Share

Memutuskan Pergi

Penulis: Mom Aish
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Debora baru saja turun dari mobil. Wajah cantiknya saat ini di penuhi kabut hitam. Ingin sekali dia tidak datang, tapi apa boleh buat? Dia tidak bisa menolak permintaan Alex.

Dengan menahan rasa malas wanita itu melangkah masuk ke salah satu gedung pencakar langit. Ada empat orang berjas hitam berjalan di depan dan belakang Debora.

Kehadirannya menjadi pusat perhatian beberapa karyawan. Tidak heran, dia adalah publik figur yang belakang ini menjadi sorotan publik karena film yang di gadang-gadang akan menjadi film terbaik malah raib begitu saja.

Bukannya mengadakan jumpa pers. Dia malah datang ke perusahaan suami yang bahkan sebelumnya tidak pernah menginjakkan kakinya di sini.

Debora melangkah memasuki lift, di ikuti oleh ke empat orang berjas hitam.

"Haruskah formal seperti ini, kalian lihat tadi kan?" ucap Debora tak habis pikir.

"Maaf Nyonya, kami hanya menjalankan tugas yang di berikan Tuan Alex," jawab salah satu pria berjas hitam.

"Oke, lalu di mana Joe ... Rain ... atau Dante?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Ibu Sambung

    Lidya turun dari mobil. Wanita anggun dan elegant itu mengayunkan langkahnya memasuki hotel berbintang. Kali ini dia datang tanpa pengawalan oleh para bodyguard.Wanita itu masuk ke dalam lift dan memencet tombol paling atas. Menuju tempat yang sudah dia sepakati oleh seseorang sebelumnya.Malam ini dia mau menuntaskan segalanya. Semua berjalan jauh dari alur yang di tentukan. Dia tidak mau usaha Alex hanya sia-sia.Dia masih ingat kesalahan fatal masa lalu. Hal itu juga yang membuat hubungan antara dia dan suami merenggang. Kalian percaya seorang ibu akan melakukan apapun untuk ke bahagiaan sang anak?Sama halnya dengan Lidya saat ini. Dia hanya berdiri di seutas tali yang di bawahnya ada jurang yang begitu dalam. Dia mampu menutupi kebusukan sang suami. Tapi tidak melihat putranya terluka.Lift tebuka. Lidya melangkah keluar. Di sana terdapat sepasang kursi dan seorang wanita yang sedang duduk sambil menyesap anggur merah."Aku kira kau tak akan datang," ucap Casandra tersenyum kec

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Saling Menguatkan

    Lidya duduk di kursinya. Dia menatap langit malam yang bertabur bintang. Di sampingnya seorang pria melakukan hal yang sama. Keduanya sedang sibuk dengan pemikiran masing-masing.Andreas belum siap menghadapi kebingungan kedua anak-anaknya. Pertanyaan Stevi dan terlebih Alex. Bahkan dia belum tau kalau Akeno adalah kakaknya."Sekarang jelaskan padaku. Kenapa kau begitu yakin pada Keanu?" tanya Lidya."Karena mereka adalah saudara kandung, Akeno adalah saudara kandung. Casandra melahirkan bayi kembar." Andreas menarik napas panjang.Lidya tertawa kecil. Kenyataan macam apa ini. Kenapa dunia begitu kejam padanya. Setelah dia mengetahui sang suami selingkuh dengan Kakak iparnya, dia merawat anak selingkuhannya dengan sepenuh hati dan kini, musuh yang selama ini menginginkan nyawa anak kandungnya adalah anak tirinya."Astaga, kenapa semua begitu lucu." Lidya tertawa, matanya berkaca menahan pedih.Andreas menundukkan kepala.Tangannya mencengkram kuat rambutnya. Saat ini dia bingung harus

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Joe menghilang

    Alex menatap lekat wanita yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Wajahnya kusut dan pucat, terlihat jelas bagaimana dia tersiksa beberapa hari ini.Terdengar suara ketukan dari jendela. Alex melempar pandangan dan memencet tombol kaca ke bawah. Seorang pria den gan kaca mata hitam mencondongkan tubuhnya mendekat."Tuan, perjalanan kita melewati lautan kurang lebih tiga puluh menit. Apakah Tuan ingin membawa mobil ini bersama Tuan?" tanya orang tersebut.Alex melempar pandangan sesaat ke samping. Wanita di sampingnya masih terlelap. Dia tidak tega untuk membangunkannya."Aku akan membawa mobil ini. Buka pintunya," jawab Alex menutup jendelanya kembali.Pria itu naik ke atas kapal dan melepaskan rantai yang mengikat salah satu pintu. Perlahan bagian kapal terbuka. Alex menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya perlahan masuk ke kapal.Setelah mobil Alex masuk, pintu kapal yang terbuka menutup perlahan dan kapal mulai melaju meninggalkan daratan.Angin malam berhembus membawa hawa di

