Pagi-pagi sekali, Kelly sudah bersiap pergi. Ia keluar dari kamar dan menarik kopernya menuju foyer. Eros datang dan membantu mengangkut koper ke bagasi taksi.Kelly berbincang sebentar dengan Eros. Mengucapkan terima kasih dan menanyakan Brandon. Ia mengangguk mengerti saat Eroz berkata Brandon bekerja di ruang kerjanya hingga dini hari dan saat ini belum bangun.Dengan embusan napas panjang, Kelly masuk ke dalam taksi. Terasa mimpi akhirnya ia bisa keluar dari mansion dan diperbolehkan pulang. Kepalanya menoleh ke belakang saat taksi sudah keluar dari gerbang utama untuk melihat mansion.Apalagi, saat ini ia benar-benar duduk di kursi pesawat. Kelly menatap keluar jendela saat take off. Tersenyum bahagia, ia benar-benar bisa keluar dari negara tersebut.Beberapa jam berikutnya.“Daddyyy.” Kelly meninggalkan kopernya dan berlari menghampiri sang Daddy yang telah menunggunya di bandara.“Princess.” William mendekap putrinya erat.Mereka melepaskan pelukan, Kelly mengamati sekeliling.
Brandon termenung di mansion. Hari ini pekerjaan di perusahaan mulai terkendali. Ia pulang lebih awal karena merasa pening.Tak langsung ke lantai empat, Brandon masuk ke kamar Mint. Kucing berbulu abu-abu putih yang langka itu sedang tidur meringkuk di bantalan empuk. Brandon menyempatkan diri mengecek kebersihan kamar.Mendengar suara, Mint bangun. Kucing itu menggeliat lalu menghampiri Brandon. Ia duduk di samping Brandon.“Sini.” Brandon menepuk pahanya agar Mint naik ke pangkuan.Namun, kucing itu hanya menggoyangkan ekor tanpa menuruti permintaan Brandon. Lelaki itu mendengus pelan. Terkadang, Mint memang suka semaunya dibanding menjadi peliharaan yanng penurut.Mint mengeong ke pintu. Kepalanya rebah ke lantai. Kucing itu tampak lemas.“Kamu kenapa?” Brandon mengelus kepala Mint yang langsung mengangkat kepala.Beberapa detik menikmati belaian Brandon, Mint kembali mengeong menatap pintu. Brandon menggeleng lemah.“Kelly tidak akan datang, Mint. Ia sudah pulang ke negaranya.” B
Seminggu sudah, Kelly pergi. Keadaan Brandon masih tetap sama di hari Kelly meninggalkannya. Sering berkhayal wanita itu masih ada di mansion.Kita memang baru merasa kehilangan saat orang tersebut tak ada. Sementara saat di dekat kita, kita malah tidak menghiraukannya. Brandon merasa mendapat karma saat ini.Bahkan Granny Eliza, Kak Dheena dan Ian berkata mereka beberapa kali mengirim pesan pada Kelly dan wanita itu membalas dengan santun. Tapi kenapa Kelly tidak mengiriminya pesan apa pun?“Memangnya kamu tanya apa sama Kelly?” Ian tak percaya Brandon berkata ia tidak pernah menerima pesan dari Kelly.“Tidak tanya apa-apa.”“Maksudnya? Kamu tidak mengirim pesan dan kamu mengharap balasan dari Kelly seperti ia membalas pesan dari kami?” Ian mulai tak sabar pada sahabatnya.“Yaa kan bisa dia mengirim kabar lebih dulu atau apa pun.”“Ya Tuhan. Bagaimana aku bisa bersahabat dengan manusia antartika ini?” Ian mendongak tinggi seolah ingin berkomunikasi dengan Tuhan di langit.Setelah men
