POV Diva
Aku memandang wajahku di kaca meja rias. Mataku memerah karena kurang tidur. Terbayang olehku wajah Samira, dia berusia lebih tua dariku tapi wajahnya terawat dan sangat cantik. Aku mendengar dari Nara wanita itu sering melakukan perawatan mahal di klinik kecantikan.
Dia wanita kompleks super berbahaya. Perfeksionis dan anggun.
Aku memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan membeli keperluan wajahku, banyak skincare yang bagus tanpa harus ke klinik kecantikan. Aku menggunakan mobilku yang baru dibelikaan Liam.
"Diva!" Aku mendengar suara seorang pria memanggilku, aku kenal suara itu. Kakiku melangkah cepat untuk menghindar darinya. "Diva!"
"Oh, Bram. Apa kabar? Aku kira siapa yang manggil." Aku tersenyum, seharusnya aku tidak bertemu dia.
"Kamu menghindar dariku? Kamu gak bales chat dan gak angkat telepon dariku."
"Kamu tahu kan? Kita gak harus ketemu, karena kamu akan membahas hal yang g
"Tapi Ma, Diva--""Jangan banyak bertanya dan cepat ke sini."Diva menatap layar ponselnya setelah panggilan terputus dari seberang. Kenapa tiba-tiba ibu mertuanya menyuruh dia ke rumah mereka? Diva yang baru saja selesai makan malam sendiri, terlihat bingung.Beberapa menit kemudian, Diva mendial nomor Liam. Namun tidak ada jawaban dari Liam. Banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya. Belum pernah ibu mertuanya menyuruh ke sana.Bagaimana ini, Diva sebenarnya tidak ingin menemui ibu mertuanya. Apalagi datang sendiri, tiga hari lagi Liam baru pulang dari luar kota. Diva tidak punya alasan menolak ajakan mertuanya.Diva keluar dari rumahnya, ia memakai blouse putih berenda dan celana panjang. Dia juga telah menyiapkan hadiah spesial untuk mertuanya."Bagus. Dari mana kamu tahu aku menyukai sepatu berkilau seperti ini?" Ucap ibu Liam seraya mengambil sepatu lepes berkilau dari kotaknya.Diva tersenyum, "Aku mendapatkan itu
POV Diva.Aku sedang berpikir tentang pembicaraanku dengan orang tua Liam dua hari yang lalu, kok bisa sih mereka bicara seperti itu padaku. Bukankah sama saja artinya mereka mendukung perselingkuhan Liam dengan Samira?Siang tadi Liam baru pulang, dan aku langsung memeriksa kopernya. Harum parfum wanita di pakaian bekasnya, aku juga menemukan kwitansi pembelian mobil.Entah sampai kapan aku harus diam saja seperti ini. Aku bergegas masuk kamar mandi dan menguncinya, mengambil nafas dan ya aku menangis lagi. Liam tidak boleh tahu aku sudah mengetahui perselingkuhan mereka."Sayang? Kamu sudah lama banget lho di kamar mandi." Suara Liam dari balik pintu, "Ada apa? Kamu sakit?""Gak apa-apa. Perut aku sakit aja." Balasku seraya membuka pintu. Aku mencoba tenang dan seakan tidak pernah tahu kehamilan Samira dan hubungan gelapnya."Kamu sakit? Salah makan?" Tanyanya dengan nada penuh perhatian. Brengsek!
POV Diva.Amarah tidak sama sekali membuatku lebih baik. Saat pertama kali melihat mereka berciuman aku langsung pergi membiarkan mereka melanjutkan aktivitas mereka. Seharusnya aku mengambil kamera dan mendokumentasikan adegan itu untuk kujadikan bukti.Aku bergegas menuju mobil dan membawanya ke rumah Samira. Aku yakin Liam ada di sana. Aku tidak akan menerjang mereka dan menjambak Samira seperti apa yang dia lakukan padaku.Saat sampai aku melihat Liam dan Samira berpelukan dari tempatku berdiri. Apa aku harus berterimakasih karena jendela kaca besar itu membuatku bisa melihat jelas apa yang mereka lakukan.Aku mengambil kamera yang tadi kuambil dari ruang kerja Liam. Kamera ini biasa digunakan untuk memotret acara kumpul-kumpul keluarga. Dan sekarang aku gunakan untuk memotret Liam dan Samira. Menunggu mereka melakukan adegan-adegan yang aku yakin mereka sangat menikmati.Dulu Samira menuntut cerai dan Liam memberikan segalanya untuk Sami
Pagi hari Liam membantu Samira memindahkan barang ke apartemen yang baru ia beli. Lokasinya sangat dekat dengan apartemen miliknya. Dan apartemen itu kelihatan lebih mewah dari pada yang ditempati Diva. Tentu saja hal itu membuat Samira sangat senang, balas dendamnya tercapai. Jika Diva tahu pasti wanita itu akan sakit hati dan menderita.Samira ingin sekali memberitahu Diva tentang ayah anak yang ia kandung. Seharian ini Liam menghabiskan waktunya bersama Samira di apartemen mewah itu, bahkan ia tidak mengangkat panggilan dari Diva."Kamu anterin aku ya belanja kebutuhan bayi." Kata Samira yang sedang menikmati makan siangnya."Kamu kan tau Sa, di luar banyak orang. Apa kata mereka kalau saya jalan sama kamu beli peralatan bayi." "Peduli apa kata orang? Kalau kamu takut, untuk apa memindahkan aku ke apartemen ini? Hanya beberapa langkah dari tempat kamu."Liam meminum air putihnya di gelas, tanda makannya telah selesai. "Saya hanya berjaga-jaga dengan keselamatan kamu. Kalau kamu
