Share

Fakta yang terbongkar

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Joe menarik napas panjang. Dia menatap dalam mata Debora yang saat ini mulai resah.

"Kenapa kau diam? Apakah terjadi sesuatu pada Angel?" tanya Debora.

"Aku tidak bisa menghubunginya. Tapi kenapa Alex bisa, bahkan anak itu mengirim pesan suara padanya," lanjut Debora.

"Ehem ... Nyonya, saat ini kondisi sedang tidak baik-baik saja. Anda tau keadaannya, Akeno kalah dan pastinya dia tidak akan membiarkan semua terjadi begitu saja. Saat ini Tuan Alex menyiapkan beberapa orang untuk keamanan keluarganya, termasuk Nyonya Debora. Jadi Saya mohon Anda bisa mengerti. Mungkin lain waktu Nyonya bisa berkunjung ke rumah Angel." Joe mencoba menjelaskan dengan rinci. Wajahnya tampak serius menatap Debora.

Melihat keyakinan pada Joe, Wanita di hadapannya terdiam sesaat. Yang di katakan anak buah sang suami benar. Melihat kekejaman musuhnya. Dia yakin kalau Semuanya akan baik-baik saja setelah ini.

"Baiklah, aku akan coba mengerti." Debora menghela napas panjang.

Sesungguhnya dia sangat merindukan a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kebohongan yang terboongkar

    Debora masih mematung di depan pintu masuk rumah sakit. Dia matanya masih lekat menatap kepergian gerombolan perawat yang membawa pasien baru ke dalam ruang IGD.Dante masih setia membuntuti para suster. Mereka menghilang di balik pintu besar. Debaman pintu itu memecahkan lamunan Debora."Astaga, siapa itu?" Debora memutar langkah menuju pintu besar. "Nyonya, kami sudah malam. Kami tidak mau ada keributan disini, jadi Kami mohon jangan seperti ini," ucap Joe terengah-engah."Kami akan segera mengantar Anda setelah semua masalah ini selesai Nyonya," sahut Train yang baru saja datang menyusul langkah Joe.Debora tak segera menjawab. Wanita itu masih menatap pintu yang tertutup rapat. Karena penasaran, dia melangkah mendekati pintu."Nyonya, apakah Anda mendengar ucapan saya?" tanya Joe yang segera berdiri menghalangi jalan Debora."Sudah cukup, ayo Nyonya kita kembali. Saya tidak mau Tuan Alex marah," lanjut Joe yang memasang wajah garang.Dengan berat hati Debora memutar langkahnya da

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta membutakan segalanya

    Seorang wanita tersungkur di lantai. Terdapat banyaka kertas berceceran di sekitarnya. Wanita itu hanya menunduk dan menutup rapat mulutnya.Di hadapannya seorang wanita paruh baya msih meluapkan emosinya dengan omelan yang tiafda akhir."Apa arti keberadaanku di sini Maa," tanya Stevi pedih.Ucapan Stevi semakin membuat amarah Lidya memuncak. Anak itu selalu merasa di sisihkna di keluarga ini. Padahal seluruh anggota keluarga sangat menjaganya."Tutup mulutmu! Apa kau tidak punya otak hah ... Apa yang terjadi bila aku tidak masuk kamarmu? Kau akan melenyapkan semua bukti ini dan membiarkan dia kabur begitu saja?" meledak sudah amarah Lidya.Mendengar ucapan Mamanya membuat air mata Stevi meleleh seketika. Dia tidak percaya Mamanya bisa mencacinya separah ini hanya karena anak kecil yang hilang entah kemana. Bahkan anak kecil itu bukan darah daging keluarga ini.Stevi berdiri dari lantai. Sesekali dia menghapus air mata yang mengalir deras dengan jemarinya."Apa Mama tidak bisa memper

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Menerima kenyataan pahit

    Mobil Revan sudah terparkir di halaman kantor. Namun, sang penumpang tidak kunjung turun. Di dalam Flora masih mencoba menenangkan hatinya.Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi semua orang saat melihat penampilan barunya. Terlebih gosip retaknya rumah tangganya sudah tersebar luas.Pasti akan ada hanya orang yang menghujatnya. Bahkan menertawakannya. Hal ini pantas dia dapatkan mengingat prilakunya dulu pada tiap karyawan."Flo, cepat turun. Kita sudah terlambat. Ada banyak berkas yang harus di kerjakan," ucap Revan yang sudah menunggu selama tiga puluh menit di kap mobil."Sebentar dong," jawab Flora sewot.Karena tidak sabaran Revan membuka pintu dan menarik tangan Flora. Menuntunnya untuk segera masuk ke dalam kantor.Flora mencoba melepaskan tangannya. Namun Revan semakin mempererat genggaman tangannya."Revan, aku belum siap. Lepaskan aku!" ucap Flora masih mencoba melepaskan diri."Kenapa belum siap? Kau sangat cantik dengan pakaian seperti ini," ucap Revan spontan.Mata