Granny Eliza memejamkan mata sesaat dan mengembuskan napas berat. Belum sempat menjawab, cucu-cucunya yang lain menambahi pertanyaan.“Dalton ... Frederix Dalton?“Sacha Dalton?”“Louis Dalton?”“Mereka ada hubungannya dengan Kelly?”Gio dan Zevan – kakak kembar lelaki Brandon, Dheena dan Della serta Ian silih ganti bertanya dengan nada penasaran. Mata mereka semua membulat sempurna tak kala Granny Eliza mengangguk pelan. Detektif Dean berdehem dan menunjuk pada layar di depan mereka.“William Summer Dalton adalah bilioner yang memiliki tiga orang anak dari pernikahan pertamanya. Fred, Sacha dan Louis saat ini terdaftar sebagai pebisnis yang sukses di negara mereka.”Layar menampakkan foto-foto Willian, Fred, Sacha dan Louis.“Secara rahasia, beberapa tahun setelah istri pertamanya meninggal, William Dalton menikah lagi. Istrinya sekarang adalah Keyna Calanthe Edison, saat ini tercatat sebagai seorang dokter spesialis jantung terkenal. Mereka memiliki satu orang putri.”“Kelly.” Brand
“Happy birthday, Kelly.”Mata Kelly yang tertutup syal dibuka. Sebenarnya ia telah tau keluarganya akan membuat pesta kejutan. Tadi pagi, seluruh keluarga sudah mengucapkan selamat ulang tahun lalu beraktifitas seperti biasa. Meski begitu persiapannya jelas-jelas di depan mata.Tetapi, demi menyenangkan semua orang, Kelly berusaha menampilkan ekspresi terkejut. Ia membuka mata dan kini merasa lebih terharu. Seluruh keluarga dan kenalannya hadir.“Kellyyy.” Suara comel Jasmine – sahabatnya terdengar.Mereka berpelukan erat. Jasmine menarikan tarian aneh dengan iringan lagu selamat ulanng tahun dalam bahasa asing membuat Kelly tergelak dan menggeleng-geleng.“Kok bisa kamu mau jadi dokter spesialis kandungan, sih? Kelakuanmu sama sekali tidak mencerminkan.” Kelly kembali memeluk sahabatnya. “Mana Edzard?”Jasmine melepas pelukan. “Maaf, Ed tidak bisa datang. Patah hati masih berlangsung.”Mendengar pernyataan Jasmine, wajah Kelly seketika suram. Edzard adalah saudara kembar Jasmine yang
“Kenapa kamu protes? Sana, cari pacar.” Edzard menyahut pada saudari kembarnya.“Aku harus menjaga kalian. Takutnya kalian lupa kalau sudah putus dan terbawa suasana romantis.” Jasmine mencebik.“Tidak. Aku yakin Edzard lelaki setia.” Kelly menatap sekeliling untuk memastikan keadaan aman, lalu berbisik, “Bagaimana hubunganmu dengan Leona?”“Dia belum berani bilang pada Mommy. Tapi sepertinya, Daddy sudah tau.” Jasmine yang menjawab pertanyaan Kelly.“Husss!” Edzard menutup mulut saudari kembarnya. “Jangan keras-keras.”Kelly terkikik geli melihat tingkah sahabatnya. Jasmine sejak dulu memang lebih mirip Auntie Edith yang bersifat senang mengkritik dan agak tomboy. Sementara Edzard sangat mirip dengan Uncle Jaslan yang serius.Dulu, Auntie Edith lah yang paling semangat menjodohkan Kelly dengan Edzard. Bahkan, sejak kecil, Edzard sudah didoktrin untuk menikah dengan Kelly. Otomatis, saat Kelly dan Edzard bertunangan, Auntie Edith yang paling bahagia.Begitu juga saat Kelly memutuskan
“Daddy, hari ini aku saja yang jemput Mommy, ya.”Daddy William menoleh menatap putrinya. Merasa agak heran dengan pernyataan tersebut. Biasanya Princess akan berkata ia ingin ikut menjemput karena tau Daddynya selalu menjemput sang Mommy.“Maksudnya kita bersama yang jemput Mommy, ‘kan?”Kelly memberengut. “Daddy nggak denger aku? Tadi ‘kan aku bilang aku yang mau jemput Mommy.”“Tanpa Daddy?”Kepala Kelly mengangguk sementara Daddy William menggeleng. Tentu saja ia tidak setuju. Kenapa tiba-tiba ia merasa tersisih?Tetapi, Kelly memberikan alasan bagus. Ia mengatakan Mommy pernah meneleponnya dan berkata cemburu karena Kelly selalu menghabiskan banyak waktu dengan Daddy William. Akhirnya William mengizinkan karena ia juga pernah mendengar istrinya mengeluh tentang hal tersebut.“Daddy kan hari ini mau golf sama Uncle Jaslan. Jadi, santai saja. Biar aku yang jaga Mommy.”“Sebenarnya apa yang mau kalian lakukan?”“Hanya membuat moment Mommy dan Princess kesayangannya.” Kelly mengedipk
