"Halo Ko Andrew!" Dua orang pria mendekati meja mereka dan menyapa Andrew Kim."Hai Julian! Claw! Duduklah!" Andrew tertawa menyambut kedua pria yang jauh lebih muda darinya untuk duduk bersama mereka."Terima kasih! Halo Senor Ale!Apa kabar?" Salah seorang pria yang sepertinya lebih dewasa menyapa Ale dengan sopan dan mengulurkan tangannya hendak menyalaminya."Hai!" Ale tersenyum dan menjabat tangannya."Ale, ini Julian dan Claw. Julian adalah CEO SoS skuad dan Claw adalah kepala pelatih mereka. Aku rasa Sasmaya sudah menjelaskan padamu bukan waktu kalian bertemu di Spanyol beberapa saat lalu?" Andrew memperkenalkannya pada dua pria itu.Ale tersenyum tipis, menatap kedua itu pria sekilas. Julian hampir mirip dengan Andrew dalam berpenampilan. Rapi namun santai. Sedangkan Claw, agak sedikit aneh di matanya. Dengan rambut dicat warna biru mencolok dan gaya berpakaian yang juga santai."Kenapa? Kau heran melihat penampilannya?" Andrew terkekeh pelan. Sepertinya dia menyadari tatapan A
@Mireya[Mikaila][Coba periksa semua akun media sosial Ale]Pesan dari Mireya membuat Mikaila mengerutkan keningnya. Selama ini dia tidak pernah menangani hal-hal yang ada di akun sang bintang sepakbola. Itu menjadi tugas Alena untuk memastikan segala sesuatu yang diunggah sang bintang tidak menjadi sebuah kontroversi.@Mikaila[Baik Senorita]Setelah membalas pesan dari Mireya, gadis berkacamata itu bergegas mengambil smartphone-nya dan membuka salah satu aplikasi di mana Alejandro Castillo menjadi salah satu public figure dengan jumlah follower yang fantastis."Astaga!" Mikaila menatap foto yang baru beberapa jam lalu diunggah Ale.Meski dalam caption-nya disebutkan hanya seorang penggemar yang meminta untuk berfoto bersama tetapi seperti pepatah sebuah foto mengungkapkan ribuan kata-kata yang tak bisa dijabarkan satu persatu."Orang bodoh manapun bisa melihat kemesraan dalam foto ini Senor Castillo," keluh Mikaila sembari memijit pelipisnya.Mikaila masih menatap foto-foto itu. Ad
@Andrea[Apa ini?]Pesan dari Andrea di smartphone-nya membuat Sasmaya kehilangan selera untuk beraktivitas hari ini. Bahkan dia pun tidak lagi berminat untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Mireya."Ada apa?" Mireya bertanya saat melihat ekspresi Sasmaya, kesal jelas tergambar di wajah cantiknya."Lihatlah ini." Sasmaya menunjukkan fotonya bersama Ale yang diunggah Ale di salah satu akun media sosialnya."Apa yang kalian lakukan semalam? Sepagian ini smartphone-ku terus berbunyi karena orang-orang bertanya mengenai foto itu." Mireya pun terlihat kesal."Maafkan aku, seharusnya tidak membiarkan Ale mengunggah foto itu." Sasmaya menatap Mireya."Sebenarnya ini bukan masalah. Toh Ale kerap mengunggah foto-fotonya bersama para fansnya. Hanya saja pose kalian berdua terlihat sangat mesra, bahkan orang bodoh sekali pun dapat melihatnya." Mireya pun menatap Sasmaya.Kedua wanita itu saling bertatapan. Sasmaya hanya terdi
