Share

Wanita Seksi

Penulis: QM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 00:43:39

Danilo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia kini duduk di ruang tunggu usai sang kekasih siuman. Kenyataan yang memukul sang kekasih, membuatnya ikut hanyut dalam kesedihan.

“Aku janji, Dek. Kita lewati ini sama-sama.”

Danilo mengingat kalimatnya usai Vika mendapati dirinya yang harus menerima kenyataan pahit.

“Aku lumpuh, Mas. Aku gak bisa jalan lagi. Hiks…” kata Vika dengan menangis tersedu.

“Iya, tapi dokter bilang masih ada harapan buat kamu bisa berjalan lagi, Dek. Pasti kamu bisa jalan lagi. Percaya sama Mas.”

Danilo mengingat kejadian beberapa saat lalu. Di mana dirinya menenangkan Vika. Kekasihnya itu tertidur usai dokter memberikan suntikan penenang.

“Dek, kasihan kamu.” gumam Danilo.

*

“Bastian, jangan masukkan ke dalam hati. Istrimu sedang tidak menyadari perkataannya.” kata Maura menenangkan sang menantu.

Bastian tersenyum kecut mendengarnya. Pria itu hanya mampu diam, tanpa melawan ujaran kebencian sang istri padanya. Dia tahu, Cilla sedang sedih. Dia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Saling Memiliki

    Prang.Suara nampan berbahan stainless steel jatuh bersama piring kaca. Sedetik piring itu pecah berkeping-keping di lantai, menyebabkan makanan di atasnya berhamburan bersama pecahan-pecahan. Setiap hari, rumah Arum penuh dengan keributan antara dirinya dan sang anak, Vika."Vika, tolong jangan terus seperti ini," kata Arum dengan suara yang tertahan."Kenapa aku tidak bisa mati saja, Bu? Mengapa aku harus menanggung balasan dari kesalahanmu?" seru Vika tanpa ampun.Seperti biasa, Vika menolak untuk makan makanan yang sangat ibu bawakan padanya. "Ini ujian, Vika," ucap Arum, mencoba menahan perasaannya."Jangan bicara tentang ujian, Bu. Ibu dengan sengaja merebut suami orang. Tidak usah sok suci!" Vika menghardik tanpa mempedulikan efek dari perkataannya terhadap ibunya. Kekecewaannya telah melampaui batas yang bisa dikendalikan."Vika, dia adalah ayahmu. Ayah kandungmu, semuanya sudah berlalu. Kita bisa melupakan masa lalu," usaha Arum mencoba membujuk."Melupakan dosa, Bu? Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Merubah Sudut Pandang

    “Terimakasih, Sayang.” ucap Bastian sesat menaikkan celananya kembali.Dia memandang sayang sang istri yang berantakan karena ulahnya. Usai dengan dirinya, Bastian membantu menaikkan resleting baju terusan sang istri. Pria itu juga mengusap rambut panjang sang wanita sedikit merapikannya.“Harusnya kita tidak melakukannya, Biang kerok.” ucap sang istri.Tangan pria itu berhenti dan menariknya cepat dari rambut sang istri. Kalimat itu seakan-akan membuat harga diri Bastian tersakiti. Ya, mungkin saja Cilla merasa menyesal telah bercinta dengannya.“Jadi kamu tidak menginginkan aku?” jawab Bastian menatap tajam sang istri yang masih merapikan bajunya.“Bukan…” kalimat Cilla terhenti saat sang suami menyela ucapannya yang belum lengkap.“Apa sebegitu tidak inginnya kamu sama aku, Kopi? Sudah aku duga. Kamu tertarik dengan pria pemilik restoran itu!” ujar Bastian emosi.Cilla tertegun mendengarnya. Wanita itu menyipitkan matanya menatap sang suami yang sudah dalam keadaan emosi. Sebenarny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Penderitaan yang Runtuh

    “Mas gak ke Mbak Cilla?” tanya Vika sesaat sampai rumah.Bastian hanya diam tidak menjawab perkataan sang adik. Vika pagi ini berlatih berjalan sendirian hingga ke rumah Bastian. Jika biasanya dirinya menggunakan dua kruk, kini ia mencoba menggunakan satu kruk saja.“Mas tuh gak boleh tauk diamin istri sendiri. Apa gak pengen bikin keponakan lagi buat aku?” goda Vika membuat Bastian berdecak kesal.“Ck, apa sih Ubi Cilembu! Harusnya aku yang tanya, kamu kan habis ketemu keluarganya Danilo. Gimana rencana pernikahan kalian?”Vika menyipitkan mata, seakan tahu dengan jelas. Bastian mengalihkan pembicaraan.“Gak usah ngalihin topik deh, Mas.”“Ubi, aku cuma gak mau bahas kopi. Dia benar-benar gak mau sama aku. Bahkan sekarang lagi dekat sama pengusaha restoran itu.”“Oh, masalahnya cemburu nih?” tebak Vika tepat. “Astaghfirullah Mas Bas, Mas sama mbak Cilla tuh udah dewasa kalik. Masa iya kayak anak ABG labil gitu.”“Aku ngomong kenyataan, dia lagi pdkt sama pemilik restoran yang di deka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Mencekam