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Joe Kabur

    Joe baru saja terbangun dari tidurnya. Dia menyapu sekitar dengan mata tajamnya. Mencoba mencari cela untuk bisa melepaskan diri.Dirinya tak habis pikir Tuan besarnya akan melakukan hal ini. Sebenarnya apa yang sedang dia sembunyikan. Tidak mungkin kalau Tuan besarnya juga sekongkol dengan Akeno.Joe mencoba meronta-ronta untuk melepaskan diri. Sayangnya tali yang di ikat terlalu kuat. "Shitt, apa yang harus aku lakukan?" ucap Joe.Di saat yang bersamaan dua orang pria datang. Mereka melangkah mendekat sambil membawa sebuah nampan.Mata Joe membulat saat melihat siapa yang datang."Kalian?" ucap Joe tidak percaya.Bagaimana bisa dia di sekap oleh anak didiknya sendiri. Ini semua terlalu konyol. Seketika Joe tertawa terbahak."Astaga, setelah Tuan besar yang menculikku, sekarang kalian yang menyekapku, nanti apa lagi?" kekeh Joe, tak habis pikir."Maaf Kak, Kondisi rumah sekarang tidak baik-baik saja. Tuan besar sedang kalut, ada rahasia besar yang selama ini Tuan Alex tidak tau. Tu

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Malam puncak nirwana

    Alex turun dari haluan kapal, dia mengayunkan langkahnya mendekati mobill dan membuka pintu. Pria itu menyodorkn nampan yang berisi makan malam untu Debora."Makanlah! Kau perlu cukup banyak tenaga untuk mencari Angel," ucap Alex melempar senyum teduh.Untuk pertama kali ini Debora bisa melihat senyum teduh yang menya oranghanyutkan itu."Terima kasih," ucao DeboraWanita itu meraih nampan yang berisi roti dan jus, kemudian melempar senyum tipis pada sang suami. Dia turun dari mobil dan bersandar di kap depanAlex melempar pandangan ke hamparan laut lepas yang memantulkan sinar rembulan. Malam ini begitu indah di tambah dengan adanya wanita yang tanpa sadar telah mencuri hatinya."Apaakah kau yakin ingin pergi?" tanya Alex menatap dalam Debora.Sesaat Debora terdiam, otaknya berpikir keras untuk menyusun kata agar tidak melukai hati Alex. Selama ini dia sudah sangat baik, terlebih pada Angel. Meskipun pada akhirnya gadis kecil itu juga harus ikut menanggung akibatnya."Aku tidak akan m

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Pergi menuju neraka

    Debora mengucek matanya. Perlahan dia bangun dari tidurnya dan mengeryit silau akibat cahaya mentari yang bersinar terang."Jam berapa ini?" ucap Debora melempar pandangan ke segala arah.Wanita itu sedikit terkejut karena tubuhnya berganti pakaian. Ingatannya kembali pada tadi malam. Entah iblis mana yang merasukinya sampai dia begitu liar.Dia mengusap kasar wajahnya. Pipinya merona merah malu. Dia tidak bisa membayangkan bagaiamana dia begitu lincah menari di atas tubuh Alex."Astaga, kenapa kau bodoh sekali Debora," berulang kali memukul kepalanya sendiri.Tak lama kemudian kaca jendela di ketuk. Dua orang pelayan wanita sedang berdiri di belakanhg pintu. Debora segera membuka pintu. salah seorang pelayan menyodorkan handuk kimono untuk menutupi tubuh Debora yang terekspos."Tuan Alex berangkat lebih awal. Beliau menyuruh kami untuk mengantar Anda ke kamar," ucap Pelayan tersebut.Debora mengangguk lirih. Mendengar penjelasan Pelayan hatinya sedikit lebih tanang. Setidaknya pria

