Spontan, Brandon menoleh pada Kak Dheena dengan kening berkerut dalam. “Apa maksud Kak Dheena? Kelly sebaiknya pulang ke negaranya?”“Kamu belum tau? Kelly bilang pada Granny bahwa ia ingin pulang.”Kepala Brandon menggeleng. Kata-kata Kak Dheena selanjutnya tidak ia dengar lagi. Pikirannya melayang membayangkan tidak ada Kelly dalam hidupnya.Apa ia akan baik-baik saja atau merasa kehilangan? Brandon merasa dirinya seketika meremang, entah karena apa. Ia belum pandai mengartikan sinyal dari hatinya tersebut.Sementara itu di dalam kamar perawatab, Junior membangunkan Kelly perlahan. Mereka mengobrol sejenak. Kelly akhirnya mendapat pelukan dari keluarga.“Terima kasih kamu masih sempat ke sini, Juno.” Kelly terharu sambil memeluk sepupunya.“Kak Cedric bilang kamu pasti butuh dipeluk.” Juno membalas sambil terkekeh.Kelly mengangguk dan menghela napas panjang. Mereka melepas pelukan dan duduk saling berhadapan.“Jadi, Kak Cedric yang menghubungimu?”“Iya. Dia juga penasaran dengan le
Dalam perjalanan pulang ke mansion, Kelly merenung. Granny bilang ia masuk menjadi salah satu tim sukses proyek baru perusahaan RichLand."Prestasi ini bagus untuk portfoliomu kelak."Ucapan Granny Eliza kembali terngiang. Memang benar. Ia bisa membanggakan prestasi menjadi tim pada proyek tersebut.Tetapi ... kalau proyek itu selesai bulan ini. Kalau tidak? Artinya ia tidak bisa pulang untuk merayakan ulang tahunnya. Dan bisa dipastikan keluarga besarnya akan berbondong-bondong datang ke negara ini untuk menemuinya.Tak sadar, Kelly menitikkan air mata. Siapa sangka niatnya untuk belajar membangun bisnis jadi ruwet begini. Dengan kasar, Kelly mengusap pipinya yang basah.Sampai di mansion, Kelly mengucapkan terima kasih dan keluar dari mobil. Dengan cepat, ia melangkah ke arah lift untuk ke kamar. Tiba-tiba, tangannya ditahan dari belakang."Kelly."Suara Brandon membuat Kelly menghentikan langkah. Ia membalik tubuh dan menatap Brandon."Ya? Kenapa?""Kenapa tadi di mobil menangis? A
Dengan membawa rasa galau maksimal, Brandon meninggalkan perusahaan RichLand. Ucapan Granny Eliza membuat perutnya bergejolak aneh. Tanpa menjawab, akhirnya Brandon pamit untuk berangkat kerja.Tiba di lobi perusahaan RichScent, dahinya berkerut melihat pemandangan tak biasa. Hingga beberapa orang sekuriti mendampinginya."Ada apa?" Brandon bertanya pada salah satu sekuriti."Demo, Tuan. Mereka protes Nona Gracia dan beberapa karyawan wanita dipecat."Di ruang kerja Brandon, telah berkumpul para petinggi dan pengacara perusahaan. Mereka yang sedang berdiskusi terdiam melihat Brandon masuk."Syukurlah, kamu bisa lolos dari keramaian di lobi." Ian menghela napas lega."Kenapa tidak mengabariku secepatnya?" Brandon bertanya khusus pada Ian."Kupikir kamu tidak akan masuk kerja hari ini."Brandon mengerti maksud Ian. Ia memang berkata jika Kelly masih butuh istirahat, ia akan menemani Kelly dan bekerja dari mansion."Ya, sudah. Bagaimana situasinya?"Ian menjelaskan, "Para pegawai termaka