    “Aku senang kamu dateng. Aku kesepian setiap hari tanpa kamu. Ini rumah kamu juga. Kenapa harus ke rumah ibu?” kata Bastian pelan dalam pelukannya bersama Cilla.Cilla terdiam menikmati harum tubuh sang suami. Aroma kayu dan perpaduan bau badan Bastian diam-diam menjadi favorit Cilla. Kalau bisa jujur, Cilla juga sangat merindukan sang suami. Namun, bibirnya terlalu berat untuk mengakuinya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk mengutarakan isi hatinya.“Kopi, kamu dengar apa yang aku katakan?” tanya Bastian seraya mengurai pelukan.Mata sipitnya yang basah oleh air mata menatap wajah sang istri yang menunduk. Dia mencoba mencari jawaban dari sana.“Iya, dengar.” jawab wanita itu menyembunyikan wajahnya.“Kenapa kamu gak mau tinggal di sini aja?” tanya pria itu lagi.“Aku, aku harus nemenin ibu, Tian. Aku juga sebenarnya masih gak bisa ketemu bapak. Hatiku masih begitu sakit.” kata Cilla. Lantas dirinya berbicara di dalam hati. “Aku juga sebel kalau lihat kamu sama Elka. Masih saja kalia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Menerima Kenyataan

    “Kamu gak punya malu ya, Mbak Elka. Dasar ulat bulu!” geram Vika pada Elka.Iya, tamu yang datang adalah Elka. Vika tentu merasa kesal dengan kata-kata yang tidak pantas didengarkan itu.“Jangan ikut campur Vika. Kamu hanya anak haram di sini. Ah, apa kamu sedang berusaha mengambil hatinya Cilla supaya kamu diterima begitu?”Vika kini merasakan kemarahan menekan hatinya secara cepat. Tangannya memegang selang dengan kuat, ia sangat terlihat menahan emosinya. Kalimat Elka memang memprovokasi dirinya.“Nah, diam lebih baik. Dan kamu Cilla, kapan sih kamu ninggalin Bastian? Bukannya sudah beberapa bulan ini kamu tega biarin dia sendirian? Sekarang, justru kamu balik lagi.” kata Elka dengan mata yang tajam, seakan akan keluar dari tempatnya.“Elka, dia suamiku. Mau aku datang, tinggal di sini ataupun aku mau apapun itu sesuka hatiku. Kamu, tidak perlu repot-repot bertanya.” balas Cilla santai.Dia adalah nyonya di rumah ini. Tentu itu tidak akan tergantikan siapapun juga. Apalagi, posisin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Denial

    “Dasar singa lapar!” ejek Cilla seraya mencium rambut berantakan sang suami. Pria itu mengernyitkan dahinya sesaat membuka matanya sedikit. Bastian masih saja tidur meskipun siang hari telah datang. Pria itu menggeram saat terganggu tidurnya.“Hmm, Kopi!” keluhnya dengan mata yang masih terpejam.Cilla tersenyum melihat sang suami terbangun. Ia menatap penuh wajah lelah pria itu. Rambutnya yang berantakan sedikit menutup dahinya itu disuap olehnya.“Kamu gak lapar?” tanya wanita itu seraya merapikan rambut sang suami yang berantakan.Hari yang indah tanpa sebuah perdebatan atau pertengkaran dari mereka berdua. Mungkin, ini adalah titik di mana seharusnya mereka bersikap. Ataukah, justru ini hanyalah sementara? Sebuah rindu yang menyatu dan terobati dengan kebersamaan membuat mereka tampak akur.“Emmmh, lapar tapi aku ngantuk, Kopi.” jawab sang suami dengan suara serak khas orang bangun tidur.“Dasar, yaudah tidur satu jam lagi ya. Udah Dzuhur, bangun jam satu nanti ya.” bisik Cilla

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Hiduplah untuk Hari Ini Saja

