"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"
Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya."Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut."Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu terlibat atas masalah yang tengah ia hadapi."Kau ikut ke ruanganku sekarang juga. Banyak hal yang harus kau jelaskan padaku!"Arkhan pucat, dia bingung harus menjelaskan apa. Kalau dia jujur taruhannya adalah nyawanya karena bisa dipastikan Yusuf takan melepaskannya begitu saja.Dengan langkah gemetar Arkhan memberanikan diri berjalan mengikuti bosnya."Pak Khai, saya benar-benar tidak tahu kalau ternyata Anita adalah orang bayaran Ayah Anda. Saya berani bersumpah kalau saya tidak sekongkokol dengan mereka!"Khai tersenyum sinis? "Kau yang membawa Anita ke rumahku. Tidak masuk akal kalau kau tidak sekongkol dengan Anita dan Ayahku.""Anita memang saya yang bawa. Tapi saya benar-benar tidak tahu kalau ternyata dia orang bayaran Ayah Anda. Saya menolongnya karena saya kasian padanya. Dia butuh uang banyak untuk berobat ibunya. Tak disangka gadis yang saya kira polos itu ternyata sangat licik. Dia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang."Arkhan pikir kebohongannya akan menyelamatkannya. Lelaki itu harusnya tahu kalau bos lelakinya yang dingin dan tegas itu sangat membenci ketidakjujuran. Khai bukan lelaki bodoh yang akan percaya begitu saja ucapan pembohong seperti Arkhan."Tadinya aku ingin memberimu kesempatan sekali lagi jika kamu mau berkata jujur dan meminta maaf padaku. Tapi jawabanmu membuatku sangat kecewa, Arkhan. Sekarang juga bereskan semua barangmu dan pergilah dari kantorku. Kamu dipecat!"Arkhan mendekat dan berlutut memohon ampun pada Khai. Dia tidak mau dipecat. Tapi bukan Khai bersimpati malah hal itu membuat Khai makin marah. Khai memanggil sekurity kemudian menyuruh mereka menyeret paksa Arkhan. Sangat puas bagi Khai melihat Arkhan diperlakukan seperti itu. Dia tidak akan melupakan pengkhianatan Arkhan padanya sampai kapanpun. Kebaikannya bertahun-tahun pada Arkhan dengan mudahnya dilupakan hanya demi uang. Sungguh orang yang tidak tahu diri.Arkhan yang merasa sakit hati bersumpah akan membuat Khai hancur. Dia kemudian menghubungi Yusuf. Dia berharap Yusuf akan bersimpati padanya sehingga dia bisa leluasa balas dendam nantinya.[Hallo, Arkhan. Apa kau sudah berhasil membujuk Khai bertemu dengan keluarga Anggi?]Telepon baru saja tersambung tapi Yusuf langsung menodong Arkhan dengan pertanyaan seperti itu. Terlihat sekali keegoisan Yusuf, ini membuat Arkhan merasa sangat geram. Sayangnya, lelaki berusia tiga puluh tahun itu tidak bisa melampiaskan kekecewaannya. Dia terus menahan diri agar tidak menunjukan kemarahannya. Bagaimanapun juga dia masih sangat membutuhkan uluran tangan Yusuf untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa balas dendam terhadap Khai.[Keadaan di sini sangat kacau, Pak Yusuf. Saya bukan saja tidak berhasil membujuk Pak Khai. Tapi Pak Khai memecat saya karena Nona Cheryl datang tiba-tiba dan menunjukan bukti bahwa Anda dan Anita bekerjasama merusak hubungan mereka!][Kamu sudah dipecat? Tau begitu aku tidak perlu repot-repot meneleponmu!]Arkhan terbelalak kaget mendengar jawaban Yusuf.[Pak, saya dipecat karena Anda. Bisakah sekarang Anda menolong saya. Saya tidak tahu harus kemana setelah kehilangan pekerjaan saya.]Yusuf tertawa mengejek setelah mendengar permohon Arkhan.