Joy meringis kesakitan. Dia berusaha berdiri sambil memegang perutnya yang ditendang oleh Harmoni. Walaupun keadaan Harmoni seperti itu tapi kemampuannya tidak berkurang sama sekali.Harmoni bergegas menghampiri, dia ingin tahu apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh Joy. Dia harap Joy memberikan informasi akan hubungannya dengan Aiken yang memang sejak awal mencurigakan.“Apa kau baik-baik saja?” Harmoni memapah Joy agar dia dapat berdiri dengan benar.“Kau selalu seperti dulu, Harmoni. Kita berdua adalah rekan yang saling melengkapi tapi sayang kau justru ditipu oleh laki-laki itu!”“Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang kau maksudkan. Dia adalah suamiku lalu kenapa kau berkata dia menipu aku?”“Dia memang menipumu, Harmoni. Aku telah mengatakan padamu jadi percayalah!”Harmoni diam sesaat. Dia sedang berpikir. Sejak awal hubungan mereka memang mencurigakan. Dia tidak merasakan adanya ikatan di antara dirinya dan Aiken. Dia selalu bertanya apakah mereka benar-benar suami istri a
“Apakah yang diucapkan oleh wanita itu benar?” Harmoni tak memalingkan pandangannya dari Aiken. Dia sangat berharap pria itu menjawab tidak agar hatinya tidak terlalu hancur.Aiken menghela nafas, dia tahu Harmoni pasti akan marah dan kecewa tapi dia sudah memutuskan untuk tidak menipunya terlalu lama lagi.“Jawab aku, Aiken. Apakah yang wanita itu katakan tentang hubungan kita berdua adalah benar? Apa kita berdua benar-benar bukan suami istri?”“Bagaimana menurutmu, Harmoni? Kau ingin mempercayai wanita itu atau kau ingin mempercayai aku, semua terserah dirimu!”“Jangan mengucapkan perkataan yang membuat aku bingung, Aiken. Untuk saat ini mau kau ataupun wanita itu, tidak ada yang bisa aku percaya sama sekali jadi jawab saja pertanyaanku dengan baik. Apakah yang wanita itu katakan benar atau tidak?!” Dia sudah bisa melihatnya tapi dia hanya ingin mendengar jawabannya dari Aiken secara langsung.Aiken kembali menghela nafas lalu menjawab, “Ya!” Sandiwara itu harus segera berakhir tap
Lapar, perutnya pun sudah berbunyi. Satu tangannya mencengkram perutnya yang lapar dan tangan lain sibuk menyeka air mata yang tak berhenti mengalir.Harmoni masih berjalan tanpa tujuan arah. Dia seperti orang tersesat karena dia tidak memiliki tujuan sama sekali.Dia terlihat begitu menyedihkan, tidak ada yang peduli dengan dirinya. Dia merasa sendirian di dunia yang begitu luas dan dia sangat kesepian. Beberapa saat yang lalu dia menikmati hidupnya bagaikan seorang putri raja karena semua yang dia inginkan selalu dia dapatkan tapi sayangnya semua itu hanyalah kepalsuan.Daripada terus dibohongi lebih baik dia hidup seperti itu tapi rasa lapar yang dia rasakan semakin tak dapat dia tahan apalagi dia juga begitu haus. Dia tidak berani meminta, dia takut diusir. Dia juga tidak mungkin memungut semua itu dari tong sampah. Harmoni menghentikan langkah di depan restoran fast food. Air ludah diteguk, aroma makanan membuat rasa laparnya semakin menjadi saja. Pikiran jahatnya mulai terbentu
