Share

45. Semakin Intim

Penulis: Intans Ranum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 09:27:45

Gista tak sempat menolak atau memang imannya tak cukup kuat menolak cumbuan lanjutan dari pria cassanova macam Alven. Gista menerima sepenuhnya, ikut membalas walau terasa didominasi. Gista merasakan lumatan di bibirnya di posisi yang tidak menyenangkan. Gista bahkan tidak tahu kapan lidah pria itu menyusup masuk di mulutnya karena yang dirasakannya pria itu mulai menghisap lidah, bibir atas dan bawahnya secara brutal dan bergantian cukup lama hingga merasa napasnya akan berakhir di basement.

Alven menghentikan lumatannya, memberikan waktu bagi dirinya dan Gista menghirup oksigen. Pria itu menarik lembut rambut Gista ke belakang agar kepalanya mendongak ke atas melihat wajah Alven. Mata mereka beradu, kobaran hasrat di bola mata hitam pekat itu jelas terlihat. Suara napas bersahutan mengiringi suasana panas mereka.

"Al, berhe...."

"Sssttttt...." Pria itu meletakkan jari telunjuknya di "Sssttttt...." Pria itu meletakkan jari telunjuknya di bibir Gista. "Aku suka cara kamu memanggil nam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Kontrak Cassanova   46. Terpergok Selingkuh

    “Zehra,”“Ya?”“Makasih ya buat hari ini, dan besok aku jemput kamu disini jam sembilan, ya!”“Ok,” Zehra melepaskan safety belt, dan melangkah keluar dari mobil Ricky, hanya butuh beberapa langkah ia dipanggil kembali oleh Ricky membuatnya berhenti dan menoleh dengan senyuman yang tak pernah luntur.Ricky melingkarkan tangannya pada pinggang Zehra, mendekatkan tubuh mereka dan mengangkat wajah Zehra demi mencumbu bibir merah muda milik Zehra, ia bisa merasakan tubuh Zehra yang tersentak kecil sebagai reaksi pertamanya dan diikuti dengan membalas cumbuannya, sejenak ia senang bukan kepalang terlebih Zehra cukup mengimbangi cumbuan mereka. Tak seperti dulu, Zehranya telah bermetamorfosa.“Rick, cukup ya. Udah malam, jangan lupa jemput aku besok pagi.” ucap Zehra dengan nada yang tersengal diselimuti kemanjaan, ia jelas menikmatinya.“Iya, istirahat dan mimpi yang indah, dah.”“Dah, hati-hati dijalan.”Zehra melepas kepergian Ricky dengan perasaan campur aduk, ada rasa deg-degan yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Terjerat Kontrak Cassanova   47. Sebuah Pelampiasan

    “Diam! Atau aku akan memperkosa kamu disini, mau kamu?”Seketika Zehra bungkam, perasaan takut menjalar di seluruh tubuhnya setelah mendapatkan tatapan tajam disertai ancaman bernada tinggi dari Javas. Ia melarikan pandangannya ke arah samping menatap jalanan yang terasa dipacu lebih cepat di matanya, membuat ia semakin didera rasa takut. Biasanya ia akan lebih memilih melawan demi bisa diturunkan dari mobil agar ia terbebas dari rasa takut mengalami kecelakaan mobil.Zehra memutuskan untuk memakai seat belt dan memejamkan matanya dengan posisi duduk tegang."Jadi, udah puas bersenang-senang dengan kekasih rahasiamu? Oh sebentar, apa akulah yang sudah menjadi kekasih rahasiamu?" dengus Javas mencemooh membuka, sengaja membuka obrolan. “Kalau aku belum balik dan nggak menemukanmu tadi, apa itu artinya kalian akan lanjut bercinta di tempat itu, eh?!” tambahnya mengejek.Zehra tak menjawab. Hanya kembali memalingkan wajah ke arah depan. Ya, waktu bebasnya telah usai. Ia harus kembali be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Terjerat Kontrak Cassanova   48. Diintimidasi

