Dengan gaya sok tau dan tenang, Gracia berkata bahwa ia mengerti situasi yang Brandon hadapi. Bahkan merasa ikut bertanggung jawab karena tidak segera menikahi Brandon hingga akhirnya keluarga menjodohkannya dengan wanita lain.“Jadi, aku rasa tidak perlu tau tentang wanita itu pun tak apa. Aku percaya pada Brandon.” Gracia berkata manis sambil mengusap punggung tunangannya.Brandon mengerutkan kening mendengar ucapan Gracia. Wanita ini pun mulai tidak konsisten. Kemarin, ia bilang akan protes keras pada Granny karena menikahkannya dengan wanita lain.“Bukannya kamu mau marah pada Granny?” Brandon berkata datar.Pernyataan Brandon membuat Gracia tegang. “Ituu ... karena aku belum tau cerita sebenarnya dan aku sangat emosi. Wajar, bukan?”“Tak apa jika kamu memang sangat ingin tau.” Granny Eliza menimpali.“Grannyy .... “ Brandon mengingatkan sambil menatap lurus Granny-nya.Granny Eliza mengibaskan tangan mengabaikan peringatan Brandon. Ia sudah sejak lama gusar dengan sikap dan sifat
Setelah Kelly pergi, Brandon menarik tangan Gracia. Ia melewati para karyawan yang menonton dan berteriak, “Kembali bekerja!”“Apa yang kamu lakukan pada Kelly?” Brandon mendelik pada Gracia saat mereka telah berada di ruang kerja Brandon.“Hah? Pertanyaanmu salah.” Gracia protes keras. “Yang benar, apa yang Kelly lakukan padaku!”“Kamu menyiramnya dengan air dingin, Gracia.”“Dia kurang ajar padaku.”“Aku sudah menamparnya untukmu. Apa itu belum cukup?” Suara Brandon bergetar saat mengingat saat yang ia sesali itu.“Dan ternyata ia belum juga jera.”Brandon menghempas bokongnya ke sofa. Lelaki itu menggeleng mengingat bagaimana Kelly bisa saja terserang flu karena tubuhnya kedinginan. Apalagi, saat ini cuaca memang sedang bersuhu rendah dengan angin cukup kencang.“Kenapa kamu sangat membencinya?” Brandon menoleh pada Gracia.Mendengar pertanyaan itu, Gracia menyahut cepat. “Karena kalian terus membela wanita itu. Dia jadi tidak tau diri.”Detik berikutnya, Gracia menyerocos sendiri.
"Kamu bohong, 'kan?""Tidak, dong!" Ian langsung menyangkal cepat sebelum Brandon menjawab. "Aku salah satu saksi pernikahan Brandon dan Kelly."Gracia menoleh ke belakang dan baru sadar Ian masih ada di ruangan. Wanita itu langsung mengumpat kesal. "Wanita sialan!""Keluarlah, Gracia. Lanjutkan pekerjaanmu.”“Tapi .... ““Kita sudah selesai bicara,” potong Brandon.Dengan seringai senang di wajah, Ian membuka pintu dan mempersilahkan Gracia keluar. Wanita itu pergi dengan menghentak kaki dan wajah memberengut. Ian menutup pintu kembali lalu bertepuk tangan untuk Brandon.“Prok, prok, prok.”“Bravo, My man.”Brandon hanya merespon dengan mengembuskan napas panjang. Ternyata ia bisa juga menyingkirkan Gracia dari hidupnya. Dan sekarang, ia merasa hatinya lebih lega.“Aku mau pulang untuk melihat keadaan Kelly.”Kepala Ian menggeleng. “Tidak bisa. Ada meeting penting setengah jam lagi.”“Aku tidak akan tenang sebelum tau keadaannya.”“Tadi aku sudah minta supir kantor mengantar Kelly. S
