Share

Kesepakatan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-11 12:07:40

Senyum Direktur Oscar seperti sedikit berdecih. Pria itu meletakkan telapak tangan di atas meja dengan tubuh sedikit condong ke depan.

“Hargerie Warrance, bagaimanapun kau termasuk ke dalam daftar seorang yang berbahaya. Keahlianmu adalah ancaman. Kami tidak ingin mengambil risiko daripada ini.”

Ucapan itu dimulai dari cara memojokkan Harger dengan lugas.

“Tidak ada bukti yang bisa menyatakan aku berbahaya, Bapak Direktur. Kau mungkin salah kaprah. Aku hanya bekerja sebagaimana aku harus bekerja. Terkait masalah teknis antara perintah yang kudapatkan itu sepenuhnya oleh broker. Mereka tidak menjelaskan secara rinci padaku jenis benda yang harus kucuri dan apa isi di dalamnya, bagaimana aku bisa dinyatakan berbahaya?” tanya Harger skeptis.

“Aku tdaik terima dengan tuduhanmu. Dark Shadow kebal terhadap hukuman, dan seharusnya aku juga tidak terperangkap seperti ini. Seandainya aku tahu panel penyimpanan itu akan sangat merugikan, aku tidak akan menerima pekerjaan ini.”

Harger bicara den
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ciuman

    “Sudah selesai?” Harger memalingkan separuh wajah menyadari kemunculan sang hakim di ambang pintu. Satu gerakan terakhir ... menarik resleting menjadi jawaban untuk pertanyaan pria tersebut. Harger merasakan langkah sang hakim mendekat. Aroma tubuh yang pekat seketika memenuhi rongga hidung saat Deu berada sekian jengkal jarak darinya. Pria itu menyelipkan jemari pada ujung pegangan tas—mengangkat benda tersebut sebagai persiapan kembali ke Italia. Keberangkatan akan dilakukan malam ini. Sekarang mereka masih beberapa jam untuk menikmati suasana di Inggris. Barangkali melakukan beberapa pendekatan lewat pengenalan yang lebih intens. Napas Harger berembus panjang. Segera menyusul sang hakim yang berada di ruang, tempat mereka—termasuk Howard, sempat melakukan rundingan pertama kali. Tas berisi pakaian dia dan sang hakim terletak di atas meja panjang. Sementara pria itu seperti terlarut—memehatikan layar ponsel lekat – lekat hingga tidak menyadari Harger

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pertarungan

    Sorot mata Harger bertemu langsung dengan iris kelam milik sang hakim. Pertemuan kontak yang intens saling melempar tanda tanya besar. Harger sesaat mengamati Deu merenggut kaos menjuntai di atas lemari kayu. Mengenakan kain tersebut dengan cepat, kemudian beranjak bangkit—pergi memastikan percikan keributan bukanlah sesuatu yang buruk dihadapi.Selangkah kepergian sang hakim menarik Harger sekadar membuntuti sebentuk tubuh yang melenggang sampai menemukan beberapa benda sudah berserak. Pintu di hadapan mereka lebih – lebih rusak tak berupa. Harger bertanya – tanya ulah siapa dan bagaimana orang yang telah memporak – porandakan bagian depan gedung tahu letak keberadaan markas persembunyian. Seharusnya tempat ini menjadi sangat rahasia.“Siapa di sana, Deu?” tanya Harger, tetapi dia hanya menarik sang hakim berpaling ke samping. Deu tidak mengatakan sepatah kata selain membawanya kembali masuk ke dalam.Harger tidak tahu apa yang terjadi. Situasi di ruang tempat dia sang hakim berpijak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Berdarah

    Kelopak mata Harger terbuka. Dia terperanjat. Tidak bermaksud, tetapi semua itu tidak dalam kendalinya. Harger tidak pernah membayangkan rasa bersalah akan segera menyergap. Membekap bibir saat melihat sang hakim telah berdarah. “Deu ....” Harger bergumam dengan keterpakuan lama ketika dia dan sang hakim saling menatap. Hanya ada dua pilihan di sana. Antara mengakhiri dan melanjutkan. Tetapi bahkan terhadap luka di lengan, nyaris mendekati bahu. Itu tidak menghentikan Deu dari kemampuan menghindar yang tepat. Serangan Arron begitu brutal. Sejak memiliki kesempatan, pria itu merenggut kapak yang menancap, lalu berusaha melukai sang hakim—ntah bagaimanapun caranya. Ambisi Arron besar. Seperti tidak ada kata menyerah, tidak peduli walau pria itu sedang tidak beruntung dalam upaya menghadapi Deu. Mantan seorang agen yang terlatih. Beberapa kali dengan keadaan darah merembes sanggup melumpuhkan lawan. Suara benturan luar biasa keras terja

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rumah Daisy

    “Jadi ini rumah Daisy?”Hal – hal yang diterima tidak pernah luput sejak awal permasalahan yang harus mereka hadapi membesar. Harger seharusnya sudah terbiasa kalau – kalau sang hakim akan membawanya pada lingkungan baru. Bertemu, berkenalan, lalu menandainya sebagai sesuatu yang familiar. Semacam sebuah pola berulang. Namun dia harus bisa mengendalikan keadaan, dan bersikap baik – baik saja selama belum ada jawaban terucap dari bibir Deu.Ketukan pintu terdengar sabar—begitu pelan. Sang hakim seperti tidak akan memaksa siapa pun—barangkali Daisy untuk segera mempersilakan mereka masuk ke dalam rumah yang menjulang dengan perhitungan sempurna. Tidak ada kesenjangan yang bisa dikomentari. Semua tampak sempurna dalam balutan kayu yang kokoh. Persis sebuah bangunan cerdas disertai pelbagai paduan yang pas. Harger menduga rumah yang ditinggali seseorang adalah orang yang dihormati sang hakim.Dugaannya sangat tepat saat wanita berusia menanjak puluhan angka menuju satu abad dengan hiasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Begitu Wanita

