Share

Hamil ....

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-04 18:17:31

Selama beberapa saat, di dalam kamar hotel begitu sunyi, yang terdengar hanya suara gemerisik plastik yang terlumat dalam genggaman Howard. Pria itu menggigit pinggir burger jumbo dengan rakus. Mengambil posisi duduk tepat di samping Deu, sehingga bentuk kasur semakin tenggelam mengikuti bobot tubuhnya yang menekan.

“Kau tidak mau?” tanya Howard seraya mendekatkan irisan daging bulat dan tumpukan sayur yang ditutup oleh roti setelah digoreng dengan mentega. Howard mengunyah lahap. Sementara iris gelap itu menatap tanpa selera.

“Aku sudah kenyang.”

“Kenyang dari mana? Aku tak melihatmu makan dari tadi,” timpal Howard jengkel. Dia menegakkan wajah sekadar mengamati lawan bicaranya lekat – lekat. Ekspresi dingin tak tersentuh rasanya ingin Howard serang dengan satu pukulan mentah. Howard menuding diliputi sorot mata menuntut jawaban.

“Aku kenyang melihatmu makan. Kau menjijikkan, menyingkirlah!”

Suara decakan bibir, dan gigitan basah di antara isian roti bertingkat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Violetta
yaaaaa kenapa malah tbc.... hyaaaa penasaran kek gimana pertemuan mereka... harus nunggu besok lagi T.T
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Mengejutkan

    Tujuh jam yang melelahkan. Harger melirik ke sekitar lapangan kosong di mana beberapa mobil berjejer di sana. Ada semacam golakan mencurigakan yang akhirnya membuat dia meragukan kenyataan yang menyergap ke dalam dirinya. Ini terlalu dibuat dengan pengaturan.Jika memang sang hakim, tidak mungkin ada sekelompok orang melakukan penjagaan ketat. Setidaknya Harger cukup mengerti kalau – kalau Deu tidak akan pernah melibatkan banyak orang terhadap kasus antara mereka. Hanya berdua. Bukan dengan cara seperti ini, yang akan digunakan sang hakim sekadar menjerat Harger kembali setelah, andai, pria itu telah menyadari kesalahannya.“Apa mungkin itu mobil – mobil orang yang mencarimu?”Wajah Harger berpaling ke samping ketika Charlene bersuara. Charlene melonggok, berusaha mencari tahu lebih jelas tentang apa yang terjadi. Biasanya anak – anak akan bermain bebas di halaman, tetapi, kali ini, tidak banyak yang terlihat.“Sebaiknya kita turun.”Harger belum mengatakan apa pun, kemudian Charlene

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Peterpan Sindrom

    “Dor ... dor ... dor ...!”Irama tiruan demikian jelas berasal dari seorang pria dewasa. Vokal suara, bentuk penekanan, dan hampir semuanya, mengatakan itu secara gamblang. Harger merasa nyaris terbodohi dengan apa yang dia lihat. Permainan tembak di hadapannya terangkai absurd. Beberapa anak laki – laki membentuk sebuah formasi melawan satu pria bertubuh jangkung, pria besar yang antusias, bersikap seperti seorang anak kecil bersemayam di tubuh tersebut. Tampan. Harger akui pria yang masih menunjukkan perangai tembak – menembak terlihat cukup rupawan. Sayangnya dia tak memasukkan seluruh prospek menyedihkan ke dalam hal tersebut. Berdiri di samping Direktur Oscar sudah cukup menyekat Harger untuk tak berdaya. Sorot matanya tak pernah berpindah. Terpaku begitu lamat memikirkan sesuatu yang akan membuatnya hilang. Mengapa dia harus terjebak dalam keadaan seperti ini? Atau tidak bisakah Direktur Oscar mencari seseorang yang lebih pantas daripada dirinya yang hanya seorang; bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Membujuk

    Pintu kamar berdebum kasar. Sedikit demi sedikit tubuh Harger merambat luruh teronggok di atas lantai. Dia memeluk kaki yang menekuk. Menenggelamkan wajah di antara lipatan lengan. Berusaha tidak terisak, tetapi kontrol emosinya terasa begitu buruk. Deu ada di sini. Beberapa perbedaan terungkap dalam diri sang hakim. Pria itu terlihat lebih membatasi diri, semakin waspada, dan tidak menutup kemungkinan dari sorot matanya yang gelap sanggup melumpuhkan ketenangan Harger. Hampir terdengar mustahil bahwa Harger sebenarnya ingin, ntah untuk alasan seperti apa, memeluk sang hakim. Merasakan kehadiran itu secara langsung. Menghirup aroma tubuh yang berusaha menenangkan. Mengambil sedikit sentuhan dari lengan yang kekar. Merasakan dekapan menghangatkan. Sayangnya nada ironi menyebar liar. Ego sedang melarang. Harger rasa dia telah mengambil keputusan tepat dengan menghindari pria seperti itu. Pria yang sembunyi – sembunyi memasang kamera pengintai. Pria yang memberinya banyak uang. Dan se