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kakak cantik

    Alex masuk ke dalam mobil diikutin oleh ketiga orang di belakangnya. Pria berjas itu duduk di samping kemudi. Joe duduk di belakang kemudi. Sedangkan dua orang yang lain duduk di belakang.Biasanya mereka akan mengobrolkan tentang kesiapan peperangan. Berbeda dengan kali ini. Alex terlihat tenang dan santai. Seolah dia sudah menyiapkan ketabahan hatinya untuk menerima kekalahan."Tuan, baik-baik saja?" tanya Joe memecaha keheningan.Pertanyaan itu tidak langsung di jawab oleh Alex. Dia menarik napas dalam dan membuang pandangannya ke arah lain."Jalan!" perintah Alex dengan suara dingin.Joe menginjak pedal gas dan melajukan mobilya meninggalkan tepi pantai. Dia memilih tutup mulut dan membiarkan situasi dingin dari pada mulutnya salah berucap.Dante dan Rain yang duduk di kursi belakang saling pandang. Baru kali ini Tuan mereka sedingin ini. Biasanya dia akan bergelora mempersiapkan peperangan."Apa yang kau rasakan saat membunuh Kakakmu sendiri?" tanya Alex datar.Joe terkejut den

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keputusan akhir

    Kapal yang di tumpangi Debora sudah sampai di daratan. Barang-barangnya pun sudah siap di dalam mobil. Seorang pria datang mendekat dan membuka pintu mobil bagian belakang."Kita berangkat sekarang Nyonya?" tanya pria tersebut.Debora hanya mengangguk pelan dan segera naik ke dalam mobil. Pria itu menginjak pedal gas. Perlahan mobil turun dari kapal dan melaju melewati jembatan yang terbuat dari kayu.Setelah melaju kurang lebih lima belas menit. Mobil naik di jalanan beraspal. Tak lama kemudian Debora memasuki lingkungan pedesaan.Jalanan yang Debora lewati cukup kecil, tapi masih bisa di lewati mobil. Semua mata menatap mobil Debora. Sepertinya jarang ada mobil yang masuk di daerah ini."Sudah sampai Nyonya," ucap pria yang duduk di belakang kemudi.Debora membuka pintu dan turun dari mobil. matanya menyapu keadaan sekitar. Ini adalah lingkungan baru yang cukup baik untuknya.Damai, aman dan tentram. Sebenarnya ada banyak rumah. Tapi hanya sebagian orang yang berlalu lalang."Tuan

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Akhir bahagia

    Debora masuk ke kamar mandi. Di sana sudah ada Alex yang memejamkan mata dan menikmati air hangat yang merendam sebagai tubuhnya. Harum aroma lili memenuhi seluruh ruangan."Alex, aku beri waktu lima menit untuk menjelaskan sertifikat yang ada di tasmu," ucap Debora dengan suara lantang.Pria itu tidak merespon. Dia masih memejamkan mata. Bahkan dia tidak bergerak sedikitpun."Alexander Vernandes, apakah kau mendengar suaraku?" Debora mulai sebal.Amarah Debora tak membuatnya bergeming. Pria itu masih berada di posisi ternyaman nya. Karena habis kesabaran, Wanita itu masuk kedalam bak mandi dan menepuk pipi Alex.Pria itu masih tidak merespon sampai Debora menarik paksa seekor naga yang sedang tertidur nyenyak."Argh, apakah kau sudah gila. Jangan sentuh asetku seperti itu," ucap Alex mengerang kesakitan."Kau yang memulai," jawab Debora cemberut."Aku! Kau yang menyiapkan semua ini, apa salah kalau aku menikmati semua ini?" Alex memicing."Sekarang jelaskan kenapa ada sertifikat ruma

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kejutan untukmu

    Debora dan Lidya duduk di halaman belakang. Mereka duduk menemani Angel yang sedang sibuk dengan buku gambar dan crayonya.Lidya tak henti-hentinya memuji hasil coretan tangan mungil itu. Debora mendaratkan kecupan di ujung kepala Angel."Apakah aku menganggu?" tanya Alex yang baru saja bergabung.Ketiga orang itu menyambut hangat ke datangan Alex. Angel segera bangkit dan berhamburan menuju Paman baiknya.Alex meraih Angel dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya sudah seperti sepasang Dady dan putrinya."Paman baik, aku puny gambar untgukmu," ucap Angel memeluk Alex."Terima kasih Sayang, Paman baik juga punya kejutan untumu," ucap Alex menatap bahagia mata bulat yang saat ini menatapnya."Yey ... apa itu Paman?" tanya Angel penasan.Alex menurunkan gadis kecil itu dan merogoh saku jas bagian belakang. Dia mengeluarkan sebuah amplop putih yang bertuliskan nama salah satu sekolah terbaik di kota tersebut.Karena penasaran, Debora dan Lidya melangkah mendekat. Mata Debora berkaca k

