Share

S2 : Aku Tidak Bisa

Penulis: Aililea (din din)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Ras.”

Laras sangat terkejut ketika melihat Anta di ruang inap itu. Dia sampai memalingkan muka karena marah, bingung, juga sedih. Anta menemui Laras setelah dipindah ke ruang inap karena Laras harus mendapatkan perawatan sebab mengalami dehidrasi, juga tubuhnya sangat lemah yang beresiko untuk kandungannya.

Bintang memang belum memberitahu Laras jika Anta di sana dan sudah tahu soal kehamilan Laras, karena takut jika Laras semakin syok.

“Kalian bicara dulu, aku akan keluar,” kata Bintang.

Laras tidak ingin ditinggal karena takut berdebat dengan Anta, tapi Bintang meninggalkannya begitu saja.

Bintang menatap Anta, sebelum keluar dia berbisik, “Pelan-pelan menghadapinya, jangan membuatnya syok atau aku akan benar-benar memusuhimu jika sampai terjadi sesuatu dengan kandungan Laras.”

“Iya, aku tahu.” Anta benar-benar tidak menyangka Bintang akan segalak itu kepadanya.

Bintang pun meninggalkan Laras bersama Anta, memilih keluar bersama Langit dan menunggu di depan kamar.

Anta menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ya wajar bintang pengen juga punya baby ... kan suami nya ada Lang wkwkwk
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Waduh lihat si Laras mau punya bayi,si Binbin juga pengen punya bayi ,piye Iki ,wes ora udah puyeng dulu El...sing penting bikin nya lancar eh...persemaian benih nya lancar ,pasti lama2 bertumbu berkembang ,dipupuk dan disiram ,semoga Binbin sehat aja
goodnovel comment avatar
Puput Gendis
hadeeehhhh apa sekarang gantian bin sm El yg dar der dor... semoga pas uhuk2 El telat cabut singkong nya wkwkwkkw,. bin INGET pesen akoh yaa jngn KB.klu di tanya jwb iya udh gtu ajh y okee.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Pertengkaran

    Bintang melihat suaminya yang terus mondar-mandir, seolah bingung mau ke mana dan mau apa. Sejak berdebat di rumah sakit tadi, Langit tidak mau bicara dengan Bintang, tentu saja hal itu membuat Bintang sedih. “El.” Bintang mencoba mengajak bicara. “Hm ….” Langit hanya menanggapi panggilan Bintang hanya dengan sebuah dehaman. Langit tidak mau menatap Bintang. Dia berdiri di depan rak buku yang ada di kamar itu, menatap deretan buku di sana, tapi tidak kunjung mengambil. Bintang tahu Langit marah karena dia bersikeras ingin hamil. Meski alasan Langit masuk akal, tapi wajar jika Bintang menginginkan hal itu. Dia turun dari ranjang, mendekat ke arah Langit, lantas memeluknya dari belakang. Langit terkejut hingga bergeming di tempatnya, tanpa menoleh tanpa bersuara. “El, kamu masih marah?” tanya Bintang sambil memeluk erat dan menyandarkan kepala di punggung Langit. “Tidak,” jawab Langit dengan suara datar. “Lalu, kenapa kamu mengabaikanku?” tanya Bintang lagi, bersabar karena Langi

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Bagaimana Rasanya?

    Bintang berdiri di depan meja pantry, mengaduk kopi tanpa akhir dan tatapannya begitu kosong. Dia masih memikirkan perdebatan dengan suaminya semalam.Langit baru saja bangun, hingga melihat Bintang yang berdiri di depan meja pantry begitu lama. Dia pun mendekat untuk melihat apa yang sedang dilakukan istrinya, hingga mendapati istrinya sedang melamun.“Bin.” Langit mencoba menyadarkan sang istri dari lamunan.Bintang terkejut dan menoleh, melihat suaminya yang kini sedang menatap dirinya.“Kamu baru bangun, aku membuatkan kopi untukmu,” ucap Bintang dengan seulas senyum, mungkin senyum terpaksa.Bintang membawa cangkir kopi itu ke meja makan dan hendak bersiap membuat sarapan. Langit tahu jika Bintang masih marah atau sedih, dilihat dari cara Bintang bicara saja terlihat tidak seperti biasanya. Langit menahan lengan Bintang, membuat langkah istrinya itu terhenti. Bintang memandang Langit tanpa senyum, terlihat tatapan sendu terpancar dari matanya.“Masih marah?” tanya Langit.“Tidak