    Pertanyaan menyelidik, seolah menuntut Harger untuk segera bicara. Tidak ada yang lebih baik dari sebuah penghayatan, bahwa dia baru saja bersentuhan dengan tubuh seksi dan liat—tanpa sehelai kain menutup bagian dada yang mengelincirkan setetes air.Ketika perhatian Harger menanjak ke atas ... rambut membasah tak ruput dari tangkapan iris ambernya. Rambut hitam itu agak menjuntai di depan kening menambah kesan membekukan. Dia belum sempat menanggapi rasa ingin tahu sang hakim. Tetapi ujung jemari kasar yang mendarat di wajah Harger, benar – benar mengendalikan situasi.Seperti halnya; Deu hanya bermaksud menyingkirkan helaian rambut Harger yang sedikit termakan setelah gerakan spontan terjadi karena hal tak terduga. Sebaliknya malah menyentuh sesuatu yang terasa begitu ... begitu wanita.Deu tak menganggap Harger seorang gadis ingusan. Harger berbahaya, itu sangat jelas dari segi mana pun. Dan kecerobohan sering kali terjadi. Dia tak harus membiarkan mereka berada di garis tak terbata

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pemikiran Skeptis

    “Mau kau apakan kue pesanan klien-ku, Deu?”Harger secara spontan memalingkan wajah ke sumber suara. Dia merasakan sang hakim melakukan hal yang sama, dan tatapan keduanya berakhir memerangkap keberadaan Daisy yang mendadak mendatangi dapur.“Kue-mu sudah seharusnya diantar, Daisy.”“Ya. tapi bukankah kau baru sampai. Tidak lelah langsung bersinggah?”Nada kekhawatiran kentara jelas berbaur dengan bagaimana cara Daisy mengusap lengan Deu. Saat itu, Harger segera mengernyit ngeri membayangkan luka tembakan darinya mungkin masih memberi efek rasa sakit yang tajam.Sikap tenang Deu muncul ke permukaan menawarkan Harger sesuatu yang baru. Dia harus ingat betapa sang hakim luar biasa kompeten dalam mengendalikan beberapa situasi tertentu. Daisy tidak akan pernah lihat seperti apa bentuk dari robekan luka yang mendekati bahu ketika pria itu bersikap benar – benar tidak terbaca.“Aku hanya akan duduk, menyetir, dan menyerahkan kue-mu, Daisy. Tidak akan lelah.”Sedikit bantahan sang hakim dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Bokong Terjepit

    “Terima kasih sudah membantuku membersihkan dapur, Harger. Kau boleh ke kamarmu jika ingin beristirahat.”Harger mengangguk dengan senyum tipis tertahan. Setidaknya, dia tak lagi dihadapkan pada kecanggungan sejak nama Rubby tersemat di antara percakapan mengenai ‘ambisi skeptis’ besama sang hakim.Setelah makan malam selesai, Deu menerima tawaran bermain catur oleh Mr. Thamlin, suami Daisy, sekaligus seorang kakek yang baru—beberapa jam lalu pulang dari kegiatan berburu santai. Mr. Thamlin seorang pensiunan veteran, masih aktif dan bugar dengan usianya yang tak lagi muda.Rasanya Harger tak ingin mengingat saat kali pertama melakukan kontak mata secara langsung. Dia menemukan ketegasan serta kelembutan berada dalam satu tingkat yang sama kala Mr. Thamlin menyapanya.“Sama – sama, Daisy. Aku pamit dulu.”Usai meninggalkan Daisy di dapur sendirian. Harger menunjukkan ketertarikkan saat secara tidak sen

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Rahasia Kelam

    Daisy berdecak khawatir sejak raungan keras Harger sampai ke lantai dasar. Sering kali dia melonggokkan kepala mengamati undakan tangga—barharap cucunya menginjakkan kaki turun ke bawah. Daisy sedikit berdiskusi bersama Mr. Thamlin, tetapi suaminya hanya menertawakan apa yang sedang memerangkap isi pikirannya. “Biarkan saja. Apa kau tak ingin lihat cucumu, yang berstatus tidak jelas itu kembali menemukan tambatan hati?” Itu hal yang paling ingin bisa Daisy lihat selama dia masih mengembuskan napas dengan baik. Justru kekhawatiran di benaknya dia tujukan kepada Harger. Suara keras seolah nyaris menyaingi apa saja yang bisa serupa benturan. Dia tidak biasa mendapati Deu akan melakukan sesuatu di luar kendali. Mengenal betul cucu-nya yang begitu penuh perhitungan. Sebelumnya Daisy sempat menanyakan asal usul Harger. Membiarkan gadis muda itu menjawab dengan gugup, ntah baginya secara kebetulan Deu muncul—melanjutkan semua yang barangkali sulit Harger katakan. Daisy mengakui lekuk tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status