Kelly menggeleng. Air mata kini turun ke pipi. Detik berikutnya, Kelly masuk ke dalam dekapan sang Mommy.“Maafkan, Princess.” Lirih Kelly.Keyna menutup mata dan mengembuskan napas panjang. Tangannya mengelus kepala hingga punggung putrinya yang terisak pelan.Sudah ia duga sebelumnya. Saat Princess pulang, ia terlihat lemas. Keyna tau alasannya bukan jetlag seperti yang Princess katakan.Beberapa kali ia memergoki Princess kehilangan nafsu makan. Bahkan di hari ulang tahunnya, Keyna mendengar sang putri muntah-muntah.Keyna menuntun putrinya kembali duduk di sofa. Ia mengambil beberapa helai tisu dan membantu Kelly mengelap air mata.“Benar kamu hamil?” Keyna mengulangi pertanyaannya.Kelly menggeleng lemah. “Tidak tau, Mom. Aku belum cek.”Kembali Keyna mengembuskan napas berat. “Sudah telat menstruasi berapa minggu?”“Tiga minggu lebih.”“Kita cek sekarang!”Perintah Keyna ditolak mentah-mentah oleh Kelly. Wanita muda itu kembali sibuk mengelap air mata dan wajahnya. Lalu, menatap
Kelly berlari ke kamarnya. Air mata mengalir ke pipi. Sesungguhnya ia menyesali apa yang ia ucapkan pada Brandon.Lelaki itu tampak syok mendengar Kelly memintanya pergi. Kelly tetap menggeleng meski Brandon berkata ia akan berusaha menjadi lelaki yang diidamkan Kelly."Hiks, hiks." Kelly menangis sendirian di kamar.Ia butuh seseorang untuk menenangkannya. Tapi saat ini semua penghuni mansion sibuk. Terngiang ucapan Mommy Keyna.Bagaimanapun, kamu harus bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan. Masalah itu mendewasakan pemikiran.Dengan kasar, Kelly mengusap pipi. Ia membayangkan keburukan Brandon agar hatinya tidak sakit mengingat kepergiannya."Dia bertato, memakai anting, merokok, minum alkohol, dingin, aneh, tidak perhatian, semena-mena .... " Kelly meracau sendiri.Lalu setelah beberapa kali menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Kelly menyetel musik dengan lagu galau keras-keras, lalu memejamkan mata.Rasanya belum lama Kelly tidur, ia terbangun karena suara petir
“Ini maksudku dulu.” Keyna berucap pada William dan anak-anak sambungnya. “Kalian terlalu memanjakan Princess, hingga telah dewasa begini ia bingung memutuskan sesuatu.”Louis menggeleng. “Tidak juga. Buktinya, Kelly bisa memutuskan ia mau berkarir di luar negeri.”“Maksudku mengambil keputusan saat terkena masalah.” Keyna bersungut.Keyna, William dan ketiga putra-putrinya saat ini berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bagaimana Brandon yang sangat gigih ingin menemui Kelly. Sampai saat ini, Keyna merasa Kelly masih bingung dan mengulur-ulur waktu.“Aku sudah mengarahkan Princess. Kamu benar Baby, dia memang sulit menyelesaikan masalahnya.”“Brandon juga sama keras kepalanya. Andai ia mau menjelaskan kenapa ia ingin bertemu Kelly, kita bisa menyampaikannya pada Kelly, bukan?” Frederix menyalahkan Brandon.Satu jam berbincang, mereka tidak menemukan solusi selain menunggu. Meski begitu, anggota keluarga Dalton berjanji akan membimbing Kelly untuk secepatnya menyeles