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Identitas Stevi

    Seorang wanita memakai kaca mata hitam dan topi berwarna coklat sedang duduk di pojokan cafe. Dia menutup sebagian wajahnya senja buku menu. Dia tidak ingin keberadaanya di ketahui orang. Terlebih pada tiga orang yang duduk berjarak tiga meja di depannya.Sang Suami pasti akan marah bila tau kalau dirinya ada di sini. Akan tetapi, jauh lebih penting mengetahui keputusan akhir.Tidak mungkin Andreas melepaskan pewaris tunggal dan membiarkan pengorbanan Alex terbuang sia-sia....Di meja lain. Andreas sudah menyelesaikan sarapannya. Dia menatap dalam manik mata biru orang di hadapannya. "Kau sudah selesai, sepertinya aku harus pergi." Andreas menggeser sedikit lengan bajunya dan melihat jam tangan."Maaf Tuan, saya membuang waktu Anda," ucap Keanu sungkan.Stevi menggenggam tangan Keanu dan melempar pandangan ke Papanya."Paa, kami memutuskan untuk menikah dan pergi jauh dari kota ini. Mungkin di negara lain, kami akan mendapatkan kehidupan lebih tenang," ucap Stevi mantab.Andreas

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Debora yang malang

    Di tempat berbeda Debora duduk di tepi ranjang. Dia menatap nanar ke setumpuk kertas di hadapannya. Masih sama, matanya tak henti mengeluarkan buliran bening."Apa yang harus aku lakukan sekarang Bii?" tanya Debora kosong.Dunianya terasa hancur lebur. Tak ada lagi yang membuatnya semangat. Dia nampak seperti mayat hidup yang mencoba berbaur dengan manusia lain.Bibi Lauren memeluk Debora lekat. Dia sudah menganggap sebagai putrinya sendiri. wanita tua itu bisaaapapun. Kau harus yakin kalau Angel akan baik-baik saja," jawab Bibi Lauren mengecup pucuk kepala Debora.Wanita tua itu masih ingat jelas bagaimana keadaan Debora saat pertama kali berjumpa dengannya. Sangat memilukan.Banyak luka lebam di tubuhnya. Yang paling menyesakkan adalah dia datang dalam keadaan hamil besar.Selama sepuluh tahun Debora berjuang sendiri. Mencari pundi-pundi uang untuk meencukupi kebutuhann putri semata wayangnya."Bibi, aku hanya ingin membalaskan dendamku. Tapi apa? Aku malah kehilangan satu-satunya p

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kegagalan Alex

    Di tempat berbeda Debora duduk di tepi ranjang. Dia menatap nanar ke setumpuk kertas di hadapannya. Masih sama, matanya tak henti mengeluarkan buliran bening."Apa yang harus aku lakukan sekarang Bii?" tanya Debora kosong.Dunianya terasa hancur lebur. Tak ada lagi yang membuatnya semangat. Dia nampak seperti mayat hidup yang mencoba berbaur dengan manusia lain.Bibi Lauren memeluk Debora lekat. Dia sudah menganggap sebagai putrinya sendiri. wanita tua itu bisaaapapun. Kau harus yakin kalau Angel akan baik-baik saja," jawab Bibi Lauren mengecup pucuk kepala Debora.Wanita tua itu masih ingat jelas bagaimana keadaan Debora saat pertama kali berjumpa dengannya. Sangat memilukan.Banyak luka lebam di tubuhnya. Yang paling menyesakkan adalah dia datang dalam keadaan hamil besar.Selama sepuluh tahun Debora berjuang sendiri. Mencari pundi-pundi uang untuk mencukupi kebutuhan putri semata wayangnya."Bibi, aku hanya ingin membalaskan dendamku. Tapi apa? Aku malah kehilangan satu-satunya peny

