Share

Malaikat penolong

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-07 08:33:54

Alex duduk di tepi ranjang. tangannya mengelus lembut rambut panjang yang teruai. hatinya pedih melihat semua ini.

Ingin rasanya dia mengulang waktu dan mencegah semuanya terjadi. Dia melempar pandangan ke arah berbeda. Terdapat setumpuk kertas daba beberapa di antaranya berserakan di atas meja.

Alex bangkit dari ranjang dan melanagkah mendekati sofa. Dia duduk di sana dan meraih lembaran kertas tersebut.

"Love you Paman Baik." Alex membaca barisan huruf abstrak yang tertulis di bagian atas gambar orang.

Alex tak bisa membayangkan kalau gadis kecil ini begitu mengidolakannya. Perasaan Alex semakin hancur melihat semua ini.

"Alex?" terdengar suara Debora dari belakang.

Alex memutar badan dan melangkah mendekat ke ranjang. Dia memeluk erat wanita yang baru bangun.

Debora terdiam. Dia baru tau kalau Alex bisa sehangat ini. Biasanya dia akan mendengar caciannya setiap hari.

"Kau kenapa kesini?" tanya Debora.

"Kau sangat bodoh, kenapa kau memaksa pergi? Lihat lukamu! Luka ini masih butyh b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Permohonan Bibi Lauren

    Alex baru saja terbangun dari tidurnya. Dia matanya tertuju pada sosok cantik yang sedang terbaring di sampingnya. Paras cantik yang mampu mengubah dunia kelamnya.Perlahan dia bergeser. Dengan hati-hati dia berpindah tempat agar dirinya tidak menggangu wanita yang sedang terlelap itu. Pria itu menarik selimut dan menutupi tubuh polos sang wanita."Aku berjanji akan menyelesaikan semuanya untukmu," ucap Alex mendaratkan kecupan lembut di kening Debora.Dia melangkah keluar kamar dan menutup pintu dengan hati-hati. Langkahnya menuju satu ruangan di ujung lorong.Pria itu membuka pintu. Ada Bibi Lauren dan Joe yang masih duduk menanti kedatangannya. Keduanya menampakkan wajah cemas.'Astaga, kenapa mereka seserius ini?' batin Alex.Alex duduk di sofa. Di hadapannya ada Bibi Lauren dan Joe. Keduanya masih menatap pria itu dengan tetapan yang sama."Bibi, Debora baik-baik saja, aku akan menyusuri pesisir lautan untuk menemukan Angel. Tidak di temukan barang-barang anak itu, jaket, topi, a

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Angel dan Kakek-nenek

    Angel baru saja membuka matanya. Dia tidak percaya dengfan apa yang dia lihat kali ini. Semua warna dapat dia lihat. Bukan hanya warna hitam dan putih. Yang membuatnya lebih bahagia adalah ... Semua terlihat jelas, tidak buram lagi.Tubuhnya masih terasa sakit. Namun rasa penasarannya lebih kuat. Dengan menahan rasa sakit dia menurunkan kaki dari kasur.Dia memandang sekitarnya. Semua terlihat asing. Ini bukan rumah Tuan baik hati ataupun rumahnya yang dulu.Meskipun sebelumnya dia hanya melihat dengan pemandangan berkabut. Tapi di bisa mengingat dengan jelas kalau ini adalah tempat yang berbeda.Dengan langkah tertatih dia turun dan berjalan menuju pintu yang tak jauh darinya. Indra pendengarannya mendengar suara debur ombak.Hal ini membuat dia semakin penasaran dan mempercepat langkah kakinya. Dia membuak pintu yang terbuat dari kayu itu perlahan.Begitu pintu di buka, dia bisa merasakan dinginnya angin laut yang begitu menusuk tulang. Tak jauh dari tempatnya berdiri ada sepasang o

