Kelly menggeleng. Air mata kini turun ke pipi. Detik berikutnya, Kelly masuk ke dalam dekapan sang Mommy.“Maafkan, Princess.” Lirih Kelly.Keyna menutup mata dan mengembuskan napas panjang. Tangannya mengelus kepala hingga punggung putrinya yang terisak pelan.Sudah ia duga sebelumnya. Saat Princess pulang, ia terlihat lemas. Keyna tau alasannya bukan jetlag seperti yang Princess katakan.Beberapa kali ia memergoki Princess kehilangan nafsu makan. Bahkan di hari ulang tahunnya, Keyna mendengar sang putri muntah-muntah.Keyna menuntun putrinya kembali duduk di sofa. Ia mengambil beberapa helai tisu dan membantu Kelly mengelap air mata.“Benar kamu hamil?” Keyna mengulangi pertanyaannya.Kelly menggeleng lemah. “Tidak tau, Mom. Aku belum cek.”Kembali Keyna mengembuskan napas berat. “Sudah telat menstruasi berapa minggu?”“Tiga minggu lebih.”“Kita cek sekarang!”Perintah Keyna ditolak mentah-mentah oleh Kelly. Wanita muda itu kembali sibuk mengelap air mata dan wajahnya. Lalu, menatap
Keyna mengumpulkan keluarga Dalton di ruang kerja William. Setelah makan sore, Keyna juga memberikan obat penenang dosis rendah pada suaminya. Ia juga memastikan kondisi kesehatan William baik-baik saja.Bahkan, Keyna meminta Ferina bersiap di mansion. Ia takut William kambuh dan butuh pertolongan. Ferina yang mendapat laporan dari Kelly langsung datang.“Ada apa ini?” Louis tampak tak sabar.William menatap istrinya. Keyna memang sudah memberikan sedikit petunjuk bahwa putri mereka akan mengumumkan suatu hal yang cukup mengejutkan. Itu sebabnya Keyna meminta sang suami bersikap tenang.“Baby? Kamu atau Princess yang akan bercerita?”Keyna menatap putrinya. Ia menggenggam tangan Kelly untuk memberi kekuatan. Dalam perjalanan pulang, Keyna juga mengajari bagaimana menyampaikan kabar ini.Cerita Kelly diawali dari saat ia mencari lowongan pekerjaan. Kemudian mendapat panggilan dan berbagai tes kesehatan, termasuk tes kesucian.“Apa? Mana ada perusahaan yang membutuhkan tes semacam itu””
“Apa Daddy perlu minum obat dulu?” Kelly hati-hati bertanya lembut pada William saat mereka sudah berada di kamar.William memandang putrinya lama. Tatapan itu membuat Kelly kembali berderai air mata. Ia tau sang Daddy sangat kecewa padanya.Tanpa kata, William mengusap pelan wajah Kelly dari air mata. Meski tanpa senyum, wajah William terlihat teduh, tanpa emosi sama sekali.“Kapan kamu menikah persisnya, Princess?”“Satu minggu setelah aku tiba di negara itu. Hari pertama di sana, aku langsung mendapat panggilan dan beberapa tes di perusahaan RichLand.”Kepala William mengangguk. Sebelum berangkat, Kelly memang sudah memasukkan lamaran di beberapa perusahaan besar di luar negeri. Jadi, bukan kebetulan Kelly tiba-tiba mendapat pekerjaan.“Sudah lebih dari tiga bulan kamu menyembunyikan ini dari Daddy.” William menggumam pelan.“Maaf, Daddy. Princess takut Daddy tidak siap menerima kabar ini.”“Kamu pikir, Daddy siap sekarang?” Suara William bergetar saat bertanya.Kelly tertunduk dal