Sampai malam hari, Brandon tidak berani mendekati Kelly. Ia hanya memantau dari jauh. Kelly terlihat masih bersin-bersin.Akhirnya pagi hari, setelah mandi dan berpakaian rapi, Brandon mengetuk kamar Kelly. Ia menggeleng karena setelah beberapa menit, pintu di depannya tidak juga terbuka. Padahal tangannya yang memegang baki makanan mulai pegal.Baru akan melangkah pergi, pintu terbuka. Brandon terpana melihat rambut berantakan dan wajah polos Kelly. Wanita itu terlihat belum sepenuhnya bangun.“Huh ... Brandon?” Kelly menggumam.“Aku bawakan sarapan.” Tanpa permisi, Brandon melangkah masuk dan memperlihatkan baki makanan. “Sarapanlah dulu.”“Terima kasih. Taruh saja di meja.” Dengan suara parau, Kelly menyahut.Wanita itu duduk bersandar di sofa saat Brandon meletakkan makanan di meja.“Bagaimana keadaanmu pagi ini?”“Obat sialan itu membuatku tidak bisa membuka mata. Ngantuk sekali.” Kelly mengeluh.Brandon tak suka mendengar wanita mengumpat di depannya. Tapi kali ini, menurutnya K
Dalam perjalanan ke kantor, Brandon terlihat tegang. Ia memegang setir dengan mengcengkramnya kuat-kuat. Masih terkejut karena Kelly mengusirnya dari kediamannya sendiri.Hanya karena ia ada janji rapat dengan klien pagi inilah, ia menurut dan pergi dengan perasaan gelisah. Dalam pikirannya, kenapa setiap kali mereka bercinta, selalu diakhiri dengan marah. Bukankah mereka menikmatinya?Wajah Brandon yang suram membuat Ian menghela napas berat. Bos-nya kembali datang dengan bad mood. Alamat rapat akan penuh dengan ketegangan.“Apa ada yang ingin kamu lakukan dulu?” tanya Ian saat Brandon menatap telapak tangannya yang diperban.Brandon hanya menggeleng pelan.“Mungkin ingin bercerita sesuatu? Rapatnya bisa aku undur beberapa menit.”Kali ini, Brandon mengembuskan napas panjang. Ia menyandarkan tubuh pada punggung kursi kebesarannya, mengaitkan jari-jari tangan dan mengusap-usap bibir.“Kamu mungkin tidak akan bisa memberiku solusi.”“Hmm ... kamu tau? Bercerita bukan hanya untuk mencar
Granny Eliza terdiam mendengar cerita Kelly. Hatinya berdesir mellihat wanita di sampingnya menangis perlahan. Meski baru beberapa bulan, Granny Eliza sudah merasa sayang pada Kelly.“Bagaimana kamu membantu Brandon jika kamu tidak di sini?” Granny Eliza berkata lembut.Kelly mendongak dan menatap wajah elegan Granny Eliza. “Aku akan tetap mempertahankan pernikahan sampai Brandon mendapatkan dana tersebut.”“Bagaimana jika pengacara mengecek keberadaanmu?”“Bilang saja aku pulang karena ... kondisi kesehatan orang tuaku.”Satu garis muncul di antara alis Granny Eliza. “Orang tuamu sakit?”Tidak mau berbohong, Kelly menggeleng. Ia mengatakan ayahnya memiliki penyakit jantung dan ia hanya ingin memastikan bahwa saat ini keadaannya baik-baik saja.“Kamu bisa meneleponnya.”Embusan napas berat terdengar. Hampir setiap malam, sang Daddy melakukan video call. Tapi, itu tidak sama dengan bertemu secara langsung.“Aku ... maksudnya, setelah menikah diam-diam, aku merasa sangat bersalah dengan
Mungkin jika Kelly tidak minum obat flu, ia tidak akan tidur nyenyak. Dalam tidur, Kelly bahkan bermimpi bermesraan dengan Brandon, lalu terbangun dengan debaran jantung yang kuat."Tolol. Ngapain aku mimpi begitu, sih!" Kelly mengumpat untuk diri sendiri.Tidak bisa tidur lagi, Kelly bermain ponsel. Ia mengecek berita di media sosial. Identitasnya dan keluarga masih tersembunyi. Begitu juga dengan status pernikahan rahasianya."Aman." Kelly berucap penuh kelegaan.Karena masih sangat pagi, Kelly memutuskan jogging sebelum mandi. Wanita itu mengenakan sport bra dan legging."Akhirnya sepatu olahraga ini dipakai lagi." Kelly terkekeh karena sejak datang ke negara ini ia belum sempat jogging.Sambil berjalan, Kelly melakukan pemanasan. Ia mengamati sekeliling dan mencari jalur jogging di sekitar taman.Setelah cukup pemanasan, Kelly mulai berlari mengelilingi taman. Ternyata mansion Brandon sangat luas dengan tanaman yang tertata indah. Karena berlari dengan mata menatap sekeliling, Kel
