Share

BAB 85

Penulis: Nenghally
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 15:58:19

Luna tersenyum licik sambil menggenggam memori kecil di tangannya. Ia melangkah keluar dari garasi dengan percaya diri, mencari sudut yang lebih sepi sebelum menelepon seseorang.

"Halo... Ini aku, Luna," katanya dengan nada lembut, namun penuh maksud tersembunyi. "Aku punya sesuatu yang ingin kupulihkan. Apakah kamu bisa memulihkan data yang sudah dihapus dari sebuah kamera dasbor?"

Suara di seberang sana terdengar yakin. "Tentu saja, kirimkan saja memorinya. Aku bisa mengembalikan data yang terhapus, tapi butuh waktu."

Luna tersenyum, menatap memori itu seolah memegang kunci kemenangan. "Baik, aku akan mengirimkannya sekarang. Lakukan secepat mungkin. Aku butuh bukti itu."

Setelah menutup telepon, Luna menggenggam memori itu lebih erat. "Zara,  "Aku tidak sabar melihat wajahmu saat kebenaran terungkap," gumamnya sambil berjalan menuju mobilnya.

Sementara itu, Zara hampir menabrak Jerry di lorong sebelum masuk ke kamarnya. Nafasnya terengah-engah, wajahnya tegang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 86

    Sandi menatap jalan di depannya, matanya tajam dan penuh fokus. Dengan satu tangan di setir, ia menekan tombol panggilan cepat di ponselnya."Pak Jerry, saya sudah mendapatkan memorinya kembali," ucap Sandi, suaranya datar namun penuh makna."Bagus," jawab Jerry dari ujung telepon, suaranya tenang namun jelas terdengar puas. "Bawa itu padaku."Sandi mengangguk meski Jerry tidak bisa melihatnya. "Baik, Pak. Saya dalam perjalanan."Namun, di dalam hatinya, Sandi tahu ini bukan hanya tentang menyerahkan memori kepada Jerry. Ia memegang sesuatu yang lebih dari sekadar rekaman. Ini adalah kunci untuk memahami permainan yang sedang terjadi di antara keluarga Hendrawan dan musuh-musuh mereka yang tak kasat mata."Terkadang, kita harus mendekati musuh dan menjadikannya seorang teman, agar lebih mudah mengenalnya dari dalam," gumam Sandi sambil menatap memori di tangannya.Mobil melaju dengan tenang, sementara pikiran Sandi berputar cepat. Jerry bukan hanya sekadar pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 87

    "Zara, mau ke mana kamu?" panggil Bu Hanan dari ruang tamu, matanya memperhatikan Zara yang menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa."Saya ada urusan, Bu," jawab Zara singkat, tangannya erat menggenggam tas di pundaknya, jelas menunjukkan niatnya yang tak bisa diganggu."Urusan apa? Gak baik wanita hamil sering-sering keluar rumah," kata Bu Hanan, nadanya setengah memerintah. "Jangan sampai kesehatan calon cucuku terganggu."Zara berhenti sejenak di ujung tangga, menatap Bu Hanan dengan senyum tipis, mencoba menjaga kesopanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Bu. Tapi saya harus menyelesaikan sesuatu yang penting."Bu Hanan menyipitkan matanya, seolah tidak percaya. "Apa kamu pergi sendiri? Kenapa gak minta sopir untuk mengantarmu?"Zara menggeleng pelan. "Saya bisa mengurusnya sendiri, Bu.""Zara," suara Bu Hanan melembut, tetapi tetap sarat dengan rasa ingin tahu. "Saya harap kamu gak menyembunyikan sesuatu dari kami. Apalagi sekarang, situasinya sangat sensitif.""Tidak ada yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 88

    Pria itu berdiri tegap di depannya, matanya sedikit melebar melihat Zara, tetapi dengan cepat kembali tenang. Zara, di sisi lain, menatapnya penuh kekecewaan dan amarah."Nona Zara...," Sandi mencoba bersikap tenang."Kamu tahu," suara Zara lirih, hampir seperti bisikan, namun penuh tekanan. "Selama ini... kamu tahu dia masih hidup?"Sandi tidak langsung menjawab. Ia mengusap tengkuknya dengan gelisah, mencari cara untuk menjelaskan. "Nona Zara, tolong dengarkan saya dulu..."Zara menggeleng keras, air matanya sudah tumpah. "Aku hidup dalam kesedihan, kebingungan, dan rasa kehilangan yang tak berujung. Aku hampir gila mencarinya, Sandi! Dan kamu... kamu tahu! Kalian semua tahu, tapi tidak ada yang memberitahuku!"Sandi menatapnya dengan tatapan bersalah. "Saya melakukannya demi Tuan Rian. Dia memintaku untuk tidak mengatakan apa pun. Dia ingin memastikan Anda aman sebelum dia kembali.""Aman? Apa maksudmu aman?" suara Zara mulai bergetar, penuh emosi. "Apa me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 1