“Salam kenal, Brandon. Anggap itu sebagai hadiah kontrak kerja sama kita.” Louis memasang wajah murka di depan Brandon.Spontan, Gio maju melindungi adiknya. Sementara Brandon hanya memegangi perut dengan mata tetap memandang Kelly. Grandpa Albert kemudian maju mendekati William dan Keyna.“Kami datang baik-baik. Bukan untuk memperkeruh suasana.”William tersenyum tipis dan mengangguk pada Albert. Ia menatap Keyna yang memandang para tamunya dengan ekspresi tak terbaca.“Memang sebaiknya tamu dijamu.” Keyna berucap lalu memerintah, “Kak Cha, tolong bawa Princess ke kamarnya.”“Mom ... “ Kelly protes, merasa ia harus hadir karena ini masalahnya.“Tunggu di kamar dulu ya, Princess.” Mommy Keyna mengelus kepala putrinya sebelum Sacha menyeret adiknya.“Kelly.” Brandon hanya bisa menggumam melihat Kelly menjauh.“Silahkan.” Keyna dan William mengarahkan jalan menuju ruang tamu.Sepanjang lorong, keluarga Richmont dapat melihat dinding yang penuh dengan foto-foto keluarga Dalton. Mulai Kel
Keyna mengembuskan napas panjang dan menenangkan ketiga anak sambungnya. Ia paham Fred, Sacha dan Louis tersinggung karena mengatakan Kelly adalah anak satu-satunya.“Maksudku ... anak satu-satunya yang lahir dari rahimku,” ralat Keyna.Ketiga anak William dari pernikahan pertama itu merengut. Bertahun-tahun, Keyna tidak pernah menyinggung bahwa ia hanya memiliki satu orang putri. Meski mereka paham saat ini ibu sambung mereka sedang memiliki perasaan campur aduk.“Aku akan bahagia melihat putriku bahagia. Tetapi, melihatnya berurai air mata sedih .... “Keyna menjeda kalimatnya. “Aku bisa menjadi seorang wanita yang jahat untuk membalas kesedihan putriku.”Brandon menutup mata sejenak dan menggeleng mendengar pernyataan keras Keyna. Jelas, ia harus berjuang lebih keras sekarang.Kelly lalu berdiri. Membuat semua yang ada di ruangan turut berdiri.“Kami permisi. Hari ini telah banyak kejutan yang membuat keluarga kami syok. Tenagaku pun habis setelah memporak-porandakan satu ruangan.”
Setelah semua tamu pergi, Sacha ke kamar Princess. Saat ini pasti adiknya membutuhkan seseorang. Ferina pun pulang saat Sacha berkata semua aman terkendali.“Hai.” Sacha naik ke ranjang dan mengelus rambut adiknya.“Hem.” Kelly yang berbaring miring membalas singkat.“Tamu-tamu sudah pulang.”Kelly diam sesaat, lalu mengangguk. Matanya panas dan ia tau air matanya siap mengalir namun ia tahan.“Brandon itu ... tampan sekali, ya.” Sacha terkekeh, berusaha menghibur adiknya.Hanya senyum setengah bibir yang diberikan Kelly sebagai balasan dari pernyataan Sacha. Hanya sebentar saja tadi ia melihat Brandon dan hatinya terasa sakit.“Mereka mau apa, Kak?”“Besok, Mommy Key dan Daddy akan bicara padamu.”Kelly menghela napas panjang dan menggeleng samar. “Rasanya aku tidak bisa tidur tenang sampai besok pagi, menunggu apa yang Mommy dan Daddy katakan.”“Kak Cha minta susu hangat untukmu, ya.” Sacha segera menelepon pelayan untuk mengantar susu.Akhirnya Kelly duduk bersandar pada punggung r
“Kenapa Mommy nggak bilang aja kalau aku nggak hamil?”Kelly mondar-mandir di depan kedua orang tuanya. Pagi ini mereka datang ke kamar Kelly dan akan membahas kedatangan keluarga Richmont. Namun, begitu duduk, William dan Keyna sudah mendapat pertanyaan ketus dari sang putri.Sementara William menggeleng samar. Persis Keyna jika sedang kesal, Kelly pun akan mondar-mandir sambil bicara seperti saat ini. Dan seperti biasa, William sangat pusing menghadapi prilaku begini.“Mommy tidak bilang kamu hamil, Princess.” Keyna menenangkan putrinya.“Tapi, kata Kak Cha, Mommy bilang mungkin iya, mungkin tidak.” Kelly menepuk dahinya. “Brandon akan mengasumsikan itu artinya, iya!”“Princess, coba duduk tenang dulu.” William akhirnya tak sanggup melihat putrinya mondar-mandir.“Tidak mau!” Princess menolak sambil tetap hilir mudik.“Duduk!” titah William pelan namun lebih tegas.Kelly langsung berhenti mendengar nada tinggi sang Daddy. Ia mendengus pelan, lalu duduk di depan orang tuanya. Wajahny