“Bisa nggak sih dia jadi jelek sebentar saja?”“Apa? Kamu ngomong apa barusan?” Brandon menegur Kelly.Kelly jadi gelagapan sendiri. Tadinya ia hanya bermaksud bicara pada diri sendiri. Kenapa justru kata-kata itu keluar dari bibirnya?“Nggak. Itu jalanannya jelek banget.” Kelly berkilah cepat.Wajah Brandon merengut. “Sepertinya tadi kamu tidak bilang begitu.”“Umm ... apa kita akan terlambat? Apa aku kabari Granny Eliza saja?” Kelly berusaha mengalihkan percakapan.Brandon menggeleng. “Tak perlu, tak apa.”Kelly mengangguk. Otaknya berputar untuk kembali mencari topik percakapan agar Brandon tidak curiga.“Tadi saat jogging, bagaimana kamu tau kalau aku nyasar ke pemukiman?”Sekilas, Brandon menoleh menatap Kelly. “Karena setelah lima menit kamu tidak terlihat di lintasan jalur lampu.”Akh. Jadi, dia sampai menghitung waktu demi melihat aku berada di jalur yang tepat? Kelly jadi geer sekarang.Tapi kemudian dengan cepat ia menggeleng. Brandon perhatian hanya karena khawatir. Jangan
Kelly berlari ke kamarnya. Air mata mengalir ke pipi. Sesungguhnya ia menyesali apa yang ia ucapkan pada Brandon.Lelaki itu tampak syok mendengar Kelly memintanya pergi. Kelly tetap menggeleng meski Brandon berkata ia akan berusaha menjadi lelaki yang diidamkan Kelly."Hiks, hiks." Kelly menangis sendirian di kamar.Ia butuh seseorang untuk menenangkannya. Tapi saat ini semua penghuni mansion sibuk. Terngiang ucapan Mommy Keyna.Bagaimanapun, kamu harus bisa menyelesaikan masalah tanpa bantuan. Masalah itu mendewasakan pemikiran.Dengan kasar, Kelly mengusap pipi. Ia membayangkan keburukan Brandon agar hatinya tidak sakit mengingat kepergiannya."Dia bertato, memakai anting, merokok, minum alkohol, dingin, aneh, tidak perhatian, semena-mena .... " Kelly meracau sendiri.Lalu setelah beberapa kali menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Kelly menyetel musik dengan lagu galau keras-keras, lalu memejamkan mata.Rasanya belum lama Kelly tidur, ia terbangun karena suara petir
“Ini maksudku dulu.” Keyna berucap pada William dan anak-anak sambungnya. “Kalian terlalu memanjakan Princess, hingga telah dewasa begini ia bingung memutuskan sesuatu.”Louis menggeleng. “Tidak juga. Buktinya, Kelly bisa memutuskan ia mau berkarir di luar negeri.”“Maksudku mengambil keputusan saat terkena masalah.” Keyna bersungut.Keyna, William dan ketiga putra-putrinya saat ini berkumpul di ruang keluarga. Mereka membicarakan tentang bagaimana Brandon yang sangat gigih ingin menemui Kelly. Sampai saat ini, Keyna merasa Kelly masih bingung dan mengulur-ulur waktu.“Aku sudah mengarahkan Princess. Kamu benar Baby, dia memang sulit menyelesaikan masalahnya.”“Brandon juga sama keras kepalanya. Andai ia mau menjelaskan kenapa ia ingin bertemu Kelly, kita bisa menyampaikannya pada Kelly, bukan?” Frederix menyalahkan Brandon.Satu jam berbincang, mereka tidak menemukan solusi selain menunggu. Meski begitu, anggota keluarga Dalton berjanji akan membimbing Kelly untuk secepatnya menyeles
