Share

Elisha si Playing Victim

last update Last Updated: 2024-11-29 15:58:07

"Apa?!" Elisha melotot kaget. Dia tidak menyangka jika Nilam akan seberani ini. "Kamu bener-bener nggak punya attitude ya! Kamu mau dapat nilai kualifikasi yang buruk?" tanya wanita itu dengan raut emosi.

"Iya Nilam! Kamu jangan gitu ke Bu Elisha!" bisik salah satu rekan Nilam.

"Bener. Nanti kalau sertifikat magang kamu nggak keluar gimana? Sia-sia kamu kerja keras selama berminggu-minggu."

"Orang dia dulu yang mulai!" Nilam masih saja keras kepala.

"Tapi kan—"

"Sekarang udah jelas ya gimana sifat asli kamu!" Lagi-lagi Elisha sengaja memotong ucapan Nilam. "Selain licik dan tukang tipu, kamu ini juga pinter banget ngerayu laki-laki." Elisha tertawa mencemooh. Ia lipat kedua tangannya di dada dengan wajah jengah.

"Maksudnya gimana?"

"Pakai pura-pura segala! Udah lupa dulu waktu masih jadi pembantu gimana tingkah laku kamu? Ke sana- ke sini
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Cihuy
makin penasaran gak nyenyak tdur nih mkirin nilam sm jean yg mkin mendebarkan gimana kelanjutanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Marah Melulu

    "Jadi kamu nganter aku pulang cuma buat marah-marah aja?" "Enggak gitu, Nilam. Aku cuma khawatir." "Aku baik-baik aja. Ngapain harus khawatir." Jean menghela nafas panjang sembari mengusap jari Nilam yang sedang menggenggamnya. "Dasar kamu!" Gadis itu memperhatikan jarinya yang begitu kecil di genggaman sang kekasih. Sampai, iseng dia berucap, "Cincinnya cocok nggak di jariku?" Jean melirik sekilas ke arah jari manis Nilam. "Tentu aja cocok. Kan aku yang pilih." "Emm... Kamu kok bisa tau ukuran jariku?" tanya Nilam sambil memperhatikan Jean. Manik hitamnya memandang sang kekasih dengan binar penuh kerinduan. "Apa gunanya kita sering gandengan tangan kayak sekarang ini?" "Oh, jadi diem-diem kamu ngukur jariku?" "Nggak cuma jari aja. Semua yang ada di kamu, aku tau banget, Nilam."

    Last Updated : 2024-11-30
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kiss

    "Umph..." Nilam tercekat. Dia tidak menyangka jika Jean tiba-tiba mendorong belakang kepalanya dan menciumn secara mendadak. "Hmm..." Gadis itu meremas celananya sendiri saat merasakan sensasi dingin sekaligus manis yang menyebar ke dalam mulutnya. Tapi yang makin membuat ia tak fokus karena lidah Jean yang tidak berhenti mengajak lidahnya sendiri untuk saling bergulat satu sama lain. Seandainya saja mereka tidak butuh pasokan oksigen, pasti mereka tidak akan berhenti untuk saling pagut satu sama lain. "Gimana? Makan es krim ala orang dewasa lebih enak kan?" bisik Jean di samping telinga Nilam. Gadis itu reflek mendorong dada Jean. "Untung aja lantai atas sepi. Kalau ada yang liat gimana?" "Paling yang liat CCTV!" Nilam melotot. Dia kaget bukan main saat menyadari hal itu. "Astaga!! Kamu gimana sih? Nanti kalau kita viral gimana? Nanti kalau wajah kita masuk sosmed terus jadi hujatan orang-orang gimana?" "Terus—mmphhh..." Karena berisik, Lagi-lagi Jean memutuskan untuk mencium

    Last Updated : 2024-12-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Iri Hati

    "Kamu nggak ikut turun juga?""Iya dong. Aku mau pamit ama Bu Mala dulu sebelum pulang. Tadi aku ngajak kamu pergi kan secara baik-baik, jadi ngajak pulangnya juga harus baik-baik juga."Gadis 20 tahun itu tersenyum girang. "Ehehehe. Kamu emang gentle."Keduanya pun segera turun dan masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan bu Mala. Mereka yang beberapa waktu yang lalu menyembunyikan hubungan itu, kini terlihat santai saat muncul di hadapan Bu Mala. Apalagi Jean yang terlihat lebih percaya diri dibanding waktu pertama kali bertemu dengan calon mertuanya.Jika malam itu, Nilam dan Jean terlihat bahagia, hal yang berbeda harus dirasakan oleh Elisha. Di mana wanita cantik itu sibuk merenung di balkon kamarnya seorang diri. Sejak pulang tadi, Elisha terlihat begitu murung. Bahkan dia mengabaikan Qila yang antusias ingin menceritakan hal-hal serunya di sekolah.Kepalanya seperti mau pecah, ketika mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Ke

