Dan Sintia pun menarik tangan Arseno untuk keluar kembali dari kamarnya.Dan jadilah adegan tarik-menarik di antara mereka.Sintia menarik Arseno dengan kedua tangannya dan sekuat tenaga supaya Arseno bisa keluar dari kamarnya.Sedangankan Arseno berusaha untuk menahan dengan satu tangan kirinya karena tangan kanannya memegang berkas yang akan disimpan di kamar Sintia.Saat mereka sedang tarik-menarik Sintia pun terjatuh dan akhirnya membuat Arseno Pun ikut terjatuh di atas Sintia.Merekq berdua terjatuh di atas lantai.Saat mereka terjatuh kembali yang kedua kalinya, mereka saling bertatapan satu sama lain kembali juga.Jujur di antara mereka satu sama lain saling menyimpan perasaan namun mereka gengsi untuk saling mengungkapkan itu karena terlalu cepat mengungkapkan perasaan kepada satu sama lain.Arseno yang dari dulu tak pernah tertarik dengan seorang wanita Kini dia tertarik kepada sesosok wanita muda yang bernama Sintia.Arseno tertarik kepada Sintia Bukan Tanpa Alasan, pasalnya
Di sisi lain petinggi kantor cabang sedang berada di kantor cabang sedang melakukan rapat dadakan yang di lakukan olehnya.Petinggi kantor cabang itu sedang binggung karena posisinya merasa sangat bahaya kali ini.Di mengkoordinasi kepada seluruh jajarannya yang bersekongkol dengannya untuk memberitahu situasi genting yang tengah dihadapinya saat ini.Dia melakukan rapat di ruang rapat yang tertutup, hanya dihadiri dengan dengan jajaran pegawai kantor yang bersekongkol dengannya.“Selamat pagi semuannya.” sapa hormat petinggi kantor di tempat meeting yang luas 3×4 dengan meja besar yang di kelilingi kursi yang berjejer rapi.Dan semua orang yang berada di ruang rapat pun mendengarkan seksama arahan dari petinggi pimpinan kantor cabang yang bernama Farhan.Dan farhan adalah laki-laki yang berusia 45 tahun yang menjadi pemimpin kantor cabang tersebut, dia menceritakan kejadian yang kemarin terjadi kepada peserta rapat yang hadir memenuhi undangannya.“Intinya kita harus menyelamatkan p
Mendengar usulan itu mereka pun saling menganggukan kepala mungkin itu adalah salah satu usulan mereka juga yang bisa membuat mereka aman.“Oke mungkin itu adalah ide yang sangat bagus Selain Kita bisa menyogok Hakim, kita bisa menggunakan ide itu mungkin untuk keduanya itu yang bisa membuat kita keluar dari ini semua. Mungkin ada yang lain mau menambahkan ide lainnya?” tanya salah satu dari mereka yang bertanya kepada teman yang lainnya.Mereka pun terus diam mereka masih belum mempunyai cara bagaimana mereka bisa lolos sepenuhnya.Hari malam pun semakin larut dan mereka pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri diskusi mereka dalam hal ini dan salah satu dari mereka mengatakan jika di antara kita ada yang mempunyai ide Brilian lagi, maka akan dibahas keesokan harinya dan mereka pun akhirnya mengakhiri diskusi itu.Farhan yang berada di rumahnya sedang merasakan sakit kepala pasalnya dia sudah tak kuat lagi berpikir bagaimana caranya dia bisa tidak terjerat oleh hukum dan dia pun men
Wanita panggilan yang dipanggil oleh Farhan akhirnya mengambil uang itu dan dia pun pergi meninggalkan Farhan dengan gerutuan yang tak jelas di mulutnya. Dia pun akhirnya pergi meninggalkan rumah Farhan dan dia berjanji untuk tidak kembali lagi dan tidak mau memberikan jasanya kembali kepada Farhan karena dia sudah merasa uang yang diberikan kepada dirinya itu sedikit.Di sisi lain di kantor Arseno, sang Asisten menerima banyak pesan dari Arseno dan dia pun bersiap untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh bosnya tersebut, karena bosnya untuk beberapa hari ini dia tidak datang ke kantor karena ada lain hal yang tak diketahui olehnya.Dan aldi pun Menyelesaikan beberapa tugasnya untuk memeriksa data sub pengiriman barang mentah yang dikirim oleh supplier kepada pabriknya.Dan dia pun menyuruh orang pabrik atau orang lapangan untuk memeriksa barang tersebut Apakah barang tersebut layak dalam kategori perusahaan.Saat dia sedang memeriksa sebuah dokumen dari supplier kepada perusaha