Sudah beberapa hari Harmoni berada di luar. Lapar dan haus selalu harus dia tahan. Mantel yang dia dapatkan pun tidak cukup untuk mengusir rasa dingin yang begitu menusuk tulang saat malam. Aiken tidak lagi memberikan makanan dan minuman untuk Harmoni. Dia sengaja melakukannya dan dia hanya mengawasi saja walaupun sesungguhnya dia tidak tega ketika Harmoni harus kelaparan. Dia melakukan hal itu supaya Harmoni tahu kerasnya hidup. Harmoni juga harus tahu jika tidak ada yang peduli pada dirinya dan hal itu pun dia lakukan supaya Harmoni mau kembali padanya. Semakin Harmoni mengalami kesulitan, semakin Harmoni putus asa. Dengan demikian Harmoni tidak akan menolak untuk kembali. Sedikit trik licik memang harus dia lakukan untuk membawa wanita itu kembali. Harmoni berjalan di tengah gelapnya malam sambil memeluk dirinya. Udara semakin dingin saja, itu karena musim dingin sudah akan tiba. Lagi-lagi perutnya berbunyi, tenggorokannya terasa begitu kering sehingga ketika dia menelan ludahn
Harmoni meringkuk di sisi mobil sambil memeluk perutnya yang lapar. Dia tidak mau memandangi Aiken dan tidak mau dekat dengan pria itu selama mereka menunggu Stuart membeli makanan. Harmoni memejamkan matanya, menahan lapar yang tak tertahankan. Dia harap Stuart cepat kembali karena lambungnya mulai terasa perih. "Makan ini lebih dulu," Aiken memberikan sebatang coklat yang dia temukan di dalam kantong jasnya. Harmoni hanya mengulurkan tangan. Dia semakin tidak bertenaga saja. Aiken membuka bungkus coklat itu terlebih dahulu sebelum memberikannya. Entah kenapa Stuart begitu lama padahal sudah hampir sepuluh menit dia pergi. Harmoni segera memakan coklat itu tapi rasanya tidak cukup sama sekali karena dia masih lapar. "Lapar!" "Tunggulah, mungkin Stuart akan kembali sebentar lagi.""Semua gara-gara kau!""Jadi kau ingin aku tipu terus menerus?""Aku benci denganmu!""Aku tahu!" Jika Stuart tidak juga kembali dalam waktu beberapa menit lagi maka dia akan menyusul. Aiken memandang
Joy terbangun ketika dia mendengar sesuatu. Sudah beberapa hari dia melarikan diri dan bersembunyi supaya dia tidak tertangkap. Dia mengetahuinya jika ada yang mengikuti dirinya dan dia tahu mereka adalah anak buah Aiken. Dia tidak boleh tertangkap karena dia tidak mau berakhir tragis. Dia juga tidak berani menghubungi Danzel untuk meminta bantuan karena dia khawatir ada yang menyadap nomor telepon miliknya.Padahal sudah berada di depan mata tapi sayangnya Harmoni tidak mau mengikutinya. Dia menyesal tidak bisa membujuk Harmoni untuk mengikuti dirinya tapi dia tidak bisa menyalahkan sebab keadaannya yang hilang ingatan. Dia harap Harmoni dapat pergi dari Aiken Smith. Dia akan berusaha menemukan Harmoni sebelum Danzel yang menemukannya terlebih dahulu.Joy sedang menyembunyikan diri di tempat padat penduduk. Dia pikir anak buah Aiken tak akan bisa menemukan dirinya di sana tapi sepertinya dia salah perhitungan. Dia meringkuk di tempat gelap, di sebuah rumah yang ditinggali oleh sep
Perkelahian mereka terhenti karena Harmoni menginjak beling tanpa sengaja. Sebuah luka lebar menganga di bawah telapak kakinya. Semua itu terjadi karena dia tak berhenti menyerang Aiken.Harmoni menjerit kesakitan ketika Aiken membersihkan lukanya dengan Alkohol. Lantai di kamar dipenuhi dengan darahnya yang mengalir tiada henti. Dia seperti mendapatkan ganjarannya padahal Aiken telah memintanya untuk tidak menyerangnya lagi dan lihatlah, dia tidak bisa menyalahkan siapapun atas luka yang dia dapatkan.“Bi- Bisakah sedikit lembut?” Pinta Harmoni karena dia tak tahan dengan rasa sakit itu.Kain yang digunakan untuk menutupi lukanya sudah berlumuran darah dan air yang digunakan untuk membersihkan lukanya sudah memerah. Obat-obatan pun berserakan di atas karena Aiken mengobati lukanya dengan terburu-buru.“Aku sedang mengobati jikamu, bukan sedang memijat kakinya. Salah dirimu sendiri yang tidak mau berhenti!”“Aku tahu, sebaiknya tidak cerewet !” ucapnya kesal.“Lihatlah, semua berp