    Last Updated : 2024-12-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Cemburu Parah

    Keesokan paginya, Elisha masuk ke kantor seperti biasanya. Wanita itu mengendarai mobil hitamnya seorang diri tanpa bantuan supir. Tidak lupa, sebelum berangkat ia akan mengantar Qila lebih dahulu ke sekolah. Walaupun melelahkan dan cukup makan waktu, mau tak mau dia harus mengerjakan itu semua.Sesampainya di lokasi, wanita dengan blouse berenda di bagian dada itu melihat Nilam yang juga baru turun dari mobil. Bedanya, gadis itu di antar seseorang yang tidak lain adalah Jean, mantan suaminya. Tapi bukannya langsung masuk, Nilam dan Jean malah masih sibuk mengobrol berduaan."Dadah kak! Nanti jangan lupa jemput aku ya!""Iya...""Oh ya! Bekal yang aku buat jangan lupa di makan lho! Aku masak itu penuh effort. Aku rela bangun dari subuh soalnya.""Iya Nilam sayang... Pasti bakal aku abisin kok.""Kalau rasanya ada yang kurang bilang aja ya! Gak usah sungkan.""Masakan kamu selalu enak kok.""Masa sih?""

    Last Updated : 2024-12-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kok Nyalahin Aku?!

    Suara gebrakan meja yang cukup keras itu membuat mereka bertiga langsung terjingkat.Nilam dan kedua temannya seketika memasang ekspresi horor ketika melihat Elisha berdiri dengan wajah memerah karena marah."Kalian ini! Bukannya mulai bekerja! Malah gosip yang enggak-enggak!" amuk Elisha dengan bersungut-sungut."Bu— Bu Elisha." Kedua teman Nilam yang kaget langsung bersembunyi di belakang Nilam. Seolah minta perlindungan."Siapa yang mulai duluan?! Pasti kamu kan?!" Elisha mendekati Nilam lalu menarik lengan perempuan itu dan mencengkramnya kuat."Lepasin Bu! Ini sakit!" desis Nilam sambil memicing tajam ke arah Elisha. Dia mencoba melindungi dirinya saat Elisha mulai main kasar dengan menahan balik pengelangan tangan wanita 28 tahun di depannya."Udah tau ini sakit, tapi kenapa kamu terus cari gara-gara sama aku, hah? Nggak capek kamu ngurusin hidupku?"Nilam berdecih. "Ibu jangan mutar balikkan fakta ya! Yang kepo sa

    Last Updated : 2024-12-06
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kapan Kita Menikah?

    "Gimana Pak?""Ya udah. Kamu kerja aja kayak biasanya. Abis ini aku minta Elisha buat siapin apa yang kamu minta."Jawaban tegas Dikta membuat Nilam bernafas lega. Ia langsung tersenyum lebar sambil mengucapkan terima kasih. Sedangkan Elisha, semakin dongkol saja karena Dikta terus membela Nilam sejak tadi."Pokoknya aku nggak mau bikin sertifikat buat dia. Kalau kamu mau, ya buat aja sendiri!" Elisha melipat kedua tangannya di dada. Ia begitu tegas menolak permintaan Dikta walaupun bosnya itu tidak bicara secara langsung."Kamu kenapa sih tadi uring-uringan terus?" Dikta mendekati Elisha, menyentuh pundaknya, tapi sayang— Elisha langsung menepis tangan pria itu begitu saja."Udah dong, Sha! Jangan kayak anak kecil gini!""Abisnya kamu belain Nilam terus!" ketus Elisha."Dia itu cuma bocah, Sha. Ngapain ngeladenin dia?" Dikta agak frustasi menghadapi Elisha yang super keras kepala. "Lagian, dia itu anaknya temen Mama, ja

