Mobil yang terlihat dari ruangan lobby Itu adalah sebuah mobil yang terparkir di parkiran VVIP, VVIP itu adalah perkiraan khusus yang digunakan oleh mobil Arseno untuk parkir di kantornya Kenapa bisa di sebut parkir mobil VVIP? karena parkir mobil tersebut adalah parkir yang paling dekat menuju lobby sehingga dia tidak perlu jauh-jauh untuk berjalan kaki menuju lobby.Parkiran tersebut menghubungkan dengan pintu samping lobby untuk memudahkan Arseno berjalan menuju lobi dengan jarak yang sangat dekat dan cepat.Saat Vivian tengah terkagum-kagum melihat mobil yang berada di parkiran VVIP terdapat Arseno yang berada di dalam mobil, dia melihat mantan istrinya itu begitu sangat mengagumi mobil dirinya.Arseno ke kantor sebenarnya hanya untuk mengantar Sintia mengambil berkas yang harus ditandatanganinya, sebenarnya Sintia itu pergi ke kantor sendirian dia memesan ojek online namun setelah dipikir-pikir oleh Arseno berkas yang dibawa oleh Sintia itu adalah berkas yang sangat penting di
Sintia pun menatap mata Arseno sungguh terlihat tatapan mata seperti tatapan mata intimidasi kepada dirinya sangat terlihat jelas di laut matanya ada sebuah kemarahan yang terlintas di bola matanya.Sintia pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri dia tidak bisa melakukan apapun di hadapan bosnya karena jika dia melakukan kesalahan sedikitpun itu akan bertambah marah terus dan itu akan berdampak kepada dirinya.“Lain kali kalau kamu bertemu dengan orang baru jangan kamu so akrab dengannya, paham?” ujar Arseno kepada Sintia.Dan mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan pulangnya.Dan di perjalanan pulangnya Sintia hanya bisa terdiam dan menunduk, sesekali dia melirikan kedua bola matanya menuju arseno yang sedang mengemudi mobilnya.Selang tak berapa lama Akhirnya sampailah rumah dan Sintua pun langsung kembali bekerja seperti biasanya, namun kali ini dia hanya bekerja di rumah saja mengikuti arahan atasannya.Sintia pun langsung masuk ke dalam kamar dan kembali melepaskan baju yang
Sintia berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan hati Arseno karena dia sudah tak bisa menahan apa yang telah dirasakan saat ini, dia rasanya ingin untuk memiliki apa yang diinginkannya. Maka dari itu dia menggunakan triknya untuk bisa mendekati bosnya tersebut.“Heh Sintia mana sendoknya Kenapa kamu ke sini nggak bawa sendok?” tanya Arseno Karena dirinya tak terbiasa memakan pakai tangan kosong.Dan Sintia pun mengatakan ke Arseno jika dirinya Sangat malas untuk kembali Turun ke bawah untuk mengambil sendok dan Sintia pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci tangannya supaya bersih dan dia berniat untuk makan pakai tangan kosong.Arseno yang melihat itu dia sangat terkejut, dia juga tak terbiasa makan sepiring berdua dengan orang lain karena baginya itu akan terasa sangat jorok dan tidak higienis dan sekarang dia juga melihat Sintia makan pakai tangan kosong itu jauh dari kebiasaan darinya.“Tidak, saya tidak jadi makan.” seru Arseno kepada Sintia karena dia menghindar
Dan mau tidak mau Akhirnya Sintia pun duduk kembali dan Arseno menyuruh untuk tetap Mlmenelpon di depan dirinya.Nindy yang dibalik telepon dia tak mengetahui situasi apa yang tengah terjadi pada Sintia dan dia terus saja menceritakan apa yang terjadi di kantor ketika bosnya tak ada di kantor.“Ah kamu cepet sembuh ya biar kamu masuk kantor sebelum Pak Arseno ada di kantor. Lagian dia juga aneh sih beberapa hari nggak ke kantor tanpa alasan tapi It's okay itu sangat menyenangkan tak ada yang mengawasi kita kerja seperti ada di surga.” ujar Nindy Dengan diselingi tawa.Sintia yang mendengar itu dia mengumpat dengan kasar di dalam hati dia tak tahu harus menjawab apa karena orang yang dibicarakannya terus saja menatap tajam ke arahnya, tahu sendiri itu adalah tatapan intimidasi yang diberikan kepada dirinya.Dan dia melirikan kedua bola matanya kembali dan dia menggigit Bibir bawahnya dia merasa sedikit takut.Dan Sintia pun akhirnya mau tidak mau harus mengakhiri panggilan telepon ters