Meski hanya kata 'Terima kasih' itu sudah cukup membuat Brandon tidak dapat tidur. Otaknya berpikir terus apa lagi yang bisa membuat Kelly senang dan akhirnya membuka komunikasi dengannya."Tapi, Cedric bilang, Kelly tidak terlalu tertarik dengan berbagai barang mewah yang ku kirim." Brandon menggumam sambil menatap langit-langit kamar.Lelaki tampan itu mengembuskan napas panjang. Ia tersenyum menatap berbagai foto-foto Kelly yang bersenang-senang dengan para idolanya.Rencana gila itu tiba-tiba terlintas saat mendengar penuturan Edzard tentang kesukaan Kelly. Ia beruntung selebriti yang digandrungi Kelly bersedia datang. Tanpa banyak negosiasi, Brandon menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh manager artis-artis itu."Apa aku panjat saja balkon kamar Kelly?" Brandon mulai mempertimbangkan idenya.Besok pagi, Brandon datang ke mansion. Ia hanya diperbolehkan menunggu di halaman depan. Sampai seharian ia belum bisa menemukan yang mana balkon kamar Kelly.Esok harinya, Brandon datan
“Apa sih, Kak?” Kelly terkejut karena ditarik-tarik Louis keluar kamar.“Kak Lou nggak tau bagaimana, tapi ada tamu penting untukmu.” Louis berkata dengan panik.Lalu di tengah lorong berhenti sejenak. Ia mengamati penampilan sang adik. Tangannya merapikan rambut dan mengangguk puas.“Untung kamu cantik alami. Tanpa make up, sudah Ok.”Kelly mengerutkan kening dalam-dalam mendengar ucapan Louis. Mereka menuju foyer yang ternyata telah banyak anggota keluarga yang berkumpul. Ia semakin penasaran.“Hai, Kelly.” Seseorang menyapa Kelly dengan ramah.Sontak, Kelly terkejut bukan main. Saking kagetnya ia hanya bisa melongo pada sosok idoal yang berdiri di hadapannya. Matanya mengerjap untuk meyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah.“Kenalkan. Aku Chris Marvin dari grup band Clodplay.” Lelaki itu menjulurkan tangan pada Kelly.“Eh, oh, iya.” Dengan gugup, Kelly membalas jabatan tangan tersebut.Lalu ia diam kembali. Sepertinya ia tidak dapat mendengar suara-suara yang bicara di sekitarny
“Apa Brandon memang begitu? Suka memaksakan kehendak?”Kelly merenung mendengar cerita tentang pasien terakhir sang Mommy tadi sore. Sebelum makan malam, Keyna mampir ke kamar Kelly untuk meneriksa keadaan putrinya sekaligus menceritakan apa yang Brandon lakukan di rumah sakit.Mau tak mau, Kelly jadi mengingat apa saja yang Brandon lakukan. Bayangan sosok tampan itu kini terlihat jelas di pelupuk mata.“Nggak sih, Mom. Dia cukup demokratis, mau mendengar pendapat. Terkadang aku malah merasa ia sangat penurut pada Granny Eliza, itu sebabnya tidak bisa menghindar dari pernikahan yang dirancang Granny.”Keyna melirik sang putri yang berbicara hal baik tentang Brandon. Ia lalu melihat coklat pemberian Donald dan Florence di samping ranjang Kelly.“Sudah dicoba coklatnya?” Keyna mengendik pada kotak mewah itu.Kepala Kelly menoleh pada objek yang dimaksud Mommy Keyna. Lalu meraih kotak tersebut dan membukanya.“Aku sudah makan setengahnya.” Kelly terkekeh. “Mommy mau coba?”Keyna ikut ter
“Ini pasien terakhir, Dok.” Suster berkata pada Keyna yag langsung mengerutkan dahi.Dokter spesialis jantung itu menatap jam di dinding. Lalu menggeleng tak percaya pada pernyataan suster.“Kok bisa? Biasanya kamu sampai kewalahan mengatur jadwalku.” Keyna terkekeh.“Ada pasien spesial yang membooking jam praktek dokter.” Suster hanya tersenyum, meletakkan berkas pasien baru lalu membukakan pintu.“Selamat sore, Dokter Keyna.”Suara bass itu membuat Keyna mendongak. Ia mengerjapkan mata beberapa kali melihat sosok tampan yang berdiri di depannya.“Brandon. Apa yang kamu lakukan di sini?”Brandon mengendik pada berkas di atas meja Keyna. “Aku pasien terakhir anda.”Segera, Keyna membuka berkas dan membacanya cepat. Ia mengembuskan napas panjang lalu mengangguk.“Silahkan duduk.”“Terima kasih.” Brandon duduk di kursi pasien di depan Keyna.Setelah berhasil membujuk Cedric, Brandon akhirnya tau jadwal praktek Keyna. Lalu, dengan kemampuannya bernegosiasi, Brandon meminta setengah waktu