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Malaikat penolong

    Alex duduk di tepi ranjang. tangannya mengelus lembut rambut panjang yang teruai. hatinya pedih melihat semua ini.Ingin rasanya dia mengulang waktu dan mencegah semuanya terjadi. Dia melempar pandangan ke arah berbeda. Terdapat setumpuk kertas daba beberapa di antaranya berserakan di atas meja.Alex bangkit dari ranjang dan melanagkah mendekati sofa. Dia duduk di sana dan meraih lembaran kertas tersebut."Love you Paman Baik." Alex membaca barisan huruf abstrak yang tertulis di bagian atas gambar orang.Alex tak bisa membayangkan kalau gadis kecil ini begitu mengidolakannya. Perasaan Alex semakin hancur melihat semua ini."Alex?" terdengar suara Debora dari belakang.Alex memutar badan dan melangkah mendekat ke ranjang. Dia memeluk erat wanita yang baru bangun.Debora terdiam. Dia baru tau kalau Alex bisa sehangat ini. Biasanya dia akan mendengar caciannya setiap hari."Kau kenapa kesini?" tanya Debora."Kau sangat bodoh, kenapa kau memaksa pergi? Lihat lukamu! Luka ini masih butyh b

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Permohonan Bibi Lauren

    Alex baru saja terbangun dari tidurnya. Dia matanya tertuju pada sosok cantik yang sedang terbaring di sampingnya. Paras cantik yang mampu mengubah dunia kelamnya.Perlahan dia bergeser. Dengan hati-hati dia berpindah tempat agar dirinya tidak menggangu wanita yang sedang terlelap itu. Pria itu menarik selimut dan menutupi tubuh polos sang wanita."Aku berjanji akan menyelesaikan semuanya untukmu," ucap Alex mendaratkan kecupan lembut di kening Debora.Dia melangkah keluar kamar dan menutup pintu dengan hati-hati. Langkahnya menuju satu ruangan di ujung lorong.Pria itu membuka pintu. Ada Bibi Lauren dan Joe yang masih duduk menanti kedatangannya. Keduanya menampakkan wajah cemas.'Astaga, kenapa mereka seserius ini?' batin Alex.Alex duduk di sofa. Di hadapannya ada Bibi Lauren dan Joe. Keduanya masih menatap pria itu dengan tetapan yang sama."Bibi, Debora baik-baik saja, aku akan menyusuri pesisir lautan untuk menemukan Angel. Tidak di temukan barang-barang anak itu, jaket, topi, a

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Akhir bahagia

    Debora masuk ke kamar mandi. Di sana sudah ada Alex yang memejamkan mata dan menikmati air hangat yang merendam sebagai tubuhnya. Harum aroma lili memenuhi seluruh ruangan."Alex, aku beri waktu lima menit untuk menjelaskan sertifikat yang ada di tasmu," ucap Debora dengan suara lantang.Pria itu tidak merespon. Dia masih memejamkan mata. Bahkan dia tidak bergerak sedikitpun."Alexander Vernandes, apakah kau mendengar suaraku?" Debora mulai sebal.Amarah Debora tak membuatnya bergeming. Pria itu masih berada di posisi ternyaman nya. Karena habis kesabaran, Wanita itu masuk kedalam bak mandi dan menepuk pipi Alex.Pria itu masih tidak merespon sampai Debora menarik paksa seekor naga yang sedang tertidur nyenyak."Argh, apakah kau sudah gila. Jangan sentuh asetku seperti itu," ucap Alex mengerang kesakitan."Kau yang memulai," jawab Debora cemberut."Aku! Kau yang menyiapkan semua ini, apa salah kalau aku menikmati semua ini?" Alex memicing."Sekarang jelaskan kenapa ada sertifikat ruma

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kejutan untukmu

    Debora dan Lidya duduk di halaman belakang. Mereka duduk menemani Angel yang sedang sibuk dengan buku gambar dan crayonya.Lidya tak henti-hentinya memuji hasil coretan tangan mungil itu. Debora mendaratkan kecupan di ujung kepala Angel."Apakah aku menganggu?" tanya Alex yang baru saja bergabung.Ketiga orang itu menyambut hangat ke datangan Alex. Angel segera bangkit dan berhamburan menuju Paman baiknya.Alex meraih Angel dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya sudah seperti sepasang Dady dan putrinya."Paman baik, aku puny gambar untgukmu," ucap Angel memeluk Alex."Terima kasih Sayang, Paman baik juga punya kejutan untumu," ucap Alex menatap bahagia mata bulat yang saat ini menatapnya."Yey ... apa itu Paman?" tanya Angel penasan.Alex menurunkan gadis kecil itu dan merogoh saku jas bagian belakang. Dia mengeluarkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama salah satu sekolah terbaik di kota tersebut.Karena penasaran, Debora dan Lidya melangkah mendekat. Mata Debora berkaca k