Bukannya berhenti tertawa, Louis malah terkikik melihat Kelly, Daddy William, Mommy Keyna yanng baru muncul.“Kejahilan apa yang baru kamu lakukan?” Mommy Keyna yang telah tau kebiasaan anak sambungnya mendelik pada Louis.Louis berusaha mengendalikan diri. Tapi, begitu melihat wajah Kelly, ia kembali ngakak.“Louis!” Daddy William menggertak sang putra.“Ok. Sebentar. Biarkan aku menikmati moment ini.” Louis berlagak mengambil napas panjang lalu mengembuskannya perlahan.Dengan menahan tawa, Louis menceritakan apa yang baru saja terjadi. Di akhir cerita ia terkekeh membayangkan Brandon mencari jalan ke pondok karena ia sengaja membuat rute memutar.“Bayangkan. Bagaimana wajahnya saat tau ternyata Kelly tidak pernah ke sana.” Louis kembali meledakkan tawanya.“Bugh!”Tawa Louis terhenti tiba-tiba berganti kata mengaduh karena lengannya dipukul keras oleh Kelly. Wanita muda itu melotot pada sang kakak dengan wajah kesal.“Brandon itu orang asing di sini. Dia bisa nyasar. Bahaya, lho. K
Kelly berlari ke kamarnya. Air mata mengalir ke pipi. Sesungguhnya ia menyesali apa yang ia ucapkan pada Brandon.Lelaki itu tampak syok mendengar Kelly memintanya pergi. Kelly tetap menggeleng meski Brandon berkata ia akan berusaha menjadi lelaki yang diidamkan Kelly."Hiks, hiks." Kelly menangis sendirian di kamar.Ia butuh seseorang untuk menenangkannya. Tapi saat ini semua penghuni mansion sibuk. Terngiang ucapan Mommy Keyna.Bagaimanapun, kamu harus bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan. Masalah itu mendewasakan pemikiran.Dengan kasar, Kelly mengusap pipi. Ia membayangkan keburukan Brandon agar hatinya tidak sakit mengingat kepergiannya."Dia bertato, memakai anting, merokok, minum alkohol, dingin, aneh, tidak perhatian, semena-mena .... " Kelly meracau sendiri.Lalu setelah beberapa kali menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Kelly menyetel musik dengan lagu galau keras-keras, lalu memejamkan mata.Rasanya belum lama Kelly tidur, ia terbangun karena suara petir
“Ini maksudku dulu.” Keyna berucap pada William dan anak-anak sambungnya. “Kalian terlalu memanjakan Princess, hingga telah dewasa begini ia bingung memutuskan sesuatu.”Louis menggeleng. “Tidak juga. Buktinya, Kelly bisa memutuskan ia mau berkarir di luar negeri.”“Maksudku mengambil keputusan saat terkena masalah.” Keyna bersungut.Keyna, William dan ketiga putra-putrinya saat ini berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bagaimana Brandon yang sangat gigih ingin menemui Kelly. Sampai saat ini, Keyna merasa Kelly masih bingung dan mengulur-ulur waktu.“Aku sudah mengarahkan Princess. Kamu benar Baby, dia memang sulit menyelesaikan masalahnya.”“Brandon juga sama keras kepalanya. Andai ia mau menjelaskan kenapa ia ingin bertemu Kelly, kita bisa menyampaikannya pada Kelly, bukan?” Frederix menyalahkan Brandon.Satu jam berbincang, mereka tidak menemukan solusi selain menunggu. Meski begitu, anggota keluarga Dalton berjanji akan membimbing Kelly untuk secepatnya menyeles
