"Tuan, ini kopinya!"
Khai meletakan ponselnya dan bersiap mengambil cangkir kopi yang ada di depannya. Namun sebelum tangannya sampai menyentuh cangkir tersebut, ia mengurungkan niatnya. Ditatap dengan sinis pembantu baru yang dipilihkan oleh asisten pribadinya."Apa Arkhan tidak memberitahumu kalau majikanmu seorang lelaki?"Anita bertanya-tanya dalam hati apa kesalahannya hingga membuat majikan lelakinya mengatakan hal tersebut."Pak Arkhan sudah memberitahu saya, Tuan!"Mendengar jawaban Anita, Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah Anita. Tak disentuhnya sama sekali kopi buatan pembantu barunya tersebut."Lalu kenapa pakaianmu seperti seorang pel*cur? Ini rumahku bukan tempat untuk menjual diri!"Anita bingung dengan ucapan kasar Khai. Baju yang dikenakannya merupakan pemberian Arkhan. Kenapa sekarang malah dia yang jadi sasaran kemarahan Tuannya.Belum puas memaki Anita, Khai kembali mematahkan hati wanita itu dengan kalimat-kalimat pedasnya."Aku enggak tahu apa tujuanmu memakai baju kurang bahan seperti ini saat kerja di rumahku. Tapi aku perlu kasih tahu kamu satu hal, jika tujuanmu untuk menggodaku itu enggak akan mempan. Aku sama sekali tidak tertarik dengan wanita yang terlihat murah*n.""Sumpah, Tuan. Saya tidak seperti yang Anda tuduhkan. Baju-baju ini--""Aku tidak suka mendengar alasan apapun. Sekarang ganti bajumu yang lebih sopan atau kamu keluar saja dari rumahku!"Tanpa perasaan, Khai meninggalkan Anita yang tengah patah hati karena ucapannya. Tuduhan lelaki itu sama sekali tak benar. Anita bukan wanita penggoda seperti yang dituduhkan.Anita mengelap airmatanya lalu mengambil ponsel di saku celana ketatnya.[Hallo, Pak Yusuf! Saya tidak tahan dengan sikap kasar anak Anda. Jadi, saya memilih mundur dari pekerjaan ini!]Anita sudah yakin dengan keputusannya jadi dia menelepon Yusuf, Ayah dari majikan kejamnya.[Kamu yakin mau mundur? Memangnya kamu punya uang buat ganti rugi pembatalan kerjasama kita ini. Ingat uang yang kamu kembalikan harus berjumlah tiga kali lipat dari uang yang saya berikan.]Sebenarnya Anita dibayar bukan benar-benar untuk menjadi pembantu di rumah Khai. Tapi khusus ditugaskan Yusuf untuk memata-matai anaknya. Khai menolak dijodohkan dengan anak dari rekan bisnisnya. Yusuf penasaran alasan apa yang membuat anak semata wayangnya menolak perjodohan padahal wanita yang akan menjadi calon istri Khai selain kayaraya juga sangat cantik.[Tiga kali lipat? Kapan Anda mengatakan seperti itu? Anda mau memeras saya?]Anita geram, tak ada perjanjian sebelumnya kalau dia mundur harus mengembalikan uang tiga kali lipat dari pemberian Yusuf padanya.[Apa kamu tidak membaca benar-benar perjanjian kontrak kita, Anita? Ceroboh sekali kamu!]Anita orang yang cukup teliti. Tidak mungkin dia langsung menandatangi surat perjanjian tanpa membacanya lebih dulu. Anita yakin ini hanya jebakan seorang lelaki licik seperti Yusuf.[Sekarang kembali bekerja! Jangan pernah berpikir lagi untuk mundur dari pekerjaanmu sebelum tugasmu selesai!]Yusuf mematikan telepon secara sepihak. Anita geram bukan main dengan kelicikan lelaki itu. Tapi sekarang dia tak bisa melakukan apapun. Uang yang harus dibayarnya pada Yusuf sangat banyak jika dia menghentikan kerjasama ini.Anita kembali ke kamarnya dan membuka koper pemberian Arkhan. Di sana ada banyak baju dan perlengkapan make-up untuknya."Pak Arkhan si*lan! Kenapa dia memberiku baju-baju dengan size sangat kecil seperti ini!"Anita mengumpat seraya mengacak-acak baju pemberian Arkhan. Dia tiba-tiba merasa aneh. Tugasnya hanya memata-matai Khai di rumah, tapi kenapa harus menggunakan pakaian-pakaian seksi itu."Apa maksud orang-orang itu sebenarnya. Kenapa aku seolah dijadikan umpan untuk membuat Tuan Khai marah!"Anita terus bertanya-tanya apa maksud Arkhan dan Yusuf membuatnya terlihat mur*han di depan Khai.Belum mendapatkan baju yang sesuai, tiba-tiba bel di rumah Khai berbunyi. Anita frustasi dengan keadaan ini, dia tak mau kembali dimarahi dan dituduh yang tidak-tidak oleh Tuannya jika keluar kamar masih dengan baju yang sama.Bel terus berbunyi, akhirnya Anita memutuskan tetap keluar kamar dengan pakaian yang sama. Dia buru-buru membuka pintu sebelum dimarahi lagi."Kamu siapa? Kenapa ada di rumah pacarku?"Seorang wanita cantik di hadapan Anita bertanya sambil menatap Anita penuh selidik. Beberapa kali wanita itu menatap dengan sinis tubuh Anita yang memakai baju sangat ketat."Saya--""Jawab dengan jujur, apa kamu selingkuhan Khai pacarku?"Anita menggelengkan kepala begitu cepat."Bukan. Saya bukan selingkuhan--""Jangan bohong kamu! Apa Khai yang