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta dan kenyamanan

    Stevi duduk di atas kasur. Matanya melihat bintang yang bertaburan di langit malam. Terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Stevi dengan suara lantang.Joe masuk membawa nampan yang berisi makan malam dan beberapa obat. Dengan hati-hati dia menaruh nampan itu di atas meja.Stevi turun dari ranjang dan memeluk Joe dari belakang. Wajah pria itu memerah. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walau wanita ini bukan melihat dia yang sebenarnya."Kau harus makan dan minum obat," ucap Joe memutar tubuhnya dan mencubit pipi Stevi."Suapin dong," sahut Stevi manja."Oke, asal harus minum obat ya," jawab Joe menuntun Stevi untuk duduk di sofa.Pria itu menyodorkan sepotong steak yang sudah di potong kecil-kecil. Dengan semangat Stevi membuka mulut dan melahap daging tersebut.Joe menatap dalam wanita yang selama ini dia cintai. Sepertinya penyamaran ini tidak buruk juga. Dia bisa dekat dengan Stevi tanpa harus cek-cok setiap pagi."Ada apa?" tanya Stevi menatap dalam Joe.Joe menggeleng

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keluar kecil bahagia

    Debora duduk di hamparan rumputb hijau. Di hadapannya ada sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang paling berarti di hidupnya.Orang itu rela berkorban untuk dirinya. Mengesampingkan kesenangannya demi dirinya. Memberi apapun yang dia miliki untuknya.Namun apa yang bisa dia berikan, dia tidak pernah memberi apapun pada wanita tua itu selain kesengsaraan. Tidak pernah ada kebahagiaan sdikitpun.Satu per satu orang meninggalkan pemakaman. Di sana hanya meninggalkan Alex dan Debora. Keduanya duduk dan menatap nanar batu yang di penuhi dengan kelopak bunga itu."Kenapa aku begitu tidak berguna Alex? Lihatlah, bahkan aku belum memberi kebahagiaan sedikitpun pada Bibi," ucap Debora pedih."Bibi sudah menganggapmu sebagai anak, melihatmu bahagia, dia juga merasakan hal yang sama Baby," jawab Alex memeluk pundak Debora."Ini tidak adil untuknya Alex, dia menjual segalanya demi kehidupanku dan Angel. Dia pergi sebelum aku membayar semuanya," ucap Debora dengan air mata yang terus berlina

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepergian Bibi Lauren

    Seorang gadis kecil menangis di depan pintu ruang IGD. Di sampingnya ada dua orng tua yang sedari tadi mencoba menenagkannya. Tak jauh dari mereka ada sekitar lima orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan lorong.Wanita gendut itu meraih gadis kecil dan mendekapnya dalam pangkuan. Berulang kali dia mengelus pucuk kepala anak itu. Mencob menghentikan tangisnya."Tenanglah Nak, Bibimu pasti akan baik-baik saja," ucap Wanta gendut itu."Bibi sakit Apa Nek, kenapa dia pingsan?" tanya Angel sambil menghapus air mata yang terus mengalir."Bibimu hanya kecapekan. Sebentaar lagi pasti dia akan sadar dan kembali bermain-main denganmu," ucap Nenek gendut yang memeluknyaa.Sementara Kakek gendut masih memperhatikan kelima orang yang berjaga di depan lorong. sesekali dia menatap Angel dan orang-orang itu bergantian.Dia hanya tak menyangka akan menyelamatkan seorang anak yang oraang tuanya memiliki kedudukan tinggi. Mereka pasti bukan orang biasa saat melihat penjagaan seketat ini.Seda