Akhirnya melakukan sarapan bersama dan dengan satu meja, Arseno yang duduk berhadapan dengan Sintia, dia menatap jelas Sintia tatapan itu adalah tatapan intimidasi yang dia berikan kepada Sintia.Sintia yang melihat itu dia merasa sangat tidak mengerti apa maksud dari tatapan itu.“Ini kan masih pagi aku baru saja keluar, dia sudah menatapku seperti itu apa yang salah denganku.” ujarnya di dalam hati yang merasa sangat kebingungan melihat Arseno.Terlihat tampak jelas tatapan mata Arseno adalah tatapan mata yang sangat kasar kepada dirinya tatapan mata yang tajam, seperti pisau yang ingin membelah.“Arseno menurut kamu bagus nggak baju yang Mama belikan buat Chintya, cocok nggak buat dia itu. Mama yang beli kemarin, Mama beli di sebuah butik milik teman mama dia mengadakan promo dan akhirnya Mama beli itu.” ujar bu Ratih yang bertanya kepada Arseno sambil memperhatikan Sintia.Arseno yang sedang makan mendengar apa yang diucapkan mamanya membuat dia tersedak Dia sangat terkejut denga
Akhirnya Arseno dan Sintia masuk ke dalam lift, dan Sintia yang berdiri di belakang Arseno dia terus terdiam tak mengucapkan satu kata pun dia hanya mengikuti langkah Arseno.Sampilah di ruangan Arseni dan di sana terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk memakai pakaian yang rapi dan terlihat usianya tak jauh beda dari usia Arseno.Laki-laki tersebut tampak seperti Ada kemiripan dengan Arseno terlihat dari raut wajahnya terutama bentuk wajahnya.“Hai apa kabar lama kamu nggak ke sini?” Arseno yang sambil menyelami laki-laki tersebut dengan tangan kanannya.Namun laki-laki tersebut tidak menjawab apa yang ditanya Arseno dia justru salah fokus terhadap Sintia yang berada di belakang Arseno.“Siapa wanita ini jangan bilang ini pacarmu?” tanyanya kepada Arseno.Arseno yang mendengar itu dia langsung sedikit terkejut dia tak menyangka jika saudaranya berkata seperti itu di hadapan Sintia.“Oh ya kenalkan ini pegawaiku namanya Sintia.” ujar Arseno memperkenalkan Sintia ke saudaranya.S
“Oh yaPak Perkenalkan nama saya Sintia, saya adalah karyawan dari bapak Arseno dan saya ditugaskan untuk menemui bapak karena Pak Arseno sedang ada urusan di ruangannya.” ujar Sintia memperkenalkan diri di hadapan Kepala Kantor Cabang Tengah dan Selatan.Dan mereka pun saling mengobrol dengan hangat dan Sintia pun banyak bertanya tentang pekerjaan mereka yang berada di wilayah tersebut untuk menambah wawasannya.Saat Sintia sedang mengobrol dengan kedua orang pimpinan kantor cabang. tiba-tiba Ada sesosok laki-laki yang membuat dirinya merasa sangat terpesona.Laki-laki itu keluar dari lift dengan memakai sebuah kacamata di batang hidungnya Dia sangat terlihat begitu gagah dan maskulin, siapa lagi kalau bukan Arseno.Arseno pun yang melihat itu dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada di lobby kantor.Arseno pun melangkahkan kakinya untuk menemui tamu yang datang ke kantornya. “Selamat siang paman maaf yang sudah menunggu lama, Mari ke ruangan saya paman.” ujarnya
Sintia yang mendengar itu dia mendongakkan kepalanya, dia menatap Arseno yang berada di depannya yang sedang duduk di sofa, dan Sintia melihat Arseno itu sedang duduk sambil memegang ponselnya.Dia terlihat begitu serius dalam membaca sebuah tulisan di ponselnya.Semua orang yang berada di ruangan tersebut sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan Arseno tak terkecuali dengan Sintia, Dia adalah orang yang paling terkejut di antara yang lainnya.Sintia yang mendengar itu dia tak berani mengucapkan satu katapun,Yang ada hanyalah dirinya di dalam hati terus saja menggerutu dan sumpah serapah yang ia lontarkan kepada bosnya tersebut.“Yang benar saja ini adalah akhir pekan masa aku harus lembur, gila. Tidak berkeprimanusiaan sama sekali sudah mempekerjakan aku lebih dari 10 jam dan sekarang aku harus lembur.” gerutunya.Orang yang di dalam ruangannya tersebut serentak mulut mereka menganga, mereka tak menyangka jika Arseno itu sesadis itu dengan karyawannya. “Yang benar saja kamu harus