[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]
Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!][Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik yang sudah membayarnya mahal itu.[Ini asli tanda tanganmu. Jangan menuduh yang bukan-bukan atau aku seret kamu ke jalur hukum!]Anita tersenyum miris membaca pesan dari Yusuf. Lelaki itu punya banyak uang. Tak peduli meski dia tak bersalah, dia tetap akan kalah melawan lelaki yang berkuasa itu.[Tugasmu sekarang buat mereka putus. Jangan biarkan wanita bernama Cheryl itu menginap di rumah anakku!]Anita ingin sekali membanting ponselnya, namun mengingat itu ponsel pemberian Ayahnya sebelum meninggal, ia jadi mengurungkan niatnya.[Jangan lupa pakai baju-baju ketat yang sudah Arkhan siapkan. Aku yakin Cheryl akan makin marah melihat ada pembantu Khai yang lebih cantik dan Seksi daripada dia!]Pesan terakhir yang Yusuf kirimkan makin membuat Anita marah. Ketikan dari Yusuf membuatnya makin yakin kalau dari awal dia dikirim ke rumah Khai bukan benar-benar untuk memata-matai Khai melainkan untuk menggoda Khai agar putus dari Cheryl. Anita tiba-tiba merasa kasian dengan Khai yang ternyata diam-diam ditusuk dari belakang oleh asisten pribadinya yang bekerjasama dengan Yusuf.Anita menghembuskan nafas panjang setelah tahu kejadian sebenarnya. Dia memang menbenci Khai karena mulut pedas lelaki itu. Namun untuk memisahkan Khai dari wanita yang dicintainya itu benar-benar sulit baginya. Anita bingung harus melanjutkan tugas ini atau tidak.[Mbak, obat ibu habis.]Ponsel Anita kembali berbunyi, tapi kali ini dari adiknya. Ibunya memang sudah sakit-sakitan. Wanita yang sangat dicintainya itu bergantung pada obat yang harganya lumayan mahal, tiap beberapa hari sekali Anita harus membelikannya.[Ok, Mbak transfer uangnya sekarang, ya. Bilang sama ibu jangan khawatirin mbakmu. Mbakmu disini sudah kerja!]Uang dari Yusuf terpaksa Anita kirim sebagian untuk adik dan ibunya. Anita tak mau terjadi sesuatu pada ibunya jika wanita itu tak minum obat.Setelah mentransfer uang lewat ponselnya, Anita meyakinkan dirinya untuk tetap menjalankan tugas dari Yusuf. Karena uang dari lelaki itu sebagian sudah ia gunakan, ia mengurungkan niatnya untuk mundur.Anita dengan hati-hati menaiki anak tangga ke kamar Khai. Dia tak mau membuat suara berisik hingga membuat Tuan jahatnya marah."Apa yang mereka berdua tengah lakukan di dalam?"Anita menempelkan telinganya ke pintu kamar Khai, tapi dia tak menemukan suara apapun."Apa mereka berdua sudah selesai bercinta? Bagaimana caranya aku bisa mengusir Nona Cheryl agar tidak menginap di sini?"Anita terus memikirkan bagaimanana caranya membuat Cheryl pergi. Dia tak mau Yusuf mengomelinya karena dia gagal membuat Cheryl pergi.Ceklek!Tubuh Anita limbung tatkala pintu kamar Khai tiba-tiba terbuka. Khai terkejut melihat pemandangan di depannya."Apa yang kamu tengah lakukan di depan kamarku?" tanya Khai penuh amarah. Anita tak merasakan sakit lagi dibagian tubuhnya yang jatuh ke lantai setelah melihat tatapan tajam dari majikan lelakinya. Wanita itu buru-buru bangkit dan ingin segera kabur namun dengan cepat Khai berhasil menarik baju bagian belakangnya."Kamu belum jawab kenapa kamu ada di depan kamarku!" Sekali lagi Khai bertanya. Tatapannya ke arah Anita makin tajam."Saya--"Anita benar-benar mengutuk dirinya sendiri, dalam keadaan terdesak otaknya justru buntu. Tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari majikannya.Anita mundur beberapa langkah. Dia sangat takut majikannya saat ini juga akan membunuhnya karena kelancangannya. Khai tak tinggal diam, dia terus melangkah mendekati Anita, tak mau membiarkan wanita itu kabur."Jawab, kenapa kamu ada di depan kamarku! Kamu ingin mengintip apa yang tengah kami lakukan?"Anita terkejut mendengar bentakan dari Khai. Sepertinya Khai memang benar-benar tengah marah padanya."Maaf, Tuan. Saya tidak mengintip. Tapi--""Tapi apa? Benar