    “Maaf yah nungguin lama,” ucap Danilo pada sang kekasih yang sudah menunggunya di ruang tamu kosnya.Vika usai dari rumah sakit tidak segera pulang. Danilo mengajak sang kekasih mampir kosnya, sebab ada temannya yang tiba-tiba datang dari luar kota.“Gak apa-apa Mas. Ini mau langsung anterin aku?” Teman Danilo sudah pulang setelah sebelumnya mereka sedikit lama mengobrol. “Iya, langsung aja pulang.” Mereka keluar dari kos. Vika masih berjalan secara hati-hati. Walaupun sang dokter memastikan bahwa gadis itu sudah pulih sepenuhnya, dia masih sangat takut.“Obatnya tadi udah, Dek?” tanya Danilo.Belum terjawab pertanyaan itu, mereka dikejutkan dengan suara pertengkaran. Mata mereka berdua jatuh pada dua perempuan yang sedang bersitegang.“Kamu sudah berani ya Maura!”Suara bentakan itu membuat Vika membulatkan matanya. Gadis itu melihat sang ibu tersungkur di trotoar dengan Maura yang berdiri di depannya. Ia mengatakan kata ‘Ibu’ pelan sambil menatap kedua perempuan itu.“Kamu yang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Terjerat Hati Teman Kecil   Kemarahan Cilla

    Pagi itu, Bastian usai menggunakan baju rapi dengan sarung. Pria itu berbisik pada sang istri.“Yang, aku ke mushola dulu ya.” bisiknya.Belum dirinya bangkit sang istri terlonjak bangun. Wanita itu bahkan masih menggunakan baju tidurnya.“Tian, aku ikut!” ujarnya sambil mengucek mata. Wanita itu melirik jam di dinding. Ia segera masuk ke kamar mandi. Sedang Bastian, merapikan kasur yang berantakan. Lima menit kemudian Cilla berteriak meminta sang suami mengambilkan handuk.“Tian, tolong handuk dong.” Bastian segera menarik handuk dan membawanya ke kamar mandi. Pria itu mengetuk pintu.“Makasih suami raja lemper,” kata Cilla seraya mengedipkan matanya genit.Bastian melihat mata sang istri yang terlihat masih membengkak akibat menangis semalam. Sudut bibirnya terangkat mendengar perkataan wanita itu.Mereka segera ke mushola dekat rumah untuk ikut jamaah subuh. Cilla senang akhirnya ia bisa ke mushola lagi setelah sekian lama ia tidak melakukan kegiatan itu. Selesai jamaah subuh, wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20

Bab terbaru

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Petang akan Datang Kembali (Ending)

    Di bahu jalan, mobil Bastian yang kosong menjadi tempat Danilo dan Vika berbicara. Mereka datang bersamaan. Vika mencari bapaknya untuk melakukan upaya penyelamatan. Sang ibu, Arum sudah lebih dulu pergi. Namun, Vika justru datang sendiri sebab Ali dari kota segera ke Polsek untuk melapor dan akan membawa polisi datang.“Jadi ibu udah ke dalam Dek?” tanya Danilo.“Iya, Mas. Tadi aku coba telpon mas Bastian. Tapi gak diangkat. Gak taunya udah ke sini.” kata Vika dengan tangan terus bergerak gelisah.Tentu Vika merasakan kekhawatiran yang begitu hebat. Sang ibu sedang menolong Cilla dan ibunya di sana. Sedang dirinya hanya bisa menunggu atas perintah ibunya. “Kamu gak usah khawatir, bentar lagi bapak datang.”Tak lama berselang, mobil polisi beserta Ali datang. Mereka segera menghampiri Vika. Kemudian bersama-sama menuju tempat yang sudah diinformasikan Arum sebelumnya.Sebelumnya, Arum sampai di lokasi Cilla disekap. Dia menghubungi Elka sebelumnya. Mengapa Arum bisa mendapatkan titik

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Murka

    Pov Bastian“Aku menyukaimu saat pertama kali kita berciuman gak sengaja. Itu first kiss yang sangat membekas, Tian. Sampai membuatku ragu untuk melanjutkan hubunganku saat itu. Dari situlah, pada akhirnya aku bisa menerima lamaran kamu.”“Jadi, kalau tidak ada acara ciuman waktu itu. Kamu gak akan terima lamaranku?”Wanita yang sejak kecil menempati ruang di hatiku itu menggelengkan kepala. Wanita itu merubah posisinya untuk menatap diriku yang tak lepas memperhatikan ekspresinya. Kami sedang berbicara sebelum tidur. Biasanya orang menyebutnya pillow talk.“Bisa iya, bisa tidak.” jawabnya sambil tersenyum.“Terus, misal eyang saat itu gak dateng di warung bakso, jawaban kamu menolak aku gitu?” balasku bertanya lagi.“Hemm, tidak juga. Sebenarnya aku mengajak kamu untuk berpacaran terlebih dahulu. Tapi….” Jawaban menggantung wanita bermata bulat itu membuatku penasaran.“Justru, Eyang menyuruh kita menikah.” sambungnya.“Terus nyesel yah?” sahutku.“Justru bikin aku seneng karena kit

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Siapa yang Bermain?