    “Bu, kenapa rasanya jantungku nggak berhenti berdebar?” Zara memegang dadanya, mencoba mengatur napas yang terasa sesak.Ibunya, Bu Sari, yang tengah merapikan gaun Zara berhenti sejenak, memandang wajah putrinya yang penuh kegelisahan. “Itu wajar, Nak. Semua pengantin pasti gugup.”Zara mengangguk pelan. Ia menatap cermin di hadapannya, mencoba tersenyum, namun bayangannya membuatnya merasa asing.“Zara, tamu sudah berdatangan. Kamu siap?” suara lembut ibunya membuyarkan lamunan.“Ya, Bu,” jawab Zara, tersenyum canggung menutupi kegelisahannya.Hujan pagi itu seharusnya menjadi latar hari paling bahagia bagi Zara. Gaun putih dengan renda halus melekat sempurna di tubuhnya, tetapi firasat ganjil sejak pagi tak mau hilang.Segalanya tampak sempurna. Musik klasik mengalun, dekorasi gereja memukau, tetapi sebuah ketukan di pintu ruang rias mengubah segalanya.“Kecelakaan?” Zara menatap pria berjas formal yang berdiri di ambang pintu, tubuhnya terasa kaku. Suaranya gemetar, nyaris tak kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 2

    Zara menatap cermin di depannya. Gaun putih yang membalut tubuhnya begitu anggun, menjadikannya sosok yang hampir sempurna di mata orang lain. Tapi bagi Zara, gaun itu seperti tali yang membelit tubuhnya, membuatnya sulit bernapas.Matanya sembab, bibirnya kering, dan senyumnya menghilang entah ke mana. Ia tidak berkata apa-apa. Apa yang bisa ia katakan? Protes? Tangisan? Semua itu sudah habis beberapa jam lalu.“Zara, ibu tahu kamu mungkin kecewa pada Ibu.” Bu Sari melangkah mendekat, meletakkan tangannya di pundak Zara. “Tapi, kamu harus tahu apa yang sudah dikorbankan mendiang ayahmu untuk memastikan kamu tidak kehilangan segalanya. Pernikahan ini... mungkin satu-satunya cara untuk menyelamatkan kita semua," suara Bu Sari bergetar, penuh beban.Zara ingin menjawab, ingin mengatakan bahwa ia merasa dikhianati oleh dunia, oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya. Tapi yang keluar hanyalah desahan panjang. Ia tidak ingin membuat ibunya lebih terbebani.“Jerry… bertahanlah,” bisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 3

    Setelah pernikahan yang terasa seperti pengorbanan dari pada awal kebahagiaan, Zara dan Rian pindah ke rumah baru yang telah disiapkan oleh keluarga mereka. Rumah itu besar, mewah, dan dilengkapi dengan perabotan mahal yang tampak sempurna.Namun bagi Zara, semua itu tidak mampu menghapus kehampaan yang ia rasakan. Ia berdiri di ruang tamu, memandangi sofa kulit yang dingin, chandelier kristal yang berkilauan, dan dinding putih bersih yang terasa asing. Ia merasa seperti tamu dalam hidupnya sendiri.Rian hanya membawa koper ke sudut ruangan dan pergi tanpa sepatah kata. Langkahnya yang tenang namun dingin, menghilang di balik pintu kamar. Zara tetap diam di tempatnya, mencoba menenangkan hatinya."Ini adalah awal yang baru, aku harus kuat,” pikirnya, meski rasa sesak di dadanya semakin menekan.Malam itu, Zara memutuskan menyiapkan makan malam sederhana. Sebuah usaha kecil untuk mencoba membangun komunikasi di antara mereka. Ia menata meja makan dengan rapi, berharap bisa memulai perc

