Harmoni berpagangan pada batang Pohon yang begitu besar. Dia menenangkan diri dan memegangi kepalanya yang terasa pusing. Membayangkan apa yang baru saja Aiken lakukan semakin membuat perutnya terasa mual. Dia bisa melihat jika pria itu bukanlah orang sembarangan tapi apakah Aiken selalu melakukan hal itu ketika mengeksekusi lawannya? "Tenangkan dirimu, Harmoni!" Dia berbicara pada diri sendiri. Harmoni menarik nafasnya dan menghembuskannya lagi. Dia berusaha tenang tapi ketika seseorang menyentuh bahunya, Harmoni menjerit dengan begitu keras. Dia terkejut, begitu juga dengan Aiken. Dia hanya ingin mengajak Harmoni pulang karena dia telah selesai tapi teriakan Harmoni justru mengejutkan dan dia rasa para binatang yang berada di sana juga terkejut karena teriakan itu."Aiken!" Harmoni memegangi dadanya. Dia pun menenangkan diri dari keterkejutannya. "Ada apa denganmu, kenapa berteriak seperti itu?""Aku terkejut. Apa kau tidak bisa melihatnya?!""Baiklah. Kenapa kau keluar dan berd
Aiken membawanya melakukan hal yang menyenangkan. Untuk sesaat dia lupa dengan kengerian yang dia lihat. Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mengisi waktu.Aiken sengaja membawa Harmoni ke tempat ramai karena dia ingin memancing musuh. Bisa aja ada musuh lain dan mungkin saja ada orang lain yang menyapa Harmoni ketika mereka sedang menghabiskan waktu bersama.“Apa ini bagus?” Harmoni sedang memperlihatkan baju yang baru saja dia pilih.“Ya, itu cocok untukmu.”“Baiklah,” alih-alih mengambilnya, Harmoni justru menyimpannya kembali.“Kenapa tidak kau ambil, bukankah kau menyukainya?”“Tidak, aku hanya ingin melihat-lihat saja. Ah!” Harmoni menarik tangannya. Dia tidak berniat membeli apapun. Dia hanya ingin bersenang-senang saja. Entah mereka pernah melakukan hal itu atau tidak, dia merasa mereka berdua sedang berkencan.“Hei, apa tidak ada yang mau kau beli?”“Tidak. Aku tidak ingin membeli apapun!”“Ambil saja apa yang kau suka, aku pasti akan membelikannya!”“Aku tahu tapi aku s
Pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan bagi Harmoni. Pemandangan langit malam yang indah serta kebersamaan yang luar biasa tentu tidak akan pernah dia lupakan sampai kapanpun.Entah dia dapat melakukan hal itu lagi atau tidak, yang pasti kencan yang mereka lakukan pada malam ini terasa begitu berarti. Setelah puas berputar di atas langit, Aiken menyudahi petualangan mereka pada malam itu.Dia tahu Harmoni masih ingin melakukannya tapi dia akan mengajak Harmoni melakukan petualangan lain yang tak kalah menyenangkan nanti. Senyuman menghiasi wajah Harmoni. Terlihat jelas jika dia begitu bahagia malam ini.“Bagaimana, apa kau senang Harmoni?”“Seharusnya kau tidak perlu bertanya, Aiken. Kau bisa melihatnya jika malam ini aku benar-benar bahagia.”“Aku benar-benar senang mendengarnya. Apa masih ada yang ingin kau lakukan? Jika masih ada, kita bisa melakukannya terlebih dahulu sebelum kita melakukan hal lainnya.”“Aku rasa sudah cukup, kita pulang sekarang!” Dia memang masih ingin mel
