Panasnya sinar matahari membuat mata Khai yang terpejam perlahan terbuka. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya. Khai buru-buru bangkit setelah menyadari sudah jam sepuluh siang.
Kepala Khai masih begitu berat, dia mencoba mengembalikan potongan-potongan ingatannya semalam sebelum ia kehilangan kesadarannya. Ya, dia sempat menyandarkan kepalanya di atas bahu Anita. Dia masih ingat betul itu.Khai langsung membersihkan diri dan siap ke kantor. Sebelum dia benar-benar pergi, dia manyempatkan pergi ke kamar Anita untuk berpamitan."Anita, kau ada di dalam?"Tak ada jawaban dari kamar Anita. Khai pun berinisiatif membukanya langsung. Alangkah terkejutnya Khai setelah melihat ternyata kamar tersebut kosong. Koper milik Anita juga tak ada di sana."Apa semalam aku sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu marah?"Khai bertanya-tanya sendiri sembari mengingat kembali kejadian semalam sebelum ia benar-benar tak sadar."Aku hanya bersandar di bahunya, aku tidak melakukan apapun yang membuat gadis itu pergi. Lalu kenapa dia menghilang?"Khai membuka lemari baju Anita, berharap ia menemukan petunjuk berupa surat atau benda lainnya yang gadis itu tinggalkan.Bukan surat yang ternyata Khai temukan, melainkan kartu kredit yang sempat ia berikan pada Anita."Bukankah gadis itu bilang tak punya uang, lalu kenapa dia pergi dari rumah ini begitu saja?"Khai kemudian menelepon Arkhan, bertanya pada Arkhan alamat rumah Anita. Sayangnya Arkhan yang memang sudah menjadi kaki tangan Yusuf tidak mau memberikan alamat rumah Anita pada Khai. Tugas Anita sudah selesai, Anita sudah tidak dibutuhkan lagi jadi memang sudah sepatutnya gadis itu pergi dari rumah Khai.Khai langsung percaya begitu saja saat Arkhan bilang tidak tahu. Lelaki itu terlalu polos hingga tak sadar selama ini banyak dibohongi orang termasuk oleh pacarnya-Cheyril."Tolong cari Anita sampai ketemu. Aku akan membayar berkali-kali lipat gajimu jika kamu berhasil menemukannya!"Tentu saja Arkhan tak benar-benar mencari Anita. Bayaran yang sudah ia terima dari Yusuf sudah sangat banyak. Dia tak mau mengkhianati kepercayaan Yusuf padanya.Hari demi hari Khai lalui dengan tak semangat. Kesedihan saat mengetahui perselingkuhan Cheryl tidak seberapa jika dibanding kesedihan karena di tinggal Anita. Entah kenapa kebersamaan bersama Anita yang justru lelaki itu rindukan dibanding dengan mantan pacarnya yang bertahun-tahun sudah menemaninya.[Khai, malam ini kita di undang makan malam oleh keluarga Anggi. Ayah harap kamu bisa ikut bersama kami!]Sebuah pesan masuk dari Yusuf. Khai hanya membacanya tanpa mau membalasnya."Pak, Ayah anda hari ini beberapa kali menelepon saya. Beliau bertanya kenapa Anda tidak mau mengangkat panggilan telepon darinya?" Arkhan menemui bosnya hanya untuk menanyakan hal ini. Arkhan tak mau Yusuf terus mengomelinya karena dia tak bisa membujuk Khai mengangkat panggilan Ayahnya."Bilang saja pada Ayahku kalau aku tengah sibuk. Jadi aku tidak bisa mengangkat panggilannya.""Tapi, Pak. Pak Yusuf--""Kalau Ayahku masih saja mengganggumu, aku sarankan untuk mematikan ponselmu sementara waktu. Tenang, aku tidak akan memecatmu gara-gara masalah sepele seperti ini!"Arkhan terlihat frustasi, jangankan berhasil membujuk. Bos lelakinya malah menyuruhnya mematikan ponsel agar tak di ganggu Yusuf."Pak ada seorang wanita datang ingin bertemu Anda!"Tiba-tiba bawahan Khai masuk mengabari bos lelakinya.Khai pikir wanita itu Anita jadi dia langsung berlari keluar ruangan menemui wanita yang mencarinya."Cheryl?" Wajah Khai berubah melihat yang datang ternyata bukan Anita melainkan Cheryl."Kenapa kau tak mencariku sama sekali ketika aku sedang salah paham denganmu, Khai?"Khai tersenyum miris. Wanita