    “Kamu yakin sudah dihukum?” Dengan sebelah tangan yang bebas, Javas menarik pinggang Zehra hingga menabrak tubuhnya.“Kalau itu bisa buat kamu nggak mempermasalahkan hal ini lagi, aku siap."Jawaban Zehra membuat Javas menambahkan tekanan pada rahangnya, membuat Zehra mengaduh lirih, “Dan apa?! Kamu akan mengulangi kesalahan yang sama? Apa kamu sebegitu menginginkannya? Katakan! Apa yang kurang dari aku sampai kamu selingkuh dibelakangku, hah?!”Sejenak Zehra terpaku pada kemarahan Javas yang sarat akan kekecewaan, perkataan Javas barusan seolah mereka benar-benar dalam hubungan yang asli dan serius. “Aku paling benci pengkhianatan dan bukannya aku sudah mengatur semuanya di surat kesepakatan kita, hmm?”“Aku.. minta.. maaf,” jawab Zehra terseret-seret.“Siapa pun pria tadi, berhentilah menemuinya. Paham!”Meski kesulitan karena dagunya masih diremas kuat oleh Javas, Zehra menganggukkan kepalanya.“Katakan dengan jelas, sayang!”“Lepasin dulu daguku, ini sakit Jav!”Javas setuju mele

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Terjerat Kontrak Cassanova   49. Pertentangan Batin

    “Nggak semudah itu, Al! Setelah semua yang dia lakukan buat aku! Aku minta maaf…”Wanita itu tak berdaya meneruskan ucapannya sendiri, sibuk menghalau air mata yang hendak turun. "Kamu jelas tau aku pria yang nggak sabaran, dan aku bisa dengan mudah mendapatkan pengganti kamu-”"Dan aku tahu, aku nggak mungkin memintamu menunggu, kan?" saut Gista sengit, ia terganggu dengan pembelaan Alven barusan."Jangan memotong ucapanku. Kamu tahu pasti aku menginginkanmu, hingga kamu mungkin senang berada di atas angin sekarang. Tapi, aku bukan pria yang takut kehilangan. Aku mengizinkanmu masuk ke kehidupanku dengan syarat dia harus pergi dari kehidupanmu. Aku akan memberimu waktu. Bukan kamu yang menentukan, tapi aku. Jika aku memintamu datang, kamu wajib datang. Jika nggak setuju, kamu boleh melupakan apa yang barusan aku ucapkan."Gista bisa melihat pancaran mata yang marah dan tegas di kedua bola mata Alven, membuat ia semakin terpengaruh.“Bereskan semuanya, aku tunggu di lobi!” Alven tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Terjerat Kontrak Cassanova   50. Mengeluarkan Uneg-uneg

    Butuh beberapa detik bagi Gista untuk bisa menjawabnya, “Entah berapa kali gue pertanyakan hal yang sama ke diri gue sendiri…dan semuanya terjadi begitu aja, gue sama mas Eno udah backstreet selama dua tahun, Ra. Lo tahu itu!”“Dan bukan berarti jalan yang akan kalian lalui kedepan adalah jalan yang sama yang kalian udah dilalui, ‘kan. Gis!”“Entahlah, Ra. Jujur gue juga udah capek dan muak sama keadaan ini.”Zehra merasa gemas, akan jawaban Gista yang selalu ragu namun jujur disaat bersamaan. “Dan nggak menutup kemungkinan, hubungan kalian akan terbongkar setidaknya sama istri sah pacar Lo itu, hal yang sebelumnya belum terjadi. Apa yang akan lo lakukan? Dan apa lo udah pernah tanya sama pacar Lo itu tentang itu?”Gista menunjukkan raut wajah sendu hingga meringis, lidahnya kelu. Karena hal itu selalu menjadi momok yang paling ia hindari. Ia menyadari jika ia tak memiliki mental wanita simpanan yang berani dan cuek meski ia sudah menjadi wanita simpanan pria beristri selama dua tahun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Terjerat Kontrak Cassanova   51. Fake Honeymoon