"Aku tidak menemukan identitas lain dari wanita itu, Master," Stuart memberi informasi pada Aiken.Dia tidak menemukan informasi lain tentang Joy selain yang tertera dalam surat lamarannya. Itu karena Joy telah menyembunyikan identitas aslinya dan dia pun ahli dalam bidang itu. "Jika begitu hubungi wanita itu dan biarkan dia bergabung dalam perusahaan. Aku ingin lihat apa yang akan dia lakukan ketika aku membiarkan dirinya dan Harmoni bersama," jangan kira dia akan kehabisan akal untuk mencari tahu apa tujuan wanita itu menyusup masuk ke dalam perusahaannya. "Baik, Master. Aku akan segera menghubungi wanita itu dan menerimanya bekerja.""Katakan padanya untuk datang hari ini karena aku ingin mencoba mewawancarainya," Aiken melihat ke arah Harmoni yang masih tidur. Hari ini dia akan mempertemukan Harmoni dengan wanita itu. Mungkin saja dia bisa mendapatkan ingatannya kembali.Aiken menghampiri Harmoni, ponsel pun diletakkan di atas meja. Dia mendekati Harmoni dengan perlahan lalu men
Pandangan Harmoni tak lepas dari rekan kerjanya. Dia merasa tidak begitu asing dengan wanita itu. Dia tidak bisa mengingatnya tapi dia merasa begitu familiar. Dia merasa mereka berdua saling mengenal satu sama lain. Harmoni menghampiri Joy, dia melewati Aiken begitu saja. Pria itu pun tidak mencegah. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh Harmoni dan apa yang akan dilakukan oleh wanita itu.Mereka berdua saling pandang dengan pikiran masing-masing. Suasana hening untuk beberapa saat dan tak ada satupun yang melemparkan pertanyaan. Melihat keadaan Harmoni yang seperti itu tentu saja membuat Joy ragu. Terus terang dia khawatir Harmoni sedang bersandiwara. Jangan sampai dia menghancurkan sandiwara yang sedang dimainkan oleh Harmoni.“Siapa kau, Nona? Apa kita berdua saling mengenal sebelumnya?” Joy mengerutkan dahi, mendengar pertanyaan itu. Dia kembali memandangi Harmoni dengan penuh selidik dan dia semakin ragu saja. Apakah Harmoni benar-benar sedang bersandiwara?“Kenapa k
Kesempatannya datang. Aiken benar-benar membiarkan Harmoni sendirian di ruangannya. Dia memberikan kesempatan pada Joy untuk mendekati Harmoni karena dia ingin tahu apa sebenarnya yang wanita itu inginkan. Dia berpura-pura pergi tapi sesungguhnya dia mengawasi dari ruangan lain. Dia tahu Harmoni pasti akan mengetahui kebohongannya karena wanita itu tapi dia tak ingin terlalu lama menipu Harmoni walaupun dia menikmati kebersamaan mereka berdua. CCTV di dalam ruangannya sudah Joy manipulasi sehingga Aiken tidak akan tahu apa yang dia lakukan. Dia juga telah meretas CCTV yang ada di dalam ruangan Aiken kemarin. Padahal dia hanya coba-coba tapi rupanya dia dapat melakukannya. Sekarang dia bisa memantau dan melihat apa yang dilakukan oleh pria itu dengan mudah. Dia pun dapat mencari kesempatan untuk bertemu dengan Harmoni tanpa diketahui oleh pria itu.Joy pura-pura bekerja, Aiken melihatnya dari layar komputernya. Dia pun tahu apa yang wanita itu lakukan. Tidak ada satupun yang dapat m
Joy meringis kesakitan. Dia berusaha berdiri sambil memegang perutnya yang ditendang oleh Harmoni. Walaupun keadaan Harmoni seperti itu tapi kemampuannya tidak berkurang sama sekali.Harmoni bergegas menghampiri, dia ingin tahu apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh Joy. Dia harap Joy memberikan informasi akan hubungannya dengan Aiken yang memang sejak awal mencurigakan.“Apa kau baik-baik saja?” Harmoni memapah Joy agar dia dapat berdiri dengan benar.