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 4

    Zara mengalihkan kesepiannya dengan tenggelam dalam pekerjaannya sebagai seorang dokter. Pagi-pagi sekali, ia sudah berangkat ke rumah sakit, mengenakan jas putih dan menyibukkan diri dengan pasien-pasiennya. Baginya, pekerjaan di rumah sakit adalah satu-satunya tempat di mana ia merasa dihargai dan dibutuhkan. "Dokter Zara, pasien di ruang ICU memerlukan pemeriksaan tambahan," panggil seorang perawat. Zara mengangguk, lalu segera menuju ruang ICU. Sepanjang hari, ia berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain, memastikan semua pasien mendapatkan perawatan terbaik. Pekerjaan ini adalah pelariannya, meskipun tubuh dan pikirannya kerap merasa lelah. Namun, bahkan di rumah sakit, pikirannya tetap melayang pada pernikahannya yang terasa hampa. Saat sedang mengisi catatan medis, ia sering terdiam, memikirkan bagaimana ia bisa memperbaiki hubungan dengan Rian. Zara duduk di kursi ruang istirahat setelah shift panjang. Tangannya memijat pelipis, matanya menatap kosong ke loker di depan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 5

    Sesampainya di rumah, Zara merasa tubuhnya lelah, meskipun pikirannya masih penuh dengan kekacauan yang terjadi di rumah sakit. Pikirannya melayang antara pasien yang baru saja dia tangani dan pertemuan yang membingungkan dengan Rian. Saat memasuki rumah besar mereka, udara terasa sepi, dan hanya ada sedikit suara yang menggema di ruang tamu. Begitu membuka pintu kamar, matanya langsung tertuju pada Rian yang sudah berbaring di tempat tidur. Piyama biru yang dikenakannya membuatnya terlihat tenang, tapi ekspresinya tetap datar, tak terpengaruh oleh kejadian siang tadi. Zara berdiri di pintu sejenak, memandangnya dengan hati yang campur aduk. Ada rasa lelah yang dalam, tetapi juga rasa ingin tahu yang semakin memuncak. “Kamu tidak tidur?” tanyanya, suara lembut namun tetap menyimpan ketegasan. Rian tidak menjawab langsung. Matanya masih terpejam, seolah menikmati ketenangan yang ada. Akhirnya, ia membuka matanya perlahan dan menoleh ke arah Zara. “Aku sudah tidur,” jawabnya datar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 88

    Pria itu berdiri tegap di depannya, matanya sedikit melebar melihat Zara, tetapi dengan cepat kembali tenang. Zara, di sisi lain, menatapnya penuh kekecewaan dan amarah."Nona Zara...," Sandi mencoba bersikap tenang."Kamu tahu," suara Zara lirih, hampir seperti bisikan, namun penuh tekanan. "Selama ini... kamu tahu dia masih hidup?"Sandi tidak langsung menjawab. Ia mengusap tengkuknya dengan gelisah, mencari cara untuk menjelaskan. "Nona Zara, tolong dengarkan saya dulu..."Zara menggeleng keras, air matanya sudah tumpah. "Aku hidup dalam kesedihan, kebingungan, dan rasa kehilangan yang tak berujung. Aku hampir gila mencarinya, Sandi! Dan kamu... kamu tahu! Kalian semua tahu, tapi tidak ada yang memberitahuku!"Sandi menatapnya dengan tatapan bersalah. "Saya melakukannya demi Tuan Rian. Dia memintaku untuk tidak mengatakan apa pun. Dia ingin memastikan Anda aman sebelum dia kembali.""Aman? Apa maksudmu aman?" suara Zara mulai bergetar, penuh emosi. "Apa me

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 87

    "Zara, mau ke mana kamu?" panggil Bu Hanan dari ruang tamu, matanya memperhatikan Zara yang menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa."Saya ada urusan, Bu," jawab Zara singkat, tangannya erat menggenggam tas di pundaknya, jelas menunjukkan niatnya yang tak bisa diganggu."Urusan apa? Gak baik wanita hamil sering-sering keluar rumah," kata Bu Hanan, nadanya setengah memerintah. "Jangan sampai kesehatan calon cucuku terganggu."Zara berhenti sejenak di ujung tangga, menatap Bu Hanan dengan senyum tipis, mencoba menjaga kesopanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Bu. Tapi saya harus menyelesaikan sesuatu yang penting."Bu Hanan menyipitkan matanya, seolah tidak percaya. "Apa kamu pergi sendiri? Kenapa gak minta sopir untuk mengantarmu?"Zara menggeleng pelan. "Saya bisa mengurusnya sendiri, Bu.""Zara," suara Bu Hanan melembut, tetapi tetap sarat dengan rasa ingin tahu. "Saya harap kamu gak menyembunyikan sesuatu dari kami. Apalagi sekarang, situasinya sangat sensitif.""Tidak ada yan