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Dipermainkan

    Pria dengan setelan kemeja warna putih dengan celana berwarna hitam tersebut kembali menghampiri Elisha sebelum berucap, "Mungkin kata-kata yang aku ucapkan, terdengar sangat sadis dan akan membuat kamu sakit hati. Tapi kamu harus sadar Elisha— bahwa seorang Pradikta, nggak akan mungkin menikahi seorang janda beranak satu seperti kamu."Hati Elisha berdenyut sakit ketika mendengar ucapan Dikta. Batinnya terasa sesak dan perih dengan fakta yang dilontarkan oleh sang atasan."Jelas dari status aja, kita udah jauh beda. Jadi aku mohon, mending kamu kubur dalam-dalam aja keinginan kamu untuk menjadi istriku. Paham?"Elisha memejamkan matanya. Semakin dibiarkan, Dikta justru semakin melukai perasaannya. "Kamu keterlaluan!""Bukan aku yang keterlaluan, tapi kamu yang gampang banget ditipu," pungkas Dikta sambil menyentuh pipi Elisha yang memerah. " Coba kamu sedikit jual mahal seperti Nilam, pasti rumah tangga kamu akan baik-baik saja.""Tapi s

    Last Updated : 2024-12-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Di Hotel Berdua

    "Cari hotel aja gimana?"Tuk!"Awww..." Nilam memegangi keningnya yang baru saja jadi korban sentilan Jean. "Sakit kak!" protesnya."Ya lagian, kamu ini. Kirain bakal nolak pas aku godain, malah ngajak check-in!"Nilam menyipitkan matanya sambil berbisik, "Salah sendiri nantangin. Ditantang balik kamu yang panik kan?"Jean menjilat bibirnya sambil berkata, "Ya udah. Kamu mau ke hotel mana?"Nilam menelan ludah. Panik sedikit tapi masih berusaha tenang seolah tidak terjadi apa-apa. "Hotel ya? Emm... Terserah kamu aja.""Oke. Masuk mobil dulu! Nanti aku pikirkan kita mau check-in di hotel mana," gumam Jean sambil menahan diri agar tetap cool. Walaupun dia setengah mati ingin tertawa karena melihat ekspresi panik Nilam di depannya.Gadis itu hanya menurut dan duduk di samping kursi kemudi. Dia sudah seperti anak ABG yang mau diculik Om-om. Ekspresi wajahnya super duper lucu menurut Jean.*"Kita s

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Kerja Sama

    Flashback...["Dikta... Ini aku. Talita."]Talita?Dikta mengerutkan keningnya. Nama itu terdengar begitu asing baginya. Dia tidak ingat sama sekali siapa wanita ini dan untuk apa dia menghubunginya.["Tapi sepertinya kamu sudah lupa, ya kan?"]["Btw, kita ini teman satu sekolah. Aku adik kelas kamu lebih tepatnya."]"Talita..." Ia kembali mengingat. "Oh? Si cupu itu? Aku baru ingat."Begitu gambaran tentang si perempuan muncul di dalam benaknya, ia pun segera membalas pesan Talita, "Iya. Aku ingat kok. Kamu yang dulu pakai kacamata tebal dan pendiam itu kan?"["Ternyata kamu notice juga."]["Duh. Jadi malu."]Dikta membalas lagi, "Ada perlu denganku?"["Aku dengar kamu udah keluar dari penjara kemarin. Apa itu benar?"]"Ya, aku baru keluar kemarin."["Dikta, kalau ada waktu apa bisa kita ketemu? Aku kangen banget sama kamu."]Dikta menatap layar ponselnya cukup lama, mempertimbangkan pesan dari Talita. Ia memang tidak terlalu mengenal perempuan itu saat sekolah dulu. Talita hanya seo

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pertemuan Talita dan Dikta

    Kafe itu terletak di sudut kota, agak tersembunyi dari keramaian. Bangunannya bergaya industrial dengan dinding bata ekspos dan lampu-lampu redup yang menciptakan suasana hangat, namun juga penuh rahasia. Musik jazz mengalun pelan, menemani percakapan para pelanggan yang lebih banyak memilih duduk di sudut ruangan, seolah ingin menjaga privasi masing-masing. Talita melangkah masuk dengan hati gelisah. Matanya langsung menyapu ruangan, mencari sosok yang telah menunggunya. Di sudut dekat jendela, seseorang duduk dengan santai. Siluetnya terlihat tenang, tetapi ada aura tekanan yang sulit dijelaskan. Tatapannya tajam, penuh perhitungan, seperti sedang menunggu sesuatu yang lebih dari sekadar pertemuan biasa. Talita menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah mendekat. "Akhirnya kamu sampai?" gumam suara itu begitu ia duduk.Talita menelan ludah. "Kamu nunggu kelamaan ya?"Pria itu menggeleng. "Aku baru aja datang kok."Ada jeda sejenak sebelum suara itu kembali terdengar. "

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Boleh Cium?

