“Noah, aku merindukanmu.” Monica memberikan pelukan erat di kala dirinya sudah tiba di ruang kerja Noah. Tampak jelas Monica sangat merindukan Noah. Wanita itu bahkan sampai memeluk Noah dengan sangat erat, seakan tak ingin terlepaskan.Noah bergeming di tempatnya di kala mendapatkan pelukan dari Monica. Pria tampan itu sama sekali tak menolak, ataupun membalas pelukan Monica. Dia hanya diam membiarkan Monica memeluknya dengan begitu erat.“Kenapa kau ke sini tiba-tiba, Monica?” tanya Noah dingin dan datar.Monica mengurai pelukannya, menatap jengkel Noah. “Kau ini menyebalkan sekali. Aku kan sepupumu. Kenapa malah kau bertanya seperti itu padaku?” jawabnya jengkel.Ya, wanita cantik yang ada di hadapan Noah adalah Monica Danzel—sepupu kandungnya. Kedua orang tua Monica tinggal di Chicago. Sedangkan Monica sejak dulu kerap tinggal di keluarga besar Noah. Jadi memang bisa dikatakan Monica sangat dekat dengan Noah ataupun keluarga besar Noah.“Kau selalu datang dengan tujuan tertentu. K
Bibir Noah menjelajah ke atas bibir Odelia. Ciuman itu begitu menggebu dan tersirat api hasrat. Pria tampan itu menindih tubuh Odelia. Tak ada yang bisa Odelia lakukan selain pasrah di kala Noah menciumnya dengan liar.Tak menampik bahwa memang Odelia terbuai akan ciuman itu. Ciuman yang melumpuhkan seluruh saraf dalam tubuh Odelia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa memang Odelia tidak bisa sama sekali menolak sentuhan Noah.“Ah—” Desahan lolos di bibir Odelia di kala tangan kokoh Noah meremas payudaranya. Sialnya, pria itu menyelipkan tangan ke gaun yang dipakai Odelia—dan memberikan cubitan di puting payudara Odelia. Sungguh, tindakan Noah membuat tubuh Odelia menggelinjang. Bahkan kewanitaannya berkedut.Noah melepaskan ciumannya, menatap wajah Odelia yang memerah. Senyuman samar di wajahnya terlukis. Pria itu tahu bahwa Odelia tidak akan pernah bisa menolak sentuhannya.Noah menundukan kepalanya seraya melepaskan kancing depan dress Odelia, lalu menarik bra Odelia—dan mengisap puting p
“Odelia, malam ini kau tidak usah masak. Kita makan di luar saja.” Noah menghampiri Odelia yang baru saja selesai mandi. Tatapan pria itu menatap tubuh Odelia yang masih memakai handuk—dan rambut yang dililit oleh handuk.“Kau bosan masakanku?” tanya Odelia pelan sambil menekuk bibirnya. Sampai detik ini, Noah masih berada di apartemennya. Hal tersebut yang membuat Odelia berpikir kalau akan memasak untuk Noah. Tapi, sayangnya niat Odelia harus terurung, karena Noah melarangnya memasak.Noah melangkah mendekat, melingkarkan tangannya ke pinggang Odelia, mencium leher Odelia yang harum sabun. “Mana mungkin aku bosan dengan masakanmu. Aku hanya tidak ingin kau kelelahan. Tadi kan aku sudah membuat energy-mu banyak terkuras.”Pipi Odelia merona malu mendengar ucapan Noah. Tak dipungkiri memang benar energy-nya banyak terkuras habis. Bagaimana tidak? Noah saja menyerangnya lagi dan lagi. Kewanitaan Odelia saja sampai sekarang masih terasa nyeri.Noah mencium gemas pipi Odelia yang merona
Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan terjalin. Odelia sudah berkali-kali berusaha mengajak Noah bicara, namun sayangnya Noah sama sekali bisa diajak bicara oleh Odelia. Well, sepertinya marah seorang Noah Danzel tidaklah main-main.Setibanya di apartemen Odelia, Noah hendak ingin pulang, namun Odelia mencegahnya. Meskipun pria itu marah, tapi dia tetap bertanggung jawab memulangkan Odelia sampai ke apartemen wanita itu.“Tidurlah. Ini sudah malam,” ucap Noah dingin dan menyingkirkan tangan Odelia yang melingkar di lengannya. Pria itu ingin segera pergi guna meredam kemarahan. Dia tak ingin meledakan kemarahan yang telah mengganggu hati dan pikirannya.Odelia berdiri di depan Noah sambil merentangkan kedua tangannya. “Kau tidak boleh pergi ke mana pun! Kau harus tetap di sini, Noah. Kau salah paham. Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan.”Odelia berusaha memberikan penjelasan. Karena memang, bagaimanapun, dia tidak pernah bermaksud untuk membuat Noah marah. Sungguh, dia menga