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Butuh Waktu Berpikir

    “Bin.” Bintang sangat terkejut mendengar suara memanggil dirinya. Dia menoleh dan melihat siapa yang berdiri memandangnya. Bintang buru-buru menghapus air mata yang sempat menetes dari pelupuk mata. Langit berdiri menatap Bintang yang baru saja melihat bayi. Dia datang untuk menyusul Bintang, hingga melihat istrinya yang berjalan sambil melamun dan mengarah ke ruang perawatan bayi. Langit berdiri sedikit jauh, memandang sang istri yang sedang melihat bayi di sana. “Kamu sudah datang, kupikir kamu akan lama, tadi aku berniat pulang naik taksi.” Bintang mencoba menutupi kesedihannya. Dia berjalan menghampiri Langit. Langit masih berdiri di tempatnya, memandang Bintang yang berjalan ke arahnya. “Ayo pulang, kamu mau makan apa, aku akan masak,” kata Bintang sambil berjalan melewati Langit. Langit membalikkan badan, lantas menatap punggung istrinya yang sudah berjalan terlebih dahulu. Dia pun kemudian menyusul Bintang, berjalan di belakangnya, seperti mereka tidak saling mengenal. **

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Rencana Bintang

    Anta begitu cemas, apalagi saat melihat kedua orangtuanya yang diam karena terkejut, hingga dia melihat sang mama yang memijat kening.Surya menoleh Kate, lantas menatap Anta yang sedang menunggu respon mereka.“Apa wanita itu Laras?” tanya Surya.Tentu saja Surya menebak Laras karena melihat Anta dekat dengan anak dari mantan asisten Arlan itu. Juga bahkan saat di pesta pernikahan Bintang dan Langit, sang putra terus bersama Laras.“Ya,” jawab Anta sambil mengusap tengkuk karena canggung.Kate menatap sang putra. Dia memang terkejut tapi tidak begitu syok apalagi sampai marah-marah karena perbuatan sang putra. Kate sendiri menyadari jika dia dulu juga hamil duluan, meski bukan dengan Surya, tapi pria itu yang mau menikahi dan memberikan nama di akta kelahiran anaknya.“Kamu mencintainya?” tanya Kate membuka suara setelah beberapa saat terkejut.“Tentu saja,” jawab Anta.“Kamu mau menikahinya karena benar-benar ingin menikahinya, bukan karena terpaksa atau takut dilaporkan ke kantor p

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Meyakinkan Keinginan

    “Aku sudah memberitahu mama dan papa soal Laras.” Bintang langsung menegakkan badan mendengar ucapan Anta. Bintang datang ke rumah sakit di hari berikutnya untuk melihat kondisi Laras yang sudah membaik sekarang. “Lalu, bagaimana reaksi mereka?” tanya Bintang penasaran. “Tidak bagaimana-bagaimana,” jawab Anta. Bintang mengerutkan alis mendengar jawaban Anta, rasanya aneh mendengar orangtua Anta tidak marah atau syok. “Yakin ga marah atau bagaimana?” tanya Bintang penasaran. Laras pun penasarang, tapi memilih mendengarkan percakapan Bintang dan Anta. “Iya. Mereka hanya tanya apa aku serius ingin menikahi Laras. Jika ya, mereka akan melamar Laras untukku,” jawab Anta meyakinkan. Bintang menggaruk kepala tidak gatal, lantas menoleh Laras yang juga terbengong. Laras sendiri sudah tahu jika orangtua Anta akan melamarnya, hanya saja tidak bertanya sedetail Bintang, kenapa orangtua Anta terdengar biasa saja ketika Anta cerita. “Ya sudahlah, terpenting kamu tidak digantung di tiang la

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Kamu Lautku

    Bintang membuka pintu kamar resort tempat dia akan menginap dengan Langit. Dia terlihat senang dan mengagumi kamar itu. “Kamarnya luas dan indah,” kata Bintang. “Masuklah, lihat yang ada di luar pintu itu,” balas Langit sambil menunjuk dengan dagu. Bintang menoleh Langit dengan rasa penasaran, hingga kemudian buru-buru berjalan ke arah pintu kaca yang ada di kamar itu. Bintang membuka gorden, hingga begitu takjub saat melihat pemandangan dari sana. “Sangat indah.” Bintang menggeser pintu kaca itu, lantas keluar di balkon, memandang ke arah laut yang begitu indah saat di pandang dari tempatnya berdiri sekarang. Langit masuk membawa koper mereka, meletakkan di sudut lemari, lantas menghampiri Bintang yang berdiri di luar. “Kita jalan-jalan saat sudah tidak terlalu terik,” kata Langit sambil memeluk Bintang dari belakang. Langit senang karena Bintang begitu bahagia dan menyukai tempat itu. Dia memeluk erat sambil menyandarkan kepala di pundak Bintang. “Iya, aku tidak sabar,” balas