Meski hanya kata 'Terima kasih' itu sudah cukup membuat Brandon tidak dapat tidur. Otaknya berpikir terus apa lagi yang bisa membuat Kelly senang dan akhirnya membuka komunikasi dengannya."Tapi, Cedric bilang, Kelly tidak terlalu tertarik dengan berbagai barang mewah yang ku kirim." Brandon menggumam sambil menatap langit-langit kamar.Lelaki tampan itu mengembuskan napas panjang. Ia tersenyum menatap berbagai foto-foto Kelly yang bersenang-senang dengan para idolanya.Rencana gila itu tiba-tiba terlintas saat mendengar penuturan Edzard tentang kesukaan Kelly. Ia beruntung selebriti yang digandrungi Kelly bersedia datang. Tanpa banyak negosiasi, Brandon menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh manager artis-artis itu."Apa aku panjat saja balkon kamar Kelly?" Brandon mulai mempertimbangkan idenya.Besok pagi, Brandon datang ke mansion. Ia hanya diperbolehkan menunggu di halaman depan. Sampai seharian ia belum bisa menemukan yang mana balkon kamar Kelly.Esok harinya, Brandon datan
“Apa sih, Kak?” Kelly terkejut karena ditarik-tarik Louis keluar kamar.“Kak Lou nggak tau bagaimana, tapi ada tamu penting untukmu.” Louis berkata dengan panik.Lalu di tengah lorong berhenti sejenak. Ia mengamati penampilan sang adik. Tangannya merapikan rambut dan mengangguk puas.“Untung kamu cantik alami. Tanpa make up, sudah Ok.”Kelly mengerutkan kening dalam-dalam mendengar ucapan Louis. Mereka menuju foyer yang ternyata telah banyak anggota keluarga yang berkumpul. Ia semakin penasaran.“Hai, Kelly.” Seseorang menyapa Kelly dengan ramah.Sontak, Kelly terkejut bukan main. Saking kagetnya ia hanya bisa melongo pada sosok idoal yang berdiri di hadapannya. Matanya mengerjap untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah.“Kenalkan. Aku Chris Marvin dari grup band Clodplay.” Lelaki itu menjulurkan tangan pada Kelly.“Eh, oh, iya.” Dengan gugup, Kelly membalas jabatan tangan tersebut.Lalu ia diam kembali. Sepertinya ia tidak dapat mendengar suara-suara yang bicara di sekitarny
“Apa Brandon memang begitu? Suka memaksakan kehendak?”Kelly merenung mendengar cerita tentang pasien terakhir sang Mommy tadi sore. Sebelum makan malam, Keyna mampir ke kamar Kelly untuk meneriksa keadaan putrinya sekaligus menceritakan apa yang Brandon lakukan di rumah sakit.Mau tak mau, Kelly jadi mengingat apa saja yang Brandon lakukan. Bayangan sosok tampan itu kini terlihat jelas di pelupuk mata.“Nggak sih, Mom. Dia cukup demokratis, mau mendengar pendapat. Terkadang aku malah merasa ia sangat penurut pada Granny Eliza, itu sebabnya tidak bisa menghindar dari pernikahan yang dirancang Granny.”Keyna melirik sang putri yang berbicara hal baik tentang Brandon. Ia lalu melihat coklat pemberian Donald dan Florence di samping ranjang Kelly.“Sudah dicoba coklatnya?” Keyna mengendik pada kotak mewah itu.Kepala Kelly menoleh pada objek yang dimaksud Mommy Keyna. Lalu meraih kotak tersebut dan membukanya.“Aku sudah makan setengahnya.” Kelly terkekeh. “Mommy mau coba?”Keyna ikut ter
“Ini pasien terakhir, Dok.” Suster berkata pada Keyna yag langsung mengerutkan dahi.Dokter spesialis jantung itu menatap jam di dinding. Lalu menggeleng tak percaya pada pernyataan suster.“Kok bisa? Biasanya kamu sampai kewalahan mengatur jadwalku.” Keyna terkekeh.“Ada pasien spesial yang membooking jam praktek dokter.” Suster hanya tersenyum, meletakkan berkas pasien baru lalu membukakan pintu.“Selamat sore, Dokter Keyna.”Suara bass itu membuat Keyna mendongak. Ia mengerjapkan mata beberapa kali melihat sosok tampan yang berdiri di depannya.“Brandon. Apa yang kamu lakukan di sini?”Brandon mengendik pada berkas di atas meja Keyna. “Aku pasien terakhir anda.”Segera, Keyna membuka berkas dan membacanya cepat. Ia mengembuskan napas panjang lalu mengangguk.“Silahkan duduk.”“Terima kasih.” Brandon duduk di kursi pasien di depan Keyna.Setelah berhasil membujuk Cedric, Brandon akhirnya tau jadwal praktek Keyna. Lalu, dengan kemampuannya bernegosiasi, Brandon meminta setengah waktu