    Zehra termenung sesaat, dalam hati ia setuju dan sekali lagi ia dipaksa untuk mengingat posisinya. “Maaf… aku,”Javas melengos dan kembali sibuk berkutat dengan tabletnya itu, seolah menghentikan Zehra untuk bicara.Dan saat Zehra sudah menyimpan buku novel di dalam tasnya, giliran Javas yang mengabaikannya membuat Zehra cemberut karena ia jadi bingung harus melakukan apa, hingga ia memutuskan untuk mengatur posisi bangkunya untuk tidur sejenak. "Bangun!""Hah?""Kita udah sampai, ayo bersiap!" seru Javas singkat. Zehra mengucap syukur ketika pesawat yang mereka tumpangi berhasil landing dengan sempurna. "Jadi aku adalah orang pertama yang mengajakmu pergi sejauh ini, benar?" tanya Javas agak angkuh."Benar," saut Zehra kikuk, menurutnya agak menyedihkan untuk ia yang berusia dua puluh empat tahun, tapi masih terlampau sedikit pengalaman menyenangkan dalam hidupnya yang sebagian besar ia habiskan untuk bekerja dan menerima keadaan.Zehra mengikuti langkah kaki panjang Javas dari be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Terjerat Kontrak Cassanova   52. "Lakukan Untukku!"

    “Well…. Sesuatu yang ingin aku praktek padamu, BDSM?”“Hah? Aku ‘kan udah bilang aku nggak mau!” saut Zehra melotot.“Anggap aja ini sebuah hukuman karena sudah menghianati hubungan kita,” balas Javas memandang Zehra dengan tatapan lurusnya.“Hufthh… dengar! Apapun itu aku tahu sulit buatku menolakmu karena statusku sekarang, tapi tolong jangan sekarang… aku capek setelah perjalanan jauh dan aku tahu kamu pasti sama capeknya jadi jangan sekarang, ok!”Javas menaikkan kedua bahunya acuh, “Ok, aku akan mandi duluan,” ucap Javas melewati Zehra yang melihatnya penuh antisipasi.***Javas yang bergeser mendekat. Menyelipkan lengan di pinggang dan memeluknya dari belakang. Sedangkan wajah pria itu mulai tenggelam di tengkuknya. "Jadi, kamu udah pasrah kalau aku akan mempraktekkannya sama kamu? Cuma perlu waktu yang tepat, ok aku paham."“Tapi, kamu tahu kita sedang berlibur ‘kan?”Zehra membeku. Bibir Javas menempel lembut di cekungan lehernya sementara napas pria itu yang mulai memberat be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Terjerat Kontrak Cassanova   53. Pagi Yang Panas (21+)

    “Ya, ponsel ini milik Zehra. Ada keperluan apa menelponnya berkali-kali?”Di dalam kamar mandi, Zehra sangsi bahwa Javas akan mengikuti perkataannya, gerakan tangannya mulai melambat, ia cemas jika Javas berbuat lancang pada ponselnya seperti… Zehra mempertajam pendengarannya sudah tak ada lagi suara. Tapi hatinya bertambah cemas. Zehra menggelengkan kepalanya kasar, ia memutuskan buru-buru menyelesaikan ritual mandinya demi mengetahui apa yang dilakukan Javas tanpanya. "Javas!”Javas mendongak menatap Zehra yang berbalut handuk putih bersih dengan air yang masih menetes, ia duduk di depan Zehra, menyesap teh hangat di cangkirnya. "Ada apa Sayang? Apa yang kamu pikirkan sampai harus terburu-buru begitu?” tanya Javas menggoda, dan Zehra bersumpah ia mendengar nada mengejek dari suara Javas.“Ah, aku memang udah selesai,” jawab Zehra tersendat, sembari melirik ponselnya yang terletak aman di atas nakas.Javas memandang Zehra tak percaya, menunjukkan secara terang-terangan jika ia tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Terjerat Kontrak Cassanova   54. Arti Hubungan