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Bintang Kabur

    Bintang dan Langit masih saling menautkan bibir. Hingga Langit melangkah masuk dengan bibir yang masih saling bertautan. Mereka semakin terbakar gairah, bahkan Langit sudah membuka pakaiannya, sebelum kembali mengukung tubuh Bintang di bawahnya. Bintang memejamkan mata, dia tidak memprediksi jika Langit akan melakukan ini dengan cepat saat mereka baru saja sampai di resort. Keduanya masih saling memagut, hingga gairah tidak tertahan untuk melakukan penyatuan. “Sebentar.” Langit bangkit dari atas tubuh Bintang, tentu saja untuk mengambil alat kontrasepsi yang dibawanya. Bintang sedikit cemas, hingga kemudian menahan tangan Langit. “Apa kamu tidak bisa, sekali saja jangan memakai alat itu?” tanya Bintang dengan tatapan memohon. Langit menggelengkan kepala menolak permintaan Bintang. Dia berjalan ke arah koper tergeletak dan hendak mengambil alat itu. Bintang menggigit bibir bawahnya, Langit masih menolak permintaannya, kini pria itu pasti akan marah jika tahu alat itu dikeluarkan

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Mau El Kecil

    Langit benar-benar panik. Dia mencari ke segala penjuru pantai, tapi tidak menemukan Bintang.“Ya Tuhan, Bin.”Langit mengguyar kasar rambut ke belakang, masih mencoba mencari meski belum juga menemukan. Dia akhirnya memutuskan kembali ke resort untuk meminta bantuan mencari Bintang.Hingga langkah Langit terhenti sebelum sampai di resort. Dia menoleh dan melihat Bintang berjongkok sambil menyembunyikan wajah di antara lutut yang dipeluk kedua tangan. Langit mencari Bintang ke sana-kemari, tapi ternyata istrinya berada di samping resort, berjongkok di sana entah sudah berapa lama.“Bin.” Langit memanggil lirih karena takut Bintang lari lagi. Dia mendekat dan ikut berjongkok di depan Bintang.Bintang merasakan ada seseorang yang berada di hadapannya. Dia mengangkat kepala, hingga terlihat wajahnya yang basah.Langit sedih melihat Bintang menangis, merasa bersalah karena setelah menikah masih belum bisa membahagiakan istrinya. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap air mata yang membasah

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 5~Akhir

    Langit dan yang lain hari itu menunggu cemas di depan ruang operasi. Hari ini Bintang menjalani operasi cesar sesuai dengan yang dijadwalkan dokter, setelah melakukan beberapa tes dan memastikan kondisi Bintang siap untuk melahirkan. “Duduklah, El. Operasinya pasti berjalan lancar,” kata Joya yang pusing melihat putranya mondar-mandir tidak jelas sejak tadi. Annetha, Arlan, Kenzo, juga Sashi juga menatap Langit yang tidak bisa tenang. “Mana bisa tenang, Mi.” Langit sangat mengkhawatirkan kondisi Bintang. Meski Bintang dalam kondisi sehat, tapi tetap saja Langit cemas. Joya membuang napas kasar, berdiri lantas menarik tangan Langit dan mengajaknya duduk bersaam. “Yang perlu kita lakukan sekarang itu doa, El. Bukan mondar-mandir yang bikin pusing!” sembur Joya sambil menahan Langit agar tidak mondar-mandir lagi. Langit menatap Joya sendu, kecemasan terlihat jelas dari tatapan mata pria itu. “Kita banyak doa saja, El. Semoga semuanya lancar. Kamu dengar sendiri kata dokter, selama

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 4

    “Benarkah? Ya Tuhan, mami benar-benar bersyukur dan bahagia.”Annetha langsung memeluk Bintang mengetahui jika putrinya hamil. Dulu memang takut, tapi Annetha pun memilih pasrah seperti putrinya, agar mendapatkan jalan yang terbaik.Bintang dan Langit pergi ke rumah Annetha setelah dokter mengizinkan Bintang pulang, setelah memastikan kondisi Bintang membaik. Keduanya sengaja datang ke sana karena ingin menyampaikan kabar kehamilan Bintang, meski Bintang sendiri tidak yakin jika sang papi akan menerimanya. Namun, yang jelas Bintang tidak ingin kejadian dulu terulang.“Mami tidak marah?” tanya Bintang dengan ekspresi takut di wajah pucatnya.Annetha melepas pelukan, lantas menatap Bintang sambil menangkup kedua pipi putrinya itu.“Tentu saja tidak, kenapa mami harus marah? Mami malah sangat bahagia akhirnya keinginanmu terkabul,” ucap Annetha penuh rasa syukur.Sashi berada di pangkuan Langit, mendengarkan percakapan antara orang tua, apalagi Bintang menangis dalam pelukan Annetha.“Mo

