Noah melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sekilas. Pria itu merasa sudah cukup lama Odelia berada di toilet, dan tak kunjung kembali. Dia memutuskan untuk melangkah menghampiri Odelia, namun baru saja melangkah, tatapan pria itu menatap Odelia yang berlari dengan raut wajah yang nampak muram dan sedih.“Odelia?” Noah mendekat, dan menyentuh kedua bahu Odelia.“Noah, aku sedang kurang enak badan. Bisa kita pulang sekarang?” pinta Odelia. Nadanya pelan, tapi terdengar seperti menahan sesak di dada.Kening Noah mengerut, menatap lekat dan bingung Odelia yang seperti terjadi sesuatu pada wanita itu. “Ada apa, Odelia?” tanyanya mulai mencemaskan Odelia.Odelia membenamkan wajahnya ke dada bidang Noah. “Antar aku pulang, Noah. Please. Aku mohon padamu.”Noah terdiam mendengar permintaan Odelia. Dari nada suara Odelia seakan memberi tahu bahwa wanita itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Noah merasa ada yang aneh dan ganjal, namun dia memutuskan untuk tidak memaksa
Menghabiskan weekend bersama dengan Noah Danzel adalah hal yang tak pernah terkira oleh Odelia. Sebelumnya weekend Odelia selalu terasa gelap layaknya tak memiliki kehidupan. Namun, sekarang sangatlah berbeda dari yang dahulu. Sekarang layaknya ada lampu penerang yang memberikan kehidupan baginya.Sayangnya, weekend telah berakhir. Odelia dan Noah harus kembali memulai aktivitas mereka. Untungnya mereka bekerja di kantor yang sama. Hanya posisi yang berbeda terlalu jauh. Sampai membuat Odelia tak pernah berani mengungkapkan hubungannya dengan Noah pada lingkungan kantor.“Selesai.” Odelia menepuk dada Noah, di kala sudah membantu memasangkan dasi pria itu. Ya, kini Odelia dan Noah sama-sama bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.“Thanks.” Noah mengecup bibir Odelia. “Kau yakin tidak mau berangkat bersama denganku?” tanyanya memastikan.Odelia meminta untuk berangkat masing-masing. Yang mana artinya Odelia mengemudikan mobilnya sendiri, dan Noah mengemudikan mobilnya sendiri. Ini mema
“Ehm! Sepertinya aku sangat mengganggu.”Odelia terperanjat terkejut di kala mendengar suara berat memasuki ruang kerja Noah. Refleks, Odelia mendorong tubuh Noah, menghindar dari pria itu. Detik selanjutnya tatapan Odelia teralih pada sosok pria asing tampan yang berdiri di ambang pintu.Odelia menjadi salah tingkah tak menentu. Entah siapa pria asing yang ada di hadapannya itu. Yang pasti dia yakin bahwa pria asing itu cukup dekat dengan Noah. Astaga, membayangkan itu semua membuatnya ingin sekali berlari bersembunyi sejauh mungkin. Tapi berlari pun sulit. Yang membuat Odelia kesal adalah pria asing itu melihat dirinya dan Noah tengah berciuman mesra. Itu sangat memalukan!Jika Odelia panik dan gelisah, lain halnya dengan Noah yang nampak begitu santai, dan sama sekali tidak takut. Malah yang ada pria itu menatap jengkel sosok tamu yang datang tak diundang.“Kenapa kau ke sini, Axel?!” seru Noah seraya menatap dingin dan tajam, temannya yang datang.Axel mendekat sambil terkekeh. “R
*Jangan pulang dulu. Aku ingin mengajakmu makan malam di luar. Ada restoran baru yang ingin aku kunjungi bersama denganmu.* Sebuah pesan singkat dari Noah, membuat Odelia tersenyum-senyum sendiri. Ini sudah waktunya pulang kantor, tapi pesan singkat dari Noah membuat Odelia terbang melambung tinggi. Wanita itu persis seperti anak remaja yang tengah kasmaran.“Odelia, kau ini kenapa senyum-senyum sendiri?” Darla menatap Odelia yang nampak aneh.Odelia sedikit terkejut melihat Darla di hadapannya. Buru-buru, dia menyimpan ponselnya di saku celananya, dan berusaha untuk tenang. “Aku mendapatkan pesan dari ibuku,” jawabnya berdusta.“Ah, bagaimana kabar ibumu? Apa kau ingin pulang ke Florida?” Darla mendekat.Odelia memaksakan senyumannya. “Baik. Mungkin nanti. Aku belum bisa mengambil cuti untuk pulang ke Florida.”Darla mengangguk paham. “Iya, kau jangan dulu mengambil cuti. Perusahaan ini baru saja diambil alih Danzel Group. Kita masih harus penyesuaian dengan aturan-aturan yang berla