"Mikaila!" Alena memanggil gadis itu.Mikaila bergegas mendekatinya dan duduk di depannya. Gadis itu merasa ada sesuatu yang membuat Alena gelisah."Apa kau pernah melihat Ale dan Sasmaya di Como?" Alena bertanya dengan hati-hati."Apakah Senora Mireya menceritakannya padamu?" Mikaila menundukkan kepalanya."Tentu saja dia menceritakannya padaku. Apakah itu terjadi saat terakhir kita berlibur di Como?" Alena tersenyum dan berbicara dengan lebih santai.Mikaila sepertinya tidak nyaman dengan sikapnya yang cukup serius. Meski sebenarnya hal yang mereka bicarakan memang sesuatu yang serius baginya."Iya betul, Senora." Mikaila menjawab dengan suara lirih."Begitu rupanya. Apakah ada hal yang lain yang kau ketahui saat itu?" Alena bertanya kembali.Mikaila mendesah pelan. Dia tidak tahu apakah harus menceritakan apa yang dilihatnya hari itu di Como? Bagaimana Ale sengaja membawa yacht miliknya ke tempat yang berdeka
"Bagaimana pertemuanmu dengan Andrew dan Julian?" Sasmaya memeluk Ale dari belakang."Berjalan lancar. Aku dan Julian mencapai kesepakatan untuk sponsorship di Tim SoS. Bagaimana denganmu dan Mireya?" Ale berbalik dan memeluknya."Kami tidak berbicara bisnis tetapi berbicara tentang foto." Sasmaya tertawa pelan."Foto? Maksudmu yang kuunggah di akun media sosialku?" Ale mengerutkan keningnya, menatap Sasmaya heran."Iya, ternyata itu mendapatkan perhatian dari para netizen." Sasmaya tersenyum tipis dan jari jemarinya bergerak pelan menyentuh kancing kemeja putih pria itu."Iya, bukankah itu hanya foto biasa? Banyak penggemar yang berfoto bersamaku dan tidak pernah menjadi masalah." Keluh Ale dengan perasaan sama sekali tidak merasa salah."Entahlah! Mungkin gesture kita menunjukkan sesuatu yang lain." Sasmaya tertawa."Mungkin. Aku harus kembali ke Madrid. Kau mau ikut?" Ale perlahan merengkuh pinggang ramping Sasmaya."Tidak! Aku masih memiliki banyak pekerjaan." Sasmaya perlahan mel
"Signora Sasmaya!" Seorang wanita menyapanya."Hei, Drew!" Sasmaya tersenyum dan mengalihkan perhatiannya dari gadgetnya, menatap wanita yang menjemputnya di bandara."Sudah lama tidak bertemu dengan Anda! Bagaimana kabar Anda, Signora Sasmaya?" Drew tetap berdiri di depannya dengan sikap siaga."Tidak usah sekaku itu, kau tidak perlu menjagaku seperti dulu. Ayo kita ke hotel, mana mobilmu?" Sasmaya menepuk bahu wanita itu dan berjalan mendahuluinya menuju area parkir.Drew hanya menggelengkan kepalanya dan menyusul wanita berambut putih keabuan itu. Penampilannya yang unik cukup menarik perhatian orang-orang di sekeliling mereka. Warna rambutnya terlihat mencolok meski di Eropa warna rambut lebih beragam."Ayo Drew!" Seru Sasmaya tidak sabar. Wanita itu kini menunggunya di sebelah sebuah mobil yang terparkir tepat di depan pelataran parkir."Anda masih mengenali mobil kami!" Drew tersenyum dan membuka pintu belakang mobil untuk
"Signora, bagaimana kabar Anda?" Helena tersenyum semringah menyambut Sasmaya.Wanita setengah baya itu sempat terkejut akan kedatangannya yang tiba-tiba. Andrea sama sekali tidak memberitahukannya mengenai rencana kedatangan wanita cantik itu."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Sasmaya tersenyum dan melepaskan pelukannya."Kakiku sering sakit akhir-akhir ini." Helena mengeluh dan menggandengnya untuk duduk di kursi kayu."Maklumlah usiaku sudah lebih dari setengah abad," lanjutnya seraya terkekeh."Aku akan meminta Athena untuk memeriksamu besok." Andrea menggeser kursi di sebelah Sasmaya dan duduk di sana."Ah itu lebih baik. Kalian ingin makan malam atau menikmati sesuatu yang ringan terlebih dahulu?" Helena bertanya dengan penuh antusias."Aku mau kopi dan tentu saja kue-kuemu. Aku rindu masakan Yunani." Sasmaya tersenyum dan mengedipkan mata pada Helena."Kau ini! Selalu saja merasa kelaparan." Andrea tertawa dan merengkuh bahunya."Hidup hanya sekali dan kita harus menikm
