Share

Rahasia Kelam

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-15 13:36:20
Daisy berdecak khawatir sejak raungan keras Harger sampai ke lantai dasar. Sering kali dia melonggokkan kepala mengamati undakan tangga—barharap cucunya menginjakkan kaki turun ke bawah. Daisy sedikit berdiskusi bersama Mr. Thamlin, tetapi suaminya hanya menertawakan apa yang sedang memerangkap isi pikirannya.

“Biarkan saja. Apa kau tak ingin lihat cucumu, yang berstatus tidak jelas itu kembali menemukan tambatan hati?”

Itu hal yang paling ingin bisa Daisy lihat selama dia masih mengembuskan napas dengan baik. Justru kekhawatiran di benaknya dia tujukan kepada Harger. Suara keras seolah nyaris menyaingi apa saja yang bisa serupa benturan. Dia tidak biasa mendapati Deu akan melakukan sesuatu di luar kendali. Mengenal betul cucu-nya yang begitu penuh perhitungan.

Sebelumnya Daisy sempat menanyakan asal usul Harger. Membiarkan gadis muda itu menjawab dengan gugup, ntah baginya secara kebetulan Deu muncul—melanjutkan semua yang barangkali sulit Harger katakan. Daisy mengakui lekuk tubuh
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Cup Cake

    Setelah malam pembahasan kelam berakhir. Harger menemukan alasan paling masuk akal dari caranya mengamati, mempelajari beberapa tekstur dan garis wajah pria yang sama sekali tidak mengubah posisi tidur. Harger yakin sang hakim hanya mentoleransi kelancangannya. Selebih itu, mungkin, jika dia kembali mengajukan sesuatu—mengungkit—membakar halaman masa lalu yang bertatakan abu di setiap lembar demi lembar dalam diri pria itu. Semua tidak akan sama seperti yang baru saja dia lihat. Harger merasa dia telah menjelma seperti badai angin. Sekali berembus, tumpukkan abu dalam perasaan sang hakim segera bertaburan, hilang, menyeret ingatan yang telah lama dilumasi dengan kotoran. Barangkali Harger berjanji takkan berusaha ingin tahu, meskipun setidaknya ada kenyataan aneh ketika Deu tidak sekali – kali terpancing untuk membahas tentang ibu Rubby—istrinya ... sedikit perbaikan—mantan istri. Itu yang dia tahu dari ungkapan Howard berupa; kandas. Harger menarik napas dalam –

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Menunggang Kuda

    Dengan puas, Harger mendapati bahwa kotak kue berisi cupcake telah disusun sempurna di bagasi mobil. Dia menepuk tangan sebentar, seolah itu tanda selesai, lalu menjulurkan lengan membantu mobil menutup secara utuh. Dia tersenyum ragu pada wanita yang menatap ke arahnya setengah takjub dan penasaran.“Ini cucu perempuanmu, Daisy?”Wanita itu bertanya.Mrs. Pattison. Seorang seniman paruh baya yang sedang menjajalkan niat mempersiapkan pesta di kediamannya. Beranggapan cupcake Daisy sebagai ‘dessert’ perlengkap yang cocok.Wanita itu tidak salah menaruh pilihan. Harger pikir seperti demikian, persis ketika dia mencicipi satu gigitan cupcake yang ditawarkan Deu kepadanya. Atau semacam satu suapan saat dia harus berjinjit sekaligus mencondongkan tubuh lebih dekat untuk mendapat potongan kue dengan mantap.Pengakuan tentang sensasi rasa dan teksur lembut yang menjamah lidahnya takkan pernah bohong. Cupcake Daisy sangat lezat. Harger bahkan luput memehatikan sudut bibir sendiri waktu itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Latihan

    Harger merasakan tubuhnya terguncang ketika kaki – kaki kuda menderap di atas rerumputan. Dia menganggap ini sesuatu yang menyenangkan, menantang. Sedikit bertanya – tanya apakah keahlian berkuda sang hakim didapat dari kehidupan damai yang ditawarkan Daisy dan Mr. Thamlin. Mereka seperti hidup tanpa masalah. Tertawa, berseloroh hingga saling berbagi lewat puncak pembicaraan ringan, seakan – akan itu sudah menjadi satu kebiasaan yang begitu lumrah.Kalau Harger bisa melucuti isi pikirannya, dia akan merasa sangat beruntung, andai, memiliki separuh dari keutuhan keluarga. Tetapi menjadi sebatang kara adalah keputusan takdir yang tak bisa dia tolak. Harger meyakini sudah cukup beruntung ketika dipertemukan dengan pria seperti Deu.Keberuntungan yang menjalar semacam ledakan besar saat dia bisa menyentuh suatu percikan; menerima bentuk kehangatan seperti apa rasanya memiliki kakek – nenek.Sikap Daisy dan Mr. Thamlin menunjukkan semua kewenangan, karena itu Harger tidak berusaha mengetah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pasar