    Zehra tersenyum sensual. "Jadi itu artinya aku berhasil." Zehra kembali mengalungkan tangannya di leher Javas, menekan pinggulnya agar mereka semakin rapat. "Aku sengaja menggoda kamu dengan cara yang salah, aku ingin kita melakukannya sekarang. Aku ingin merasakan esensi liburan yang sebenarnya, bukan jalang yang bekerja di pagi hari," ujarnya sembari meraba dada Javas demi meredam amarahnya.Javas memeluk Zehra, membelai rambutnya. "Jangan melakukannya lagi. Aku benar-benar akan menyakitimu kalau kamu tidur dengan orang lain disaat aku masih menginginkanmu." Dia menghirup aroma tubuh Zehra di ceruk lehernya."Lemaskan tubuhmu sayang. Kita berdua harus menikmatinya," tambahnya kembali pelan menggoyangkan pinggulnya.Zehra membeku. Keegoisan dan ancaman Javas membuatnya ngeri. Disaat yang sama pula dia mencair karena ungkapan "kita" yang berarti keegoisan pria itu telah goyah.Pinggul Javas yang bergerak pelan mulai menggelitik geli menggantikan rasa nyeri yang tadi menyerang Zehra . T

  • Terjerat Kontrak Cassanova   53. Pagi Yang Panas (21+)

    “Ya, ponsel ini milik Zehra. Ada keperluan apa menelponnya berkali-kali?”Di dalam kamar mandi, Zehra sangsi bahwa Javas akan mengikuti perkataannya, gerakan tangannya mulai melambat, ia cemas jika Javas berbuat lancang pada ponselnya seperti… Zehra mempertajam pendengarannya sudah tak ada lagi suara. Tapi hatinya bertambah cemas. Zehra menggelengkan kepalanya kasar, ia memutuskan buru-buru menyelesaikan ritual mandinya demi mengetahui apa yang dilakukan Javas tanpanya. "Javas!”Javas mendongak menatap Zehra yang berbalut handuk putih bersih dengan air yang masih menetes, ia duduk di depan Zehra, menyesap teh hangat di cangkirnya. "Ada apa Sayang? Apa yang kamu pikirkan sampai harus terburu-buru begitu?” tanya Javas menggoda, dan Zehra bersumpah ia mendengar nada mengejek dari suara Javas.“Ah, aku memang udah selesai,” jawab Zehra tersendat, sembari melirik ponselnya yang terletak aman di atas nakas.Javas memandang Zehra tak percaya, menunjukkan secara terang-terangan jika ia tak pe

  • Terjerat Kontrak Cassanova   52. "Lakukan Untukku!"

    “Well…. Sesuatu yang ingin aku praktek padamu, BDSM?”“Hah? Aku ‘kan udah bilang aku nggak mau!” saut Zehra melotot.“Anggap aja ini sebuah hukuman karena sudah menghianati hubungan kita,” balas Javas memandang Zehra dengan tatapan lurusnya.“Hufthh… dengar! Apapun itu aku tahu sulit buatku menolakmu karena statusku sekarang, tapi tolong jangan sekarang… aku capek setelah perjalanan jauh dan aku tahu kamu pasti sama capeknya jadi jangan sekarang, ok!”Javas menaikkan kedua bahunya acuh, “Ok, aku akan mandi duluan,” ucap Javas melewati Zehra yang melihatnya penuh antisipasi.***Javas yang bergeser mendekat. Menyelipkan lengan di pinggang dan memeluknya dari belakang. Sedangkan wajah pria itu mulai tenggelam di tengkuknya. "Jadi, kamu udah pasrah kalau aku akan mempraktekkannya sama kamu? Cuma perlu waktu yang tepat, ok aku paham."“Tapi, kamu tahu kita sedang berlibur ‘kan?”Zehra membeku. Bibir Javas menempel lembut di cekungan lehernya sementara napas pria itu yang mulai memberat be