    “Apa yang Mbak bilang tadi?”Wanita cantik dengan wajah yang tampak muram terlonjak saat mendengar pengakuan sang kakak. Hasti, adik Elka datang setelah acara tiga hari sang ibu, Ratri. Wanita itu menatap sang kakak dengan tatapan tajam.“Iya, ibu marah karena aku masih memiliki perasaan sama Bastian.” kata Elka mengaku pada sang adik. Wanita itu duduk menatap ke arah jendela. “Astaga, Mbak. Kamu itu udah punya suami yang tampan, punya segalanya. Pikiranmu kemana Mbak, ha?” “Semuanya karena Cilla,” imbuh Elka.Tanpa mereka sadari, pertengkaran ini didengarkan dengan seksama oleh seseorang. “Jadi ibumu meninggal karena bertengkar sama kamu, Elka?” tanya seorang pria yang tiba-tiba datang dari pintu utama. Suami Elka dengan wajah muram berjalan mendekat pada posisi mereka. Aura kesedihan yang sudah ada sedari tadi kini seakan bertambah tebal. “Selesaikan masalah kalian, aku tunggu di luar.” kata Hasti hendak melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Namun, kakinya berhenti mendenga

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Lunglai

    “Bude, gimana kabarnya?” tanya Vika sesaat datang. Gadis itu segera datang sesaat mendapatkan kabar. Maura mempersilahkan anak kandung mantan suaminya itu untuk duduk.“Alhamdulillah, sehat Vika. Kamu gimana, Nak?” Maura memang sudah terbiasa dengan Vika. Sejak permasalahan yang datang terus membuka tabir keburukan sang mantan suami, wanita itu tidak sekalipun marah pada Vika. Mereka mengobrol alakadarnya sambil menunggu Danilo mengeluarkan mobil dari garasi. Setelahnya mereka bersama menuju rumah Elka untuk melayat.*Cilla menumpu motor dengan posisi berdiri. Dia melempar helmnya secara reflek. Teriakan dan bunyi helm yang jatuh membuat Bastian segera berbalik badan dan membantu sang istri.“Maaf, Sayang.” ucap Bastian sambil menarik standar motor menggunakan kakinya.“Iya aku gak apa-apa kok, motor kamu gak apa-apa juga. Gak jatuh!” ujar Cilla kesal dengan memungut helmnya di bawah .Bastian lupa menarik standar motor. Sehingga, motor nyaris jatuh. Pria itu tampak diam dengan waj

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Oleng

    Pagi itu, Bastian baru pulang dari sawah. Pria itu menggunakan kaos rumahan dipadu bawahan celana selutut berbahan kaos. Cilla melihat sang suaminya menaruh kunci motor di meja makan.“Masak apa Bunda?” tanya Bastian.Cilla mengangkat sebelah alisnya, sedang Bastian tersenyum tipis berakhir bibirnya tersenyum lebar gagal menahannya.“Bunda apa sih? Aneh banget!” ketus Cilla.Wanita itu sudah cantik dengan baju dress selutut khas dirinya. Corak warna kecoklatan dengan bahu telanjang. Dia akan menggunakan kardigan saat keluar rumah.“Katanya gak mau dipanggil…”“Oh jadi ganti panggilan gitu?”Cilla memasukkan masakannya di piring setelahnya menatap malas sang suami yang berdiri di dekat meja dapur.“Yah, kan nanti anak kita lahir panggil kamu Bunda gitu kan?” kata pria itu menarik tisu dan membersihkan tangannya yang basah.“Dih!” dengus Cilla, wanita itu menatap tajam saat Bastian mencomot tempe tepung yang ada di piring. “Kenapa? Gak mau? Makanya, sih gak usah protes. Panggilan Kopi