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Cinta dan kenyamanan

    Stevi duduk di atas kasur. Matanya melihat bintang yang bertaburan di langit malam. Terdengar suara pintu di ketuk."Masuk," ucap Stevi dengan suara lantang.Joe masuk membawa nampan yang berisi makan malam dan beberapa obat. Dengan hati-hati dia menaruh nampan itu di atas meja.Stevi turun dari ranjang dan memeluk Joe dari belakang. Wajah pria itu memerah. Dia tidak bisa menahan rasa bahagianya. Walau wanita ini bukan melihat dia yang sebenarnya."Kau harus makan dan minum obat," ucap Joe memutar tubuhnya dan mencubit pipi Stevi."Suapin dong," sahut Stevi manja."Oke, asal harus minum obat ya," jawab Joe menuntun Stevi untuk duduk di sofa.Pria itu menyodorkan sepotong steak yang sudah di potong kecil-kecil. Dengan semangat Stevi membuka mulut dan melahap daging tersebut.Joe menatap dalam wanita yang selama ini dia cintai. Sepertinya penyamaran ini tidak buruk juga. Dia bisa dekat dengan Stevi tanpa harus cek-cok setiap pagi."Ada apa?" tanya Stevi menatap dalam Joe.Joe menggeleng

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Keluar kecil bahagia

    Debora duduk di hamparan rumputb hijau. Di hadapannya ada sebuah batu yang bertuliskan nama orang yang paling berarti di hidupnya.Orang itu rela berkorban untuk dirinya. Mengesampingkan kesenangannya demi dirinya. Memberi apapun yang dia miliki untuknya.Namun apa yang bisa dia berikan, dia tidak pernah memberi apapun pada wanita tua itu selain kesengsaraan. Tidak pernah ada kebahagiaan sdikitpun.Satu per satu orang meninggalkan pemakaman. Di sana hanya meninggalkan Alex dan Debora. Keduanya duduk dan menatap nanar batu yang di penuhi dengan kelopak bunga itu."Kenapa aku begitu tidak berguna Alex? Lihatlah, bahkan aku belum memberi kebahagiaan sedikitpun pada Bibi," ucap Debora pedih."Bibi sudah menganggapmu sebagai anak, melihatmu bahagia, dia juga merasakan hal yang sama Baby," jawab Alex memeluk pundak Debora."Ini tidak adil untuknya Alex, dia menjual segalanya demi kehidupanku dan Angel. Dia pergi sebelum aku membayar semuanya," ucap Debora dengan air mata yang terus berlina

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Kepergian Bibi Lauren

    Seorang gadis kecil menangis di depan pintu ruang IGD. Di sampingnya ada dua orng tua yang sedari tadi mencoba menenagkannya. Tak jauh dari mereka ada sekitar lima orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan lorong.Wanita gendut itu meraih gadis kecil dan mendekapnya dalam pangkuan. Berulang kali dia mengelus pucuk kepala anak itu. Mencob menghentikan tangisnya."Tenanglah Nak, Bibimu pasti akan baik-baik saja," ucap Wanta gendut itu."Bibi sakit Apa Nek, kenapa dia pingsan?" tanya Angel sambil menghapus air mata yang terus mengalir."Bibimu hanya kecapekan. Sebentaar lagi pasti dia akan sadar dan kembali bermain-main denganmu," ucap Nenek gendut yang memeluknyaa.Sementara Kakek gendut masih memperhatikan kelima orang yang berjaga di depan lorong. sesekali dia menatap Angel dan orang-orang itu bergantian.Dia hanya tak menyangka akan menyelamatkan seorang anak yang oraang tuanya memiliki kedudukan tinggi. Mereka pasti bukan orang biasa saat melihat penjagaan seketat ini.Seda