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 86

    Sandi menatap jalan di depannya, matanya tajam dan penuh fokus. Dengan satu tangan di setir, ia menekan tombol panggilan cepat di ponselnya."Pak Jerry, saya sudah mendapatkan memorinya kembali," ucap Sandi, suaranya datar namun penuh makna."Bagus," jawab Jerry dari ujung telepon, suaranya tenang namun jelas terdengar puas. "Bawa itu padaku."Sandi mengangguk meski Jerry tidak bisa melihatnya. "Baik, Pak. Saya dalam perjalanan."Namun, di dalam hatinya, Sandi tahu ini bukan hanya tentang menyerahkan memori kepada Jerry. Ia memegang sesuatu yang lebih dari sekadar rekaman. Ini adalah kunci untuk memahami permainan yang sedang terjadi di antara keluarga Hendrawan dan musuh-musuh mereka yang tak kasat mata."Terkadang, kita harus mendekati musuh dan menjadikannya seorang teman, agar lebih mudah mengenalnya dari dalam," gumam Sandi sambil menatap memori di tangannya.Mobil melaju dengan tenang, sementara pikiran Sandi berputar cepat. Jerry bukan hanya sekadar pe

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 85

    Luna tersenyum licik sambil menggenggam memori kecil di tangannya. Ia melangkah keluar dari garasi dengan percaya diri, mencari sudut yang lebih sepi sebelum menelepon seseorang."Halo... Ini aku, Luna," katanya dengan nada lembut, namun penuh maksud tersembunyi. "Aku punya sesuatu yang ingin kupulihkan. Apakah kamu bisa memulihkan data yang sudah dihapus dari sebuah kamera dasbor?"Suara di seberang sana terdengar yakin. "Tentu saja, kirimkan saja memorinya. Aku bisa mengembalikan data yang terhapus, tapi butuh waktu."Luna tersenyum, menatap memori itu seolah memegang kunci kemenangan. "Baik, aku akan mengirimkannya sekarang. Lakukan secepat mungkin. Aku butuh bukti itu."Setelah menutup telepon, Luna menggenggam memori itu lebih erat. "Zara,  "Aku tidak sabar melihat wajahmu saat kebenaran terungkap," gumamnya sambil berjalan menuju mobilnya.Sementara itu, Zara hampir menabrak Jerry di lorong sebelum masuk ke kamarnya. Nafasnya terengah-engah, wajahnya tegang

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 84

    Setelah makan siang selesai, Bu Hanan dan Luna melangkah keluar menuju taman. Udara siang itu sejuk, tetapi suasana di antara mereka terasa panas oleh percakapan yang baru saja terjadi di ruang makan.Luna berhenti di bawah pohon besar, memandang Bu Hanan dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Tante, apa Zara tinggal di sini sekarang?"Bu Hanan menarik napas panjang, ekspresinya menunjukkan ketidaksenangan. "Iya, dia bilang ingin tinggal di sini sampai Rian ditemukan. Awalnya aku menolak, tapi Arman menyuruhku untuk membiarkannya."Luna membelalakkan matanya, hampir tak percaya. "Dia tinggal di sini? Dan... bersama Jerry juga?"Bu Hanan mengangguk pelan, matanya menyipit penuh kecurigaan. "Iya, dan itu yang membuatku khawatir. Aku tahu Zara menggunakan alasan kehamilannya, tapi aku tidak bisa menutup mata terhadap apa yang terjadi."Luna tertawa kecil, lalu menatap Bu Hanan dengan tatapan penuh rencana. "Tante, ini bukan kebetulan. Zara pasti punya tujuan tertentu.

