Share

Serabi

Author: QM
last update Last Updated: 2024-03-29 19:57:23

“Aku pulang telat, Ya Kop. Kamu tidur duluan saja,” kata Bastian siang itu.

Pria itu membenarkan posisi kemejanya dan gesper yang melingkar di pinggangnya. Sedangkan sang istri membawakan tas berisi laptop dan mengantarkan hingga teras rumah.

“Emang mau kemana?”

“Lembur aja,” jawab Bastian singkat.

Pria itu melipat kakinya lantas memeluk perut buncit sang istri. Akhir-akhir ini, Bastian sering melakukan hal semacam ini. Cilla tidak tahu sedang apa suaminya itu di sana. Dia melihat Bastian seperti mengobrol dengan perutnya berakhir mengecup perutnya.

"Tian, hati-hati ya. Gak usah ngebut," ucap wanita hamil itu.

Bastian sambil memandang tajam sang istri. Ia meraih rambut Cilla dan mengusapnya lembut, menampilkan senyuman tipis yang hampir tak terlihat di bibirnya.

Cilla menatap Bastian dengan ekspresi cemas. Ia menatap ujung sandalnya, seolah sedang mencari keberanian atau alasan untuk tidak ditinggalkan oleh Bastian.

Bastian mencoba menebak apa yang ada di pikiran istrinya. Dengan ra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Memberontak

    "Assalamualaikum," teriak Vika dengan nada yang ragu-ragu di depan pagar tinggi rumah Maura. Pagar tinggi itu mengelilingi rumah dengan tegas. Gadis itu merasa gugup, terbebani oleh hal yang terungkap dan membuatnya merasa sangat bersalah terhadap Maura.Maura datang dengan cepat setelah mendengar dering bel di ujung pagar. Ia melewati gerbang dan menghadapi Vika dengan senyuman hangat di wajahnya. "Vika, ayo masuk," ajak Maura, mencoba menenangkan gadis itu.Vika merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini. Ia tahu bahwa apa yang dia ketahui adalah sesuatu yang memalukan dan sangat membuatnya merasa bersalah terhadap Maura. Hatinya berat saat melangkah masuk ke dalam rumah itu, takut menghadapi kenyataan yang harus dihadapinya."Mbak Cilla ada, Bude?" tanya Vika dengan hati yang berdebar-debar."Loh, Cilla pulang diantar Danilo, Vika," jawab Maura setelah mereka mencapai teras rumah.

    Last Updated : 2024-04-01
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Selalu Ditinggalkan

    Air mata gadis itu terus mengalir deras, Vika mengendarai motor dengan kalut. Ia tidak tahu tujuan untuk pergi. Kekecewaan yang ia dapatkan atas kenyataan membunuh kebahagiaannya sejak saat itu. “Kamu gak pantas hidup, Vika!”“Kamu anak haram Vika!”“Kamu anak hasil hubungan gelap!”Sederet kalimat itu seakan berteriak di telinganya. Mengejeknya hingga terasa luka tidak mampu ia terima lagi. Di tengah motornya melaju tiba-tiba sebuah mobil dari arah berlawanan datang.TiiiiinnnnnnSuara klakson panjang dari mobil itu memekakan telinga.*Bastian berjalan mondar-mandir gelisah di depan pintu ruangan ICU, sepertinya waktu berhenti mengalir dan menggantikan semua warna dalam hidupnya dengan kecemasan yang mencekam. Ketika dokter belum juga muncul, ketakutannya semakin membesar. Keadaan sang istri sebelumnya yang tidak sadarkan diri membuatnya semakin khawatir.“Kopi… kamu harus kuat,” gumamnya dengan suara lirih, melambungkan doa-doa yang tulus ke langit.Detik dan menit terus berganti,

    Last Updated : 2024-04-07
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Ingin Memulainya dari Awal.

    Bastian tidak tidur sejak kemarin. Namun hari ini ia tampak memejamkan matanya dan kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri efek kantuknya yang luar biasa. Rambutnya pun berantakan, wajahnya sangat kusut dengan baju kaos yang kusut pula.“Tian… Tian…” suara serak sang istri membuat pria itu bangun segera.“Sayang, kamu sadar.” kata Bastian senang.Ia melihat mata sang istri yang sayu dengan tangannya yang lemah terulur padanya.“Aku mau minum, Tian.” kata Cilla lirih nyaris tidak terdengar.Bastian segera membuka air mineral di meja. Ia memasukkan sedotan ke dalam botol. Tangannya memposisikan sang istri dengan nyaman agar bisa minum dengan baik.“Minum yang banyak,” kata Bastian.Cilla minum dengan hati-hati. Sangat terlihat wanita itu masih lemah. Dengan punggung tangannya tertancap jarum infus.“Sudah,” kata sang istri lirih.Bastian menutup kembali botol air tersebut, Cilla meminum hampir separuh botol.Hati Bastian rasanya hancur melihat istri terbaring lemah di hadapannya. Setiap