[Arkhan...Arkhan...! Jangan kira aku merasa hutang budi karena kau sudah membantuku menyingkirkan Cheryl. Bayaran yang kuberikan sangat mahal, aku sama sekali tidak punya alasan untuk menolongmu.][Pak Yusuf kenapa Anda tega sekali berbicara seperti itu. Saya sudah mempertaruhkan karir saya untuk membantu Anda.][Tega katamu? Kau membantuku karena uang bukan karena alasan lain. Lalu setelah kurasa kau sudah tidak berguna lagi, haruskah aku mengasihanimu. Cuih!]Yusuf tanpa perasaan menutup ponsel secara sepihak. Arkhan murka."Aku bersumpah akan membuat keluarga kalian hancur sehancur-hancurnya. Dasar keluarga kejam!" teriak Arkhan seperti orang gila. Dia tak peduli banyak mata yang tengah memandangnya. Sakit hatinya lebih besar daripada rasa malunya."Papah, gimana ini. Anak kita terus mencoba menghindari perjodohannya dengan Anggi. Kalau dia terus keras kepala seperti ini, kita akan malu pada keluarga Anggi!" ucap Alma, istri Yusuf yang sedari tadi menguping pembicaraan suaminya dan Arkhan."Kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan keluarga kita malu. Ayah Anggi sudah berinvestasi banyak di perusahaan kita. Aku yakin Khai bukan orang bodoh yang rela perusahaannya hancur karena keegoisannya. Pelan-pelan, mau tidak mau dia akan menyadari kesalahannya dan menerima perjodohan ini!""Papah yakin suatu saat Khai bakal menerima perjodohan ini?" tanya lagi Alma."Sangat yakin. Mamah tenang saja. Tunggu satu atau dua hari lagi. Papah akan membuat Khai menemui keluarga Anggi!"Meski Alma tak begitu yakin dengan ucapan Yusuf, namun dia tetap mempercayakan semua urusan pada Yusuf. Kalau Yusuf gagal, baru dia turun tangan."Sayang, selain kita berdua, apakah ada orang lain yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Cheryl pada Nando, selingkuhannya.Nando menggeleng, "Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hubungan kita. Memangnya kenapa?""Tadi siang waktu aku menemui Khai, dia memberitahuku kalau dia sudah tahu aku berselingkuh denganmu. Aku jadi bingung, jika tak ada yang tahu hubungan kita, bagaimana mungkin Khai tahu sedangkan kita tak pernah pergi kencan ke luar."Nando menggenggam mesra tangan Cheryl, "Kalau dia tahu bukannya itu bagus buat hubungan kita, ya. Dengan begitu kita tidak akan sembunyi-sembunyi lagi bertemu!"Cheryl menepis kasar tangan Nando. Lelaki tampan yang duduk tepat di sebelah Cheryl terkejut mendapat perlakuan kasar dari wanita cantik tersebut."Kamu pikir aku benar-benar cinta sama kamu?""Maksud kamu apa? Bukannya kamu kembali padaku karena tidak bisa melupakanku?" tanya Nando kemudian. Cheryl tertawa geli mendengar ucapan Nando."Nando...Nando...! Kamu itu harusnya sada
"Tuan, ini kopinya!"Khai meletakan ponselnya dan bersiap mengambil cangkir kopi yang ada di depannya. Namun sebelum tangannya sampai menyentuh cangkir tersebut, ia mengurungkan niatnya. Ditatap dengan sinis pembantu baru yang dipilihkan oleh asisten pribadinya."Apa Arkhan tidak memberitahumu kalau majikanmu seorang lelaki?"Anita bertanya-tanya dalam hati apa kesalahannya hingga membuat majikan lelakinya mengatakan hal tersebut."Pak Arkhan sudah memberitahu saya, Tuan!"Mendengar jawaban Anita, Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah Anita. Tak disentuhnya sama sekali kopi buatan pembantu barunya tersebut."Lalu kenapa pakaianmu seperti seorang pel*cur? Ini rumahku bukan tempat untuk menjual diri!"Anita bingung dengan ucapan kasar Khai. Baju yang dikenakannya merupakan pemberian Arkhan. Kenapa sekarang malah dia yang jadi sasaran kemarahan Tuannya.Belum puas memaki Anita, Khai kembali mematahkan hati wanita itu dengan kalimat-kalimat pedasnya."Aku enggak tahu apa tujuanmu mema