“Kau selalu seperti dulu, Harmoni. Kita berdua adalah rekan yang saling melengkapi tapi sayang kau justru ditipu oleh laki-laki itu!”“Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang kau maksudkan. Dia adalah suamiku lalu kenapa kau berkata dia menipu aku?”“Dia memang menipumu, Harmoni. Aku telah mengatakan padamu jadi percayalah!”Harmoni diam sesaat. Dia sedang berpikir. Sejak awal hubungan mereka memang mencurigakan. Dia tidak merasakan adanya ikatan di antara dirinya dan Aiken. Dia selalu bertanya apakah mereka benar-benar suami istri a
“Apakah yang diucapkan oleh wanita itu benar?” Harmoni tak memalingkan pandangannya dari Aiken. Dia sangat berharap pria itu menjawab tidak agar hatinya tidak terlalu hancur.Aiken menghela nafas, dia tahu Harmoni pasti akan marah dan kecewa tapi dia sudah memutuskan untuk tidak menipunya terlalu lama lagi.“Jawab aku, Aiken. Apakah yang wanita itu katakan tentang hubungan kita berdua adalah benar? Apa kita berdua benar-benar bukan suami istri?”“Bagaimana menurutmu, Harmoni? Kau ingin mempercayai wanita itu atau kau ingin mempercayai aku, semua terserah dirimu!”“Jangan mengucapkan perkataan yang membuat aku bingung, Aiken. Untuk saat ini mau kau ataupun wanita itu, tidak ada yang bisa aku percaya sama sekali jadi jawab saja pertanyaanku dengan baik. Apakah yang wanita itu katakan benar atau tidak?!” Dia sudah bisa melihatnya tapi dia hanya ingin mendengar jawabannya dari Aiken secara langsung.Aiken kembali menghela nafas lalu menjawab, “Ya!” Sandiwara itu harus segera berakhir tap
“Mommy, Mommy dimana?” Tangisan Anak kecil itu terdengar dan dia terus mencari keberadaan ibunya.Aleandra dan Aiken berlari menghampiri anak laki-laki itu yang berdiri di depan gerbang. Sebuah ransel kecil berada di punggung dengan sebuah mainan robot yang telah patah.Penampilannya sedikit kotor dan pakaian yang dia kenakan terlihat compang camping karena terdapat beberapa robekan.Bisa dilihat, kehidupan yang dijalani olehnya tidaklah terlalu baik bahkan sepatu kecil yang dia pakai sudah usang dan berlubang.Aiken bergegas menghampirinya, dia langsung berjongkok di hadapan anak laki-laki yang tampak ketakutan karena melihat penampilannya yang berantakan.Aiken melihat rupa anak laki-laki itu dengan teliti. Yang dikatakan oleh Stuart sangat benar, anak laki-laki itu sedikit mirip dengan Harmoni.“Mana ibumu?” Dia melihat sekitar tapi tidak ada siapapun.“Axel tidak tahu, Mommy tidak ada!” Anak laki-laki bernama Axel itu menghapus air matanya.“Axel, namamu Axel?” Aiken memegangi ked
“Aiken,” bisikan itu mengejutkan, Aiken terbangun dari tidurnya dan mencari sesuatu.Walau samar, dia seperti mendengar suara Harmoni memanggil dirinya tapi wanita itu tidak berada di sana. Rupanya hanyalah mimpi dan mimpi itu terus dia alami setiap malam.Bayang-bayang harmoni dalam hidupnya tidak bisa hilang begitu saja walaupun kebersamaan mereka terjadi sesaat saja. Dia selalu merindukannya dan dia tidak bisa melupakan apa yang pernah mereka lakukan bersama.Dia mengingat kebersamaan mereka di Pulau asing itu. Setiap detik kebersamaan mereka masih jelas di dalam ingatan tapi hal itu mulai memudar seiring berjalannya waktu.Aiken mengusap wajah dan kembali menjatuhkan diri ke atas ranjang. Sudah tiga tahun lamanya Harmoni perginya, hidupnya benar-benar berubah. Sekarang tidak saja adiknya yang seperti tarzan, dia pun sudah malas merapikan penampilannya. Rambutnya pun sudah panjang begitu juga dengan jenggotnya. Ketika dia bersama dengan Archer, ibunya pun sulit mengenali mereka ka