    Last Updated : 2024-04-09
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Kecewa

    “Sayangnya, aku yang tidak mau dan tidak akan pernah mau menerima kamu untuk kembali, Mas. Bagiku, dibohongi selama puluhan tahun adalah penghinaan yang tidak bisa termaafkan. Aku, tidak akan mengulang kesalahan. Jangan pernah berharap apapun lagi, Mas. Cukuplah kamu menorehkan luka yang sangat dalam buatku.” Air mata Maura turun membasahi pipinya. Ia membalikkan badan dan melangkahkan kakinya mantap. Meskipun hatinya masih ada perasaan sayang pada pria itu, logikanya kini telah hidup. “Aku bisa melalui semua ini. Ya Allah kuatkan aku,’ gumam wanita itu.Berusaha keluar dari hubungan yang beracun adalah pilihan yang berat. Butuh sebuah tekad kuat dan harus tegar di saat sebuah ilusi menawarkan sebuah kebahagiaan palsu. “Belum tentu jika aku memaafkan Mas Ali. Hidup kami akan jauh dari sebuah pengkhianatan lagi. Bisa jadi, itu hanya sikap manipulatif seorang pelaku untuk memperdaya kita kembali.” kata Maura meyakinkan dirinya.“Kamu sudah benar Maura! Jangan berhenti dari langkahmu.

    Last Updated : 2024-04-14
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Wanita Seksi

    Danilo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia kini duduk di ruang tunggu usai sang kekasih siuman. Kenyataan yang memukul sang kekasih, membuatnya ikut hanyut dalam kesedihan.“Aku janji, Dek. Kita lewati ini sama-sama.” Danilo mengingat kalimatnya usai Vika mendapati dirinya yang harus menerima kenyataan pahit.“Aku lumpuh, Mas. Aku gak bisa jalan lagi. Hiks…” kata Vika dengan menangis tersedu.“Iya, tapi dokter bilang masih ada harapan buat kamu bisa berjalan lagi, Dek. Pasti kamu bisa jalan lagi. Percaya sama Mas.”Danilo mengingat kejadian beberapa saat lalu. Di mana dirinya menenangkan Vika. Kekasihnya itu tertidur usai dokter memberikan suntikan penenang. “Dek, kasihan kamu.” gumam Danilo.*“Bastian, jangan masukkan ke dalam hati. Istrimu sedang tidak menyadari perkataannya.” kata Maura menenangkan sang menantu.Bastian tersenyum kecut mendengarnya. Pria itu hanya mampu diam, tanpa melawan ujaran kebencian sang istri padanya. Dia tahu, Cilla sedang sedih. Dia me

    Last Updated : 2024-04-16
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Saling Memiliki

    Prang.Suara nampan berbahan stainless steel jatuh bersama piring kaca. Sedetik piring itu pecah berkeping-keping di lantai, menyebabkan makanan di atasnya berhamburan bersama pecahan-pecahan. Setiap hari, rumah Arum penuh dengan keributan antara dirinya dan sang anak, Vika."Vika, tolong jangan terus seperti ini," kata Arum dengan suara yang tertahan."Kenapa aku tidak bisa mati saja, Bu? Mengapa aku harus menanggung balasan dari kesalahanmu?" seru Vika tanpa ampun.Seperti biasa, Vika menolak untuk makan makanan yang sangat ibu bawakan padanya. "Ini ujian, Vika," ucap Arum, mencoba menahan perasaannya."Jangan bicara tentang ujian, Bu. Ibu dengan sengaja merebut suami orang. Tidak usah sok suci!" Vika menghardik tanpa mempedulikan efek dari perkataannya terhadap ibunya. Kekecewaannya telah melampaui batas yang bisa dikendalikan."Vika, dia adalah ayahmu. Ayah kandungmu, semuanya sudah berlalu. Kita bisa melupakan masa lalu," usaha Arum mencoba membujuk."Melupakan dosa, Bu? Bagaima

    Last Updated : 2024-04-18
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Merubah Sudut Pandang