Mendengar ucapan Sacha, Keyna langsung meminta putri sambungnya tersebut untuk makan siang bersama. Saat ini, Keyna masih praktek dan meskipun penasaran, ia tidak bisa mengobrol lama karena sudah ditunggu pasiennya."Oke. Nanti aku ke cafe biasa, ya. Selamat praktek, Mom Key."Sacha menutup teleponnya. Ia kembali mengaktifkan laptop dan bekerja. Namun setelah satu jam, pikirannya kembali pada Kelly."Bukannya aku punya teman di negara itu, ya? Apa dia masih di sana?" Sacha mulai mengotak-atik no telepon di kontaknya.Setelah menemukan nomer yang dicari, Sacha langsung mengetikkan pesan. Sambil menunggu balasan, ia kembali bekerja.Setengah jam kemudian, Sacha mendapatkan notifikasi pesan. Ia segera membaca dan membalasnya dengan langsung berkomunikasi melalui video call."Windy," sapa Sacha."Haii Cha. Tumben sekali."Selama beberapa menit, Sacha berbasa-basi. Mereka saling bercerita tentang kegiatan dan kehidupan masing-masing setelah tidak menjadi model.Hingga akhirnya, Sacha mengu
Perbincangan dengan Sacha membuat Keyna berpikir lama. Tak mungkin ia sebagai ibu kandung tidak memiliki firasat aneh. Hanya saja, ia memilih memendamnya demi agar semua anggota keluarga tidak resah.Keyna memutuskan mengirim pesan pada putrinya. Pesan itu terkirim dan langsung dibaca. Keyna tersenyum melihat notifikasi putrinya sedang mengetik pesan, namun tak lama kemudian, ponsel Keyna malah berdering.“Princess,” sapa Keyna setengah memekik senang melihat putrinya di layar ponsel.“Mom? Apa Daddy baik-baik saja?”Akh. Itu sebabnya sang putri tidak jadi mengirim pesan dan memilih langsung melakukan video call. Ia khawatir ada kabar tidak baik tentang Daddy-nya. Keyna memberengutkan wajah. Ia menatap putri cantiknya yang menunggu jawaban.“Mommy cemburu, ah. Saat menelepon, kamu lebih banyak bicara pada Daddy. Mengirim pesan juga selalu pada Daddy. Sekarang, Mommy telepon, kamu malah menanyakan Daddy.”Tak lama kemudian, Kelly terkekeh. Ia menyangga dagunya dengan satu tangan menata
Mana mungkin Kelly menuruti kemauan sang Daddy. Dalam surat kontraknya tertera bahwa ia akan dinikahi oleh pewaris keluarga Richmont. Dengan berpura-pura, sambungan telepon mereka mengalami gangguan, Kelly menutup teleponnya.“Huuffttt.” Kelly bernapas lega karena terhindar dari pertanyaan sang Daddy.Hingga pukul dua dini hari, Kelly menyelesaikan tugasnya. Ia menyeret langkah ke ranjang dan langsung terlelap hingga alarm-nya berbunyi.Ternyata begini rasanya jadi pekerja, apalagi membangun usaha dari nol. Ia jadi mengerti, kenapa dulu Daddy dan kakak-kakaknya sering bergadang, terutama Kak Fred.Kelly membilas diri di bawah pancuran air dingin. Menurut riset, air dingin dapat meningkatkan sirkulasi darah. Bahkan secara emosional dapat meningkatkan mood dan mengurangi stress.“Pagi.” Kelly menyapa Mint di kamarnya sebelum ke ruang makan.Kucing dengan ras termahal itu menghampiri dan langsung duduk di pangkuan Kelly. Setelah menemani Mint bermain sebentar, Kelly keluar dan menuju rua
Brandon kalang kabut mendengar cerita Granny Eliza bahwa Kelly ternyata dapat menyelesaikan tugas dalam waktu singkat. Sesuai perjanjian, Kelly diizinkan pulang di akhir bulan.Sementara Brandon sendiri masih sibuk dengan perusahaannya. Ia dan Ian berusaha memperbaiki suasana kerja yang menurut pengamatan Ian sangat tidak sehat.“Aku sudah minta bantuan Ria. Dia cukup bagus dan merupakan salah satu karyawan loyal kita.” Ian menjelaskan rencananya pada Brandon.“Ria yang mana?”Ian menggeleng samar. Brandon paling malas bersosialisasi dengan karyawan. Biasanya ia kenal karyawan dari pekerjaannya, terutama jika karyawan tersebut berprestasi atau memiliki perfoma buruk.“Ria temannya Kelly. Yang ponselnya dihack kawanan Gracia. Yang membantu kita juga menyelidiki siapa yang .... ““Iya, iya. Sekarang aku ingat.” Brandon segera memotong kalimat Ian.Meskipun ada bantuan, Brandon tetap saja tidak bisa pulang tepat waktu. Padahal malam ini adalah malam terakhir Kelly di mansion karena besok