"Selamat pagi Signora!" Diana menyapa Sasmaya saat wanita itu keluar dari kamarnya dan duduk di teras yang menghadap ke laut."Selamat pagi! Bisakah kau memberitahu Helena untuk menyiapkan kopi dan sarapan kami di sini?" Sasmaya meminta tolong pada gadis itu dengan ramah dan sopan."Baik Signora!" Diana menyahut dengan ketus dan bergegas menuju dapur.Sasmaya tertegun melihat sikapnya yang ketus dan tidak bersahabat. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengabaikan sikap gadis itu terhadapnya."Maaf Signor!" Terdengar lagi suara gadis itu. Sepertinya dia berpapasan dengan Andrea."Tidak apa!" Terdengar suara Andrea menyahut dengan nada datar tanpa emosi seperti biasanya."Signor apa Anda ingin sesuatu untuk sarapan?" Kembali terdengar suara gadis itu.Sasmaya menoleh dan menatap mereka dari tempatnya duduk. Nampak gadis itu menundukkan kepalanya dan bersikap begitu sopan dan ramah. Sasmaya baru menyadari pakaian gadis itu cukup terbuka."Astaga!" Hampir saja Sasmaya tertawa tergelak
"Buenos días!" Sasmaya menyapa Ale begitu memasuki kamar. Dia membawa nampan berisi sarapan untuk mereka berdua, sedangkan Paloma di belakangnya menggendong Isabella."Buenos días, mi amor!" Ale menegakkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya meraih Isabella ke pelukannya.Paloma menyerahkan bocah perempuan itu pada Ayahnya. " Pergilah, sarapan dahulu bersama yang lain." Sasmaya tersenyum padanya dan memintanya untuk meninggalkan mereka.Paloma mengangguk dan melambaikan tangan pada Isabella. Bocah itu menjerit, tertawa memamerkan giginya yang belum lengkap."Sarapan dulu!" Sasmaya meletakkan nampan di atas tempat tidur.Seperti kebiasaan orang Spanyol pada umumnya, tapaz selalu tersedia sebagai menu sarapan mereka. Kali ini Bibi Martha menyiapkan bocadillode huevos, sandwich ala Spanyol yang terbuat dari roti khas Spanyol yang mirip baguette dan bertekstur lembut, berisi scrambled egg.Selain itu ada bocadillo de queso, sandwich berisi keju dan bocadillo de calamares yang berisi cumi g
[Alejandro Castillo dan Alicia Dominguez mengumumkan perpisahan mereka secara resmi melalui juru bicara mereka masing-masing]Mikaila menatap smartphone-nya dan melirik Sasmaya yang tengah sibuk dengan laptopnya. Sementara Isabella bermain-main dengan Paloma."Apakah benar dia tidak mengetahui berita yang tengah hangat dan memenuhi hampir seluruh tajuk utama media hiburan dan olahraga?" Mikaila bertanya-tanya dalam hati.Berita mengenai perpisahan Alejandro Castillo dan Alicia Dominguez memang tengah menjadi bahan pembicaraan netizen dan media. Berbagai spekulasi mengenai penyebab perpisahan mereka bergulir liar tetapi sayangnya baik Ale maupun Alicia tidak mengeluarkan pernyataan selain sudah tidak ada lagi kecocokan di antara mereka berdua."Ada apa?" Sasmaya tiba-tiba saja menegurnya. Mikaila tergagap dan menjadi salah tingkah.Sasmaya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah asisten pribadinya itu. Mikaila terkadang