    “Terimakasih, Sayang.” ucap Bastian sesat menaikkan celananya kembali.Dia memandang sayang sang istri yang berantakan karena ulahnya. Usai dengan dirinya, Bastian membantu menaikkan resleting baju terusan sang istri. Pria itu juga mengusap rambut panjang sang wanita sedikit merapikannya.“Harusnya kita tidak melakukannya, Biang kerok.” ucap sang istri.Tangan pria itu berhenti dan menariknya cepat dari rambut sang istri. Kalimat itu seakan-akan membuat harga diri Bastian tersakiti. Ya, mungkin saja Cilla merasa menyesal telah bercinta dengannya.“Jadi kamu tidak menginginkan aku?” jawab Bastian menatap tajam sang istri yang masih merapikan bajunya.“Bukan…” kalimat Cilla terhenti saat sang suami menyela ucapannya yang belum lengkap.“Apa sebegitu tidak inginnya kamu sama aku, Kopi? Sudah aku duga. Kamu tertarik dengan pria pemilik restoran itu!” ujar Bastian emosi.Cilla tertegun mendengarnya. Wanita itu menyipitkan matanya menatap sang suami yang sudah dalam keadaan emosi. Sebenarny

    Last Updated : 2024-04-22
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Penderitaan yang Runtuh

    “Mas gak ke Mbak Cilla?” tanya Vika sesaat sampai rumah.Bastian hanya diam tidak menjawab perkataan sang adik. Vika pagi ini berlatih berjalan sendirian hingga ke rumah Bastian. Jika biasanya dirinya menggunakan dua kruk, kini ia mencoba menggunakan satu kruk saja.“Mas tuh gak boleh tauk diamin istri sendiri. Apa gak pengen bikin keponakan lagi buat aku?” goda Vika membuat Bastian berdecak kesal.“Ck, apa sih Ubi Cilembu! Harusnya aku yang tanya, kamu kan habis ketemu keluarganya Danilo. Gimana rencana pernikahan kalian?”Vika menyipitkan mata, seakan tahu dengan jelas. Bastian mengalihkan pembicaraan.“Gak usah ngalihin topik deh, Mas.”“Ubi, aku cuma gak mau bahas kopi. Dia benar-benar gak mau sama aku. Bahkan sekarang lagi dekat sama pengusaha restoran itu.”“Oh, masalahnya cemburu nih?” tebak Vika tepat. “Astaghfirullah Mas Bas, Mas sama mbak Cilla tuh udah dewasa kalik. Masa iya kayak anak ABG labil gitu.”“Aku ngomong kenyataan, dia lagi pdkt sama pemilik restoran yang di deka

    Last Updated : 2024-04-26

Latest chapter

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Petang akan Datang Kembali (Ending)

    Di bahu jalan, mobil Bastian yang kosong menjadi tempat Danilo dan Vika berbicara. Mereka datang bersamaan. Vika mencari bapaknya untuk melakukan upaya penyelamatan. Sang ibu, Arum sudah lebih dulu pergi. Namun, Vika justru datang sendiri sebab Ali dari kota segera ke Polsek untuk melapor dan akan membawa polisi datang.“Jadi ibu udah ke dalam Dek?” tanya Danilo.“Iya, Mas. Tadi aku coba telpon mas Bastian. Tapi gak diangkat. Gak taunya udah ke sini.” kata Vika dengan tangan terus bergerak gelisah.Tentu Vika merasakan kekhawatiran yang begitu hebat. Sang ibu sedang menolong Cilla dan ibunya di sana. Sedang dirinya hanya bisa menunggu atas perintah ibunya. “Kamu gak usah khawatir, bentar lagi bapak datang.”Tak lama berselang, mobil polisi beserta Ali datang. Mereka segera menghampiri Vika. Kemudian bersama-sama menuju tempat yang sudah diinformasikan Arum sebelumnya.Sebelumnya, Arum sampai di lokasi Cilla disekap. Dia menghubungi Elka sebelumnya. Mengapa Arum bisa mendapatkan titik

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Murka

    Pov Bastian“Aku menyukaimu saat pertama kali kita berciuman gak sengaja. Itu first kiss yang sangat membekas, Tian. Sampai membuatku ragu untuk melanjutkan hubunganku saat itu. Dari situlah, pada akhirnya aku bisa menerima lamaran kamu.”“Jadi, kalau tidak ada acara ciuman waktu itu. Kamu gak akan terima lamaranku?”Wanita yang sejak kecil menempati ruang di hatiku itu menggelengkan kepala. Wanita itu merubah posisinya untuk menatap diriku yang tak lepas memperhatikan ekspresinya. Kami sedang berbicara sebelum tidur. Biasanya orang menyebutnya pillow talk.“Bisa iya, bisa tidak.” jawabnya sambil tersenyum.“Terus, misal eyang saat itu gak dateng di warung bakso, jawaban kamu menolak aku gitu?” balasku bertanya lagi.“Hemm, tidak juga. Sebenarnya aku mengajak kamu untuk berpacaran terlebih dahulu. Tapi….” Jawaban menggantung wanita bermata bulat itu membuatku penasaran.“Justru, Eyang menyuruh kita menikah.” sambungnya.“Terus nyesel yah?” sahutku.“Justru bikin aku seneng karena kit

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Siapa yang Bermain?