Aarrgghh! Teriakan Joy melengking tinggi karena Stuart sedang menyetrum tubuhnya.Joy tidak menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Stuart dan dia pun enggan bekerja sama karena dia tidak mau mengikuti keinginan Stuart di mana dia harus berpura-pura menjadi musuh Harmoni. Dia tahu Harmoni akan dimanfaatkan oleh mereka lagi dan dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi."Apa kau masih tidak ingin bicara dan mengatakan padaku siapa yang telah membayar kalian berdua?""Sekalipun aku mati. Aku tidak akan mengatakan apapun padamu dan percayalah, tidak akan ada satupun pertanyaan yang kau berikan akan aku jawab!" Joy sudah kehabisan tenaga, keadaannya pun begitu lemah."Kenapa begitu banyak orang bodoh yang lebih memilih mati demi melindungi orang yang tidak seharusnya dilindungi?""Apapun yang kau katakan, hal itu tidak akan mengubah keputusanku. Jika kau memang ingin membunuh aku, maka bunuh saja. Aku bukan orang yang takut mati jadi lakukanlah!" Joy menunjukkan jika dia tidak
Harmoni pergi ke tempat yang jauh. Dia tidak memiliki tempat tinggal. Dia menetap kemanapun dia melangkah dan dia akan berhenti di manapun tempat yang aman baginya.Dia sudah seperti seorang pengembara. Selama dua tahun dia membawa putranya hidup berpindah-pindah. Itu pula yang menjadi faktor kenapa dia memutuskan untuk menyerahkan putranya pada Aiken.Dia tahu hidup yang dia jalani akan dipenuhi dengan penderitaan karena dia tidak tahu harus memperbaikinya dari mana. Dia ingin kembali bekerja tapi dia tidak bisa melakukan pekerjaan yang berbahaya lagi. Mungkin sekarang dia bisa memulainya karena putranya sudah berada di tangan yang tepat dan ketika keadaannya sudah membaik, dia akan pergi mencari putranya.Harmoni menutupi wajahnya yang buruk karena dia tidak mau orang-orang melihat lalu mengusirnya. Dia selalu menunduk ketika berjalan, dia tidak pernah memandang orang secara langsung. Harmoni duduk di sisi jalan. Dia bersujud sambil menadahkan kedua tangannya. Dia mengikuti geland
Harmoni berjalan dengan cepat melewati orang-orang yang berlalu lalang di sisinya. Sebuah kain hitam menutupi kepala, dia berjalan sambil menunduk. Air mata tak berhenti mengalir, dia masih menangisi perpisahan dengan putranya.Dia tidak mau melakukan hal itu tapi dia tahu Axel hanya akan menderita jika bersama dengan dirinya. Masalah ekonomi dan masalah mental akan menjadi permasalahan paling besar yang akan putranya hadapi.Putranya masih terlalu kecil. Dia tidak akan siap menghadapi kerasnya hidup oleh karena itu dia tidak memiliki pilihan selain menyerahkan Axel kepada Aiken. Bersama dengan ayahnya, putranya akan mendapatkan kehidupan dan kebahagiaan.Axel tidak akan mendapatkan cemooh karena dirinya dan dia tidak akan menderita. Semua yang dia perlukan akan dia dapatkan jika bersama dengan ayahnya. Dia akui dia tidak mampu memberikan apa yang putranya inginkan bahkan putranya hidup dengan menyedihkan selama bersama dengannya.Dia terus melangkah, dan menghindari orang-orang yang