Odelia duduk di sofa kamar apartemennya sambil memainkan kukunya, dan menggigit bibir bawahnya pelan. Ya, saat ini Odelia sudah pulang ke apartemennya. Harusnya dirinya menunggu Noah, tetapi dia memutuskan untuk pulang duluan.Alasannya? Karena Noah kedatangan ibunya. Itu yang membuat Odelia memutuskan untuk pulang lebih dulu. Dugaan Odelia mengatakan bahwa Noah pasti akan pulang terlambat. Hari ini bertemu dengan ibu Noah membuat Odelia gugup luar biasa. Semua perasaan Odelia begitu campur aduk. Takut, cemas, khawatir semuanya melebur menjadi satu. Rasanya Odelia belum siap ibu Noah tahu tentang hubungannya dengan Noah.Odelia menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Wanita itu berusaha untuk menenangkan dirinya, dari rasa gugup yang menghantuinya. Otaknya muncul terkaan-terkaan yang belum tentu terjadi. Buru-buru, dia menepis pikiran buruk yang muncul di otaknya.Suara dering ponsel terdengar, menandakan adanya pesan masuk. Refleks, Odelia mengambil ponselnya yang ada
Noah bermalam di apartemen Odelia. Pria itu enggan untuk pulang ke penthouse-nya. Pun dia memang menghindar. Mungkin saja ibunya akan datang ke penthouse-nya untuk membahas hal-hal tak masuk akal. Noah malas bertemu dengan ibunya, setelah kemarin dirinya berdebat dengan ibunya.Noah melangkah keluar kamar, menghampiri Odelia yang sudah berkutat di dapur membuatkan sarapan. Noah sudah rapi dengan pakaian kantor. Tadi pagi-pagi sekali, asistennya mengantarkan pakaian ganti untuknya.“Morning.” Odelia tersenyum menatap Noah yang duduk di kursi meja makan, lalu dia segera menghindangkan sandwich tuna serta teh madu hangat untuk Noah.“Morning.” Noah mengecup bibir Odelia, di kala Odelia memberikan sandwich untuknya.Odelia duduk di hadapan Noah. “Pagi ini apa kau tidak memiliki meeting?” tanyanya.“Tidak, aku baru memiliki meeting nanti siang,” jawab Noah datar. “Kalau kau malas bekerja, kau istirahat saja. Nanti aku akan menyampaikan pada HRD.”Odelia berdecak pelan. “Noah, tidak bisa se
“Noah, aku merindukanmu.” Monica memberikan pelukan erat di kala dirinya sudah tiba di ruang kerja Noah. Tampak jelas Monica sangat merindukan Noah. Wanita itu bahkan sampai memeluk Noah dengan sangat erat, seakan tak ingin terlepaskan.Noah bergeming di tempatnya di kala mendapatkan pelukan dari Monica. Pria tampan itu sama sekali tak menolak, ataupun membalas pelukan Monica. Dia hanya diam membiarkan Monica memeluknya dengan begitu erat.“Kenapa kau ke sini tiba-tiba, Monica?” tanya Noah dingin dan datar.Monica mengurai pelukannya, menatap jengkel Noah. “Kau ini menyebalkan sekali. Aku kan sepupumu. Kenapa malah kau bertanya seperti itu padaku?” jawabnya jengkel.Ya, wanita cantik yang ada di hadapan Noah adalah Monica Danzel—sepupu kandungnya. Kedua orang tua Monica tinggal di Chicago. Sedangkan Monica sejak dulu kerap tinggal di keluarga besar Noah. Jadi memang bisa dikatakan Monica sangat dekat dengan Noah ataupun keluarga besar Noah.“Kau selalu datang dengan tujuan tertentu. K
Bibir Noah menjelajah ke atas bibir Odelia. Ciuman itu begitu menggebu dan tersirat api hasrat. Pria tampan itu menindih tubuh Odelia. Tak ada yang bisa Odelia lakukan selain pasrah di kala Noah menciumnya dengan liar.Tak menampik bahwa memang Odelia terbuai akan ciuman itu. Ciuman yang melumpuhkan seluruh saraf dalam tubuh Odelia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa memang Odelia tidak bisa sama sekali menolak sentuhan Noah.“Ah—” Desahan lolos di bibir Odelia di kala tangan kokoh Noah meremas payudaranya. Sialnya, pria itu menyelipkan tangan ke gaun yang dipakai Odelia—dan memberikan cubitan di puting payudara Odelia. Sungguh, tindakan Noah membuat tubuh Odelia menggelinjang. Bahkan kewanitaannya berkedut.Noah melepaskan ciumannya, menatap wajah Odelia yang memerah. Senyuman samar di wajahnya terlukis. Pria itu tahu bahwa Odelia tidak akan pernah bisa menolak sentuhannya.Noah menundukan kepalanya seraya melepaskan kancing depan dress Odelia, lalu menarik bra Odelia—dan mengisap puting p