    “Apa yang Mbak bilang tadi?”Wanita cantik dengan wajah yang tampak muram terlonjak saat mendengar pengakuan sang kakak. Hasti, adik Elka datang setelah acara tiga hari sang ibu, Ratri. Wanita itu menatap sang kakak dengan tatapan tajam.“Iya, ibu marah karena aku masih memiliki perasaan sama Bastian.” kata Elka mengaku pada sang adik. Wanita itu duduk menatap ke arah jendela. “Astaga, Mbak. Kamu itu udah punya suami yang tampan, punya segalanya. Pikiranmu kemana Mbak, ha?” “Semuanya karena Cilla,” imbuh Elka.Tanpa mereka sadari, pertengkaran ini didengarkan dengan seksama oleh seseorang. “Jadi ibumu meninggal karena bertengkar sama kamu, Elka?” tanya seorang pria yang tiba-tiba datang dari pintu utama. Suami Elka dengan wajah muram berjalan mendekat pada posisi mereka. Aura kesedihan yang sudah ada sedari tadi kini seakan bertambah tebal. “Selesaikan masalah kalian, aku tunggu di luar.” kata Hasti hendak melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Namun, kakinya berhenti mendenga

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Lunglai

    “Bude, gimana kabarnya?” tanya Vika sesaat datang. Gadis itu segera datang sesaat mendapatkan kabar. Maura mempersilahkan anak kandung mantan suaminya itu untuk duduk.“Alhamdulillah, sehat Vika. Kamu gimana, Nak?” Maura memang sudah terbiasa dengan Vika. Sejak permasalahan yang datang terus membuka tabir keburukan sang mantan suami, wanita itu tidak sekalipun marah pada Vika. Mereka mengobrol alakadarnya sambil menunggu Danilo mengeluarkan mobil dari garasi. Setelahnya mereka bersama menuju rumah Elka untuk melayat.*Cilla menumpu motor dengan posisi berdiri. Dia melempar helmnya secara reflek. Teriakan dan bunyi helm yang jatuh membuat Bastian segera berbalik badan dan membantu sang istri.“Maaf, Sayang.” ucap Bastian sambil menarik standar motor menggunakan kakinya.“Iya aku gak apa-apa kok, motor kamu gak apa-apa juga. Gak jatuh!” ujar Cilla kesal dengan memungut helmnya di bawah .Bastian lupa menarik standar motor. Sehingga, motor nyaris jatuh. Pria itu tampak diam dengan waj

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Oleng

    Pagi itu, Bastian baru pulang dari sawah. Pria itu menggunakan kaos rumahan dipadu bawahan celana selutut berbahan kaos. Cilla melihat sang suaminya menaruh kunci motor di meja makan.“Masak apa Bunda?” tanya Bastian.Cilla mengangkat sebelah alisnya, sedang Bastian tersenyum tipis berakhir bibirnya tersenyum lebar gagal menahannya.“Bunda apa sih? Aneh banget!” ketus Cilla.Wanita itu sudah cantik dengan baju dress selutut khas dirinya. Corak warna kecoklatan dengan bahu telanjang. Dia akan menggunakan kardigan saat keluar rumah.“Katanya gak mau dipanggil…”“Oh jadi ganti panggilan gitu?”Cilla memasukkan masakannya di piring setelahnya menatap malas sang suami yang berdiri di dekat meja dapur.“Yah, kan nanti anak kita lahir panggil kamu Bunda gitu kan?” kata pria itu menarik tisu dan membersihkan tangannya yang basah.“Dih!” dengus Cilla, wanita itu menatap tajam saat Bastian mencomot tempe tepung yang ada di piring. “Kenapa? Gak mau? Makanya, sih gak usah protes. Panggilan Kopi