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Rencana Alexander

    Alex duduk bersandar di kursi mobil. Matanya menatap pemandangan kota yang sibuk pagi ini. Ada banyak mobil yang berlalu-lalang. Tampak seutas senyum kecil di wajah tegas pria itu, dia cukup merindukan suasana seperti ini.'Akan sangat menyenangkan bila wanita itu ada di sini,' batin Alex.Sejujurnya dia lebih memilih hidup normal seperti pengusaha lainnya. Tidak berurusan dengan dunia malam yang kejam. Yang selalu mempertaruhkan nyawanya hanya demi wilayah kekuasaan.Dia teringat akan ucapan sang adik. Sebenarnya apa rahasia besar di dalam keluarga ini? Bahkan dia tidak tau sedikitpun tentang semua itu.Semua masalah muncul bersaman. Membuat hidupnya bagai benang kusut yang tidak menemukan ujung. Akan tetapi dia akan memikirkan masalah ini nanti. Saat ini dia akan fokus dengan pria tidak beradab dan harus di lenyapkan saat ini juga. "Sepertinya masa jaya mu harus berakhir kali ini," ucap Alex sambil tersenyum bengis.Dia meraih ponsel di balik jas dan menghubungi seseorang."Jemput

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Rahasia Besar

    Joe membuka mata. Dia baru saja sadar dari pingsannya. Kedua bola matanya menatap nanar ke seluruh rungan. Semuanya gelap. Di lihat dari suasana yang penuh debu. Sepertinya ini adalah sebuah gudang kosong terbengkalai.Dia mencoba mengingat sesuatu. Sayangnya nihil. Tidak ada yang dapat dia ingat dengan sempurna. Dirinya hanya mengingat saat sebuah benda tumpul yang di hantam keras ke tengkuknya saat dirinya baru saja turun dari mobil.Kepalanya masih terasa nyeri. Nasibnya buruk kali ini. Tangannya terikat kuat dan tidak ada senjata yang dapat dia gunakan. Sialnya lagi, tidak ada satupun teman yang mengetahui keadaanya saat ini.Terdengar suara lanngkah kaki mendekat. Joe segera menatap tajam ke arah sumber suara. Tepat pada lorong yang minim cahaya. Di sana terdapat bayangan seseorang dengan postur tingggi tegap yang melangkah mendekat.Joe terperanga saat melihat siluet yang amat dia kenal. Bahkan dia tidak pernah membayangkan kalau pria itu tega melakukan hal ini padanya."Tuan An

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Memutuskan Pergi

    Debora baru saja turun dari mobil. Wajah cantiknya saat ini di penuhi kabut hitam. Ingin sekali dia tidak datang, tapi apa boleh buat? Dia tidak bisa menolak permintaan Alex.Dengan menahan rasa malas wanita itu melangkah masuk ke salah satu gedung pencakar langit. Ada empat orang berjas hitam berjalan di depan dan belakang Debora.Kehadirannya menjadi pusat perhatian beberapa karyawan. Tidak heran, dia adalah publik figur yang belakang ini menjadi sorotan publik karena film yang di gadang-gadang akan menjadi film terbaik malah raib begitu saja.Bukannya mengadakan jumpa pers. Dia malah datang ke perusahaan suami yang bahkan sebelumnya tidak pernah menginjakkan kakinya di sini.Debora melangkah memasuki lift, di ikuti oleh ke empat orang berjas hitam. "Haruskah formal seperti ini, kalian lihat tadi kan?" ucap Debora tak habis pikir."Maaf Nyonya, kami hanya menjalankan tugas yang di berikan Tuan Alex," jawab salah satu pria berjas hitam."Oke, lalu di mana Joe ... Rain ... atau Dante?

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Ibu Sambung

    Lidya turun dari mobil. Wanita anggun dan elegant itu mengayunkan langkahnya memasuki hotel berbintang. Kali ini dia datang tanpa pengawalan oleh para bodyguard.Wanita itu masuk ke dalam lift dan memencet tombol paling atas. Menuju tempat yang sudah dia sepakati oleh seseorang sebelumnya.Malam ini dia mau menuntaskan segalanya. Semua berjalan jauh dari alur yang di tentukan. Dia tidak mau usaha Alex hanya sia-sia.Dia masih ingat kesalahan fatal masa lalu. Hal itu juga yang membuat hubungan antara dia dan suami merenggang. Kalian percaya seorang ibu akan melakukan apapun untuk ke bahagiaan sang anak?Sama halnya dengan Lidya saat ini. Dia hanya berdiri di seutas tali yang di bawahnya ada jurang yang begitu dalam. Dia mampu menutupi kebusukan sang suami. Tapi tidak melihat putranya terluka.Lift tebuka. Lidya melangkah keluar. Di sana terdapat sepasang kursi dan seorang wanita yang sedang duduk sambil menyesap anggur merah."Aku kira kau tak akan datang," ucap Casandra tersenyum kec

