Share

[S2] Dilamar

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-12 21:08:21

“Kita mau ngapain, Pak?” tanya Nilam dengan suara pelan begitu mereka berdua memasuki kamar Jean.

Namun, alih-alih menjawab, Jean justru menyudutkan Nilam ke dinding, membuat gadis itu terjebak di antara tubuh tegapnya dan tembok yang terasa dingin di punggungnya.

Tatapan pria itu begitu dalam, menusuk hingga ke lubuk hati. Jarak mereka yang begitu dekat membuat Nilam tak tahu harus berbuat apa. Rasanya ia ingin kabur, tapi kedua kakinya seakan membeku di tempat.

“P— Pak?” suara Nilam bergetar, jantungnya berdebar hebat.

“Tutup mata kamu dulu!” bisik Jean dengan nada lembut yang menggelitik telinganya.

“Tapi…”

Jean tersenyum kecil. “Ayolah, Nilam. Aku nggak akan macam-macam, janji.”

Melihat tatapan penuh keyakinan itu, Nilam akhirnya menurut. Ia menarik napas dalam, lalu perlahan memejamkan mata.

Jean menatap wajah polos di depannya dengan senyum penuh arti. Jari-jarinya terangkat, menyentuh pipi Nilam dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh gadis itu sedikit menegang,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Indah Fitriya Mahfud
ga asyik ga seru, kalo AUTHORNYA menangin PELAKOR sama LAKI2 yg SAMA2 JUGA BERKHIANAT...!!!! JEAN LO SAMA AJA MALING TERIAK MALING JEAN...!!!!!
goodnovel comment avatar
Indah Fitriya Mahfud
tinggal Lo JEAN YG BELOM DAPET KARMANYA...!!!
goodnovel comment avatar
Indah Fitriya Mahfud
iya kalooun Elisha datang, Jean ga akan membiarkan hubungan nya sama Nilam terganggu...!!! tapi inget Lo Jean, yg MAHA KUASA GA PERNAH TIDUR ..!!! DI SAAT ELISHA BENER SALAH, LO JUGA SALAH JEAN,, MASIH STATUS SUAMINYA ELISHA DULU UDAH MASUK KE LOBANGNYA NILAM...!!!! ELISHA UDAH KENA HUKUMANNYA...!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Elisha... Di mana?

    Di sebuah sel sempit dan dingin, seorang wanita duduk termenung. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali dunia melihatnya, tetapi matanya tetap menyala—bukan dengan kelembutan, melainkan dengan ambisi yang seperti sebelumnya.Tangan rampingnya mencengkeram kain lusuh yang membalut tubuhnya. Bibirnya bergetar, bukan karena udara yang dingin, tetapi karena emosi yang ia tahan selama ini. Mereka benar-benar berpikir bisa melupakannya begitu saja?Ia menutup matanya, mengingat kembali hari-hari sebelum semuanya berubah. Dulu, hidupnya sempurna. Ia punya segalanya—cinta, kehormatan, kehidupan yang diimpikan banyak orang. Tapi dalam sekejap, semuanya direnggut darinya. Dan kini, dari balik jeruji besi, ia hanya bisa mendengar kabar bahwa seseorang telah menggantikan posisinya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah itu masih ada, membara lebih kuat dari sebelumnya. Ia menunduk, rahangnya mengeras.Wanita itu— Elisha.Ia masih duduk diam di sudut selny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Reaksi Yang Mengejutkan

    Keesokan paginya, Nilam datang ke kantor dengan wajah berseri-seri. Senyumnya mengembang sejak ia melangkah masuk ke dalam ruangan. Aura bahagia jelas terpancar darinya, seolah dunia sedang berkonspirasi untuk membuatnya terus merasa berbunga-bunga.Saat melewati meja Talita dan Rani, dua rekan kerjanya itu langsung menangkap perubahan ekspresi Nilam. Mereka saling melirik penuh arti sebelum akhirnya menyapanya dengan penuh rasa ingin tahu."Duh, ada apa nih senyum-senyum terus? Pasti lagi happy ya?" tanya Rani sambil mencondongkan tubuhnya ke meja Nilam."Iya, ih! Dari wajahnya, kamu pasti punya kabar baik. Ya kan?" Talita ikut menimpali. Matanya berbinar penasaran. "Kalau punya kabar baik, jangan disimpan sendiri dong. Bagilah sama kita!"Nilam masih mempertahankan senyumnya yang penuh rahasia. Ia menatap kedua temannya dengan tatapan jahil, menikmati rasa penasaran yang jelas terlihat di wajah mereka. "Tapi jangan sampai kaget ya!" ujarnya menggoda. "Apa-apa! Cepetan kasih tahu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bibir Pink Favorit Jean