Kedua bola mata Aldp menatap kartu nama yang terletak di meja yang berada di depannya terpampang jelas nama wanita itu dan nomor telepon yang bisa dihubunginya.Tetap saja Aldo tak bergeming untuk tangannya mengambil kartu nama tersebut supaya terlihat jelas nomor yang bisa dihubungi tersebut. Dia hanya melihat kartu nama tersebut tanpa menyentuhnya.Melihat itu Vivian yang berada di depannya dia pun beranjak dari duduknya untuk pergi meninggalkan ruang kerja asisten Arseno.“Ya sudah kalau begitu saya pulang dulu, nanti kalau kamu berubah pikiran kamu bisa menghubungi aku ya. aku tunggu kabar dari kamu.” ujarnya sambil mengembalikan badan dan pergi meninggalkan asisten Arseno yang tengah duduk di kursi meja kerjanya.Vivian pun pergi meninggalkan ruangan Arseno sambil memasang kacamata hitamnya kembali di batang hidungnya.Keluar dari ruangan Arseno Vivian berjalan sambil matanya terus menatap di setiap sudut kantor Arseno.Dia sangat terkagum-kagum melihat betapa besarnya kantor A
Mobil yang terlihat dari ruangan lobby Itu adalah sebuah mobil yang terparkir di parkiran VVIP, VVIP itu adalah perkiraan khusus yang digunakan oleh mobil Arseno untuk parkir di kantornya Kenapa bisa di sebut parkir mobil VVIP? karena parkir mobil tersebut adalah parkir yang paling dekat menuju lobby sehingga dia tidak perlu jauh-jauh untuk berjalan kaki menuju lobby.Parkiran tersebut menghubungkan dengan pintu samping lobby untuk memudahkan Arseno berjalan menuju lobi dengan jarak yang sangat dekat dan cepat.Saat Vivian tengah terkagum-kagum melihat mobil yang berada di parkiran VVIP terdapat Arseno yang berada di dalam mobil, dia melihat mantan istrinya itu begitu sangat mengagumi mobil dirinya.Arseno ke kantor sebenarnya hanya untuk mengantar Sintia mengambil berkas yang harus ditandatanganinya, sebenarnya Sintia itu pergi ke kantor sendirian dia memesan ojek online namun setelah dipikir-pikir oleh Arseno berkas yang dibawa oleh Sintia itu adalah berkas yang sangat penting di
Sintia pun menatap mata Arseno sungguh terlihat tatapan mata seperti tatapan mata intimidasi kepada dirinya sangat terlihat jelas di laut matanya ada sebuah kemarahan yang terlintas di bola matanya.Sintia pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri dia tidak bisa melakukan apapun di hadapan bosnya karena jika dia melakukan kesalahan sedikitpun itu akan bertambah marah terus dan itu akan berdampak kepada dirinya.“Lain kali kalau kamu bertemu dengan orang baru jangan kamu so akrab dengannya, paham?” ujar Arseno kepada Sintia.Dan mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan pulangnya.Dan di perjalanan pulangnya Sintia hanya bisa terdiam dan menunduk, sesekali dia melirikan kedua bola matanya menuju arseno yang sedang mengemudi mobilnya.Selang tak berapa lama Akhirnya sampailah rumah dan Sintua pun langsung kembali bekerja seperti biasanya, namun kali ini dia hanya bekerja di rumah saja mengikuti arahan atasannya.Sintia pun langsung masuk ke dalam kamar dan kembali melepaskan baju yang