dugaanku, kan. Kalau kau datang bekerja kesini memang untuk menggodaku. Kau pikir kau layak denganku. Cuih!"Khai meludah ke samping, bukan Anita tak sakit hati melihat perlakuan buruk tuannya. Tapi dia tak mau ambil pusing dengan tuduhan lelaki jahat itu. Yang terpenting sekarang cepat-cepat menyelesaikan tugasnya."Aw, Tuan!"Anita pura-pura terjungkal ke belakang lalu meraih baju lelaki yang di hadapannya. Ini membuat mereka terjatuh bersama dan Khai berada di posisi atas tubuh Anita. Anita sengaja melakukan ini karena melihat Cheryl keluar kamar Khai."Apa-apaan kalian?"Cheryl yang baru keluar kamar terkejut melihat pemandangan di depannya. Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah pacarnya yang salah paham."Cher, ini tidak seperti yang kamu lihat. Anita mau jatuh dan menarik bajuku sehingga aku ikut ambruk ke atas tubuhnya!"Cheryl tak percaya dengan ucapan Khai, dia langsung masuk dalam kamar Khai untuk mengambil tasnya kemudian bersiap pergi. Khai terus berusaha mengejar Cheryl untuk menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya dia gagal. Cheryl keras kepala pergi tanpa mau mendengar penjelasan dari Khai."Kamu puas sudah membuat pacarku salah paham, huh?"Bukan tak merasa bersalah, Anita sebenarnya tak tega membuat sepasang kekasih itu bertengkar. Tapi karena keadaan, dia terpaksa melakukannya."Sekarang kamu aku pecat! Aku tak mau melihat kamu lagi dalam rumahku!"Khai masuk dalam kamar setelah memecat Anita. Dia buru-buru mengambil kunci mobilnya untuk mengejar Cheryl ke rumah wanita itu.Sementara itu Anita terlihat panik karena dipecat oleh Khai. Memang dia berhasil membuat sepasang kekasih itu bertengkar tapi belum sampai membuat mereka berdua putus. Anita takut sekali ingin melapor pada Yusuf karena takut Yusuf meminta kembali uangnya sedangkan uang pemberian lelaki itu sudah terlanjur ia gunakan untuk membeli obat ibunya.Khai melajukan mobilnya dalam kecepatan tinggi berharap bisa mengejar mobil pacarnya. Sayang sekali di tengah perjalanan ke rumah pacarnya ia terjebak macet karena di jalan itu telah terjadi kecelakaan. Mau tak mau Khai bersabar menunggu sampai jalanan kembali normal.Untuk beberapa puluh menit kemudian, Khai akhirnya sampai di depan rumah Cheryl. Namun tak disangkanya dia malah melihat sesuatu yang membuatnya sangat marah. Ya, Cheryl sedang berpelukan dengan mantan pacarnya di depan rumah wanita itu. Pantas Cheryl tidak mau mendengar penjelasan Khai atas kesalahpahamannya beberapa saat lalu, ternyata Cheryl sengaja menggunakan kesalahpahaman itu untuk menghindari Khai dan kembali kepelukan mantan pacarnya.Khai sengaja tidak turun dari mobil dan membiarkan pacarnya tenang di pelukan lelaki lain. Dia tak mau menunjukan sakit hatinya pada wanita yang sudah mengkhiantinya itu. Lelaki yang sudah merebutnya dari Khai pasti akan merasa puas melihat Khai sakit hati, Khai tak mau itu terjadi.Sesampainya di rumah, Khai makin kesal karena kedatangannya sudah disambut oleh pembantunya."Tuan, sumpah tadi saya tak sengaja. Tolong jangan pecat saya!"Anita pura-pura menangis di depan majikan lelakinya. Dia berharap Khai masih mau mempekerjakannya setidaknya sampai bisa memastikan hubungan keduanya kandas."Tuan, tolong jangan pecat saya!"Khai yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja makin marah mendengar permohonan pembantunya.Khai mendorong wanita itu ke luar pintu lalu cepat-cepat mengunci pintu dari dalam. Khai heran darimana Arkhan mememukan pembantu semenyebalkan itu. Belum apa-apa sudah berhasil membuat hubungannya dan Cheryl yang sudah terjalin bertahun-tahun itu kandas."Tuan, tolong b