    Jean menghela napas panjang sebelum akhirnya melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran kursi. Raut wajahnya masih serius, menunjukkan bahwa sesuatu memang sedang mengganggu pikirannya. Nilam menelan ludah, sedikit canggung berdiri di depan meja Jean sambil menunggu pria itu berbicara. "Polisi bekerja terlalu lambat," gumam Jean akhirnya, nada suaranya penuh ketidakpuasan. "Sudah berhari-hari, dan mereka masih belum bisa menemukan siapa yang menyerang kamu di vila." Mata Nilam sedikit melembut. Ia tahu Jean masih menyimpan amarah karena kejadian itu. Wajar saja, pria itu hampir kehilangan kendali saat pertama kali tahu seseorang menyerangnya. Nilam melangkah mendekat dan berdiri di sisi meja, menatap Jean dengan penuh pengertian. "Pak Jean," katanya lembut, "aku tau kamu marah dan khawatir. Tapi percaya deh, polisi pasti berusaha yang terbaik. Emang butuh waktu untuk menemukan pelaku untuk menemukan pelakunya kan? Apalagi gak ada saksi di sana?"Jean mengusap wajahnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Boleh Cium?

    "Aku ingin mencium kamu." Nilam membeku. Matanya membesar, napasnya tercekat.Jean tersenyum semakin lebar melihat ekspresi gadis itu. Tangannya masih bertumpu di dagu Nilam, sementara wajahnya tetap dekat, menunggu respons dari gadis yang kini jelas-jelas sedang panik. "Lalu?" lanjutnya pelan, suaranya seperti bisikan berbahaya. "Aku boleh kan meminta ciuman darimu?" Nilam membuka mulutnya, ingin menjawab— Tapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Jean sudah lebih dulu menutup jarak, mengecup bibirnya dengan lembut. Dan saat itu juga, dunia seolah berhenti berputar bagi Nilam.Ciuman itu dimulai dengan lembut. Bibir Jean menekan bibir Nilam dengan penuh perasaan, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa gadis ini benar-benar nyata—bahwa ia benar-benar ada di sini bersamanya.Nilam sempat membeku di awal, terlalu terkejut dengan keberanian Jean. Namun, seiring detik berlalu, tubuhnya mulai rileks. Jantungnya berdetak kencang, tetapi bukan karena panik. Melainkan karena sensasi y

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Talita dan Dikta

    Kafe itu terletak di sudut kota, agak tersembunyi dari keramaian. Bangunannya bergaya industrial dengan dinding bata ekspos dan lampu-lampu redup yang menciptakan suasana hangat, namun juga penuh rahasia. Musik jazz mengalun pelan, menemani percakapan para pelanggan yang lebih banyak memilih duduk di sudut ruangan, seolah ingin menjaga privasi masing-masing. Talita melangkah masuk dengan hati gelisah. Matanya langsung menyapu ruangan, mencari sosok yang telah menunggunya. Di sudut dekat jendela, seseorang duduk dengan santai. Siluetnya terlihat tenang, tetapi ada aura tekanan yang sulit dijelaskan. Tatapannya tajam, penuh perhitungan, seperti sedang menunggu sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa. Talita menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah mendekat. "Akhirnya kamu sampai?" gumam suara itu begitu ia duduk.Talita menelan ludah. "Kamu nunggu kelamaan ya?"Pria itu menggeleng. "Aku baru aja datang kok."Ada jeda sejenak sebelum suara itu kembali terdengar. "

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Kerja Sama

    Flashback...["Dikta... Ini aku. Talita."]Talita?Dikta mengerutkan keningnya. Nama itu terdengar begitu asing baginya. Dia tidak ingat sama sekali siapa wanita ini dan untuk apa dia menghubunginya.["Tapi sepertinya kamu sudah lupa, ya kan?"]["Btw, kita ini teman satu sekolah. Aku adik kelas kamu lebih tepatnya."]"Talita..." Ia kembali mengingat. "Oh? Si cupu itu? Aku baru ingat."Begitu gambaran tentang si perempuan muncul di dalam benaknya, ia pun segera membalas pesan Talita, "Iya. Aku ingat kok. Kamu yang dulu pakai kacamata tebal dan pendiam itu kan?"["Ternyata kamu notice juga."]["Duh. Jadi malu."]Dikta membalas lagi, "Ada perlu denganku?"["Aku dengar kamu udah keluar dari penjara kemarin. Apa itu benar?"]"Ya, aku baru keluar kemarin."["Dikta, kalau ada waktu apa bisa kita ketemu? Aku kangen banget sama kamu."]Dikta menatap layar ponselnya cukup lama, mempertimbangkan pesan dari Talita. Ia memang tidak terlalu mengenal perempuan itu saat sekolah dulu. Talita hanya seo