    "Aku ingin mencium kamu." Nilam membeku. Matanya membesar, napasnya tercekat.Jean tersenyum semakin lebar melihat ekspresi gadis itu. Tangannya masih bertumpu di dagu Nilam, sementara wajahnya tetap dekat, menunggu respons dari gadis yang kini jelas-jelas sedang panik. "Lalu?" lanjutnya pelan, suaranya seperti bisikan berbahaya. "Aku boleh kan meminta ciuman darimu?" Nilam membuka mulutnya, ingin menjawab— Tapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Jean sudah lebih dulu menutup jarak, mengecup bibirnya dengan lembut. Dan saat itu juga, dunia seolah berhenti berputar bagi Nilam.Ciuman itu dimulai dengan lembut. Bibir Jean menekan bibir Nilam dengan penuh perasaan, seolah ingin meyakinkan dirinya bahwa gadis ini benar-benar nyata—bahwa ia benar-benar ada di sini bersamanya.Nilam sempat membeku di awal, terlalu terkejut dengan keberanian Jean. Namun, seiring detik berlalu, tubuhnya mulai rileks. Jantungnya berdetak kencang, tetapi bukan karena panik. Melainkan karena sensasi y

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bibir Pink Favorit Jean

    Jean menghela napas panjang sebelum akhirnya melepas jasnya dan meletakkannya di sandaran kursi. Raut wajahnya masih serius, menunjukkan bahwa sesuatu memang sedang mengganggu pikirannya. Nilam menelan ludah, sedikit canggung berdiri di depan meja Jean sambil menunggu pria itu berbicara. "Polisi bekerja terlalu lambat," gumam Jean akhirnya, nada suaranya penuh ketidakpuasan. "Sudah berhari-hari, dan mereka masih belum bisa menemukan siapa yang menyerang kamu di vila." Mata Nilam sedikit melembut. Ia tahu Jean masih menyimpan amarah karena kejadian itu. Wajar saja, pria itu hampir kehilangan kendali saat pertama kali tahu seseorang menyerangnya. Nilam melangkah mendekat dan berdiri di sisi meja, menatap Jean dengan penuh pengertian. "Pak Jean," katanya lembut, "aku tau kamu marah dan khawatir. Tapi percaya deh, polisi pasti berusaha yang terbaik. Emang butuh waktu untuk menemukan pelaku untuk menemukan pelakunya kan? Apalagi gak ada saksi di sana?"Jean mengusap wajahnya dengan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Reaksi Yang Mengejutkan

    Keesokan paginya, Nilam datang ke kantor dengan wajah berseri-seri. Senyumnya mengembang sejak ia melangkah masuk ke dalam ruangan. Aura bahagia jelas terpancar darinya, seolah dunia sedang berkonspirasi untuk membuatnya terus merasa berbunga-bunga.Saat melewati meja Talita dan Rani, dua rekan kerjanya itu langsung menangkap perubahan ekspresi Nilam. Mereka saling melirik penuh arti sebelum akhirnya menyapanya dengan penuh rasa ingin tahu."Duh, ada apa nih senyum-senyum terus? Pasti lagi happy ya?" tanya Rani sambil mencondongkan tubuhnya ke meja Nilam."Iya, ih! Dari wajahnya, kamu pasti punya kabar baik. Ya kan?" Talita ikut menimpali. Matanya berbinar penasaran. "Kalau punya kabar baik, jangan disimpan sendiri dong. Bagilah sama kita!"Nilam masih mempertahankan senyumnya yang penuh rahasia. Ia menatap kedua temannya dengan tatapan jahil, menikmati rasa penasaran yang jelas terlihat di wajah mereka. "Tapi jangan sampai kaget ya!" ujarnya menggoda. "Apa-apa! Cepetan kasih tahu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Elisha... Di mana?