Odelia bangun pagi-pagi sekali. Dia berkemas hanya dalam waktu satu jam. Pun dia tak perlu berkemas banyak, karena para pelayan sudah membantunya. Noah sudah menyarankan, kalau ada barang yang tertinggal, bisa membeli di negara tersebut. Tapi Odelia tidak puas. Wanita itu selalu kesal setiap kali berpergian ada barang yang tertinggal.Selama mengemasi barang-barang, ada rasa kesal pada diri Odelia, karena Noah tidak bilang jauh-jauh hari ingin mengajaknya berlibur. Kalau saja Noah bilang jauh-jauh hari, pastinya Odelia akan mempersiapkan barang-barangnya dari jauh-jauh hari.Tak dipungkiri ada rasa bahagia karena Noah mengajaknya berlibur. Tentu saja Odelia merasa bahagia. Selama ini Noah selalu sibuk bekerja. Sekarang sang suami meluangkan waktu untuknya dan anak-anak mereka. Jelas membuat hati Odelia bahagia.Sejak menikah, Odelia memang fokus mengurs Orlin dan Neville. Dia sudah meninggalkan posisi jabatannya di kantor. Jika rindu kantor, pasti Odelia akan datang ke kantor sang sua
Pujian lolos di bibir Orlin sangat polos. Mata Orlin sampai melebar dan mengerjap beberapa kali melihat ketampanan Diego. Sedangkan Diego nampak tak suka di kala Orlin terus menatapnya.Bocah laki-laki itu memilih untuk membuang pandangannya, tak merespon sama sekali pujian yang lolos di bibir Orlin. Tampak jelas bocah laki-laki itu merasa tak nyaman. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, karena sekarang dia sedang berada di rumah teman lama ayahnya.“Orlin, kemari, Sayang.” Odelia meminta putrinya duduk.Orlin menurut, duduk di samping ibunya. Tepat di kala Orlin sudah duduk—Kimberly memberikan kecupan di pipi bulat Orlin. Terlihat Kimberly sangat gemas pada Orlin yang sangat cantik dan menggemaskan.“Kimberly, ini Orlin, putriku dan Noah.” Odelia mengenalkan Orlin pada Kimberly. “Orlin, berikan salam pada Bibi Kimberly, Paman Damian, dan Kak Diego.”Orlin patuh. Gadis kecil itu melukiskan senyumannya. “Hallo, Paman Damian, Bibi Kimberly—dan kau Kak … ah Diego saja. Aku suka memanggil
Bella dan Yosef datang berkunjung ke mansion Noah dan Odelia. Bella sudah minta maaf pada Odelia, tentang masalah Orlin. Bella meminta maaf karena tidak bermaksud untuk membuat Orlin menjadi anak yang jahat. Tentu Odelia mengerti maksud Bella. Tanpa harus minta maaf, Odelia sudah memaafkan ibu mertuanya.Hubungan Odelia dan Bella bisa dikatakan sangat baik. Meskipun dulu Bella tak menyukai Odelia, tapi sekarang Bella sangatlah menyukai sifat Odelia. Sosok Odelia selain baik, juga tegas membuat ibu Noah itu menjadi luluh. Noah dan Odelia sama-sama anak tunggal di keluarga. Orlin dan Neville selalu menjadi cucu kesayangan dari keluarga Noah dan keluarga Odelia. Tak heran kalau Orlin dan Neville sangat manja, karena memang kedua orang tua Noah dan Odelia sangatlah memanjakan Orlin dan Neville.Namun ada satu sikap Odelia yang membuat banyak kagum padanya. Odelia memiliki sikap yang jauh lebih tegas dan keras dalam mendidik anak. Berbeda dengan Noah yang jauh lebih tenang dan sabar.Odel
Odelia mengatur napasnya seraya memejamkan mata. Wanita cantik itu memijat keningnya, akibat rasa pusing yang melanda. Ya, emosi hari ini membuat Odelia menjadi cukup tak terkendali. Rasa marah bercampur dengan rasa kecewa yang menimbulkan kesesakan.Noah melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati sang istri duduk di tempat tidur dengan wajah yang menyimpan rasa kesal. Tanpa perlu ditanya, dia sudah mengerti kenapa emosi sang istri tak mudah menyurut.“Odelia—”“Noah, jangan bicara dulu denganku. Aku ingin istirahat.” Odelia langsung memotong ucapan Noah, meminta suaminya untuk tak bicara. “Putri kita ingin bertemu denganmu.” Noah tetap masuk sambil menggenggam tangan Orlin. Tampak raut wajah Orlin menunjukkan jelas rasa takut. Gadis kecil itu terus menggenggam tangan Noah.Odelia mengalihkan pandangannya, menatap Orlin dengan tatapan tegas.Noah membelai rambut Orlin. “Ayo, lakukan yang tadi kau katakan. Jangan takut.”Beberapa detik, Orlin masih terdiam melihat Odelia yang menunjuk