Sintia berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan hati Arseno karena dia sudah tak bisa menahan apa yang telah dirasakan saat ini, dia rasanya ingin untuk memiliki apa yang diinginkannya. Maka dari itu dia menggunakan triknya untuk bisa mendekati bosnya tersebut.“Heh Sintia mana sendoknya Kenapa kamu ke sini nggak bawa sendok?” tanya Arseno Karena dirinya tak terbiasa memakan pakai tangan kosong.Dan Sintia pun mengatakan ke Arseno jika dirinya Sangat malas untuk kembali Turun ke bawah untuk mengambil sendok dan Sintia pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci tangannya supaya bersih dan dia berniat untuk makan pakai tangan kosong.Arseno yang melihat itu dia sangat terkejut, dia juga tak terbiasa makan sepiring berdua dengan orang lain karena baginya itu akan terasa sangat jorok dan tidak higienis dan sekarang dia juga melihat Sintia makan pakai tangan kosong itu jauh dari kebiasaan darinya.“Tidak, saya tidak jadi makan.” seru Arseno kepada Sintia karena dia menghindar
Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
“katakan apa permintaanmu.” jawab Nindy dengan wajah yang juteknya tersebut yang tak bisa dibohongi lagi.Arga pun menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan dia melangkahkan kakinya satu langkah kedepan untuk lebih dekat dengan Nindy. “Aku ingin malam ini kita makan malam berdua,” jawab Arga.Nindy yang duduk di kursi meja kerjanya dia terdiam, dia tak tahu apa yang akan direncanakan oleh Arga kepada dirinya.“jika kamu mau makan malam dengan ku malam ini, aku janji akan pergi dari hidupmu dan tak akan mengganggumu lagi.” lanjut Arga yang memastikan sekali lagi kepada Nindy.Nindy pun mengiyakan apa yang menjadi permintaan Arga kepada dirinya. Dan Nindy pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.“Aku nanti malam pulang jam 7, sekarang kamu bisa keluar jangan ganggu aku.” seru Nindy.Dan Arga pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Nindy dengan perasaan dan harga diri yang terjun bebas di hadapan Nindy.Namun Arga rela melakukan itu, karena sekarang dirinya telah sadar jika perasaa
Dan David pun mengantar Syifa ke kamarnya, dengan nafas yang sudah ngos-ngosan David berusaha sekuat tenaga untuk supaya lekas sampai di kamar Syifa yang letaknya di dekat kamarnya.Dan langkah yang sedikit cepat akhirnya David sampai di kamar Syifa dan meletakan tubuh Syifa di atas tempat tidur.Dan David pun menata bantal Syifa supaya lebih nyaman untuk kepalanya.“Sebentar ya aku ambil air putih dulu buat minum obat.” seru David sambil pergi melangkahkan kakinya untuk keluar ke dapur.Syifa yang tengah berbaring dia meringis kesakitan dengan tangan yang masih memegang perutnya.Syifa memejamkan matanya secara erat dan merasakan sensasi perut yang sudah tak bisa dijelaskan lagi rasanya.Dan David pun masuk kamar Syifa dan dia pun mengulurkan obat serta segelas air putih. “Ayo minum dulu.” seru David kepada Syifa.aDengan tangan sangat bergetar Syifa pun meminum obatnya dengan mata yang sendu karena sudah tak memiliki kekuatan.Dan David pun meletakan gelas yang berisi air putih itu
Sintia pun menatap Arseno dengan tatapan sendunya yang terlihat sangat jelas di matanya,Dan Sintia pun memeluk Arseno dengan pelukan yang penuh sandaran karena sudah tak kuat dengan apa yang tengah dirasakannya saat ini.“Sudah ya kamu jangan sedih ada aku disini yang akan membantu semua masalah yang terjadi pada mu sayang, lupakan masa lalumu lihat lah dirimu yang sekarang yang lebih beruntung ketimbang saudara tirimu.” lanjut Arseno yang tak henti-hentinya memberi nasehat kepada Sintia.Dan hari semakin sore Arseno pun mengajak pulang Sintia ke hotel, dan Arseno juga melihat keadaan Sintia yqng jauh lebih baik daripada tadi.Untung saja Arseno adalah laki-laki yang dewasa jadi dia bisa sedikit mengontrol SintiaSekarang Sintia sudah mulai bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi.Di sisi lain di kantor cabang yang berada di barat, Syifa, Lidya, David serta Aldi merayakan keberhasilan mereka dalam mengurus kantor cabang yang terlibat korupsi para petingginya.Mereka merayakan kesu