  • Terjerat Kontrak Cassanova   51. Fake Honeymoon

    Zehra termenung sesaat, dalam hati ia setuju dan sekali lagi ia dipaksa untuk mengingat posisinya. “Maaf… aku,”Javas melengos dan kembali sibuk berkutat dengan tabletnya itu, seolah menghentikan Zehra untuk bicara.Dan saat Zehra sudah menyimpan buku novel di dalam tasnya, giliran Javas yang mengabaikannya membuat Zehra cemberut karena ia jadi bingung harus melakukan apa, hingga ia memutuskan untuk mengatur posisi bangkunya untuk tidur sejenak. "Bangun!""Hah?""Kita udah sampai, ayo bersiap!" seru Javas singkat. Zehra mengucap syukur ketika pesawat yang mereka tumpangi berhasil landing dengan sempurna. "Jadi aku adalah orang pertama yang mengajakmu pergi sejauh ini, benar?" tanya Javas agak angkuh."Benar," saut Zehra kikuk, menurutnya agak menyedihkan untuk ia yang berusia dua puluh empat tahun, tapi masih terlampau sedikit pengalaman menyenangkan dalam hidupnya yang sebagian besar ia habiskan untuk bekerja dan menerima keadaan.Zehra mengikuti langkah kaki panjang Javas dari be

  • Terjerat Kontrak Cassanova   50. Mengeluarkan Uneg-uneg

    Butuh beberapa detik bagi Gista untuk bisa menjawabnya, “Entah berapa kali gue pertanyakan hal yang sama ke diri gue sendiri…dan semuanya terjadi begitu aja, gue sama mas Eno udah backstreet selama dua tahun, Ra. Lo tahu itu!”“Dan bukan berarti jalan yang akan kalian lalui kedepan adalah jalan yang sama yang kalian udah dilalui, ‘kan. Gis!”“Entahlah, Ra. Jujur gue juga udah capek dan muak sama keadaan ini.”Zehra merasa gemas, akan jawaban Gista yang selalu ragu namun jujur disaat bersamaan. “Dan nggak menutup kemungkinan, hubungan kalian akan terbongkar setidaknya sama istri sah pacar Lo itu, hal yang sebelumnya belum terjadi. Apa yang akan lo lakukan? Dan apa lo udah pernah tanya sama pacar Lo itu tentang itu?”Gista menunjukkan raut wajah sendu hingga meringis, lidahnya kelu. Karena hal itu selalu menjadi momok yang paling ia hindari. Ia menyadari jika ia tak memiliki mental wanita simpanan yang berani dan cuek meski ia sudah menjadi wanita simpanan pria beristri selama dua tahun

  • Terjerat Kontrak Cassanova   49. Pertentangan Batin

    “Nggak semudah itu, Al! Setelah semua yang dia lakukan buat aku! Aku minta maaf…”Wanita itu tak berdaya meneruskan ucapannya sendiri, sibuk menghalau air mata yang hendak turun. "Kamu jelas tau aku pria yang nggak sabaran, dan aku bisa dengan mudah mendapatkan pengganti kamu-”"Dan aku tahu, aku nggak mungkin memintamu menunggu, kan?" saut Gista sengit, ia terganggu dengan pembelaan Alven barusan."Jangan memotong ucapanku. Kamu tahu pasti aku menginginkanmu, hingga kamu mungkin senang berada di atas angin sekarang. Tapi, aku bukan pria yang takut kehilangan. Aku mengizinkanmu masuk ke kehidupanku dengan syarat dia harus pergi dari kehidupanmu. Aku akan memberimu waktu. Bukan kamu yang menentukan, tapi aku. Jika aku memintamu datang, kamu wajib datang. Jika nggak setuju, kamu boleh melupakan apa yang barusan aku ucapkan."Gista bisa melihat pancaran mata yang marah dan tegas di kedua bola mata Alven, membuat ia semakin terpengaruh.“Bereskan semuanya, aku tunggu di lobi!” Alven tak

