal buruk pada Orlin. Orlin menjadi angkuh. Dia tidak mau bergaul dengan orang yang hidup berkurangan. Ini akan membuat sifat Orlin buruk di masa depan.”“Noah, Mommy tidak bermaksud seperti itu. Mommy hanya tidak ingin Orlin salah memilih pria di masa
Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe
Beberapa bulan berlalu … “Nyonya, biar saya saja yang memasukan ke dalam kotak makanan.” Sang pelayan berinisiatif membantu Odelia memasukan makanan ke dalam kotak. Dalam keadaan perut Odelia yang membuncit, tentunya sang pelayan khawatir selalu menjaga Odelia dalam beraktivitas. Tentunya sang pelayan diminta Noah untuk selalu menemani Odelia setiap saat.“Terima kasih.” Odelia tersenyum merespon ucapan sang pelayan. Waktu menunjukkan hampir jam makan siang. Odelia sengaja membuatkan makanan, karena hari ini dia berencana ke kantor mengantarkan makanan pada sang suami tercinta. Usia kandungan Odelia saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh delapan. Perut Odelia sudah sangat membuncit. Bahkan jalan saja sekarang sudah seperti siput. Dia sudah tidak lagi bekerja. Semua karena Noah tak mungkin memberikan izin padanya tetap bekerja.Rencananya hari ini, Odelia akan mengantarkan makan siang ke kantor sang suami. Dia merasa jenuh di rumah. Jadi tak masalah kalau mengantarkan makanan
Para pelayan sejak tadi nampak sibuk mengantarkan makanan dan minuman. Tidak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi asisten make-up artist pun terlihat sangatlah sibuk karena harus bolak balik mengambil perlengkapan.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Odelia dan Noah. Hari di mana sebentar lagi mereka akan resmi menikah. Hari yang tak pernah sangka akan terjadi di hidup mereka.Gaun pengantin dengan taburan berlian dan mahkota di atas kepala Odelia, menyempurnakan penampilan Odelia Jackson. Hari itu, Odelia berpenampilan seperti layaknya seorang putri Raja yang akan menikah.Darla dan Monica di sana menjadi bridesmaid Odelia. Mereka berdua kagum akan kecantikan Odelia. Bahkan sang make-up artist sejak tadi tak henti memuji Odelia yang tampil begitu cantik sempurna. “Odelia, kau adalah pengantin tercantik tahun ini,” puji Darla dan Monica serempak.Odelia tersenyum membalas pujian Darla dan Monica. “Kalian juga sangat cantik.”“Well, aku berias cukup lama. Kan aku m
Berita tentang rencana pernikahan Odelia dan Noah tersebar luas. Beberapa media ingin mewawancarai, namun Noah menolak tegas wawancara dari para media. Hal yang membuat hubungan Odelia dan Noah menjadi pusat perhatian, karena Odelia pernah menjadi korban penculikan. Noah sengaja tak mengizinkan media untuk mewawancarai Odelia, karena pria itu tak ingin membuat Odelia stress dengan begitu banyak pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Lagi pula, Noah tak mau kalau ada orang yang mengungkit lagi penculikan yang terjadi.Noah hanya berfokus pada masa depannya dengan Odelia, tak mau lagi menoleh ke apa yang sudah lewat. Apa yang berlalu, sudah berlalu. Dia ingin memulai kehidupan baru dengan Odelia tanpa ada gangguan siapa pun.Ngomong-ngomong, keluarga Odelia dan keluarga Noah telah bertemu. Kedua belah pihak saling menyambut hangat. Baik keluarga Odelia ataupun keluarga Noah memang tak ingin menunda-nunda pernikahan Odelia dan Noah. Apalagi kondisinya Odelia sekarang sudah berbadan dua.S