itu sama sekali tak menunjukan rasa bersalahnya karena sudah mengkhianati Khai."Aku salah karena sudah salah paham sama kamu, Khai. Aku janji tidak akan salah paham lagi. Kamu mau maafin aku, kan?" tanya Cheryl sambil meraih tangan lelaki di depannya."Tidak, aku tidak mau memaafkanmu. Lepaskan tanganku!"Khai menarik tangannya secara kasar."Khai bukankah harusnya aku yang marah sama kamu karena kejadian saat itu, ya. Kenapa malah jadi kamu yang marah?" Cheryl bingung melihat perubahan sikap kekasihnya."Silahkan kalau kamu mau marah. Aku sama sekali tak peduli!""Khai, apa yang terjadi beberapa hari ini. Apa Ayahmu berhasil membuatmu membenciku sampai kamu terlihat berubah sekali seperti ini padaku?""Jangan bawa-bawa Ayahku yang tak tau apa-apa."Khai marah karena Cheryl membawa-bawa nama Ayahnya pada masalah mereka berdua. Cheryl sama sekali tak menyadari kalau Khai sudah tau perselingkuhannya dan mantan pacarnya."Kamu bisa marah seperti itu karena belum tahu kelicikan Ayahmu. Dia terus-terusan berusaha memisahkan kita dengan berbagai macam cara!""Diam kamu, kamu yang sudah berselingkuh dengan mantan pacarmu malah kamu menuduh Ayahku yang bukan-bukan. Gila kamu, ya?"Cheryl terkejut bukan main, dia tak tahu kalau pengkhianatannya sudah terbongkar."Pasti yang bilang seperti itu pembantumu yang seksi itu, kan? Dia memang wanita bayaran yang kurang*jar, beraninya memfitnahku yang bukan-bukan!"Mendengar Cheryl menuduh Anita yang bukan-bukan membuat Khai makin tak terima."Tutup mulutmu. Anita tak tahu apa-apa tentang ini."Cheryl tertawa, "Kamu bilang apa tadi? Anita tak tahu apa-apa? Kalau begitu lihat ini baik-baik!"Cheryl memberikan sebuah foto Anita tengah duduk bersama Yusuf di sebuah restoran. Di foto itu terlihat Yusuf tengah memberikan uang pada Anita. Ya, uang itu adalah bonus yang Yusuf berikan karena Anita sangat cepat berhasil menyelesaikan tugasnya."Kamu tidak tahu kan kalau ternyata Anita adalah orang bayaran Ayahmu yang ditugaskan untuk memisahkan kita berdua? Sekarang dia menang, hubungan kita benar-benar hancur karenanya!"Anita pikir dengan dia memberikan bukti persekongkolan Yusuf dan Anita, Khai bisa kembali padanya. Namun sepertinya harapannya takkan pernah terwujud. Khai sudah terlanjur kecewa dan membencinya."Kalau kau ingin balas dendam pada wanita itu, aku tahu dimana dia tinggal sekarang. Mau aku kasih alamatnya?" tanya Cheryl. Khai yang hatinya tengah hancur mendapati kenyataan pahit yang di dengarnya hanya diam tak menjawab pertanyaan mantan pacarnya."Ok, kalau kamu tak mau membalas wanita itu biar aku yang akan balas!" marah Cheryl."Berani kamu menyentunya sedikit saja, aku akan menghabisimu, Cheryl!"Cheryl tak percaya mendengar ancaman Khai."Kamu membelanya? Dia wanita yang sudah menghancurkan hubungan kita. Apa bukti di foto ini masih kurang buat kamu percaya kalau sebenarnya wanita itu adalah kaki tangan Ayahmu?"Khai bukan tak mempercayai foto itu. Tapi entah kenapa hatinya tak terima mendengar Cheryl ingin menyakiti gadis itu. Mungkinkah Khai sudah benar-benar jatuh cinta pada mantan pembantu seksinya itu?"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya."Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut."Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu te