Pagi-pagi sekali, Kelly sudah bersiap pergi. Ia keluar dari kamar dan menarik kopernya menuju foyer. Eros datang dan membantu mengangkut koper ke bagasi taksi.Kelly berbincang sebentar dengan Eros. Mengucapkan terima kasih dan menanyakan Brandon. Ia mengangguk mengerti saat Eroz berkata Brandon bekerja di ruang kerjanya hingga dini hari dan saat ini belum bangun.Dengan embusan napas panjang, Kelly masuk ke dalam taksi. Terasa mimpi akhirnya ia bisa keluar dari mansion dan diperbolehkan pulang. Kepalanya menoleh ke belakang saat taksi sudah keluar dari gerbang utama untuk melihat mansion.Apalagi, saat ini ia benar-benar duduk di kursi pesawat. Kelly menatap keluar jendela saat take off. Tersenyum bahagia, ia benar-benar bisa keluar dari negara tersebut.Beberapa jam berikutnya.“Daddyyy.” Kelly meninggalkan kopernya dan berlari menghampiri sang Daddy yang telah menunggunya di bandara.“Princess.” William mendekap putrinya erat.Mereka melepaskan pelukan, Kelly mengamati sekeliling.
Kelly berlari ke kamarnya. Air mata mengalir ke pipi. Sesungguhnya ia menyesali apa yang ia ucapkan pada Brandon.Lelaki itu tampak syok mendengar Kelly memintanya pergi. Kelly tetap menggeleng meski Brandon berkata ia akan berusaha menjadi lelaki yang diidamkan Kelly."Hiks, hiks." Kelly menangis sendirian di kamar.Ia butuh seseorang untuk menenangkannya. Tapi saat ini semua penghuni mansion sibuk. Terngiang ucapan Mommy Keyna.Bagaimanapun, kamu harus bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan. Masalah itu mendewasakan pemikiran.Dengan kasar, Kelly mengusap pipi. Ia membayangkan keburukan Brandon agar hatinya tidak sakit mengingat kepergiannya."Dia bertato, memakai anting, merokok, minum alkohol, dingin, aneh, tidak perhatian, semena-mena .... " Kelly meracau sendiri.Lalu setelah beberapa kali menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Kelly menyetel musik dengan lagu galau keras-keras, lalu memejamkan mata.Rasanya belum lama Kelly tidur, ia terbangun karena suara petir
“Ini maksudku dulu.” Keyna berucap pada William dan anak-anak sambungnya. “Kalian terlalu memanjakan Princess, hingga telah dewasa begini ia bingung memutuskan sesuatu.”Louis menggeleng. “Tidak juga. Buktinya, Kelly bisa memutuskan ia mau berkarir di luar negeri.”“Maksudku mengambil keputusan saat terkena masalah.” Keyna bersungut.Keyna, William dan ketiga putra-putrinya saat ini berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bagaimana Brandon yang sangat gigih ingin menemui Kelly. Sampai saat ini, Keyna merasa Kelly masih bingung dan mengulur-ulur waktu.“Aku sudah mengarahkan Princess. Kamu benar Baby, dia memang sulit menyelesaikan masalahnya.”“Brandon juga sama keras kepalanya. Andai ia mau menjelaskan kenapa ia ingin bertemu Kelly, kita bisa menyampaikannya pada Kelly, bukan?” Frederix menyalahkan Brandon.Satu jam berbincang, mereka tidak menemukan solusi selain menunggu. Meski begitu, anggota keluarga Dalton berjanji akan membimbing Kelly untuk secepatnya menyeles