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 83

    Rian menutup laptopnya dengan gerakan tegas. Rahangnya mengeras, sementara pikirannya penuh dengan kemarahan yang bergejolak.Ia baru saja menyaksikan rekaman CCTV dari rumah keluarga Hendrawan. Dalam rekaman itu, Zara tampak dipojokkan oleh Bu Hanan, dan tuduhan yang dilontarkan membuat darahnya mendidih."Beraninya ibu memperlakukan istriku seperti itu," gumam Rian dengan nada rendah namun penuh amarah. Tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.Sandi, yang berdiri di sampingnya, menatap Rian dengan waspada. "Apa yang ingin Tuan lakukan selanjutnya?"Rian menghela napas berat, mencoba mengendalikan emosinya. "Tetap laporkan semuanya padaku tanpa menimbulkan kecurigaan. Cari kebenarannya… apakah anak yang dikandung Zara benar-benar darah dagingku."Belum sempat Sandi menjawab, suara pintu yang terbuka dengan keras menarik perhatian mereka. Lena berdiri di ambang pintu, wajahnya penuh kemarahan."Kamu kelewatan, Rian!"Sandi mundur selangka

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 82

    Luna melangkah dengan percaya diri memasuki gedung kantor Hendrawan Corp. Tumit sepatunya beradu dengan lantai marmer, menghasilkan bunyi yang berirama. Matanya tajam, mencari sosok Jerry yang sejak semalam menghilang begitu saja."Apa Jerry ada di dalam?" tanya Luna pada resepsionis dengan senyum tipis."Maaf, Nona Luna," jawab resepsionis itu sopan. "Tuan Jerry baru saja keluar dari gedung."Luna segera berbalik, matanya menyipit ketika melihat Jerry yang terburu-buru menuju mobilnya. Tanpa berpikir panjang, ia mengikuti dari kejauhan. Jerry tampak serius, wajahnya tegang saat membuka pintu mobil dan melaju dengan cepat."Ada apa, Jerry?" gumam Luna sambil menyalakan mesin mobilnya. Ia menjaga jarak, memastikan Jerry tidak menyadari kehadirannya.Jerry menyetir dengan kecepatan tinggi, membuat Luna harus fokus agar tidak kehilangan jejak. Di tengah perjalanan, Luna melihat sesuatu yang mengejutkan. Di sisi jalan, Jerry berhenti mendadak, keluar dari mobil, dan berlari ke arah seoran

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 81

    "Bertahanlah, Zara."Jalanan siang itu tidak terlalu ramai, tetapi setiap detik terasa seperti siksaan. Setiap lampu merah membuatnya semakin gelisah.Beberapa menit kemudian, Jerry melihat mobil Zara terparkir di pinggir jalan. Ia segera menghentikan mobilnya dan berlari ke arah Zara. Wajahnya tampak pucat, dan tangannya memegang perutnya dengan keringat bercucuran."Zara!" panggil Jerry, suaranya penuh kepanikan.Zara membuka matanya perlahan, menatap Jerry dengan ekspresi lemah. "Jerry... aku tak bisa... ini sakit sekali," bisiknya.Jerry segera membungkuk, tangannya menahan tubuh Zara dengan hati-hati. "Aku akan membawamu ke rumah sakit. Kita harus segera pergi," ucapnya, berusaha tetap tenang.Ia membantu Zara berdiri, membawanya ke mobil dengan penuh kehati-hatian. Zara bersandar pada bahunya, tubuhnya terasa begitu lemah. Begitu pintu mobil tertutup, Jerry kembali ke kursi pengemudi dan segera menyalakan mesin.Mo

  • Terjerat Cinta Suami Pengganti   BAB 80

    Zara sudah bersiap mengenakan pakaian rapi, wajahnya terlihat segar meski matanya menyiratkan kegelisahan. Ponselnya terus digenggam, sesekali ia memeriksa layar, berharap ada balasan dari Lena. Namun, pesan yang ia kirim sejak tadi pagi masih belum dibaca.Zara menuruni tangga dengan langkah cepat, menemui Bu Hanan yang sedang duduk di ruang tamu sambil menikmati teh paginya. Wanita paruh baya itu menoleh ketika Zara mendekat, menatapnya dengan sorot mata tajam seperti biasa."Mau ke mana pagi-pagi begini?" tanya Bu Hanan, menyesap tehnya pelan."Aku akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kehamilan," jawab Zara, berusaha terdengar santai. "Aku ingin memastikan semuanya baik-baik saja."Bu Hanan mengangguk kecil, meski matanya tetap curiga. "Hati-hati di jalan, dan jangan terlalu lama."Zara tersenyum tipis, mengabaikan tatapan Bu Hanan. "Tentu, Ibu."Setelah keluar dari rumah, Zara langsung menuju rumah sakit. Perjalanan terasa sedikit berat. Ia menarik n

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status