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Saling Menguatkan

    Lidya duduk di kursinya. Dia menatap langit malam yang bertabur bintang. Di sampingnya seorang pria melakukan hal yang sama. Keduanya sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing.Andreas belum siap menghadapi kebingungan kedua anak-anaknya. Pertanyaan Stevi dan terlebih Alex. Bahkan dia belum tau kalau Akeno adalah kakaknya."Sekarang jelaskan padaku. Kenapa kau begitu yakin pada Keanu?" tanya Lidya."Karena mereka adalah saudara kandung, Akeno adalah saudara kandung. Casandra melahirkan bayi kembar." Andreas menarik napas panjang.Lidya tertawa kecil. Kenyataan macam apa ini. Kenapa dunia begitu kejam padanya. Setelah dia mengetahui sang suami selingkuh dengan Kakak iparnya, dia merawat anak selingkuhannya dengan sepenuh hati dan kini, musuh yang selama ini menginginkan nyawa anak kandungnya adalah anak tirinya."Astaga, kenapa semua begitu lucu." Lidya tertawa, matanya berkaca menahan pedih.Andreas menundukkan kepala.Tangannya mencengkram kuat rambutnya. Saat ini dia bingung harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Joe menghilang

    Alex menatap lekat wanita yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Wajahnya kusut dan pucat, terlihat jelas bagaimana dia tersiksa beberapa hari ini.Terdengar suara ketukan dari jendela. Alex melempar pandangan dan memencet tombol kaca ke bawah. Seorang pria den gan kaca mata hitam mencondongkan tubuhnya mendekat."Tuan, perjalanan kita melewati lautan kurang lebih tiga puluh menit. Apakah Tuan ingin membawa mobil ini bersama Tuan?" tanya orang tersebut.Alex melempar pandangan sesaat ke samping. Wanita di sampingnya masih terlelap. Dia tidak tega untuk membangunkannya."Aku akan membawa mobil ini. Buka pintunya," jawab Alex menutup jendelanya kembali.Pria itu naik ke atas kapal dan melepaskan rantai yang mengikat salah satu pintu. Perlahan bagian kapal terbuka. Alex menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya perlahan masuk ke kapal.Setelah mobil Alex masuk, pintu kapal yang terbuka menutup perlahan dan kapal mulai melaju meninggalkan daratan.Angin malam berhembus membawa hawa di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Akhir bahagia

    Debora masuk ke kamar mandi. Di sana sudah ada Alex yang memejamkan mata dan menikmati air hangat yang merendam sebagai tubuhnya. Harum aroma lili memenuhi seluruh ruangan."Alex, aku beri waktu lima menit untuk menjelaskan sertifikat yang ada di tasmu," ucap Debora dengan suara lantang.Pria itu tidak merespon. Dia masih memejamkan mata. Bahkan dia tidak bergerak sedikitpun."Alexander Vernandes, apakah kau mendengar suaraku?" Debora mulai sebal.Amarah Debora tak membuatnya bergeming. Pria itu masih berada di posisi ternyaman nya. Karena habis kesabaran, Wanita itu masuk kedalam bak mandi dan menepuk pipi Alex.Pria itu masih tidak merespon sampai Debora menarik paksa seekor naga yang sedang tertidur nyenyak."Argh, apakah kau sudah gila. Jangan sentuh asetku seperti itu," ucap Alex mengerang kesakitan."Kau yang memulai," jawab Debora cemberut."Aku! Kau yang menyiapkan semua ini, apa salah kalau aku menikmati semua ini?" Alex memicing."Sekarang jelaskan kenapa ada sertifikat ruma

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kejutan untukmu

    Debora dan Lidya duduk di halaman belakang. Mereka duduk menemani Angel yang sedang sibuk dengan buku gambar dan crayonya.Lidya tak henti-hentinya memuji hasil coretan tangan mungil itu. Debora mendaratkan kecupan di ujung kepala Angel."Apakah aku menganggu?" tanya Alex yang baru saja bergabung.Ketiga orang itu menyambut hangat ke datangan Alex. Angel segera bangkit dan berhamburan menuju Paman baiknya.Alex meraih Angel dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya sudah seperti sepasang Dady dan putrinya."Paman baik, aku puny gambar untgukmu," ucap Angel memeluk Alex."Terima kasih Sayang, Paman baik juga punya kejutan untumu," ucap Alex menatap bahagia mata bulat yang saat ini menatapnya."Yey ... apa itu Paman?" tanya Angel penasan.Alex menurunkan gadis kecil itu dan merogoh saku jas bagian belakang. Dia mengeluarkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama salah satu sekolah terbaik di kota tersebut.Karena penasaran, Debora dan Lidya melangkah mendekat. Mata Debora berkaca k