Meski hanya kata 'Terima kasih' itu sudah cukup membuat Brandon tidak dapat tidur. Otaknya berpikir terus apa lagi yang bisa membuat Kelly senang dan akhirnya membuka komunikasi dengannya."Tapi, Cedric bilang, Kelly tidak terlalu tertarik dengan berbagai barang mewah yang ku kirim." Brandon menggumam sambil menatap langit-langit kamar.Lelaki tampan itu mengembuskan napas panjang. Ia tersenyum menatap berbagai foto-foto Kelly yang bersenang-senang dengan para idolanya.Rencana gila itu tiba-tiba terlintas saat mendengar penuturan Edzard tentang kesukaan Kelly. Ia beruntung selebriti yang digandrungi Kelly bersedia datang. Tanpa banyak negosiasi, Brandon menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh manager artis-artis itu."Apa aku panjat saja balkon kamar Kelly?" Brandon mulai mempertimbangkan idenya.Besok pagi, Brandon datang ke mansion. Ia hanya diperbolehkan menunggu di halaman depan. Sampai seharian ia belum bisa menemukan yang mana balkon kamar Kelly.Esok harinya, Brandon datan
“Apa sih, Kak?” Kelly terkejut karena ditarik-tarik Louis keluar kamar.“Kak Lou nggak tau bagaimana, tapi ada tamu penting untukmu.” Louis berkata dengan panik.Lalu di tengah lorong berhenti sejenak. Ia mengamati penampilan sang adik. Tangannya merapikan rambut dan mengangguk puas.“Untung kamu cantik alami. Tanpa make up, sudah Ok.”Kelly mengerutkan kening dalam-dalam mendengar ucapan Louis. Mereka menuju foyer yang ternyata telah banyak anggota keluarga yang berkumpul. Ia semakin penasaran.“Hai, Kelly.” Seseorang menyapa Kelly dengan ramah.Sontak, Kelly terkejut bukan main. Saking kagetnya ia hanya bisa melongo pada sosok idoal yang berdiri di hadapannya. Matanya mengerjap untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah.“Kenalkan. Aku Chris Marvin dari grup band Clodplay.” Lelaki itu menjulurkan tangan pada Kelly.“Eh, oh, iya.” Dengan gugup, Kelly membalas jabatan tangan tersebut.Lalu ia diam kembali. Sepertinya ia tidak dapat mendengar suara-suara yang bicara di sekitarny
“Apa Brandon memang begitu? Suka memaksakan kehendak?”Kelly merenung mendengar cerita tentang pasien terakhir sang Mommy tadi sore. Sebelum makan malam, Keyna mampir ke kamar Kelly untuk meneriksa keadaan putrinya sekaligus menceritakan apa yang Brandon lakukan di rumah sakit.Mau tak mau, Kelly jadi mengingat apa saja yang Brandon lakukan. Bayangan sosok tampan itu kini terlihat jelas di pelupuk mata.“Nggak sih, Mom. Dia cukup demokratis, mau mendengar pendapat. Terkadang aku malah merasa ia sangat penurut pada Granny Eliza, itu sebabnya tidak bisa menghindar dari pernikahan yang dirancang Granny.”Keyna melirik sang putri yang berbicara hal baik tentang Brandon. Ia lalu melihat coklat pemberian Donald dan Florence di samping ranjang Kelly.“Sudah dicoba coklatnya?” Keyna mengendik pada kotak mewah itu.Kepala Kelly menoleh pada objek yang dimaksud Mommy Keyna. Lalu meraih kotak tersebut dan membukanya.“Aku sudah makan setengahnya.” Kelly terkekeh. “Mommy mau coba?”Keyna ikut ter
“Ini pasien terakhir, Dok.” Suster berkata pada Keyna yag langsung mengerutkan dahi.Dokter spesialis jantung itu menatap jam di dinding. Lalu menggeleng tak percaya pada pernyataan suster.“Kok bisa? Biasanya kamu sampai kewalahan mengatur jadwalku.” Keyna terkekeh.“Ada pasien spesial yang membooking jam praktek dokter.” Suster hanya tersenyum, meletakkan berkas pasien baru lalu membukakan pintu.“Selamat sore, Dokter Keyna.”Suara bass itu membuat Keyna mendongak. Ia mengerjapkan mata beberapa kali melihat sosok tampan yang berdiri di depannya.“Brandon. Apa yang kamu lakukan di sini?”Brandon mengendik pada berkas di atas meja Keyna. “Aku pasien terakhir anda.”Segera, Keyna membuka berkas dan membacanya cepat. Ia mengembuskan napas panjang lalu mengangguk.“Silahkan duduk.”“Terima kasih.” Brandon duduk di kursi pasien di depan Keyna.Setelah berhasil membujuk Cedric, Brandon akhirnya tau jadwal praktek Keyna. Lalu, dengan kemampuannya bernegosiasi, Brandon meminta setengah waktu