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hari yang mendebarkan

    "Kakak tidak bisa datang?" tanya Stevi menatap Lidya penuh harap."Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Mereka akan segera kembali," ucap Lidya mengelus pucuk kepala putrinya.Wanita yang baru saja tersadar dari depresinya itu melempar pandangannya kesamping. Dia menatap pria yang amat dia cintai duduk di sana.Pria itu memasang wajah sedih sebelum melempar senyum hangat padanya. Sama seperti sebelumnya, dia selalu bisa merubah mimik wajah dengan cepat."Kau membutuhjan sesuatu?" tanya Keanu menatap Stevi teduh."Aku lapar," jawab Stevi manja."Baiklah tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan untukmu," jawab Keanu bangkit dari kursi dan melangkah menjauh.Lidya menatap pedih pria itu. Semua pengorbanan dan penantiannya selama ini tidak ada artinya. Dia yang beerjuang tetapi orang lain yang memetik manisnya."Tunggu sebentar, Mama mau pesan beberapa barang," ucap Lidya berlari kecil menyusul pria yang baru saja pergi."Joe!" panggil Lidya.Pria itu menghentikan langkanya. Sesaat Joe

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Perjuangan terakhir

    Di tempat yang begitu tenang, Bibi Lauren duduk sambil memegang sebotol susu. Ujung matanya melihat seorang anak kecil melangkah mendekatinya.Matanya menyipit, dia melihat dengan seksama siapa yang datang. Buliran bening terjatuh saat lansia itu mengetahui siapa yang datang."Halo Nenek?" sapa Angel.Bibi Lauren mematung. Dia mencoba menahan laju air mata yang hendak melaju deras."Halo Nak, kau kembali?" tanya Bibi lauren.Anak itu mengangguk lirih dan duduk di samping sang Nenek. Dia melihat ada tiga botol susu di samping Nenek itu. Bertanada kalau dia sudah duduk di sini begitu lama."Apakah Nenek menungguku?" tanya Angel yang melihat Nenek itu menatapnya dalam.Bibi Lauren tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tangan keriputnya membelai pipi chubby yang dulu sering dia cium.Tuhan begitu baik padanya. Dia melindunginya, bahkan memberinya hadiah yang sangat istimewa."Apakah aku boleh memelukmu?" tanya Bibi Lauren masih terpaku menatap angel.Angel mengangguk lirih. Dia berges

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Hal penting

    Joe melangkah memasuki ruang rawat. Di sana masih ada Nyonya besarnya yang duduk meringkuk di kursi. "Anda bisa pulang Nyonya, biar Saya yang menjaga Nona Stevi," ucap Joe ramah.Lidya menggelengkan kepalanya. Dia memutar kursinya menghadap Joe. matanya menatap pria yang begitu tulus pada putrinya."Sejak kapan kau mengenal Stevi?" tanya Lidya seriussss."Nona Stevi membantu Saya masuk ke dalam Klan Tuan Alex, di sini saya menemukan keluarga yang tidak pernah saya miliki sebelumnya," jawab Joe membalas tatapan Lidya.Joe teringat saat pertama bertemu Stevi. Saat itu dia berjalan di tengah keputusasaan. Dia mencari keberadaan Sang Kakak yang entah ada di mana.Dia telah mencari Sang kakak di setiap bar besar. Tidak jarang kehadirnnya membuat keributan dan pada akhirnya dirinya babak belur.Saat itu dia meringkuk di emperan toko. Bajunya penuh noda darah yang mengering. Tak hanya itu, wajahnya sudah tidak berbentuk karena banyak luka lebam."Kalau mau jadi jagoan bukan seperti itu cara

  • Terjerat Hasrat Mafia Dingin    Makan coklat batangan

    Lidya menatap kepergian Putra dan menantunya. Terlihat senyum haru di wajah cantiknya. Seperti pepatah mengatakan, pasti ada pelangi setelah badai datang.Alex menggandeng tangan Debora dan melangkah pergi. Langkah panjang Alex terhenti saat menatap ketiga orang yang berdiri di depan pintu."Sepertinya aku sudah terlalu sabar denganmu belakangan ini," ucap Alex melempar pandangan ke arah Joe.Seketika Joe menundukkan kepala diikuti oleh kedua temannya. Mereka meneguk liur dan berdoa semoga Tuannya dalam mood yang baik."Kau meninggalkan tugasmu, dan mengejar cintamu di sini. Kau pikir aku akan simpati padamu dan tidak menghukum semua keteledoraamu ini?" ucap Alex melepaskan tangan Debora dan mendekati Joe.Debora mengkerutkan alisnya. Dia mulai menampakkan wajah protesnya. Wanita itu menghalang langkah Alex."Apa kau gila, Lihatlah! Dia sudah menjaga Adikkmu dengan tulus. Kau masih ingin menghukumnya?" Tanya Debora tidak percaya.Alex menggeser tubuh Debora dan menghentikan langkah ka

DMCA.com Protection Status