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta dan kenyamanan

    Stevi duduk di atas kasur. Matanya melihat bintang yang bertaburan di langit malam. Terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Stevi dengan suara lantang.Joe masuk membawa nampan yang berisi makan malam dan beberapa obat. Dengan hati-hati dia menaruh nampan itu di atas meja.Stevi turun dari ranjang dan memeluk Joe dari belakang. Wajah pria itu memerah. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walau wanita ini bukan melihat dia yang sebenarnya."Kau harus makan dan minum obat," ucap Joe memutar tubuhnya dan mencubit pipi Stevi."Suapin dong," sahut Stevi manja."Oke, asal harus minum obat ya," jawab Joe menuntun Stevi untuk duduk di sofa.Pria itu menyodorkan sepotong steak yang sudah di potong kecil-kecil. Dengan semangat Stevi membuka mulut dan melahap daging tersebut.Joe menatap dalam wanita yang selama ini dia cintai. Sepertinya penyamaran ini tidak buruk juga. Dia bisa dekat dengan Stevi tanpa harus cek-cok setiap pagi."Ada apa?" tanya Stevi menatap dalam Joe.Joe menggeleng

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keluar kecil bahagia

    Debora duduk di hamparan rumputb hijau. Di hadapannya ada sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang paling berarti di hidupnya.Orang itu rela berkorban untuk dirinya. Mengesampingkan kesenangannya demi dirinya. Memberi apapun yang dia miliki untuknya.Namun apa yang bisa dia berikan, dia tidak pernah memberi apapun pada wanita tua itu selain kesengsaraan. Tidak pernah ada kebahagiaan sdikitpun.Satu per satu orang meninggalkan pemakaman. Di sana hanya meninggalkan Alex dan Debora. Keduanya duduk dan menatap nanar batu yang di penuhi dengan kelopak bunga itu."Kenapa aku begitu tidak berguna Alex? Lihatlah, bahkan aku belum memberi kebahagiaan sedikitpun pada Bibi," ucap Debora pedih."Bibi sudah menganggapmu sebagai anak, melihatmu bahagia, dia juga merasakan hal yang sama Baby," jawab Alex memeluk pundak Debora."Ini tidak adil untuknya Alex, dia menjual segalanya demi kehidupanku dan Angel. Dia pergi sebelum aku membayar semuanya," ucap Debora dengan air mata yang terus berlina

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepergian Bibi Lauren

    Seorang gadis kecil menangis di depan pintu ruang IGD. Di sampingnya ada dua orng tua yang sedari tadi mencoba menenagkannya. Tak jauh dari mereka ada sekitar lima orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan lorong.Wanita gendut itu meraih gadis kecil dan mendekapnya dalam pangkuan. Berulang kali dia mengelus pucuk kepala anak itu. Mencob menghentikan tangisnya."Tenanglah Nak, Bibimu pasti akan baik-baik saja," ucap Wanta gendut itu."Bibi sakit Apa Nek, kenapa dia pingsan?" tanya Angel sambil menghapus air mata yang terus mengalir."Bibimu hanya kecapekan. Sebentaar lagi pasti dia akan sadar dan kembali bermain-main denganmu," ucap Nenek gendut yang memeluknyaa.Sementara Kakek gendut masih memperhatikan kelima orang yang berjaga di depan lorong. sesekali dia menatap Angel dan orang-orang itu bergantian.Dia hanya tak menyangka akan menyelamatkan seorang anak yang oraang tuanya memiliki kedudukan tinggi. Mereka pasti bukan orang biasa saat melihat penjagaan seketat ini.Seda