Meski hanya kata 'Terima kasih' itu sudah cukup membuat Brandon tidak dapat tidur. Otaknya berpikir terus apa lagi yang bisa membuat Kelly senang dan akhirnya membuka komunikasi dengannya."Tapi, Cedric bilang, Kelly tidak terlalu tertarik dengan berbagai barang mewah yang ku kirim." Brandon menggumam sambil menatap langit-langit kamar.Lelaki tampan itu mengembuskan napas panjang. Ia tersenyum menatap berbagai foto-foto Kelly yang bersenang-senang dengan para idolanya.Rencana gila itu tiba-tiba terlintas saat mendengar penuturan Edzard tentang kesukaan Kelly. Ia beruntung selebriti yang digandrungi Kelly bersedia datang. Tanpa banyak negosiasi, Brandon menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh manager artis-artis itu."Apa aku panjat saja balkon kamar Kelly?" Brandon mulai mempertimbangkan idenya.Besok pagi, Brandon datang ke mansion. Ia hanya diperbolehkan menunggu di halaman depan. Sampai seharian ia belum bisa menemukan yang mana balkon kamar Kelly.Esok harinya, Brandon datan
“Apa sih, Kak?” Kelly terkejut karena ditarik-tarik Louis keluar kamar.“Kak Lou nggak tau bagaimana, tapi ada tamu penting untukmu.” Louis berkata dengan panik.Lalu di tengah lorong berhenti sejenak. Ia mengamati penampilan sang adik. Tangannya merapikan rambut dan mengangguk puas.“Untung kamu cantik alami. Tanpa make up, sudah Ok.”Kelly mengerutkan kening dalam-dalam mendengar ucapan Louis. Mereka menuju foyer yang ternyata telah banyak anggota keluarga yang berkumpul. Ia semakin penasaran.“Hai, Kelly.” Seseorang menyapa Kelly dengan ramah.Sontak, Kelly terkejut bukan main. Saking kagetnya ia hanya bisa melongo pada sosok idoal yang berdiri di hadapannya. Matanya mengerjap untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah.“Kenalkan. Aku Chris Marvin dari grup band Clodplay.” Lelaki itu menjulurkan tangan pada Kelly.“Eh, oh, iya.” Dengan gugup, Kelly membalas jabatan tangan tersebut.Lalu ia diam kembali. Sepertinya ia tidak dapat mendengar suara-suara yang bicara di sekitarny
“Apa Brandon memang begitu? Suka memaksakan kehendak?”Kelly merenung mendengar cerita tentang pasien terakhir sang Mommy tadi sore. Sebelum makan malam, Keyna mampir ke kamar Kelly untuk meneriksa keadaan putrinya sekaligus menceritakan apa yang Brandon lakukan di rumah sakit.Mau tak mau, Kelly jadi mengingat apa saja yang Brandon lakukan. Bayangan sosok tampan itu kini terlihat jelas di pelupuk mata.“Nggak sih, Mom. Dia cukup demokratis, mau mendengar pendapat. Terkadang aku malah merasa ia sangat penurut pada Granny Eliza, itu sebabnya tidak bisa menghindar dari pernikahan yang dirancang Granny.”Keyna melirik sang putri yang berbicara hal baik tentang Brandon. Ia lalu melihat coklat pemberian Donald dan Florence di samping ranjang Kelly.“Sudah dicoba coklatnya?” Keyna mengendik pada kotak mewah itu.Kepala Kelly menoleh pada objek yang dimaksud Mommy Keyna. Lalu meraih kotak tersebut dan membukanya.“Aku sudah makan setengahnya.” Kelly terkekeh. “Mommy mau coba?”Keyna ikut ter
“Ini pasien terakhir, Dok.” Suster berkata pada Keyna yag langsung mengerutkan dahi.Dokter spesialis jantung itu menatap jam di dinding. Lalu menggeleng tak percaya pada pernyataan suster.“Kok bisa? Biasanya kamu sampai kewalahan mengatur jadwalku.” Keyna terkekeh.“Ada pasien spesial yang membooking jam praktek dokter.” Suster hanya tersenyum, meletakkan berkas pasien baru lalu membukakan pintu.“Selamat sore, Dokter Keyna.”Suara bass itu membuat Keyna mendongak. Ia mengerjapkan mata beberapa kali melihat sosok tampan yang berdiri di depannya.“Brandon. Apa yang kamu lakukan di sini?”Brandon mengendik pada berkas di atas meja Keyna. “Aku pasien terakhir anda.”Segera, Keyna membuka berkas dan membacanya cepat. Ia mengembuskan napas panjang lalu mengangguk.“Silahkan duduk.”“Terima kasih.” Brandon duduk di kursi pasien di depan Keyna.Setelah berhasil membujuk Cedric, Brandon akhirnya tau jadwal praktek Keyna. Lalu, dengan kemampuannya bernegosiasi, Brandon meminta setengah waktu