Brandon mengangkat tinggi kedua alisnya mendengar ucapan Jasmine. Sementara Edzard menatap tajam Brandon. Keduanya saling adu pandang.Tentu saja saat ini Brandon bersiaga. Ia pernah kena pukul Louis dan tidak mau kejadian itu terulang lagi.“Kelly belum bisa ditemui saat ini.” Edzard mengabaikan pernyataan Jasmine.Brandon memicingkan mata pada Edzard. “Kamu juga bukan penghuni mansion ini. Kenapa kamu yang memutuskan?”“Hei! Meski bukan anggota keluarga Dalton, kami sudah dianggap keluarga dan bisa bebas keluar masuk mansion ini. Dari pada kamu yang hanya bisa masuk sampai foyer.” Jasmine meledek Brandon.Kepala Brandon menggeleng samar. Ia mendengus pada Jasmine, lalu menatap Edzard. “Kamu mau kuliah? Ayo, aku antar.”Tanpa menunggu jawaban Edzard, Brandon keluar. Si kembar saling bertatapan, merasa aneh dengan tawaran Brandon.“Sana, ikut saja. Lumayan pakai mobil sport limited edition.” Jasmine mendorong kakaknya.“Tadi nyusuh hajar sekarang malah disuruh ikut mobilnya. Gimana, s
“Dua kali? Wow ... aku tak menyangka. Benar dugaanku dong. Kalau nggak enak pasti kamu nggak mau lagi, kan?” Jasmine terkekeh sendiri.Kelly tetap teguh untuk tidak menceritakan detail tentang hubungan ranjangnya dengan Brandon. Meski Jasmine adalah sahabatnya, menurutnya itu adalah hal yang tabu untuk diceritakan.“Aku jadi tambah bingung sama hidupku.” Kelly mengeluh.Setelah memutuskan hubungan dengan Edzard, Kelly merasa percintaannya tidak mulus. Lalu ia menduga itu semua karena karma padahal semua keluarga sudah mengira bahwa Kelly dan Edzard akan menikah.“Jangan ngomong begitu.” Jasmine menyanggah asumsi sahabatnya. “Menurutku kamu malah baik banget memutuskan Ed karena kita tau ia naksir Leona.”Kelly terkekeh. “Tapi, aku sempat patah hati lho. Ternyata Ed tidak secinta itu sama aku.”“Aku sempat marah sama Ed. Aku nggak ngomong sama dia hampir satu bulan.”Mereka mengenang saat itu. Edzard sendiri bingung dengan perasaannya. Ia mengaku sangat menyayangi Kelly namun begitu mas
Kelly menoleh ke pintu yang diketuk dan terbuka. Sebuah kepala melongok masuk. Detik berikutnya, Kelly menjerit senang.“Jasminee!!”Sahabat Kelly itu terkekeh lalu masuk diikuti saudara kembar lelakinya yang membawa bunga besar. Jasmine langsung memeluk Kelly sementara Edzard meletakkan rangkaian bunga setinggi dada itu di samping ranjang.“Kami sangat terkejut!” Jasmine memasang wajah kaget disertai anggukan keras oleh Edzard.“Kamu menikah rahasia? Hamil anggur? Lalu dikuret? Terus mau cerai? Gilaa. Otakku tak sanggup menerima informasi mengejutkan begini.” Jasmine menepuk dahinya.Belum sempat Kelly menyahut, suara geram menimpali.“Siapa lelaki kurang ajar itu? Aku akan menghajarnya!”Malas banyak bicara, Kelly mengotak-atik tablet yang sejak tadi ia pegang untuk menonton. Setelah menemukan informasi lengkap mengenai Brandon, ia memberikan tablet tersebut pada Jasmine dan Edzard.“Brandon Richmont. Aku terjebak pernikahan dengan dia.”Dengan rasa penasaran yang besar, Jasmine men