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hari yang mendebarkan

    "Kakak tidak bisa datang?" tanya Stevi menatap Lidya penuh harap."Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Mereka akan segera kembali," ucap Lidya mengelus pucuk kepala putrinya.Wanita yang baru saja tersadar dari depresinya itu melempar pandangannya kesamping. Dia menatap pria yang amat dia cintai duduk di sana.Pria itu memasang wajah sedih sebelum melempar senyum hangat padanya. Sama seperti sebelumnya, dia selalu bisa merubah mimik wajah dengan cepat."Kau membutuhjan sesuatu?" tanya Keanu menatap Stevi teduh."Aku lapar," jawab Stevi manja."Baiklah tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan untukmu," jawab Keanu bangkit dari kursi dan melangkah menjauh.Lidya menatap pedih pria itu. Semua pengorbanan dan penantiannya selama ini tidak ada artinya. Dia yang beerjuang tetapi orang lain yang memetik manisnya."Tunggu sebentar, Mama mau pesan beberapa barang," ucap Lidya berlari kecil menyusul pria yang baru saja pergi."Joe!" panggil Lidya.Pria itu menghentikan langkanya. Sesaat Joe

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Perjuangan terakhir

    Di tempat yang begitu tenang, Bibi Lauren duduk sambil memegang sebotol susu. Ujung matanya melihat seorang anak kecil melangkah mendekatinya.Matanya menyipit, dia melihat dengan seksama siapa yang datang. Buliran bening terjatuh saat lansia itu mengetahui siapa yang datang."Halo Nenek?" sapa Angel.Bibi Lauren mematung. Dia mencoba menahan laju air mata yang hendak melaju deras."Halo Nak, kau kembali?" tanya Bibi lauren.Anak itu mengangguk lirih dan duduk di samping sang Nenek. Dia melihat ada tiga botol susu di samping Nenek itu. Bertanada kalau dia sudah duduk di sini begitu lama."Apakah Nenek menungguku?" tanya Angel yang melihat Nenek itu menatapnya dalam.Bibi Lauren tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya membelai pipi chubby yang dulu sering dia cium.Tuhan begitu baik padanya. Dia melindunginya, bahkan memberinya hadiah yang sangat istimewa."Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Bibi Lauren masih terpaku menatap angel.Angel mengangguk lirih. Dia berges

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hal penting

    Joe melangkah memasuki ruang rawat. Di sana masih ada Nyonya besarnya yang duduk meringkuk di kursi. "Anda bisa pulang Nyonya, biar Saya yang menjaga Nona Stevi," ucap Joe ramah.Lidya menggelengkan kepalanya. Dia memutar kursinya menghadap Joe. matanya menatap pria yang begitu tulus pada putrinya."Sejak kapan kau mengenal Stevi?" tanya Lidya seriussss."Nona Stevi membantu Saya masuk ke dalam Klan Tuan Alex, di sini saya menemukan keluarga yang tidak pernah saya miliki sebelumnya," jawab Joe membalas tatapan Lidya.Joe teringat saat pertama bertemu Stevi. Saat itu dia berjalan di tengah keputusasaan. Dia mencari keberadaan Sang Kakak yang entah ada di mana.Dia telah mencari Sang kakak di setiap bar besar. Tidak jarang kehadirnnya membuat keributan dan pada akhirnya dirinya babak belur.Saat itu dia meringkuk di emperan toko. Bajunya penuh noda darah yang mengering. Tak hanya itu, wajahnya sudah tidak berbentuk karena banyak luka lebam."Kalau mau jadi jagoan bukan seperti itu cara

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Makan coklat batangan

    Lidya menatap kepergian Putra dan menantunya. Terlihat senyum haru di wajah cantiknya. Seperti pepatah mengatakan, pasti ada pelangi setelah badai datang.Alex menggandeng tangan Debora dan melangkah pergi. Langkah panjang Alex terhenti saat menatap ketiga orang yang berdiri di depan pintu."Sepertinya aku sudah terlalu sabar denganmu belakangan ini," ucap Alex melempar pandangan ke arah Joe.Seketika Joe menundukkan kepala diikuti oleh kedua temannya. Mereka meneguk liur dan berdoa semoga Tuannya dalam mood yang baik."Kau meninggalkan tugasmu, dan mengejar cintamu di sini. Kau pikir aku akan simpati padamu dan tidak menghukum semua keteledoraamu ini?" ucap Alex melepaskan tangan Debora dan mendekati Joe.Debora mengkerutkan alisnya. Dia mulai menampakkan wajah protesnya. Wanita itu menghalang langkah Alex."Apa kau gila, Lihatlah! Dia sudah menjaga Adikkmu dengan tulus. Kau masih ingin menghukumnya?" Tanya Debora tidak percaya.Alex menggeser tubuh Debora dan menghentikan langkah ka

DMCA.com Protection Status