    Sejak Mr. Thamlin mengirim seseorang untuk memperbaiki ranjang di kamar tamu. Harger memiliki tempat bernaung sendiri. Menyelesaikan rentetan kebutuhan secara bergilir. Sekali lagi memastikan dia takkan melupakan beberapa bagian dari keharusan. Harger berjalan tenang setelah mencatat dengan baik hal – hal dan poin penting ke dalam daftar belanjaan. Sekarang dia berdiri di depan pintu kamar sang hakim yang terbuka. Diam - diam menelusuri tubuh menjulang membelakanginya bersama segenggam ponsel yang didekatkan di samping wajah. Perhatian Harger tidak pernah luput. Terus mengamati pembicaraan ringan; kepada seseorang yang dia yakini adalah Howard. Sesekali Harger mendengar kata – kata persetujuan; lalu suara berat itu menanyakan jenis mode; jumlah—berapa banyak—dua; warna; dan lain – lain bersifat relavan. Dia tidak begitu mengerti ke mana makna pembicaraan itu berlangsung. Barangkali Howard menitipkan sesuatu. Tetapi pria di hadapannya, ini, memiliki keindahan tak terbayangkan. Dari s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Lipstik Buah

    “Sayur dan buah sebanyak ini? Bukankah aku sudah sering bilang padamu jangan terlalu berlebihan, Deu. Kebiasaanmu memang tidak pernah berubah.” Di atas meja dapur Daisy mengeluarkan barang - barang belanjaan. Memisahkan antara buah, sayur, dan daging, lalu beralih memastikan apakah benang – benangnya sesuai dengan warna yang diinginkan. Suara gemerisik plastik mengiring lekuk bibir Daisy untuk menghasilkan senyum sumringah. Suara yang lebih dari indah saat gumpalan benang wol itu mencuak di depan mata. Daisy seolah baru saja ketimpahan kejutan. Ekor matanya melirik Deu begitu takjub. Tidak mengatakan apa pun. Membiarkan cucu laki – lakinya secara terang – terangan menggigit buah naga, yang nyata – nyata begitu sibuk dengan ponsel di tangan. Alih – alih Daisy akan kembali mengomentari sikap sang hakim usai memborong segala sesuatu dalam taraf berlebihan; yang satu ini, mengenai benang, adalah pengecualian. Wanita itu mungkin lebih tertarik menyeret selur

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Bungkus Kado

    Dengan puas Harger mendapati kotak kecil berisi satu cincin telah dikemas cantik. Ada tambahan pita merah mengikat di bagian penutup, dan stiker tulisan tangan sang hakim; berupa kalimat ucapan kepada Jane. Tulisan luar biasa rapi yang menipu matanya. Harger nyaris mengira susunan kata yang dia baca, adalah huruf – huruf yang dicetak dengan printer, mengingat sang hakim datang membawa kertas kecil yang dimaksud setelah selesai menerima sambungan telepon.Dia lupa satu hal, di sekitar pelosok pedesaan, beberapa hal tidak terlalu mencolok. Dan baru menyadari kesalahannya saat menangkap pria itu sedang sibuk menggerakkan pena di atas kertas berbeda. Telah digunting berbentuk awan untuk kemudian ditempel di kado berikutnya, kalau – kalau Harger turut selesai.Desakan demikian menuntutnya segera berperan sebagai seorang yang mahir. Harger menancapkan satu cincin agak polos ke tengah – tengah busa yang dibelah menjadi seiris robekan kecil. Lalu memindahkan busa beserta cincin berbahan resin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ban Bocor

    Akan tetapi tidak dengan pulang. Harger sedikit heran mengapa tiba – tiba jip terhenti secara mendadak. Dia menatap sang hakim tak mengerti, meminta suatu penjelasan ketika akhirnya pria itu menurunkan kaca jendela, melonggokkan kepala mencari sesuatu yang tertinggal untuk mereka. Suara decakan secara tidak langsung membuat Harger mengangkat sebelah alis. “Ada apa?” tanyanya, merasa sangat ingin ikut mencondongkan tubuh. “Ban bocor.” Itu terdengar mengejutkan. Tetapi tindakan paling penting yang bisa dia lakukan adalah membuka sabuk pengaman, dan menyusul sang hakim memutari jip. Memastikan penyebab kebocoran ban dengan pria itu membungkuk, meraba – raba beberapa bagian. Berada di ruang terbuka minim pencahayaan mengharuskan sang hakim merongoh ponsel. Menyalakan lampur dari benda pipih tersebut. Lalu membiarkan titik lampu memancar menyapu bagian jip yang tampak menyedihkan. Paku tajam berkarat menjadi satu hal p

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Pamit

    “Mengapa Harger tidak tinggal di sini saja, Deu. Bukankah kau selalu sibuk?”“Aku memang sibuk, Daisy. Tapi membiarkan Harger berlama – lama di sini, itu bukan ide yang baik. Dia harus ikut denganku. Dan bukankah aku pernah bilang padamu kalau Harger juga mantan seorang agen? Ini berbahaya untuk kalian jika kami terus tinggal di sini.”Pernyataan sang hakim begitu teratur. Sayangnya, bayangan Harger ketika dia akan meninggalkan Daisy dan Mr. Thamlin bukan seperti ini. Air mata wanita itu bergelinang. Sapu tangan sudah sepenuhnya basah berjejak setiap kali Daisy mengusapkan kain tersebut di sekitar sudut mata, dan di bawah lengan wanita itu sedang mengapit utuh hasil rajutan dengan warna cokelat mendominasi di antara pertempuran gradasi warna bertingkat. Cokelat muda, cokelat tua, tidak ada bedanya. Secara pasti rajutan tersebut merupakan kardigan yang Harger yakini sangat menyibukkan Daisy beberapa hari terakhir.Dia tersenyum sambil – sambil menahan diri dari sisi emosional yang mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status