“Mommy, Mommy dimana?” Tangisan Anak kecil itu terdengar dan dia terus mencari keberadaan ibunya.Aleandra dan Aiken berlari menghampiri anak laki-laki itu yang berdiri di depan gerbang. Sebuah ransel kecil berada di punggung dengan sebuah mainan robot yang telah patah.Penampilannya sedikit kotor dan pakaian yang dia kenakan terlihat compang camping karena terdapat beberapa robekan.Bisa dilihat, kehidupan yang dijalani olehnya tidaklah terlalu baik bahkan sepatu kecil yang dia pakai sudah usang dan berlubang.Aiken bergegas menghampirinya, dia langsung berjongkok di hadapan anak laki-laki yang tampak ketakutan karena melihat penampilannya yang berantakan.Aiken melihat rupa anak laki-laki itu dengan teliti. Yang dikatakan oleh Stuart sangat benar, anak laki-laki itu sedikit mirip dengan Harmoni.“Mana ibumu?” Dia melihat sekitar tapi tidak ada siapapun.“Axel tidak tahu, Mommy tidak ada!” Anak laki-laki bernama Axel itu menghapus air matanya.“Axel, namamu Axel?” Aiken memegangi ked
“Aiken,” bisikan itu mengejutkan, Aiken terbangun dari tidurnya dan mencari sesuatu.Walau samar, dia seperti mendengar suara Harmoni memanggil dirinya tapi wanita itu tidak berada di sana. Rupanya hanyalah mimpi dan mimpi itu terus dia alami setiap malam.Bayang-bayang harmoni dalam hidupnya tidak bisa hilang begitu saja walaupun kebersamaan mereka terjadi sesaat saja. Dia selalu merindukannya dan dia tidak bisa melupakan apa yang pernah mereka lakukan bersama.Dia mengingat kebersamaan mereka di Pulau asing itu. Setiap detik kebersamaan mereka masih jelas di dalam ingatan tapi hal itu mulai memudar seiring berjalannya waktu.Aiken mengusap wajah dan kembali menjatuhkan diri ke atas ranjang. Sudah tiga tahun lamanya Harmoni perginya, hidupnya benar-benar berubah. Sekarang tidak saja adiknya yang seperti tarzan, dia pun sudah malas merapikan penampilannya. Rambutnya pun sudah panjang begitu juga dengan jenggotnya. Ketika dia bersama dengan Archer, ibunya pun sulit mengenali mereka ka
Beberapa waktu telah berlalu. Tidak ada kabar akan keberadaan Harmoni. Joy mendatangi tempat itu dengan seikat bunga. Dia tidak bertanya pada Aiken karena dia tahu pria itulah yang paling kehilangan.Dia juga tahu kenapa Aiken tidak memberinya kabar. Pria itu pasti sudah berusaha mencari keberadaan Harmoni.Tumpukan puing sudah berserakan akibat dibongkar. Tidak ada yang tersisa. Semuanya hancur kecuali sebuah lemari yang terlihat menghitam akibat terbakar. Lemari itu tempat Danzel menyimpan senjata api dan hanya itu satu-satunya yang tidak begitu hancur.Joy meletakkan bunga yang dia bawa. Air mata tak dapat dia tahan, semua itu gara-gara dirinya yang lengah. Seharusnya dia langsung menyembunyikan diri setelah berhasil meloloskan diri tapi dia justru kembali ke rumahnya.Dia tidak menyangka, Danzel akan mendatanginya begitu cepat lalu menangkap dirinya. Jika bukan karena kelalaiannya itu, maka Harmoni tidak akan pergi dengan cara seperti itu.“Maaf,” Air mata menetes. Rasanya tidak
Semua puing sudah dibongkar, mereka tidak juga menemukan Harmoni. Jasadnya tidak ada, jejak kematiannya pun tidak ada. Mereka menghabiskan waktu belasan jam untuk mencari tapi nihil. Hujan mulai mengguyur. Cuaca tidak mendukung dan semua anak buahnya mulai kelelahan.Joy tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia tetap bertahan di sana karena dia ingin tahu bagaimana dengan nasib Harmoni. Dia masih berharap ada keajaiban tapi sudah lama mereka mencari, tidak ada tanda-tanda mereka akan menemukan Harmoni walau serpihan tubuhnya saja. "Berhenti mencari!" Perintah yang diucapkan oleh Aiken mengejutkan Joy. "Apa maksudmu? Apa kau menyerah?""Tidak ada gunanya, mereka sudah kelelahan tapi tidak ada hasil!""Harmoni masih hidup, kau tidak boleh berhenti mencarinya!" Joy merangkak mendekatinya, dia harap pria itu tidak menyerah. Aiken tidak menjawab. Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Hampir semua puing sudah disingkirkan tapi tidak ada yang mereka temukan. Aiken melangkah pergi, dengan peras