"Sayang, selain kita berdua, apakah ada orang lain yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Cheryl pada Nando, selingkuhannya.Nando menggeleng, "Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hubungan kita. Memangnya kenapa?""Tadi siang waktu aku menemui Khai, dia memberitahuku kalau dia sudah tahu aku berselingkuh denganmu. Aku jadi bingung, jika tak ada yang tahu hubungan kita, bagaimana mungkin Khai tahu sedangkan kita tak pernah pergi kencan ke luar."Nando menggenggam mesra tangan Cheryl, "Kalau dia tahu bukannya itu bagus buat hubungan kita, ya. Dengan begitu kita tidak akan sembunyi-sembunyi lagi bertemu!"Cheryl menepis kasar tangan Nando. Lelaki tampan yang duduk tepat di sebelah Cheryl terkejut mendapat perlakuan kasar dari wanita cantik tersebut."Kamu pikir aku benar-benar cinta sama kamu?""Maksud kamu apa? Bukannya kamu kembali padaku karena tidak bisa melupakanku?" tanya Nando kemudian. Cheryl tertawa geli mendengar ucapan Nando."Nando...Nando...! Kamu itu harusnya sada
"Tuan, ini kopinya!"Khai meletakan ponselnya dan bersiap mengambil cangkir kopi yang ada di depannya. Namun sebelum tangannya sampai menyentuh cangkir tersebut, ia mengurungkan niatnya. Ditatap dengan sinis pembantu baru yang dipilihkan oleh asisten pribadinya."Apa Arkhan tidak memberitahumu kalau majikanmu seorang lelaki?"Anita bertanya-tanya dalam hati apa kesalahannya hingga membuat majikan lelakinya mengatakan hal tersebut."Pak Arkhan sudah memberitahu saya, Tuan!"Mendengar jawaban Anita, Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah Anita. Tak disentuhnya sama sekali kopi buatan pembantu barunya tersebut."Lalu kenapa pakaianmu seperti seorang pel*cur? Ini rumahku bukan tempat untuk menjual diri!"Anita bingung dengan ucapan kasar Khai. Baju yang dikenakannya merupakan pemberian Arkhan. Kenapa sekarang malah dia yang jadi sasaran kemarahan Tuannya.Belum puas memaki Anita, Khai kembali mematahkan hati wanita itu dengan kalimat-kalimat pedasnya."Aku enggak tahu apa tujuanmu mema
[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!][Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik ya
Khai sengaja tidak turun dari mobil dan membiarkan pacarnya tenang di pelukan lelaki lain. Dia tak mau menunjukan sakit hatinya pada wanita yang sudah mengkhiantinya itu. Lelaki yang sudah merebutnya dari Khai pasti akan merasa puas melihat Khai sakit hati, Khai tak mau itu terjadi.Sesampainya di rumah, Khai makin kesal karena kedatangannya sudah disambut oleh pembantunya."Tuan, sumpah tadi saya tak sengaja. Tolong jangan pecat saya!"Anita pura-pura menangis di depan majikan lelakinya. Dia berharap Khai masih mau mempekerjakannya setidaknya sampai bisa memastikan hubungan keduanya kandas."Tuan, tolong jangan pecat saya!"Khai yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja makin marah mendengar permohonan pembantunya.Khai mendorong wanita itu ke luar pintu lalu cepat-cepat mengunci pintu dari dalam. Khai heran darimana Arkhan mememukan pembantu semenyebalkan itu. Belum apa-apa sudah berhasil membuat hubungannya dan Cheryl yang sudah terjalin bertahun-tahun itu kandas."Tuan, tolong b
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Anita belum masuk kamarnya karena menunggu Khai. Masakan sudah terhidang sejak pukul delapan malam, tapi sampai sekarang tuannya belum juga pulang."Apa Tuan Khai sedang bersenang-senang dengan Nona Cheryl di luar?"Anita terus menunggu tanpa kepastian kepulangan Tuannya sambil memainkan ponselnya. Dia berharap Tuannya cepat pulang agar dia bisa cepat-cepat membereskan ruang makan dan segera istirahat.Jam 12 malam, karena terlalu lelah tak sadar Anita tertidur di atas sofa. Saat itulah Khai pulang. Melihat Anita tidur pulas, Khai tak berani membangunkannya. Diambilnya selimut dalam kamar Anita lalu dia tutupi tubuh seksi pembantunya dengan selimut itu.Khai mengambil ponsel yang ada di tangan Anita. Melihat layar ponsel itu retak, Khai merasa cukup bersalah. Khai pun meletakan ponsel milik Anita ke atas meja lalu dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.Khai membanting tubuhnya ke atas ranjang. Ingatan saat wanita yang sangat dicintainya tengah