  • Terjerat Kontrak Cassanova   48. Diintimidasi

    “Kamu yakin sudah dihukum?” Dengan sebelah tangan yang bebas, Javas menarik pinggang Zehra hingga menabrak tubuhnya.“Kalau itu bisa buat kamu nggak mempermasalahkan hal ini lagi, aku siap."Jawaban Zehra membuat Javas menambahkan tekanan pada rahangnya, membuat Zehra mengaduh lirih, “Dan apa?! Kamu akan mengulangi kesalahan yang sama? Apa kamu sebegitu menginginkannya? Katakan! Apa yang kurang dari aku sampai kamu selingkuh dibelakangku, hah?!”Sejenak Zehra terpaku pada kemarahan Javas yang sarat akan kekecewaan, perkataan Javas barusan seolah mereka benar-benar dalam hubungan yang asli dan serius. “Aku paling benci pengkhianatan dan bukannya aku sudah mengatur semuanya di surat kesepakatan kita, hmm?”“Aku.. minta.. maaf,” jawab Zehra terseret-seret.“Siapa pun pria tadi, berhentilah menemuinya. Paham!”Meski kesulitan karena dagunya masih diremas kuat oleh Javas, Zehra menganggukkan kepalanya.“Katakan dengan jelas, sayang!”“Lepasin dulu daguku, ini sakit Jav!”Javas setuju mele

  • Terjerat Kontrak Cassanova   47. Sebuah Pelampiasan

    “Diam! Atau aku akan memperkosa kamu disini, mau kamu?”Seketika Zehra bungkam, perasaan takut menjalar di seluruh tubuhnya setelah mendapatkan tatapan tajam disertai ancaman bernada tinggi dari Javas. Ia melarikan pandangannya ke arah samping menatap jalanan yang terasa dipacu lebih cepat di matanya, membuat ia semakin didera rasa takut. Biasanya ia akan lebih memilih melawan demi bisa diturunkan dari mobil agar ia terbebas dari rasa takut mengalami kecelakaan mobil.Zehra memutuskan untuk memakai seat belt dan memejamkan matanya dengan posisi duduk tegang."Jadi, udah puas bersenang-senang dengan kekasih rahasiamu? Oh sebentar, apa akulah yang sudah menjadi kekasih rahasiamu?" dengus Javas mencemooh membuka, sengaja membuka obrolan. “Kalau aku belum balik dan nggak menemukanmu tadi, apa itu artinya kalian akan lanjut bercinta di tempat itu, eh?!” tambahnya mengejek.Zehra tak menjawab. Hanya kembali memalingkan wajah ke arah depan. Ya, waktu bebasnya telah usai. Ia harus kembali be

  • Terjerat Kontrak Cassanova   46. Terpergok Selingkuh

    “Zehra,”“Ya?”“Makasih ya buat hari ini, dan besok aku jemput kamu disini jam sembilan, ya!”“Ok,” Zehra melepaskan safety belt, dan melangkah keluar dari mobil Ricky, hanya butuh beberapa langkah ia dipanggil kembali oleh Ricky membuatnya berhenti dan menoleh dengan senyuman yang tak pernah luntur.Ricky melingkarkan tangannya pada pinggang Zehra, mendekatkan tubuh mereka dan mengangkat wajah Zehra demi mencumbu bibir merah muda milik Zehra, ia bisa merasakan tubuh Zehra yang tersentak kecil sebagai reaksi pertamanya dan diikuti dengan membalas cumbuannya, sejenak ia senang bukan kepalang terlebih Zehra cukup mengimbangi cumbuan mereka. Tak seperti dulu, Zehranya telah bermetamorfosa.“Rick, cukup ya. Udah malam, jangan lupa jemput aku besok pagi.” ucap Zehra dengan nada yang tersengal diselimuti kemanjaan, ia jelas menikmatinya.“Iya, istirahat dan mimpi yang indah, dah.”“Dah, hati-hati dijalan.”Zehra melepas kepergian Ricky dengan perasaan campur aduk, ada rasa deg-degan yang me

DMCA.com Protection Status