“Odelia?” Noah yang baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya, cukup terkejut melihat Odelia berada di ruang kerjanya. Pria itu sedikit tak mengira kalau Odelia ada di ruang kerjanya.“Darla sudah tahu.” Odelia bangkit berdiri, mendekat ke arah Noah, dan memberikan pelukan pada pria itu.“Sudah tahu apa?” tanya Noah tak mengerti, namun dia tetap membalas pelukan Odelia.Odelia mendongakan kepalanya, menatap Noah. “Tadi malam saat kita makan di restoran, ternyata Darla melihat kita.”“Lalu?” Noah membelai pipi Odelia.Odelia mendesah panjang. “Lalu akhirnya aku memberi tahu Darla tentang hubungan kita. Aku sudah berusaha menutupi, tapi Darla mendesakku untuk bercerita. Jadi terpaksa aku bercerita tentang hubungan kita.” Bibir Odelia sedikit tertekuk.Noah mengangkat tubuh Odelia, mendudukan ke atas mejanya, dan merapatkan tubuhnya ke tubuh wanita itu. “Apa kau kesal karena Darla tahu tentang hubungan kita?” ujarnya bertanya.Odelia menggelengkan kepalanya sambil melingkarkan tangan ke le
“V-Victor?”Bibir Odelia tercetus pelan nama Victor. Sepasang iris mata abu-abunya memancarkan jelas keterkejutan. Otak Odelia seketika menjadi blank seolah tidak mampu berpikir jernih. Berkali-kali, wanita itu menggelengkan kepalanya meyakinkan bahwa apa yang dia lihat ini salah. Tapi tidak! Apa yang Odelia lihat sangat nyata. Pria yang dibawa oleh sepupu Noah adalah mantan kekasihnya. Seperti bumi berhenti pada porosnya, tubuh Odelia nyaris tumbang. Untungnya dia menginjak kaki kuat-kuat ke lantai serta tangannya masih memeluk lengan Noah. Wanita itu berjuang keras untuk berdiri tegak. Napas Odelia sedikit memburu akibat perasaan campur aduk yang dia rasakan saat ini. Jika saja bisa, dia lebih memilih untuk pergi sejauh mungkin dari pesta. Akan tetapi pergi melarikan diri dari pesta adalah sebuah hal yang tidak mungkin. Odelia menyadari dirinya berada di tengah-tengah keluarga Noah. Bukan hanya Odelia yang terkejut, tapi Victor pun terkejut melihat kehadiran Odelia. Mereka sama
Suasana jamuan makan malam di mansion keluarga Noah semakin meriah. Alunan musik instrument ditambah dengan banyaknya keluarga yang bersulang, membuat suasana malam seakan tetap masih terasa sore.Malam sudah larut, tapi banyak keluarga yang masih bercengkrama. Wajar saja, mereka semua jarang sekali berkumpul seperti sekarang ini. Biasanya mereka berkumpul lengkap jika ada moment-moment tertentu, seperti sekarang Monica memperkenalkan calon suaminya.Hal yang membuat banyak keluarga terkejut adalah Noah telah memiliki kekasih. Selama ini mereka tidak pernah mendengar Noah terlibat hubungan asmara. Memang, sudah sering Noah masuk majalah gossip tengah dekat dengan banyak wanita, tapi belum ada yang dibawa pada pihak keluarga.Jika sampai Noah membawa seorang wanita di pertemuan keluarga, maka itu artinya Odelia adalah sosok wanita yang sangat penting dan berarti di hidup Odelia. Ada beberapa keluarga yang menyambut Odelia, dan ada juga yang kurang menyambut. Mengingat mereka semua mend
Odelia berontak di kala Victor menarik-narik tangannya. Sayangnya, tenaga Odelia tetap tidak bisa menyaingi tenaga Victor. Bisa saja, Odelia berteriak meminta tolong, namun Odelia tidak ingin membuat keributan.Sekarang, Odelia berada di lingkungan keluarga Noah. Wanita itu tak mau memancing keributan yang berujung dengan kekacauan. Terlebih kondisinya Victor adalah calon suami Monica.“Victor! Lepaskan aku!” seru Odelia meminta Victor melepaskannya.Victor menatap dingin dan tajam Odelia. “Diam, Odelia. Jika kau berteriak, semua orang akan tahu kalau kau adalah mantan kekasihku,” tukasnya penuh ancaman.Seketika Odelia terdiam mendengar ancaman dari Victor. Ya, Odelia tidak berkutik sama sekali mendengar ancaman dari Victor. Pasalnya, jika semua orang tahu Victor adalah semua akan semakin kacau dan banyak orang salah paham.Odelia mengatur napasnya, berusaha mengendalikan emosi dalam dirinya. Mau tidak mau, dia harus mampu menahan gejolak amarahnya. Sial! Odelia membenci di mana kond