Brandon mengangkat tinggi kedua alisnya mendengar ucapan Jasmine. Sementara Edzard menatap tajam Brandon. Keduanya saling adu pandang.Tentu saja saat ini Brandon bersiaga. Ia pernah kena pukul Louis dan tidak mau kejadian itu terulang lagi.“Kelly belum bisa ditemui saat ini.” Edzard mengabaikan pernyataan Jasmine.Brandon memicingkan mata pada Edzard. “Kamu juga bukan penghuni mansion ini. Kenapa kamu yang memutuskan?”“Hei! Meski bukan anggota keluarga Dalton, kami sudah dianggap keluarga dan bisa bebas keluar masuk mansion ini. Dari pada kamu yang hanya bisa masuk sampai foyer.” Jasmine meledek Brandon.Kepala Brandon menggeleng samar. Ia mendengus pada Jasmine, lalu menatap Edzard. “Kamu mau kuliah? Ayo, aku antar.”Tanpa menunggu jawaban Edzard, Brandon keluar. Si kembar saling bertatapan, merasa aneh dengan tawaran Brandon.“Sana, ikut saja. Lumayan pakai mobil sport limited edition.” Jasmine mendorong kakaknya.“Tadi nyusuh hajar sekarang malah disuruh ikut mobilnya. Gimana, s
“Dua kali? Wow ... aku tak menyangka. Benar dugaanku dong. Kalau nggak enak pasti kamu nggak mau lagi, kan?” Jasmine terkekeh sendiri.Kelly tetap teguh untuk tidak menceritakan detail tentang hubungan ranjangnya dengan Brandon. Meski Jasmine adalah sahabatnya, menurutnya itu adalah hal yang tabu untuk diceritakan.“Aku jadi tambah bingung sama hidupku.” Kelly mengeluh.Setelah memutuskan hubungan dengan Edzard, Kelly merasa percintaannya tidak mulus. Lalu ia menduga itu semua karena karma padahal semua keluarga sudah mengira bahwa Kelly dan Edzard akan menikah.“Jangan ngomong begitu.” Jasmine menyanggah asumsi sahabatnya. “Menurutku kamu malah baik banget memutuskan Ed karena kita tau ia naksir Leona.”Kelly terkekeh. “Tapi, aku sempat patah hati lho. Ternyata Ed tidak secinta itu sama aku.”“Aku sempat marah sama Ed. Aku nggak ngomong sama dia hampir satu bulan.”Mereka mengenang saat itu. Edzard sendiri bingung dengan perasaannya. Ia mengaku sangat menyayangi Kelly namun begitu mas
Kelly menoleh ke pintu yang diketuk dan terbuka. Sebuah kepala melongok masuk. Detik berikutnya, Kelly menjerit senang.“Jasminee!!”Sahabat Kelly itu terkekeh lalu masuk diikuti saudara kembar lelakinya yang membawa bunga besar. Jasmine langsung memeluk Kelly sementara Edzard meletakkan rangkaian bunga setinggi dada itu di samping ranjang.“Kami sangat terkejut!” Jasmine memasang wajah kaget disertai anggukan keras oleh Edzard.“Kamu menikah rahasia? Hamil anggur? Lalu dikuret? Terus mau cerai? Gilaa. Otakku tak sanggup menerima informasi mengejutkan begini.” Jasmine menepuk dahinya.Belum sempat Kelly menyahut, suara geram menimpali.“Siapa lelaki kurang ajar itu? Aku akan menghajarnya!”Malas banyak bicara, Kelly mengotak-atik tablet yang sejak tadi ia pegang untuk menonton. Setelah menemukan informasi lengkap mengenai Brandon, ia memberikan tablet tersebut pada Jasmine dan Edzard.“Brandon Richmont. Aku terjebak pernikahan dengan dia.”Dengan rasa penasaran yang besar, Jasmine men