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 3

    Sashi duduk di bangku depan gedung sekolah, menunggu Bintang yang tidak kunjung datang. “Apa Mommy lupa?” Sashi menghela napas kasar sampai kedua pundak naik-turun. Guru Sashi sudah menghubungi Bintang, tapi tidak ada jawaban karena tas Bintang tertinggal di klinik beserta ponselnya, membuat Sashi akhirnya menunggu karena yakin jika Bintang akan menjemputnya. Sashi masih setia di sana. Duduk sambil mengayunkan kedua kaki maju mundur. Hingga seorang anak laki-laki menghampirinya. “Kamu belum dijemput?” Sashi mendongak, menatap anak laki-laki kakak kelasnya yang duduk di kelas enam. “Iya, Mommy belum jemput,” jawab Sashi masih memandang anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu mengedarkan pandangan, kemudian ikut duduk di samping Sashi. “Mamaku juga belum jemput, sepertinya jemput kedua adikku yang les lebih dulu,” ucap anak laki-laki itu sambil mengedarkan pandangannya. Sashi mengangguk-angguk mendengar ucapan anak laki-laki itu, tidak buruk duduk bersama menunggu jemputan masing

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 2

    Langit berlarian menuju ke klinik untuk melihat kondisi Bintang, sesampainya di klinik melihat Bintang yang terbaring dengan wajah pucat dan lemas meski sudah sadar.“Bin.” Langit mendekat dan langsung membelai wajah istrinya itu.“Bagaimana kondisinya?” tanya Langit ke dokter jaga di klinik karena Bintang terlihat masih meringis menahan sakit.“Tekanan darahnya sangat rendah, kemungkinan kelelahan. Tapi untuk mengetahui kondisi pasti penyebabnya, mungkin bisa dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lepngkap, Pak.” Dokter klinik hanya mengecek kondisi Bintang berdasarkan keluhan saja.Langit tidak banyak bicara. Dia pun meraup tubuh Bintang ke gendongan dan membawa keluar dari klinik. Kondisi Bintang yang tidak biasa, tentu saja membuat Langit cemas. Dia harus membawa Bintang ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh.“El, ada apa?” Joya dan Kenzo yang kebetulan baru saja keluar lift di lobi, terkejut melihat Langit menggendong Bintang.“Kondisi Bintang buruk, Mi. Aku mau

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   Bonus Chapter 1

    Dua tahun kemudian. “Mommy! Daddy! Sashi telat sekolah!” Suara melengking dari luar kamar terdengar sampai dalam. Bintang dan Langit yang masih tidur pulas pun terkejut karena suara Sashi juga ketukan pintu beberapa kali. Bintang terduduk dengan mata masih tertutup. Dia pun mengucek mata, mencoba membuka kelopak mata lebar agar bisa melihat jarum jam di dinding. “Ya Tuhan!” Bintang sangat terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. “El, bangun! Kita kesiangan!” Bintang memukul lengan suaminya, meminta agar Langit segera bangun. Biasanya jam segini Bintang sudah bangun memasak dan menyiapkan perlengkapan sekolah Sashi, tapi pagi ini dia malah kesiangan bangun. Ini semua gara-gara suaminya yang mengajak begadang semalaman. Meminta jatah tidak ada habisnya, membuat Bintang kelelahan luar biasa, lantas terbangun kesiangan. “Bentar, Bin. Lima menit lagi.” Langit malah menarik selimut masih sambil memejamkan mata. Enggan bangun karena masih sangat mengantuk. “El, Sashi