Brandon mengangkat tinggi kedua alisnya mendengar ucapan Jasmine. Sementara Edzard menatap tajam Brandon. Keduanya saling adu pandang.Tentu saja saat ini Brandon bersiaga. Ia pernah kena pukul Louis dan tidak mau kejadian itu terulang lagi.“Kelly belum bisa ditemui saat ini.” Edzard mengabaikan pernyataan Jasmine.Brandon memicingkan mata pada Edzard. “Kamu juga bukan penghuni mansion ini. Kenapa kamu yang memutuskan?”“Hei! Meski bukan anggota keluarga Dalton, kami sudah dianggap keluarga dan bisa bebas keluar masuk mansion ini. Dari pada kamu yang hanya bisa masuk sampai foyer.” Jasmine meledek Brandon.Kepala Brandon menggeleng samar. Ia mendengus pada Jasmine, lalu menatap Edzard. “Kamu mau kuliah? Ayo, aku antar.”Tanpa menunggu jawaban Edzard, Brandon keluar. Si kembar saling bertatapan, merasa aneh dengan tawaran Brandon.“Sana, ikut saja. Lumayan pakai mobil sport limited edition.” Jasmine mendorong kakaknya.“Tadi nyusuh hajar sekarang malah disuruh ikut mobilnya. Gimana, s
“Dua kali? Wow ... aku tak menyangka. Benar dugaanku dong. Kalau nggak enak pasti kamu nggak mau lagi, kan?” Jasmine terkekeh sendiri.Kelly tetap teguh untuk tidak menceritakan detail tentang hubungan ranjangnya dengan Brandon. Meski Jasmine adalah sahabatnya, menurutnya itu adalah hal yang tabu untuk diceritakan.“Aku jadi tambah bingung sama hidupku.” Kelly mengeluh.Setelah memutuskan hubungan dengan Edzard, Kelly merasa percintaannya tidak mulus. Lalu ia menduga itu semua karena karma padahal semua keluarga sudah mengira bahwa Kelly dan Edzard akan menikah.“Jangan ngomong begitu.” Jasmine menyanggah asumsi sahabatnya. “Menurutku kamu malah baik banget memutuskan Ed karena kita tau ia naksir Leona.”Kelly terkekeh. “Tapi, aku sempat patah hati lho. Ternyata Ed tidak secinta itu sama aku.”“Aku sempat marah sama Ed. Aku nggak ngomong sama dia hampir satu bulan.”Mereka mengenang saat itu. Edzard sendiri bingung dengan perasaannya. Ia mengaku sangat menyayangi Kelly namun begitu mas
Kelly menoleh ke pintu yang diketuk dan terbuka. Sebuah kepala melongok masuk. Detik berikutnya, Kelly menjerit senang.“Jasminee!!”Sahabat Kelly itu terkekeh lalu masuk diikuti saudara kembar lelakinya yang membawa bunga besar. Jasmine langsung memeluk Kelly sementara Edzard meletakkan rangkaian bunga setinggi dada itu di samping ranjang.“Kami sangat terkejut!” Jasmine memasang wajah kaget disertai anggukan keras oleh Edzard.“Kamu menikah rahasia? Hamil anggur? Lalu dikuret? Terus mau cerai? Gilaa. Otakku tak sanggup menerima informasi mengejutkan begini.” Jasmine menepuk dahinya.Belum sempat Kelly menyahut, suara geram menimpali.“Siapa lelaki kurang ajar itu? Aku akan menghajarnya!”Malas banyak bicara, Kelly mengotak-atik tablet yang sejak tadi ia pegang untuk menonton. Setelah menemukan informasi lengkap mengenai Brandon, ia memberikan tablet tersebut pada Jasmine dan Edzard.“Brandon Richmont. Aku terjebak pernikahan dengan dia.”Dengan rasa penasaran yang besar, Jasmine men