“Harmoni!” Joy berteriak dengan keras setelah ledakan itu terjadi.Api membumbung tinggi, membakar apa saja yang ada di dekatnya. Setelah ledakan itu, mereka harus melarikan diri dan melindungi diri agar mereka tidak terkena ledakan senjata peluru yang mengarah ke sembarang tempat.Beberapa pistol tertembak secara otomatis akibat panas dan beberapa ledakan kembali terjadi.Joy meringkuk dalam persembunyian. Dia tak berhenti menyebut nama Harmoni karena dia tidak yakin sahabatnya itu bisa selamat akibat ledakan yang bertubi-tubi.“Mana Harmoni, Katakan padaku!” Aiken mendesaknya agar memberi tahu dimana Harmoni berada. Dia masih belum tahu jika Harmoni berada di dalam ruangan yang meledak karena Joy belum mengatakannya secara rinci. Joy hanya menggeleng. Dia tak sanggup mengatakan jika Harmoni berada di dalam ruangan itu yang sudah hancur berkeping-keping akibat ledakan. Sangat mustahil bagi Harmoni untuk selamat dan jika sampai hal itu terjadi, itu terjadi karena sebuah keajaiban.
Kedatangan Aiken benar-benar tidak terduga. Danzel bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pria itu menerjang masuk, menyerang anak buahnya yang melawan. Sungguh kurang ajar, rupanya Harmoni membawa pria itu serta.Harmoni menyeret tubuhnya dengan susah payah untuk mendekati Joy. Selagi Danzel sibuk, dia harus membebaskan sahabatnya itu. Walaupun keadaannya sudah babak belur dan tak memungkinkan tapi dia tetap berusaha.Dia bahkan berteriak ketika mengangkat tubuhnya agar dapat berdiri. Rasa sakit di seluruh tubuh, dia tahan mati-matian sampai dia berhasil berdiri.“Kau harus pergi, Joy. Kau harus segera menyelamatkan dirimu!” Suaranya bergetar, darah menetes dari lengannya.“Kita akan pergi bersama, Harmoni. Kita berdua akan pergi bersama!”“Tidak. Aku tidak mau mempersulit hidupmu lagi. Selamatkanlah dirimu dan jangan pedulikan aku. Sekalipun aku bisa lolos dari Danzel, tapi aku tidak akan bisa lolos dari Aiken Smith.”“Kenapa kau begitu bodoh, Harmoni. Kenapa kau mengikut
Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi dengannya, yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan Joy dan membunuh Danzel. Dia harap Joy masih hidup sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan sahabat baik yang telah berkorban untuk membantunya. Harmoni terpaksa mengikuti keinginan Danzel agar pria itu tidak membunuh Joy. Dia tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena dia diawasi. Dia mendapatkan pilihan yang sulit, antara menyelamatkan nyawa Joy atau menghianati Aiken. Dia harus memilih salah satunya sampai akhirnya dia terpaksa menghianati Aiken untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tahu pria itu pasti akan sangat marah dan membenci dirinya karena penghianatan itu tapi itu lebih baik daripada dia membiarkan Joy mati begitu saja. Dia tidak akan hidup dengan tenang jika dia tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa Joy. Dia tidak peduli akan hubungannya dengan Aiken asalkan dia dapat menyelamatkan Joy dan dia pun sudah tak peduli dengan nyawanya. Motor yang dia ba