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Sadar Diri

    “Mas, es penangkal badai kemarahan istri ada ya?” tanya Bastian menyindir Cilla yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaan darinya.Wanita itu selalu berkata terserah saat ditanya hendak pesan apa. Di sebuah kafe yang terletak di jantung kota, Bastian membawa sang istri.“Hehehe, untuk minuman best seller di tempat kami ini Pak, blue ocean karnival. Ada selasih dan rasanya segar asam manis, apakah mau mencobanya?” saran sang pelayan berwajah Jawa khas itu.Bastian tampak memperhatikan gambar menu yang ditunjuk oleh pelayan. Dari ekor matanya melirik sang istri yang mengambil ponsel di tasnya.“Boleh, sama ramen level dua saja ya. Kalau panas gini biar sekalian terbakar,” ucap Bastian.Sang pelayan menulis pesanannya dengan tersenyum. “Ohya masing-masing dua ya, sama tambah ini coba wafel coklat. Biar manis sedikit gak pahit seperti suasana saat ini,” lanjut Bastian.“Baik, Pak. Apakah ada pesanan yang lain?” kata sang pelayan.“Sudah cukup, terimakasih.” tukas pria itu. Mata sipit Ba

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Alasan

    Pagi itu Cilla menyiapkan makanan di meja. Tidak ada pembicaraan yang berarti setelah mereka duduk menyantap sarapan masing-masing. Cilla melihat Bastian tampak gelisah. Beberapa kali pria itu berdecak sebal usai melihat ponsel. “Nanti sore pulang sendiri bisa ya, Kop?” tanya Bastian memecah keheningan. Cilla mengangguk masih dengan kegiatannya mengunyah nasi goreng. Sampai usai sarapan dan mereka berangkat bekerja. Sesekali Cilla menatap sorot mata Bastian yang sedang sibuk fokus menyetir. Pria itu terlihat tidak seperti biasanya. Setidaknya, itulah hal yang ditafsirkan oleh wanita itu.“Aku turun dulu,” pamit Cilla setelah mobil berhenti di halaman toko. Tidak ada jawaban dari Bastian, setidaknya itu yang Cilla tau. Pria itu justru menelepon seseorang. Cilla menoleh menatap lewat kaca mobil depan Bastian. Terlihat pria itu serius menghubungi seseorang.“Mungkin menghubungi Elka.” katanya di dalam hati.Sungguh, hari ini terasa amat berat. Bayangan semalam berputar di kepalanya ter

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Menyebut namanya

    “Singkirkan tanganmu itu!” sergah Bastian setelah datang pada sang istri. Pria itu berdiri di samping sang istri. Sorot matanya tajam mengintimidasi pria di depannya.“Ma, maaf.” ucap pria di hadapannya dengan wajah kaku. Sedangkan Cilla tiba-tiba membuka suara. “Kenapa harus marah, Sayang?”Kedua pria itu menatap pada direksi yang sama. Bastian mengernyitkan alisnya. Sang istri bukanlah orang yang mudah berkata manis, apalagi panggilan sayang itu jarang sekali ia ucapkan.“Ayo kita pulang!” ajak Bastian.“Kok pulang sih, Sayang. Bukannya kamu mau nemenin sahabat kamu di pernikahannya?”Bastian tampak terkejut dengan sikap dan perkataan sang istri. Tangannya menggenggam tangan sang istri erat. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Termasuk sang pasangan pengantin.“Kamu mabuk, ya? Minum apa kamu sampai kayak gini.” Bastian mengomel seraya terus menarik sang istri. Cilla dengan mata sayu mengikuti suaminya. Wanita itu beberapa kali tertawa dan meracau tidak jelas. Bastian dan Cilla

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Pembuktian

    Cilla menata buku yang tergeletak di meja. Wanita itu meniup debu yang melapisi permukaan sampul buku berwarna merah hati itu.“Kasihan yah, Mbak. Padahal dia orang baik, Kopi.” ucap Bastian seraya meletakkan cangkir kopi yang ia buat barusan. Bastian berjalan membuka jendela. Semalam, ia dan Cilla pulang ke rumah kampung. Mereka datang sebab mendapatkan kabar penjaga rumah sekaligus asisten rumah tangga telah berduka. Suami dan anaknya meninggal secara bersamaan akibat kecelakaan. “Aku masih ingat rasanya kehilangan seperti itu, Tian.” imbuh Cilla sesaat menepuk telapak tangannya yang terasa berdebu.“Ya, aku juga.” balas Bastian dengan menatap ke arah jalan raya lewat jendela kamarnya.“Tapi, mungkin lebih berat Mbak. Dia secara bersamaan kehilangan suami dan anak.” ungkap Cilla dengan suara lirih. Bastian menarik tangan sang istri dan mencium punggung tangan lentik itu.“Iya, karena gak ada satupun orang di dunia ini yang mau merasakan kehilangan.” kata pria bermata sipit itu.C

DMCA.com Protection Status