Share

BAB 76

Sudah dua hari Kaluna bersama Damian dan Lavanya menginap di kediaman Benedict Mahawira. Pria tua berwajah tegas itu menyambut mereka saat makan siang dengan ramah. Wajahnya yang keras berubah menjadi menyenangkan saat berbicara dengan kedua cucunya juga Kaluna.

"Dasar bocah tua bodoh! Bisa-bisanya dia lebih mempercayai orang lain daripada kamu yang jadi orang terdekatnya. Sepertinya otak anak itu sudah pindah ke dengkul," adalah gerutuan Benedict saat Kaluna menceritakan maksud kepindahannya ke sana.

"Anak itu juga tidak mengirimiku undangan ulang tahun cucu pertamaku, bah!" dengusnya lebih lanjut.

Kaluna memandang Benedict dengan tidak enak. "Kalau soal itu saya minta maaf, Tuan. Karena sebenarnya saya yang mengurus seluruh keperluan pesta Damian."

"Tetap saja salah anak itu. Seharusnya dia punya inisiatif untuk mengatakannya padamu, kalau aku seharusnya diundang. Kau mana tau, kan?" sergah Benedict, menolak permintaan maaf Kaluna.

"Dan aku sudah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status