"Kita perlu bicara!" Ale menatap Alicia yang tengah duduk memunggunginya, menghadap kaca rias. Dia hanya mendesah pelan dan menatap bayang Ale yang terpantul di cermin.Wajah tampan, tubuh kokoh dan atletis, dua hal yang membuatnya menggandrungi pria yang waktu itu masih berjaya di lapangan hijau. Pria yang juga menghujaninya dengan cinta dan tentu saja kemewahan yang kemudian membuatnya jatuh cinta dalam arti sebenarnya."Ada apa?" Alicia bertanya tanpa menoleh. Enggan untuk saling bersitatap dengan tatapan Ale yang terkadang membuatnya gugup, seperti saat pertama mereka bertemu.Gugup, canggung, tidak percaya diri sekaligus ragu saat dia menyadari Alejandro Castillo, sang bintang lapangan hijau, menatapnya tak berkedip. Waktu itu mereka menghadiri sebuah acara di kota Madrid."Apakah kau begitu sibuk hingga tidak memiliki waktu lagi untuk menemani Maria dan Julio?" Ale masih berdiri kaku di belakangnya.Tanpa berniat untuk mendekatinya, kemudian memegang bahunya dan menghujaninya de
"Di mana Alicia?" Ale bertanya pada gadis pengasuh yang kewalahan menenangkan tangisan Maria.Putri bungsunya dengan Alicia sedari tadi menangis dan rewel. Membuatnya khawatir sekaligus marah. Karena tidak biasanya anak-anak rewel dan mudah marah."Saya tidak tahu Senor." Gadis itu menjawab dengan takut-takut.Dia pengasuh baru yang dipekerjakan setelah kesibukan Alicia semakin tak terkendali. Biasanya cukup Bibi Luisa dan semua kerewelan anak-anak akan tertangani."Maria sayang." Ale yang telah berpakaian rapi dan bersiap hendak ke kantornya terpaksa turun tangan membujuk sang putri."Papa!" Gadis kecil berusia dua setengah tahun itu berlari menghambur ke pelukannya."Ada apa?" Dengan lembut Ale bertanya kemudian menggendongnya. Membawanya ke ruang makan mencari Alicia."Mau Mama." Gadis kecil itu menyahut di sela tangisnya dengan ucapan yang masih kurang jelas."Ah baiklah! Ayo kita cari Mama." Ale tersenyum dan mengecup pipi gembulnya.Sementara sang pengasuh mengikuti mereka berdu
[Film perdana Alicia Dominguez menjadi Box office dalam beberapa pekan ini di berbagai negara]Tajuk berita di salah satu media sosial menarik perhatian Sasmaya. Perlahan jarinya menyentuh layar smartphone-nya dan bergerak turun untuk membuka berita selengkapnya."Wah filmnya sukses," gumamnya pelan.Selama ini Sasmaya hampir tidak pernah mengikuti perkembangan berita mengenai Alicia Dominguez. Dia memiliki alasan tersendiri atas sikapnya itu."Semakin kau tahu mengenai dirinya itu akan semakin membuatmu sakit hati." Itu salah satu nasehat dari Tante Clarissa saat dia selalu memantau media sosial sang kakak yang tak hentinya mengumbar kedekatannya dengan suaminya waktu itu.Menuruti nasehat wanita yang telah melahirkan sosok pengusaha ternama di negeri Singa, Andrew Kim itu, Sasmaya semenjak awal menjalin kedekatan dengan Ale hampir tidak pernah mengikuti berita mengenai Alicia Dominguez."Hebat! Dia wanita pekerja keras," gumamnya lagi seraya menatap foto-foto Alicia yang kini terpamp
"Wah selamat ya!" Chloe tertawa dan memeluk Alicia. Kedua model cantik itu saling berpelukan dan tertawa riang."Aku tak mengira akhirnya mimpiku menjadi nyata!" Alicia tersenyum semringah, setelah duduk bersama Chloe."Kau sungguh beruntung. Banyak artis menginginkan peran itu dan kaulah yang mendapatkannya." Chloe mengacungkan jempolnya."Iya, ini loncatan besar dalam karirku." Alicia terlihat begitu bahagia. Senyum tak lepas dari bibir seksinya."Bagaimana dengan Ale?" Tiba-tiba Chloe teringat akan kekasih Alicia. Mantan pesepakbola yang kini menjadi pemilik klub yang juga tengah naik daun itu bisa saja keberatan jika sang kekasih terlalu sibuk dengan karirnya di dunia hiburan."Aku rasa dia akan mengerti selama aku masih memiliki waktu untuk keluarga." Alicia terlihat begitu percaya diri saat berkata demikian."Semoga saja begitu. Ini adalah sebuah kesempatan yang bagus dan akan sangat berpengaruh untuk kelanjutan karirmu di masa depan." Chloe kembali tersenyum cerah.Dia turut ba