Brandon mengangkat tinggi kedua alisnya mendengar ucapan Jasmine. Sementara Edzard menatap tajam Brandon. Keduanya saling adu pandang.Tentu saja saat ini Brandon bersiaga. Ia pernah kena pukul Louis dan tidak mau kejadian itu terulang lagi.“Kelly belum bisa ditemui saat ini.” Edzard mengabaikan pernyataan Jasmine.Brandon memicingkan mata pada Edzard. “Kamu juga bukan penghuni mansion ini. Kenapa kamu yang memutuskan?”“Hei! Meski bukan anggota keluarga Dalton, kami sudah dianggap keluarga dan bisa bebas keluar masuk mansion ini. Dari pada kamu yang hanya bisa masuk sampai foyer.” Jasmine meledek Brandon.Kepala Brandon menggeleng samar. Ia mendengus pada Jasmine, lalu menatap Edzard. “Kamu mau kuliah? Ayo, aku antar.”Tanpa menunggu jawaban Edzard, Brandon keluar. Si kembar saling bertatapan, merasa aneh dengan tawaran Brandon.“Sana, ikut saja. Lumayan pakai mobil sport limited edition.” Jasmine mendorong kakaknya.“Tadi nyusuh hajar sekarang malah disuruh ikut mobilnya. Gimana, s
“Dua kali? Wow ... aku tak menyangka. Benar dugaanku dong. Kalau nggak enak pasti kamu nggak mau lagi, kan?” Jasmine terkekeh sendiri.Kelly tetap teguh untuk tidak menceritakan detail tentang hubungan ranjangnya dengan Brandon. Meski Jasmine adalah sahabatnya, menurutnya itu adalah hal yang tabu untuk diceritakan.“Aku jadi tambah bingung sama hidupku.” Kelly mengeluh.Setelah memutuskan hubungan dengan Edzard, Kelly merasa percintaannya tidak mulus. Lalu ia menduga itu semua karena karma padahal semua keluarga sudah mengira bahwa Kelly dan Edzard akan menikah.“Jangan ngomong begitu.” Jasmine menyanggah asumsi sahabatnya. “Menurutku kamu malah baik banget memutuskan Ed karena kita tau ia naksir Leona.”Kelly terkekeh. “Tapi, aku sempat patah hati lho. Ternyata Ed tidak secinta itu sama aku.”“Aku sempat marah sama Ed. Aku nggak ngomong sama dia hampir satu bulan.”Mereka mengenang saat itu. Edzard sendiri bingung dengan perasaannya. Ia mengaku sangat menyayangi Kelly namun begitu mas
Kelly menoleh ke pintu yang diketuk dan terbuka. Sebuah kepala melongok masuk. Detik berikutnya, Kelly menjerit senang.“Jasminee!!”Sahabat Kelly itu terkekeh lalu masuk diikuti saudara kembar lelakinya yang membawa bunga besar. Jasmine langsung memeluk Kelly sementara Edzard meletakkan rangkaian bunga setinggi dada itu di samping ranjang.“Kami sangat terkejut!” Jasmine memasang wajah kaget disertai anggukan keras oleh Edzard.“Kamu menikah rahasia? Hamil anggur? Lalu dikuret? Terus mau cerai? Gilaa. Otakku tak sanggup menerima informasi mengejutkan begini.” Jasmine menepuk dahinya.Belum sempat Kelly menyahut, suara geram menimpali.“Siapa lelaki kurang ajar itu? Aku akan menghajarnya!”Malas banyak bicara, Kelly mengotak-atik tablet yang sejak tadi ia pegang untuk menonton. Setelah menemukan informasi lengkap mengenai Brandon, ia memberikan tablet tersebut pada Jasmine dan Edzard.“Brandon Richmont. Aku terjebak pernikahan dengan dia.”Dengan rasa penasaran yang besar, Jasmine men