Beberapa waktu telah berlalu. Tidak ada kabar akan keberadaan Harmoni. Joy mendatangi tempat itu dengan seikat bunga. Dia tidak bertanya pada Aiken karena dia tahu pria itulah yang paling kehilangan.Dia juga tahu kenapa Aiken tidak memberinya kabar. Pria itu pasti sudah berusaha mencari keberadaan Harmoni.Tumpukan puing sudah berserakan akibat dibongkar. Tidak ada yang tersisa. Semuanya hancur kecuali sebuah lemari yang terlihat menghitam akibat terbakar. Lemari itu tempat Danzel menyimpan senjata api dan hanya itu satu-satunya yang tidak begitu hancur.Joy meletakkan bunga yang dia bawa. Air mata tak dapat dia tahan, semua itu gara-gara dirinya yang lengah. Seharusnya dia langsung menyembunyikan diri setelah berhasil meloloskan diri tapi dia justru kembali ke rumahnya.Dia tidak menyangka, Danzel akan mendatanginya begitu cepat lalu menangkap dirinya. Jika bukan karena kelalaiannya itu, maka Harmoni tidak akan pergi dengan cara seperti itu.“Maaf,” Air mata menetes. Rasanya tidak
Semua puing sudah dibongkar, mereka tidak juga menemukan Harmoni. Jasadnya tidak ada, jejak kematiannya pun tidak ada. Mereka menghabiskan waktu belasan jam untuk mencari tapi nihil. Hujan mulai mengguyur. Cuaca tidak mendukung dan semua anak buahnya mulai kelelahan.Joy tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia tetap bertahan di sana karena dia ingin tahu bagaimana dengan nasib Harmoni. Dia masih berharap ada keajaiban tapi sudah lama mereka mencari, tidak ada tanda-tanda mereka akan menemukan Harmoni walau serpihan tubuhnya saja. "Berhenti mencari!" Perintah yang diucapkan oleh Aiken mengejutkan Joy. "Apa maksudmu? Apa kau menyerah?""Tidak ada gunanya, mereka sudah kelelahan tapi tidak ada hasil!""Harmoni masih hidup, kau tidak boleh berhenti mencarinya!" Joy merangkak mendekatinya, dia harap pria itu tidak menyerah. Aiken tidak menjawab. Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Hampir semua puing sudah disingkirkan tapi tidak ada yang mereka temukan. Aiken melangkah pergi, dengan peras
“Harmoni!” Joy berteriak dengan keras setelah ledakan itu terjadi.Api membumbung tinggi, membakar apa saja yang ada di dekatnya. Setelah ledakan itu, mereka harus melarikan diri dan melindungi diri agar mereka tidak terkena ledakan senjata peluru yang mengarah ke sembarang tempat.Beberapa pistol tertembak secara otomatis akibat panas dan beberapa ledakan kembali terjadi.Joy meringkuk dalam persembunyian. Dia tak berhenti menyebut nama Harmoni karena dia tidak yakin sahabatnya itu bisa selamat akibat ledakan yang bertubi-tubi.“Mana Harmoni, Katakan padaku!” Aiken mendesaknya agar memberi tahu dimana Harmoni berada. Dia masih belum tahu jika Harmoni berada di dalam ruangan yang meledak karena Joy belum mengatakannya secara rinci. Joy hanya menggeleng. Dia tak sanggup mengatakan jika Harmoni berada di dalam ruangan itu yang sudah hancur berkeping-keping akibat ledakan. Sangat mustahil bagi Harmoni untuk selamat dan jika sampai hal itu terjadi, itu terjadi karena sebuah keajaiban.