[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!][Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik ya
Khai sengaja tidak turun dari mobil dan membiarkan pacarnya tenang di pelukan lelaki lain. Dia tak mau menunjukan sakit hatinya pada wanita yang sudah mengkhiantinya itu. Lelaki yang sudah merebutnya dari Khai pasti akan merasa puas melihat Khai sakit hati, Khai tak mau itu terjadi.Sesampainya di rumah, Khai makin kesal karena kedatangannya sudah disambut oleh pembantunya."Tuan, sumpah tadi saya tak sengaja. Tolong jangan pecat saya!"Anita pura-pura menangis di depan majikan lelakinya. Dia berharap Khai masih mau mempekerjakannya setidaknya sampai bisa memastikan hubungan keduanya kandas."Tuan, tolong jangan pecat saya!"Khai yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja makin marah mendengar permohonan pembantunya.Khai mendorong wanita itu ke luar pintu lalu cepat-cepat mengunci pintu dari dalam. Khai heran darimana Arkhan mememukan pembantu semenyebalkan itu. Belum apa-apa sudah berhasil membuat hubungannya dan Cheryl yang sudah terjalin bertahun-tahun itu kandas."Tuan, tolong b
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Anita belum masuk kamarnya karena menunggu Khai. Masakan sudah terhidang sejak pukul delapan malam, tapi sampai sekarang tuannya belum juga pulang."Apa Tuan Khai sedang bersenang-senang dengan Nona Cheryl di luar?"Anita terus menunggu tanpa kepastian kepulangan Tuannya sambil memainkan ponselnya. Dia berharap Tuannya cepat pulang agar dia bisa cepat-cepat membereskan ruang makan dan segera istirahat.Jam 12 malam, karena terlalu lelah tak sadar Anita tertidur di atas sofa. Saat itulah Khai pulang. Melihat Anita tidur pulas, Khai tak berani membangunkannya. Diambilnya selimut dalam kamar Anita lalu dia tutupi tubuh seksi pembantunya dengan selimut itu.Khai mengambil ponsel yang ada di tangan Anita. Melihat layar ponsel itu retak, Khai merasa cukup bersalah. Khai pun meletakan ponsel milik Anita ke atas meja lalu dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.Khai membanting tubuhnya ke atas ranjang. Ingatan saat wanita yang sangat dicintainya tengah
Panasnya sinar matahari membuat mata Khai yang terpejam perlahan terbuka. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya. Khai buru-buru bangkit setelah menyadari sudah jam sepuluh siang.Kepala Khai masih begitu berat, dia mencoba mengembalikan potongan-potongan ingatannya semalam sebelum ia kehilangan kesadarannya. Ya, dia sempat menyandarkan kepalanya di atas bahu Anita. Dia masih ingat betul itu.Khai langsung membersihkan diri dan siap ke kantor. Sebelum dia benar-benar pergi, dia manyempatkan pergi ke kamar Anita untuk berpamitan."Anita, kau ada di dalam?"Tak ada jawaban dari kamar Anita. Khai pun berinisiatif membukanya langsung. Alangkah terkejutnya Khai setelah melihat ternyata kamar tersebut kosong. Koper milik Anita juga tak ada di sana."Apa semalam aku sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu marah?"Khai bertanya-tanya sendiri sembari mengingat kembali kejadian semalam sebelum ia benar-benar tak sadar."Aku hanya bersandar di bahunya, aku tidak melakukan apapun yang memb