"Bagaimana liburanmu di Maldives?" Ale menatap Sasmaya yang tengah membujuk Isabella agar mau membuka mulutnya."Menyenangkan. Gracias Ale untuk liburan yang tenang dan tentu saja lebih hangat." Sasmaya tersenyum seraya menyuapkan pure labu ke mulut mungil putrinya."Aku senang jika kau dan Isabella senang." Ale membelai kepala sang putri yang kini mengambil sendok dan mengacungkannya padanya."Ini untuk Papa?" Ale mengalihkan perhatiannya pada sang buah hati dan mengajaknya berbicara."Kyaaa!" Hanya serentetan ucapan tak bermakna yang diserukan dengan kegirangan oleh bayi cantik itu seakan-akan membalas ucapan sang ayah."Ah, baiklah!" Ale tertawa dan membuka mulutnya membiarkan Isabella menyuapkan sendoknya ke mulut ayahnya.Sasmaya tertawa tergelak melihat tingkah ayah dan anak itu. Kini Ale yang menyuapi Isabella dan kali ini bayi mungil itu tidak menolaknya."Oh, Isabella ternyata mau disuapi Papa ya." Sasmaya meletakkan mangkok berisi pure labu di meja dan membiarkan Ale mengamb
"Apa? Kau tidak berada di Maldives sekarang?" Chloe berteriak kesal dan hampir saja melemparkan smartphone miliknya."Bukankah kau dan anak-anak berlibur di Maldives?" Chloe kembali bertanya, mempertegas pernyataan Alicia, lawan bicaranya di telepon."Ah baiklah," sahutnya dengan lemah setelah cukup lama mendengarkan dengan serius penjelasan Alicia."Ah ada-ada saja," keluh wanita cantik berambut gelap itu seraya meletakkan smartphone mahal miliknya ke atas meja dan meraih gelas coktail-nya."Tetapi aku juga salah. Seharusnya aku bertanya lagi padanya sebelum memutuskan untuk berlibur di sini." Chloe melanjutkan keluh kesahnya di dalam hati.Sebelumnya dia dan Alicia telah sepakat untuk menghabiskan liburan tahun baru mereka bersama-sama di Maldives seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun tidak seperti biasanya, kali ini terjadi kesalahpahaman yang cukup fatal dan membuat berantakan rencana liburan mereka."Ah sudahlah! Maldives juga tempat yang indah untuk berlibur dan menenangkan diri
"Ke Barcelona lagi?" Alicia mendongakkan kepalanya, menatap Calista. Gadis itu mengangguk dan kembali menundukkan kepalanya.Alicia mendesah pelan. Akhir-akhir ini dia sering mendapatkan laporan dari asistennya jika Ale lebih sering mengunjungi Barcelona dan tinggal di sana lebih lama."Ada apa di Barcelona?" gumamnya pelan seraya menggigit kukunya. Hatinya kembali dirambati rasa gelisah sekaligus khawatir."Apa ada yang kau ketahui selain itu?" tanyanya pada Calista. Gadis itu menggelengkan kepalanya."Saya hanya tahu Senor Ale kerap berkunjung ke Barcelona. Saya tidak dapat mencari informasi aktivitas beliau di sana." Calista menjelaskan dengan hati-hati.Alicia kembali mendesah. Perlahan dipalingkannya tatapannya ke pemandangan di luar jendela kamarnya. Salju memutih di mana-mana, musim dingin kali ini terasa lebih dingin baginya."Sebentar lagi natal dan tahun baru. Apakah kau sudah mendengar sesuatu hal tentang itu?" Alicia kembali bertanya pada asisten pribadinya."Menurut Senor