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hari yang mendebarkan

    "Kakak tidak bisa datang?" tanya Stevi menatap Lidya penuh harap."Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Mereka akan segera kembali," ucap Lidya mengelus pucuk kepala putrinya.Wanita yang baru saja tersadar dari depresinya itu melempar pandangannya kesamping. Dia menatap pria yang amat dia cintai duduk di sana.Pria itu memasang wajah sedih sebelum melempar senyum hangat padanya. Sama seperti sebelumnya, dia selalu bisa merubah mimik wajah dengan cepat."Kau membutuhjan sesuatu?" tanya Keanu menatap Stevi teduh."Aku lapar," jawab Stevi manja."Baiklah tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan untukmu," jawab Keanu bangkit dari kursi dan melangkah menjauh.Lidya menatap pedih pria itu. Semua pengorbanan dan penantiannya selama ini tidak ada artinya. Dia yang beerjuang tetapi orang lain yang memetik manisnya."Tunggu sebentar, Mama mau pesan beberapa barang," ucap Lidya berlari kecil menyusul pria yang baru saja pergi."Joe!" panggil Lidya.Pria itu menghentikan langkanya. Sesaat Joe

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Perjuangan terakhir

    Di tempat yang begitu tenang, Bibi Lauren duduk sambil memegang sebotol susu. Ujung matanya melihat seorang anak kecil melangkah mendekatinya.Matanya menyipit, dia melihat dengan seksama siapa yang datang. Buliran bening terjatuh saat lansia itu mengetahui siapa yang datang."Halo Nenek?" sapa Angel.Bibi Lauren mematung. Dia mencoba menahan laju air mata yang hendak melaju deras."Halo Nak, kau kembali?" tanya Bibi lauren.Anak itu mengangguk lirih dan duduk di samping sang Nenek. Dia melihat ada tiga botol susu di samping Nenek itu. Bertanada kalau dia sudah duduk di sini begitu lama."Apakah Nenek menungguku?" tanya Angel yang melihat Nenek itu menatapnya dalam.Bibi Lauren tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya membelai pipi chubby yang dulu sering dia cium.Tuhan begitu baik padanya. Dia melindunginya, bahkan memberinya hadiah yang sangat istimewa."Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Bibi Lauren masih terpaku menatap angel.Angel mengangguk lirih. Dia berges

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hal penting

    Joe melangkah memasuki ruang rawat. Di sana masih ada Nyonya besarnya yang duduk meringkuk di kursi. "Anda bisa pulang Nyonya, biar Saya yang menjaga Nona Stevi," ucap Joe ramah.Lidya menggelengkan kepalanya. Dia memutar kursinya menghadap Joe. matanya menatap pria yang begitu tulus pada putrinya."Sejak kapan kau mengenal Stevi?" tanya Lidya seriussss."Nona Stevi membantu Saya masuk ke dalam Klan Tuan Alex, di sini saya menemukan keluarga yang tidak pernah saya miliki sebelumnya," jawab Joe membalas tatapan Lidya.Joe teringat saat pertama bertemu Stevi. Saat itu dia berjalan di tengah keputusasaan. Dia mencari keberadaan Sang Kakak yang entah ada di mana.Dia telah mencari Sang kakak di setiap bar besar. Tidak jarang kehadirnnya membuat keributan dan pada akhirnya dirinya babak belur.Saat itu dia meringkuk di emperan toko. Bajunya penuh noda darah yang mengering. Tak hanya itu, wajahnya sudah tidak berbentuk karena banyak luka lebam."Kalau mau jadi jagoan bukan seperti itu cara

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Makan coklat batangan

    Lidya menatap kepergian Putra dan menantunya. Terlihat senyum haru di wajah cantiknya. Seperti pepatah mengatakan, pasti ada pelangi setelah badai datang.Alex menggandeng tangan Debora dan melangkah pergi. Langkah panjang Alex terhenti saat menatap ketiga orang yang berdiri di depan pintu."Sepertinya aku sudah terlalu sabar denganmu belakangan ini," ucap Alex melempar pandangan ke arah Joe.Seketika Joe menundukkan kepala diikuti oleh kedua temannya. Mereka meneguk liur dan berdoa semoga Tuannya dalam mood yang baik."Kau meninggalkan tugasmu, dan mengejar cintamu di sini. Kau pikir aku akan simpati padamu dan tidak menghukum semua keteledoraamu ini?" ucap Alex melepaskan tangan Debora dan mendekati Joe.Debora mengkerutkan alisnya. Dia mulai menampakkan wajah protesnya. Wanita itu menghalang langkah Alex."Apa kau gila, Lihatlah! Dia sudah menjaga Adikkmu dengan tulus. Kau masih ingin menghukumnya?" Tanya Debora tidak percaya.Alex menggeser tubuh Debora dan menghentikan langkah ka

DMCA.com Protection Status