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Sebuah Kenyataan

    Jika kau mengusirnya; dia akan segera pergi.Harger pikir semudah itu. Ternyata dia salah menilai sang hakim. Selang dua jam Deu pergi, pria itu kembali membawa serta Howard dan beberapa karung besar kebutuhan anak – anak panti asuhan. Sebagian merupakan mainan; sementara sisanya berupa pakaian, alat tulis, dan bahan masakan mentah. Harger masih ingat saat sayup – sayup suara pria itu merambat hingga deru mobil yang berhenti di depan gedung panti asuhan, nyaris membuat jantungnya jatuh. Dia masih memberi Sofia suapan cemilan puding pepaya, dan secara terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya demi bersembunyi di dalam kamar.Di sini Harger terdampar. Di satu ruang begitu hening, tetapi samar – samar suara dari luar berusaha menerobos. Harger berdiri di balik jendela kaca. Sengaja membiarkan tirai saling menutup supaya dia bisa mengamati apa yang dilakukan oleh seorang pria yang sedang dikerumuni anak – anak perempuan.Sang hakim tiba – tiba menjadi incaran daun muda.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Mencuci Piring

    Makan malam diakhiri dengan keheningan. Semua orang telah membubarkan diri, sementara Harger, dia memiliki keputusannya sendiri ketika mengumpulkan satu demi satu piring bekas yang ditumpuk bertingkat – tingkat untuk kemudian diangkut ke westafel.Dia sudah begitu siap, sebelum, tiba – tiba keberadaan tangan seseorang menghentikan kegiatannya, sehingga reaksi yang Harger tunjukkan nyaris membuat tumpukan piring tumpah, dan pria itu dengan cekatan menghentikan kemungkinan yang akan terjadi.“Biar aku saja.” Suara berat, seksi dan khas mulai mengambil andil. Setidaknya sang hakim masih di sini atas permintaan Charlene. Wanita itu tidak membiarkan tamu dari Italia ini meninggalkan panti asuhan tanpa terlibat bersama kegiatan makan malam. Beberapa waktu lalu saat mengetahui hal itu. Sejujurnya Harger merasa ingin protes, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun untuk membantah. Sikap keberatan yang dia tujukan hanya bisa dipendam. Sepanjang makan malam. Harger dan sang hakim duduk berha

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Mimpi Buruk

    Sayangnya, betapa pun Harger mencoba hilang di antara bayangan menyakitkan. Sesuatu dalam dirinya terus mendesak supaya dia terjaga. Nyaris tengah malam dan Harger masih, hanya menatap langit – langit kamar tidur setelah berulang kali mengubah posisi; menyamping, meringkuk, menelungkup, terakhir ... cukup lama telentang sambil – sambil memikirkan satu keinginan yang begitu tiba – tiba.Harger merasa ingin mengaliri sesuatu yang asam ke kerongkongan. Sesaat bibirnya menipis, menyadari sudah terlalu larut, sehingga memutuskan untuk berjuang melawan keinginan yang membludak. Tetapi semakin Harger berusaha keras. Kegersangan mengambil andil paling cepat.Rasa haus yang lain muncul. Menekan agar Harger segera melangkah menuju dapur. Dia mengerang, meregangkan tulang – tulang yang terasa remuk. Hati – hati bergeser, dan ranjang menderak pelan. Ujung kaki Harger menyentuh marmer dingin. Langkah pertama adalah membuka pintu kamar. Kemudian dia mengernyit, sedikit heran mendapati nya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Bolehkah?

    Selangkah demi langkah kaki Harger berjinjit melewati beberapa ruang yang kembali menggurita demi menggapai jendela kaca. Jemarinya begitu pelan menyingkirkan tirai yang menjuntai. Mengintip di satu titik, di mana sang hakim duduk seorang diri di antara teras yang begitu dingin, dan menjadikan bahu pria itu sangat mendominasi di bawah siraman lampu.Setelah pembicaraan yang Harger tahu; saat hakim memintanya pergi; dia perlu mengalah untuk itu, memilih menyimpan gelas kembali ke dapur, kemudian berjalan ke arah kamar diliputi pikiran – pikiran bercabang.Mula – mula dia merasa itu keputusan yang baik. Namun, akhirnya dengan tekad penuh keberanian Harger mengambil tindakan meninggalkan kamar yang membuat perasaannya semakin menggila. Ntah mengapa tiba – tiba dia begitu ingin memastikan sang hakim.Dugaannya benar bahwa pria itu tidak kembali tidur. Tetapi sebentuk tubuh tinggi sang hakim menyisir dan membuka pintu utama, yang dengannya menarik Harger di sini. Di tempat dia berdiri, men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Mungkin Delusi