“Mom, kau sudah keterlaluan. Kau mengajarkan hal buruk pada Orlin. Hari ini dia membuat masalah di sekolah. Dia menghina anak laki-laki yang memberikan hadiah murahan padanya. Tindakan Orlin ini sangat buruk. Odelia sangat kecewa.” Noah berujar dengan nada tegas pada ibunya melalui panggilan telepon.Hal pertama yang Noah lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah bicara pada ibunya. Dia tahu bahwa tindakan ibunya, tidaklah benar. Ajaran ibunya membawa dampak negative pada putri sulungnya.Bella mendesah panjang. “Noah, Mommy hanya memberikan nasihat agar Orlin selalu hati-hati dekat dengan laki-laki. Mommy tidak ingin sampai cucu Mommy mendapatkian laki-laki sembarangan.” “Tapi caranya tidak seperti itu, Mom. Kau sama saja mengajarkan hal buruk pada Orlin. Orlin menjadi angkuh. Dia tidak mau bergaul dengan orang yang hidup berkurangan. Ini akan membuat sifat Orlin buruk di masa depan.”“Noah, Mommy tidak bermaksud seperti itu. Mommy hanya tidak ingin Orlin salah memilih pria di masa
Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe
Beberapa bulan berlalu … “Nyonya, biar saya saja yang memasukan ke dalam kotak makanan.” Sang pelayan berinisiatif membantu Odelia memasukan makanan ke dalam kotak. Dalam keadaan perut Odelia yang membuncit, tentunya sang pelayan khawatir selalu menjaga Odelia dalam beraktivitas. Tentunya sang pelayan diminta Noah untuk selalu menemani Odelia setiap saat.“Terima kasih.” Odelia tersenyum merespon ucapan sang pelayan. Waktu menunjukkan hampir jam makan siang. Odelia sengaja membuatkan makanan, karena hari ini dia berencana ke kantor mengantarkan makanan pada sang suami tercinta. Usia kandungan Odelia saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh delapan. Perut Odelia sudah sangat membuncit. Bahkan jalan saja sekarang sudah seperti siput. Dia sudah tidak lagi bekerja. Semua karena Noah tak mungkin memberikan izin padanya tetap bekerja.Rencananya hari ini, Odelia akan mengantarkan makan siang ke kantor sang suami. Dia merasa jenuh di rumah. Jadi tak masalah kalau mengantarkan makanan
Para pelayan sejak tadi nampak sibuk mengantarkan makanan dan minuman. Tidak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi asisten make-up artist pun terlihat sangatlah sibuk karena harus bolak balik mengambil perlengkapan.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Odelia dan Noah. Hari di mana sebentar lagi mereka akan resmi menikah. Hari yang tak pernah sangka akan terjadi di hidup mereka.Gaun pengantin dengan taburan berlian dan mahkota di atas kepala Odelia, menyempurnakan penampilan Odelia Jackson. Hari itu, Odelia berpenampilan seperti layaknya seorang putri Raja yang akan menikah.Darla dan Monica di sana menjadi bridesmaid Odelia. Mereka berdua kagum akan kecantikan Odelia. Bahkan sang make-up artist sejak tadi tak henti memuji Odelia yang tampil begitu cantik sempurna. “Odelia, kau adalah pengantin tercantik tahun ini,” puji Darla dan Monica serempak.Odelia tersenyum membalas pujian Darla dan Monica. “Kalian juga sangat cantik.”“Well, aku berias cukup lama. Kan aku m
Berita tentang rencana pernikahan Odelia dan Noah tersebar luas. Beberapa media ingin mewawancarai, namun Noah menolak tegas wawancara dari para media. Hal yang membuat hubungan Odelia dan Noah menjadi pusat perhatian, karena Odelia pernah menjadi korban penculikan. Noah sengaja tak mengizinkan media untuk mewawancarai Odelia, karena pria itu tak ingin membuat Odelia stress dengan begitu banyak pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Lagi pula, Noah tak mau kalau ada orang yang mengungkit lagi penculikan yang terjadi.Noah hanya berfokus pada masa depannya dengan Odelia, tak mau lagi menoleh ke apa yang sudah lewat. Apa yang berlalu, sudah berlalu. Dia ingin memulai kehidupan baru dengan Odelia tanpa ada gangguan siapa pun.Ngomong-ngomong, keluarga Odelia dan keluarga Noah telah bertemu. Kedua belah pihak saling menyambut hangat. Baik keluarga Odelia ataupun keluarga Noah memang tak ingin menunda-nunda pernikahan Odelia dan Noah. Apalagi kondisinya Odelia sekarang sudah berbadan dua.S