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Anita belum masuk kamarnya karena menunggu Khai. Masakan sudah terhidang sejak pukul delapan malam, tapi sampai sekarang tuannya belum juga pulang."Apa Tuan Khai sedang bersenang-senang dengan Nona Cheryl di luar?"Anita terus menunggu tanpa kepastian kepulangan Tuannya sambil memainkan ponselnya. Dia berharap Tuannya cepat pulang agar dia bisa cepat-cepat membereskan ruang makan dan segera istirahat.Jam 12 malam, karena terlalu lelah tak sadar Anita tertidur di atas sofa. Saat itulah Khai pulang. Melihat Anita tidur pulas, Khai tak berani membangunkannya. Diambilnya selimut dalam kamar Anita lalu dia tutupi tubuh seksi pembantunya dengan selimut itu.Khai mengambil ponsel yang ada di tangan Anita. Melihat layar ponsel itu retak, Khai merasa cukup bersalah. Khai pun meletakan ponsel milik Anita ke atas meja lalu dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.Khai membanting tubuhnya ke atas ranjang. Ingatan saat wanita yang sangat dicintainya tengah
Panasnya sinar matahari membuat mata Khai yang terpejam perlahan terbuka. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya. Khai buru-buru bangkit setelah menyadari sudah jam sepuluh siang.Kepala Khai masih begitu berat, dia mencoba mengembalikan potongan-potongan ingatannya semalam sebelum ia kehilangan kesadarannya. Ya, dia sempat menyandarkan kepalanya di atas bahu Anita. Dia masih ingat betul itu.Khai langsung membersihkan diri dan siap ke kantor. Sebelum dia benar-benar pergi, dia manyempatkan pergi ke kamar Anita untuk berpamitan."Anita, kau ada di dalam?"Tak ada jawaban dari kamar Anita. Khai pun berinisiatif membukanya langsung. Alangkah terkejutnya Khai setelah melihat ternyata kamar tersebut kosong. Koper milik Anita juga tak ada di sana."Apa semalam aku sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu marah?"Khai bertanya-tanya sendiri sembari mengingat kembali kejadian semalam sebelum ia benar-benar tak sadar."Aku hanya bersandar di bahunya, aku tidak melakukan apapun yang memb
"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya."Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut."Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu te
"Sayang, selain kita berdua, apakah ada orang lain yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Cheryl pada Nando, selingkuhannya.Nando menggeleng, "Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hubungan kita. Memangnya kenapa?""Tadi siang waktu aku menemui Khai, dia memberitahuku kalau dia sudah tahu aku berselingkuh denganmu. Aku jadi bingung, jika tak ada yang tahu hubungan kita, bagaimana mungkin Khai tahu sedangkan kita tak pernah pergi kencan ke luar."Nando menggenggam mesra tangan Cheryl, "Kalau dia tahu bukannya itu bagus buat hubungan kita, ya. Dengan begitu kita tidak akan sembunyi-sembunyi lagi bertemu!"Cheryl menepis kasar tangan Nando. Lelaki tampan yang duduk tepat di sebelah Cheryl terkejut mendapat perlakuan kasar dari wanita cantik tersebut."Kamu pikir aku benar-benar cinta sama kamu?""Maksud kamu apa? Bukannya kamu kembali padaku karena tidak bisa melupakanku?" tanya Nando kemudian. Cheryl tertawa geli mendengar ucapan Nando."Nando...Nando...! Kamu itu harusnya sada
"Tuan, ini kopinya!"Khai meletakan ponselnya dan bersiap mengambil cangkir kopi yang ada di depannya. Namun sebelum tangannya sampai menyentuh cangkir tersebut, ia mengurungkan niatnya. Ditatap dengan sinis pembantu baru yang dipilihkan oleh asisten pribadinya."Apa Arkhan tidak memberitahumu kalau majikanmu seorang lelaki?"Anita bertanya-tanya dalam hati apa kesalahannya hingga membuat majikan lelakinya mengatakan hal tersebut."Pak Arkhan sudah memberitahu saya, Tuan!"Mendengar jawaban Anita, Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah Anita. Tak disentuhnya sama sekali kopi buatan pembantu barunya tersebut."Lalu kenapa pakaianmu seperti seorang pel*cur? Ini rumahku bukan tempat untuk menjual diri!"Anita bingung dengan ucapan kasar Khai. Baju yang dikenakannya merupakan pemberian Arkhan. Kenapa sekarang malah dia yang jadi sasaran kemarahan Tuannya.Belum puas memaki Anita, Khai kembali mematahkan hati wanita itu dengan kalimat-kalimat pedasnya."Aku enggak tahu apa tujuanmu mema