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Sadar Diri

    “Mas, es penangkal badai kemarahan istri ada ya?” tanya Bastian menyindir Cilla yang sedari tadi tidak menjawab pertanyaan darinya.Wanita itu selalu berkata terserah saat ditanya hendak pesan apa. Di sebuah kafe yang terletak di jantung kota, Bastian membawa sang istri.“Hehehe, untuk minuman best seller di tempat kami ini Pak, blue ocean karnival. Ada selasih dan rasanya segar asam manis, apakah mau mencobanya?” saran sang pelayan berwajah Jawa khas itu.Bastian tampak memperhatikan gambar menu yang ditunjuk oleh pelayan. Dari ekor matanya melirik sang istri yang mengambil ponsel di tasnya.“Boleh, sama ramen level dua saja ya. Kalau panas gini biar sekalian terbakar,” ucap Bastian.Sang pelayan menulis pesanannya dengan tersenyum. “Ohya masing-masing dua ya, sama tambah ini coba wafel coklat. Biar manis sedikit gak pahit seperti suasana saat ini,” lanjut Bastian.“Baik, Pak. Apakah ada pesanan yang lain?” kata sang pelayan.“Sudah cukup, terimakasih.” tukas pria itu. Mata sipit Ba

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Alasan

    Pagi itu Cilla menyiapkan makanan di meja. Tidak ada pembicaraan yang berarti setelah mereka duduk menyantap sarapan masing-masing. Cilla melihat Bastian tampak gelisah. Beberapa kali pria itu berdecak sebal usai melihat ponsel. “Nanti sore pulang sendiri bisa ya, Kop?” tanya Bastian memecah keheningan. Cilla mengangguk masih dengan kegiatannya mengunyah nasi goreng. Sampai usai sarapan dan mereka berangkat bekerja. Sesekali Cilla menatap sorot mata Bastian yang sedang sibuk fokus menyetir. Pria itu terlihat tidak seperti biasanya. Setidaknya, itulah hal yang ditafsirkan oleh wanita itu.“Aku turun dulu,” pamit Cilla setelah mobil berhenti di halaman toko. Tidak ada jawaban dari Bastian, setidaknya itu yang Cilla tau. Pria itu justru menelepon seseorang. Cilla menoleh menatap lewat kaca mobil depan Bastian. Terlihat pria itu serius menghubungi seseorang.“Mungkin menghubungi Elka.” katanya di dalam hati.Sungguh, hari ini terasa amat berat. Bayangan semalam berputar di kepalanya ter

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Menyebut namanya

    “Singkirkan tanganmu itu!” sergah Bastian setelah datang pada sang istri. Pria itu berdiri di samping sang istri. Sorot matanya tajam mengintimidasi pria di depannya.“Ma, maaf.” ucap pria di hadapannya dengan wajah kaku. Sedangkan Cilla tiba-tiba membuka suara. “Kenapa harus marah, Sayang?”Kedua pria itu menatap pada direksi yang sama. Bastian mengernyitkan alisnya. Sang istri bukanlah orang yang mudah berkata manis, apalagi panggilan sayang itu jarang sekali ia ucapkan.“Ayo kita pulang!” ajak Bastian.“Kok pulang sih, Sayang. Bukannya kamu mau nemenin sahabat kamu di pernikahannya?”Bastian tampak terkejut dengan sikap dan perkataan sang istri. Tangannya menggenggam tangan sang istri erat. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Termasuk sang pasangan pengantin.“Kamu mabuk, ya? Minum apa kamu sampai kayak gini.” Bastian mengomel seraya terus menarik sang istri. Cilla dengan mata sayu mengikuti suaminya. Wanita itu beberapa kali tertawa dan meracau tidak jelas. Bastian dan Cilla

  • Terjerat Hati Teman Kecil   Pembuktian

    Cilla menata buku yang tergeletak di meja. Wanita itu meniup debu yang melapisi permukaan sampul buku berwarna merah hati itu.“Kasihan yah, Mbak. Padahal dia orang baik, Kopi.” ucap Bastian seraya meletakkan cangkir kopi yang ia buat barusan. Bastian berjalan membuka jendela. Semalam, ia dan Cilla pulang ke rumah kampung. Mereka datang sebab mendapatkan kabar penjaga rumah sekaligus asisten rumah tangga telah berduka. Suami dan anaknya meninggal secara bersamaan akibat kecelakaan. “Aku masih ingat rasanya kehilangan seperti itu, Tian.” imbuh Cilla sesaat menepuk telapak tangannya yang terasa berdebu.“Ya, aku juga.” balas Bastian dengan menatap ke arah jalan raya lewat jendela kamarnya.“Tapi, mungkin lebih berat Mbak. Dia secara bersamaan kehilangan suami dan anak.” ungkap Cilla dengan suara lirih. Bastian menarik tangan sang istri dan mencium punggung tangan lentik itu.“Iya, karena gak ada satupun orang di dunia ini yang mau merasakan kehilangan.” kata pria bermata sipit itu.C

DMCA.com Protection Status