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Happy Ending

    Bintang melipat kedua tangan di depan dada, menatap suaminya yang baru saja selesai menjalani operasi kecil dan menatap dengan ekspresi wajah kesal. Langit melirik Aldo, dalam tatapan matanya seolah ingin melempar kalimat ‘Aku akan memotong gajimu, lihat saja dasar pengkhianat!’, sungguh Langit tidak menyangka saat keluar dari ruang operasi langsung melihat Bintang. “Tidak usah melirik Aldo, urusanmu denganku, El!” Bintang tahu ke mana arah pandangan suaminya, hingga langsung menegur pria itu. Langit menatap Bintang, terlihat bersalah dan takut melihat tatapan istrinya itu. “Keluarlah, Al. Tenang saja, aku yang akan menjamin karirmu,” ucap Bintang memberikan jaminan ke sekretaris suaminya, sebab dia memaksa Aldo untuk bicara jujur. “Baik, Bu.” Aldo pun secepat kilat kabur dari ruangan itu, tidak ingin terlibat masalah antar suami-istri yang sudah menciptakan ketegangan sejak beberapa menit lalu. Langit benar-benar tak berkutik, diam karena merasa salah. Dia melihat Bintang menar

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Ketahuan

    “Saya masih tidak habis pikir dengan Anda, Pak.”Aldo menatap Langit dengan rasa heran. Otak cerdasnya mendadak tidak bisa menangkap maksud dari apa yang sedang dilakukan bosnya.“Kamu tidak perlu berpikir apa pun,” balas Langit santai.Aldo ingin membalas ucapan Langit, tapi atasannya kembali bicara.“Pokoknya kalau istriku menghubungi, jangan dijawab!” titah Langit yang memang baru saja berganti pakaian.Tepat saat mengatakan itu, ponsel Langit yang dibawa Aldo bergetar karena memang dibuat mode silent, hanya bergetar saat ada panggilan atau pesan.Aldo melirik dan melihat nama Bintang terpampang di layar. Langit tidak menyadari kalau ponselnya berdering. Dia sedang mengikat tali baju khusus yang diberikan perawat, sebelum perawat memasang infus.“Bagaimana kalau terus menghubungi?” tanya Aldo sambil menggeser tombol hijau di ponsel Langit. Dia memegang ponsel Langit di samping tubuh, posisi layar menghadap ke belakang, sehingga Langit tidak menyadari jika ada panggilan masuk.“Ya,

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Hadiah Untuk Sashi

    Sudah dua minggu semenjak Bintang berbaikan dengan Arlan. Bahkan Bintang sekarang sering mengajak Sashi ke rumah orang tuanya atas permintaan Annetha.Seperti hari itu. Bintang pergi ke rumah Arlan sebab sang papi bilang sedang ambil cuti karena kondisinya yang kurang sehat, sehingga Bintang tanpa pikir panjang memilih langsung datang untuk melihat kondisi Arlan.“Sudah diperiksa dan minum obat?” tanya Bintang begitu bertemu dengan Arlan yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Annetha.Annetha dan Arlan pun terkejut karena Bintang tampak begitu panik.“Papi tidak kenapa-napa, hanya kecapean hingga membuat kondisi tubuh papi sedikit drop,” jawab Arlan sambil mengulas senyum.Tatapan pria itu tertuju ke Sashi yang berdiri di samping Bintang, lantas mengulurkan tangan sebagai isyarat agar gadis kecil itu mendekat.“Opa punya hadiah untukmu,” kata Arlan yang kemudian berdiri.Sashi mendongak menoleh Bintang, sedangkan Bintang langsung mengangguk melihat Sashi yang seolah meminta perse

  • Terjerat Cinta Playboy Manis   S2 : Ultimatum

    Langit menarik napas dalam-dalam, lantas mengembuskan perlahan tanpa suara. Dia duduk sambil meremas kedua lutut, sedikit menunduk menurunkan pandangan agar tidak dikira sedang menantang.Arlan sendiri menatap Langit, mengajak pria itu bicara di ruang kerja tapi sudah duduk selama hampir lima belas menit belum berkata sepatah kata pun. Tatapan matanya pun membuat lawan bicaranya hanya diam menunduk.Arlan menghela napas kasar, hingga kemudian akhirnya bicara.“Aku memang memberi restu lagi, tapi bukan berarti akan menerima atau melupakan kejadian sebelumnya dengan mudah. Apa yang aku lakukan semata-mata hanya untuk Bintang. Bagiku dia yang akan jadi prioritas utamaku, memang aku ingin memisahkan kalian, tapi karena itu akan menyakiti hati putriku, membuatku memilih mengalah dengan keputusannya.”Arlan bicara dengan suara yang tidak terlalu lantang, tapi terkesan begitu menekan.Langit sendiri tidak membalas ucapan Arlan, hanya mengangkat wajah dan menatap pria itu yang sedang bicara a

DMCA.com Protection Status