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 01

    Talita mengerjapkan mata, sedikit terkejut. “Iya. Kok kamu tahu?” Jantung Dikta berdetak lebih cepat. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, berusaha tetap tenang. “Dia… kerja di mana sekarang?”“Oh, dia sekertaris di perusahaan tempat aku kerja juga. Kami lumayan dekat,” jawab Talita santai, tidak menyadari ketegangan yang tiba-tiba muncul di wajah Dikta. “Kenapa? Kamu kenal sama Nilam?”Dikta menatapnya sejenak sebelum akhirnya menghela napas. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap langit-langit kafe seolah mencari cara terbaik untuk menjelaskan sesuatu yang berat."Bukan cuma kenal, Talita," katanya akhirnya. "Nilam adalah salah satu alasan kenapa aku masuk penjara."Talita terperanjat. "Apa?!" Dikta menatapnya lekat, memperhatikan bagaimana ekspresi Talita berubah dari bingung menjadi terkejut. "Mustahil," ujar Talita cepat. "Nilam itu cuma gadis biasa, Dikta. Aku gak mungkin percaya kalau dia ada hubungannya sama kamu, apalagi sampai bikin kamu masuk penjara!" Di

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kebohongan 02

    "Mba Talita!"Talita tersentak lagi. Kali ini, yang memanggilnya adalah Nilam sendiri. "Kamu kenapa? Dari tadi diem terus. Ada masalah? Cerita dong! Siapa tau aku bisa bantu." Talita tersenyum tipis, berusaha terlihat santai. "Aku lagi capek. Dikit," lanjutnya sambil memaksakan diri untuk tersenyum."Kamu gak pulang?""Ini masih nunggu ojol. Daritadi gak dapet-dapet."Nilam mengangguk sambil melirik jam tangannya yang juga tampak mahal. "Em, taksi langganan aku udah datang, kamu mau pulang bareng gak?"Talita melirik jam dinding. Masih jam lima sore, waktu yang biasa mereka pakai untuk pulang bersama. Biasanya, Nilam akan menunggu atau mengajak Talita mampir dulu ke kafe dekat kantor."Kok tumben langsung pulang?" tanya Talita hati-hati. Nilam tersenyum, tapi kali ini terasa berbeda—seperti ada sesuatu yang disembunyikannya. "Ada urusan di rumah, dan Mama minta aku pulang cepat. Kamu gak bareng?"Talita hanya bisa menggeleng sambil melihat Nilam melangkah keluar kantor. "Enggak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mendekati Hari H

    Malam itu, sekitar pukul sembilan. Kamar Nilam terlihat rapi, dengan lampu tidur yang menyala temaram di sudut ruangan. Ia duduk di atas kasur, bersandar pada tumpukan bantal sambil memeluk guling. Rambutnya diikat seadanya, dan wajahnya hanya dipoles skincare malam tanpa riasan. Di pangkuannya, ponsel menyala dengan wajah Jean terpampang di layar—video call yang akhirnya tersambung setelah seharian saling sibuk.“Hai sayang…” sapa Jean, tersenyum kecil dari balik layar. Ia terlihat sedang duduk di ruang kerjanya, dengan kaos polo abu-abu kesayangannya dan rambut sedikit berantakan.Nilam mengerucutkan bibir, memeluk guling lebih erat. “Kamu lama banget angkatnyaaaa…”“Sorry, sayang. Tadi aku baru selesai meeting sama vendor catering,” jawab Jean sambil menyender ke kursi. “Tapi sekarang kamu udah dapet aku seutuhnya, nih.”Nilam mendesah pelan, lalu matanya memandang Jean dengan tatapan manja. “Aku kangen banget… tahu gak?”"Kita kan gak ketemu baru hari ini.""Tapi bagiku ini udah l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Fokus Ke Diri Sendiri Dulu

    Suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang mengisi kekosongan di antara mereka. Lampu-lampu jalan menari pelan di kaca jendela, seolah mengiringi perasaan gundah yang masih menyelimuti hati Nilam. Tangan Jean memegang kemudi, sementara tatapannya sesekali mencuri-curi pandang ke arah Nilam yang duduk diam, memeluk tas di pangkuannya.“Masih kepikiran Talita?” tanya Jean akhirnya, dengan suara pelan.Nilam hanya mengangguk pelan tanpa menoleh.Jean menarik napas sejenak, lalu tersenyum tipis. “Sayang… aku ngerti kamu khawatir. Tapi jangan terlalu OVT ya! Talita kan udah ngabarin, dan sejauh ini infonya sama seperti yang bu Ratih bilang. Jadi, kita harus percaya sama dia.”Nilam mengatupkan bibirnya erat. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya sepenuhnya. Tapi ada di sisi lain perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres.“Aku ngerasa... ada sesuatu yang masih mengganjal," bisiknya akhirnya. “Perasaanku gak enak aja.”Jean mengalihkan tangan kirinya da

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status