"Saya berjanji akan melakukan tugas saya sebagai pemimpin perusahaan dengan baik. Berkontribusi meningkatkan perekonomian perusahaan." Liam mengakhiri pidatonya lalu tersenyum kecil.Nama Liam Kavindra menjadi pembicaraan di manapun. Bahkan sebuah tabloid membuat artikel tentang rumah tangganya juga."Maaf Pak ada artikel yang mengatakan anda telah menikah dengan wanita selingkuhan anda. Apa komentar bapak atas artikel itu?""Pak Liam...""Pak Liam..."Liam tetap berjalan meninggalkan pers dan mengacuhkan pertanyaan wartawan itu.Hari ini adalah hari kemenangan bagi Liam setelah membuat Rayhard turun tahta. Dia sudah menunggu bertahun-tahun untuk menerima kemenangan ini.Salah siapa Rayhard telah menghancurkan hidupnya dulu dengan perselingkuhan yang dilakukannya dengan Diva. Sekarang perusahaan ini menjadi miliknya.Liam masih ingat Rayhard menghina Diva dengan sebutan penggoda pria kaya. Setahun lalu Liam pernah melihat Rayhard sedang makan di restoran mewah bersama wanita muda. Dan
POV: DivaSelama beberapa hari aku merasa gelisah. Liam belum pernah pulang setelah berita pria itu di semua media. Apakah sekarang Liam telah tinggal bersama Samira? Banyak pertanyaan di kepalaku.Jika terjadi sesuatu pada pernikahanku, aku juga akan kehilangan semangat hidupku lagi. Aku tidak mengira Samira akan kembali pada kehidupan Liam.Jadi selama ini Samira hanya berpura-pura menjauh dari Liam, tapi kenyataannya wanita sialan itu sedang berputar-putar disekeliling suamiku. Dia hanya sedang mempermainkan waktu untuk menghancurkan hidupku perlahan-lahan. Dan keluarga Liam membantunya.Mereka tau semenjak Liam bersamaku, dia mendapatkan banyak tekanan dari keluargaku dan ekonomi kami yang buruk.Aku duduk di sofa putih menghadap jendela kaca yang tertutup tirai putih. Cahaya matahari membuat ruangan ini tidak gelap. Ya, aku sengaja mematikan semua lampu di rumah ini. Agar aku tau jika Liam datang, biasanya dia akan menghidupkan lampu meski siang hari.Samira adalah wanita yang p
POV : DivaAku sempat terpaku melihat wanita bergaun kimono masuk ke dalam lift yang sama denganku. Wanita jalang yang sedang mencoba menghancurkan pernikahanku sekarang berada di ruang yang sama denganku. Dia memakai gaun kimono yang aku tebak untuk menutupi perutnya yang mulai buncit."Kenapa kaget? Kamu kira kawasan apartemen ini milik pribadimu. Dasar bodoh." Cemoohnya padaku. Aku memperbaiki raut wajahku agar terlihat tetap tenang. "Siapa yang bodoh?" Aku menggelengkan kepalaky. "Kamu tinggal di sini? Bukankah itu berarti kita akan sering bertemu dan kamu akan melihat aku dan suamiku yang sering bergandengan tangan di kawasan ini."Aku melihat dia menekan tombol satu lantai di atasku. Seketika aku sadar melihat senyum tipisnya. Dia memang sengaja tinggal di sini."Seseorang membelikanku apartemen di sini. Tentu saja aku gak akan menolaknya. Benar, kan?" Dia seperti menikmati wajah tegangku. Jangan bilang Liam yang membeli apartemen di atas untuk Samira. Aku harus sabar dan jang
POV DivaBerhari-hari aku menghabiskan waktuku di kamar sambil memegang ponselku. Menunggu Liam mengabariku, aku masih berharap dia menanyakan keadaanku.Ya, penantian yang tidak ada ujungnya dan terlalu berharap akan membawa seseorang menuju keterpurukan. Begitu saja tanganku membanting ponsel yang tidak pernah kulepaskan dari tadi."Kamu lebih memilih Samira daripada aku istrimu, Liam!""Dia yang mulai perkara denganku, tapi kamu memihak dia?" Dia membuatku kesal. Aku tidak tahu harus bagaimana.Samira, aku benar-benar tersentuh dengan semua caramu menghancurkan hidupku. Aku tidak menyangka kita akan sejauh ini. Aku pikir semua telah berakhir dan Liam menjadi milikku seutuhnya. Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Liam kembali sukses. Kamu mengacak-acak rumah tanggaku dan mengandung anak Liam.Apa yang harus aku lakukan?Liam, aku ingin kita kembali seperti dulu. Aku ingin kita tetap bersama sebagai pasangan suami-istri. Apakah takdir kita hanya sampai di sini. Katakan padaku b