    “Engh ... Deu ....”Sang hakim yang terus meremas dan melumat puncak dada Harger, seakan tidak pernah ingin berhenti. Pinggul pria itu bergerak, mendesak, memasuki Harger lebih tentatif. Satu tangan yang bebas, merambat ... mencari telapak tangan Harger untuk menautkan jari – jari tangan mereka di sana. Ini benar – benar nikmat. Harger meresapi setiap sentuhan yang pria itu berikan. Dia merekam betul – betul suara berat yang seksi ketika mengerang. Rasanya akan terus tergiang, hingga suara itu perlahan menjadi lebih dekat dan nyata. Lebih hilang dan seterusnya ....Harger langsung terbangun. Semua bayangan seketika menjadi hilang. Dia terpaku untuk waktu yang lama. Menatap langit – langit kamar dengan tatapan setengah kosong. Apa yang baru saja dia lalui terasa begitu realisme. Harger nyaris tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan. Beberapa hal mencoba mengambil ahli kewarasannya. Dia memalingkan wajah perlahan. Mencari – cari pria yang diharapkan masih tertidur, t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part12

    Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part11

    Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part10

    “Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part9

    Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part8

    Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part7

    Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part6

    “Jika kau tidak pernah siap, kita tidak akan turun, Harger.”Harger mengerjap setelah beberapa saat jatuh ke dalam pemikiran usang di benaknya. Semua sudah saling memaafkan. Sesuatu yang mengikuti di belakang bahunya kan selalu mengingatkan bahwa Laea sudah tenang di mana pun wanita itu berada. Tidak ada yang akan Harger katakan. Dia menatap sang hakim dengan sudut bibir melekuk tipis. Mereka memang memutuskan untuk berziarah ke makam Laea. Banyak yang ingin Harger curahkan, meski dia mungkin tak mengeluarkan suara ke permukaan sementara sang hakim ada di sampingnya. Hanya menatap setengah kosong pada undakan tanah yang indah—terawat begitu baik, dengan rumput – rumput terpotong begitu rapi merata.Ujung tangan Harger terulur meletakkan buket mawar, kemudian menyentuh nisan atas nama saudari perempuannya. Sedikit rasa sesak seperti berusaha menumbuk jantung Harger. Berulang kali dia berusaha menarik napas pelan, dan mengembuskan ke udara, tetapi kadang – kadang matanya

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ekstra Part5

    “Apa yang kau pikirkan, Deu?” Harger bertanya sarat nada lambat. Hati – hati dia menyentuh punggung tangan sang hakim. Perlahan menautkan jari – jari tangan mereka, lalu meremasnya lembut. “Kau kepikiran soal adikmu? Apa yang benar – benar sudah kalian bicarakan? Aku hanya dengar beberapa, tapi yakin kau tidak akan seperti ini jika bukan karena sesuatu. Sekarang ceritakan padaku?'" Tadinya, Harger memang tak berniat mencampuri lebih banyak. Merasa tidak berhak. Namun, jika pada akhirnya Deu akan terus – terusan terpengaruh, dia tidak akan bisa menahan diri. Tidak tahu kapan sang hakim akan selesai dengan perselisihan batin yang terlihat luar biasa mencolok. Harger akan menunggu. Semenit, dua menit, hingga waktu yang berjalan seperkian saat. Cukup lama ... lalu embusan napas sang hakim terdengar kasar. “Astoria menolak perintahku untuk meninggalkan bajingan itu.” “Dengan mengakui bahwa Orion tidak pernah tahu dia hamil, aku rasa bukan

  • Terjerat Gairah Tuan Hakim   Ektra Part4

    “Aku bingung bagaimana alat peledak bisa berada di kepala Orion. Memangnya seberapa kecil ukuran alat peledak itu?”Harger bicara sayup – sayup di dapur sambil memegangi senter untuk menerangi pemandangan di sekitar suaminya. Sang hakim sibuk menyiapkan lasagna menjadi potongan sama rata setelah tadi ... menyalakan kembali ke api oven, dan mereka menunggu beberapa saat.Wajah tampan itu benar – benar begitu serius. Harger mengembuskan napas cukup kasar ... ntah kapan sang hakim akan menjawab pertanyaannya.“Deu.”Harger tidak akan tahan ketika sang hakim hanya diam. Masing – masing potongan lasagna diletakkan di atas piring, yang kemudian disusun di atas nampan—akan siap dibawa ke ruang tamu. Tetapi sebelum itu, iris gelap sang hakim mendadak fokus menatap lurus ke depan, seolah sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin telah berniat memberi Harger tanggapan.“Ukurannya sebesar kapsul obat, yang dimasukkan melalui rongga hidung dengan cara ditembak.”Seharusnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status