    Di sebuah sel sempit dan dingin, seorang wanita duduk termenung. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali dunia melihatnya, tetapi matanya tetap menyala—bukan dengan kelembutan, melainkan dengan ambisi yang seperti sebelumnya.Tangan rampingnya mencengkeram kain lusuh yang membalut tubuhnya. Bibirnya bergetar, bukan karena udara yang dingin, tetapi karena emosi yang ia tahan selama ini. Mereka benar-benar berpikir bisa melupakannya begitu saja?Ia menutup matanya, mengingat kembali hari-hari sebelum semuanya berubah. Dulu, hidupnya sempurna. Ia punya segalanya—cinta, kehormatan, kehidupan yang diimpikan banyak orang. Tapi dalam sekejap, semuanya direnggut darinya. Dan kini, dari balik jeruji besi, ia hanya bisa mendengar kabar bahwa seseorang telah menggantikan posisinya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah itu masih ada, membara lebih kuat dari sebelumnya. Ia menunduk, rahangnya mengeras.Wanita itu— Elisha.Ia masih duduk diam di sudut selny

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dilamar

    “Kita mau ngapain, Pak?” tanya Nilam dengan suara pelan begitu mereka berdua memasuki kamar Jean. Namun, alih-alih menjawab, Jean justru menyudutkan Nilam ke dinding, membuat gadis itu terjebak di antara tubuh tegapnya dan tembok yang terasa dingin di punggungnya. Tatapan pria itu begitu dalam, menusuk hingga ke lubuk hati. Jarak mereka yang begitu dekat membuat Nilam tak tahu harus berbuat apa. Rasanya ia ingin kabur, tapi kedua kakinya seakan membeku di tempat. “P— Pak?” suara Nilam bergetar, jantungnya berdebar hebat. “Tutup mata kamu dulu!” bisik Jean dengan nada lembut yang menggelitik telinganya. “Tapi…” Jean tersenyum kecil. “Ayolah, Nilam. Aku nggak akan macam-macam, janji.” Melihat tatapan penuh keyakinan itu, Nilam akhirnya menurut. Ia menarik napas dalam, lalu perlahan memejamkan mata. Jean menatap wajah polos di depannya dengan senyum penuh arti. Jari-jarinya terangkat, menyentuh pipi Nilam dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh gadis itu sedikit menegang,

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sst, Ayo Ikut!

    "Jadi Mba gak mau tidur sama Qila, ya?" Qila menundukkan kepalanya dan tak berani menatap Nilam.Nilam yang memperhatikan dengan seksama dan melihat ada cairan bening yang terbendung di mata Qila pun berhenti untuk menggoda Qila.Tentu saja Nilam hanya bercanda dan ia bersedia mengikuti apa yang diinginkan gadis kecil kesayangannya itu tanpa menggerutu ataupun kesal.Nilam langsung memeluk dan berusaha untuk menghibur Qila agar ia tidak bersedih karena kejahilan Nilam."Mbak cuma bercanda, kok, Qila! Jangan sedih gitu, dong!" Nilam mengusap rambut Qila lembut.Jean yang tahu jika Nilam tak serius dengan apa yang ia lakukan tetap diam dan mengamati dari kejauhan."Dasar, anak ini!" Celetuknya mengatai Nilam.Justru Jean merasa gemas karena tingkah Nilam yang layarnya seorang bocah juga sampai-sampai ia ingin menerkamnya."Sabar, sabar, harus menunggu sampai Qila tidur! Harus bisa menahan sabar," gumam Jean menenangkan dirinya dari hasratnya yang hendak bergejolak.Qila yang tadinya tak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tidur Bareng

    Akhirnya spaghetti Aglio Olio yang dibuat dengan susah payah sudah siap dihidangkan. Keduanya sampai berpeluh keringat layaknya tengah lomba memasak."Wow! Masakan kita keren banget, ya, Mbak! Qila jadi gak sabar buat nikmatinnya!" seru Qila yang bersemangat."Ya udah kalau gitu, sekarang kita hidangkan dulu! Kamu panggil Papa, ya? Biar Mbak yang siapin semuanya ke meja makan," ujar Nilam. "Tapi sebelumnya kita bersihkan diri dulu! Lihat, tuh! Kaya badut!" sambungnya menahan tawa.Qila pun memperhatikan dirinya sendiri dari yang memang dalam keadaan berantakan. Keduanya saling bertatap mata dan tiba-tiba tertawa.Jean yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka begitu gemas dan bahagia karena keakraban yang terjalin di antara keduanya.Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan melukiskan senyuman di wajahnya, Jean bergumam, "Dasar anak-anak!"Jean pun berlalu meninggalkan mereka berdua yang masih asyik sendiri, menunggu keduanya memanggil dirinya untuk mencicipi hidangan yang su

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status