Kedatangan Aiken benar-benar tidak terduga. Danzel bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu menerjang masuk, menyerang anak buahnya yang melawan. Sungguh kurang ajar, rupanya Harmoni membawa pria itu serta.Harmoni menyeret tubuhnya dengan susah payah untuk mendekati Joy. Selagi Danzel sibuk, dia harus membebaskan sahabatnya itu. Walaupun keadaannya sudah babak belur dan tak memungkinkan tapi dia tetap berusaha.Dia bahkan berteriak ketika mengangkat tubuhnya agar dapat berdiri. Rasa sakit di seluruh tubuh, dia tahan mati-matian sampai dia berhasil berdiri.“Kau harus pergi, Joy. Kau harus segera menyelamatkan dirimu!” Suaranya bergetar, darah menetes dari lengannya.“Kita akan pergi bersama, Harmoni. Kita berdua akan pergi bersama!”“Tidak. Aku tidak mau mempersulit hidupmu lagi. Selamatkanlah dirimu dan jangan pedulikan aku. Sekalipun aku bisa lolos dari Danzel, tapi aku tidak akan bisa lolos dari Aiken Smith.”“Kenapa kau begitu bodoh, Harmoni. Kenapa kau mengikut
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi dengannya, yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Joy dan membunuh Danzel. Dia harap Joy masih hidup sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sahabat baik yang telah berkorban untuk membantunya. Harmoni terpaksa mengikuti keinginan Danzel agar pria itu tidak membunuh Joy. Dia tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena dia diawasi. Dia mendapatkan pilihan yang sulit, antara menyelamatkan nyawa Joy atau menghianati Aiken. Dia harus memilih salah satunya sampai akhirnya dia terpaksa menghianati Aiken untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tahu pria itu pasti akan sangat marah dan membenci dirinya karena penghianatan itu tapi itu lebih baik daripada dia membiarkan Joy mati begitu saja. Dia tidak akan hidup dengan tenang jika dia tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tidak peduli akan hubungannya dengan Aiken asalkan dia dapat menyelamatkan Joy dan dia pun sudah tak peduli dengan nyawanya. Motor yang dia ba
Serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh Harmoni, membuat kekacauan di rumah mereka. Archer yang sudah terkapar di atas lantai membuat Aleandra sangat marah. Aiken memegang tangan adiknya. Dia tidak melakukan perlawanan. Dia merasa semua yang terjadi tidaklah benar. Tidak mungkin Harmoni melakukan hal itu. Suara tembakan itu membangunkan Maximus. Dia bergegas keluar dari kamar dan terkejut melihat apa yang telah terjadi. Pria itu sangat marah karena Putra keduanya sudah bersimbah darah. Maximus berlari keluar dan lagi-lagi dia terkejut ketika melihat orang yang telah membuat kekacauan itu. Harmoni tidak luput, dia diserang habis-habisan oleh Aleandra dengan anak buah yang berjaga di luar. Dia menyerang mereka sambil menuju pintu karena dia harus melarikan diri sebab misinya telah selesai. Telinga Aiken seolah tuli. Suara tembakan semakin lama semakin tak terdengar. Dia mendadak linglung, dia masih belum bisa menerima itu. Dia memegangi tangan adiknya tanpa melakukan apa pun
Aiken tidak menaruh curiga sama sekali. Dia telah menghubungi pelayannya untuk menanyakan keadaan Harmoni. Pelayannya berkata Harmoni sedang tidur. Mendengarnya membuatnya sangat lega. Setelah selesai dengan adiknya, dia akan segera pulang.“Jadi bagaimana, apa kau telah menangkap orang yang hendak membunuhmu? Jika kau belum melakukannya, aku yang akan pergi menangkapnya!”“Tidak perlu, Kakak. Dia sudah berada di markas!”“Wow, begitu cepat?” Dia tahu Archer tidak akan berlama-lama.“Sangat mudah menangkapnya karena dia tidak tahu aku telah menyadari jika dialah pelakunya. Bagaimana denganmu, apa kau sudah menangkap musuhmu?”“Kau tahu, pemilik organisasi itu melarikan diri. Harmoni sedang sakit, aku harus menjaga Harmoni terlebih dahulu barulah aku bisa fokus mencari dirinya,” setelah menggagalkan misi Danzel, dia memang berencana untuk mencari pria itu karena telah melarikan diri darinya.Namun, keadaan Harmoni yang tidak memungkinkan harus membuatnya menunda hal itu terlebih dahul