menyuruhmu berbohong agar aku tidak marah!"Wanita cantik bernama Cheryl itu hendak pergi karena salah paham. Tapi tiba-tiba Khai muncul untuk menghentikannya."Jangan pergi, Cheryl. Dia bukan selingkuhanku seperti dugaanmu!" Khai meraih lengan Cheryl."Kalau bukan selingkuhanmu lalu siapa?" Cheryl meminta penjelasan. Dia tak mau menatap Khai karena masih jengkel."Dia pembantu baru di rumah ini. Penampilannya memang terlihat sangat mur*han. Aku tak menyalahkanmu jika kanu sampai salah paham seperti ini!"Anita sekali lagi dibuat sakit hati dengan ucapan Khai. Ingin sekali dia meninggalkan rumah Khai saat itu juga. Tapi, mengingat lagi konsekuasinya jika dia melakukannya, dia pun mengurungkan niatnya untuk pergi."Jadi wanita ini cuma pembantu barumu?"Anita makin sakit hati mendengar tawa mengejek dari Cheryl."Ya ampun, Khai. Bisa-bisanya aku cemburu dan salah paham dengan wanita seperti dia." Cheryl kembali terkekeh. Anita mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali dia langsung meninju mulut kuran*jar Cheryl yang tengah menertawakannya."Sudah-sudah...! Berhenti tertawa dan masuklah. Kamu jadi menginap disini, kan?" tanya Khai lembut di depan Cheryl. Anita merasa jijik dengan sikap lembut Khai di depan pacarnya. Karena itu berbanding sangat terbalik dengan perlakuan lelaki itu padanya."Iya, dong. Aku sudah bawa baju ganti. Aku kangen banget ditinggal kamu seminggu ini keluar kota!""Kalau gitu, mari ke kamarku. Kita bersenang-senang sekarang juga!"Khai langsung membopong tubuh mungil pacarnya. Anita mengambil ponselnya dan diam-diam mengambil beberapa foto mesra sepasang kekasih itu. Lalu dengan senyuman jahat dia mengirimkannya pada Yusuf.[Tuan Khai sudah punya pacar. Wanita ini namanya Cheryl. Untuk itulah dia tak mau dijodohkan dengan wanita pilihan anda!]Anita tersenyum, dia pikir dengan menemukan penyebab Khai tak mau dijodohkan tugasnya sudah selesai. Dia merasa sangat senang karena sebentar lagi terbebas dari majikan jahat seperti Khai.Ponsel Anita tiba-tiba berdering. Yusuf yang menghubunginya.[Hallo, Pak Yusuf. Saya sudah menemukan penyebab anak Anda tidak mau dijodohkan. Jadi saya boleh keluar dari rumah terkutuk ini sekarang juga, kan?] Dengan penuh percaya diri Anita bicara pada orang yang sudah membayarnya mahal itu.[Keluar dari rumah itu? Enggak semudah itu Anita. Uang yang sudah ku keluarkan untukmu sangat banyak. Kamu pikir tugasmu sesimple itu?][Lalu?][Kamu harus menggoda anak saya agar kekasihnya itu salah paham dan mereka putus. Jika mereka sudah benar-benar putus, tugasmu baru benar-benar selesai!][Apa?]Anita terkejut bukan main. Perjanjian sebelumya, jika Anita sudah menemukan penyebab Khai tak mau dijodohkan dengan wanita pilihan Yusuf maka tugas Anita sudah selesai. Tapi tiba-tiba jadi kacau seperti ini. Anita harus menggoda Khai dan membuat Khai dan Cheyril putus. Anita berpikir apakah dia sudah dijebak oleh Yusuf dan Arkhan?[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!][Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik ya
Khai sengaja tidak turun dari mobil dan membiarkan pacarnya tenang di pelukan lelaki lain. Dia tak mau menunjukan sakit hatinya pada wanita yang sudah mengkhiantinya itu. Lelaki yang sudah merebutnya dari Khai pasti akan merasa puas melihat Khai sakit hati, Khai tak mau itu terjadi.Sesampainya di rumah, Khai makin kesal karena kedatangannya sudah disambut oleh pembantunya."Tuan, sumpah tadi saya tak sengaja. Tolong jangan pecat saya!"Anita pura-pura menangis di depan majikan lelakinya. Dia berharap Khai masih mau mempekerjakannya setidaknya sampai bisa memastikan hubungan keduanya kandas."Tuan, tolong jangan pecat saya!"Khai yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja makin marah mendengar permohonan pembantunya.Khai mendorong wanita itu ke luar pintu lalu cepat-cepat mengunci pintu dari dalam. Khai heran darimana Arkhan mememukan pembantu semenyebalkan itu. Belum apa-apa sudah berhasil membuat hubungannya dan Cheryl yang sudah terjalin bertahun-tahun itu kandas."Tuan, tolong b
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Anita belum masuk kamarnya karena menunggu Khai. Masakan sudah terhidang sejak pukul delapan malam, tapi sampai sekarang tuannya belum juga pulang."Apa Tuan Khai sedang bersenang-senang dengan Nona Cheryl di luar?"Anita terus menunggu tanpa kepastian kepulangan Tuannya sambil memainkan ponselnya. Dia berharap Tuannya cepat pulang agar dia bisa cepat-cepat membereskan ruang makan dan segera istirahat.Jam 12 malam, karena terlalu lelah tak sadar Anita tertidur di atas sofa. Saat itulah Khai pulang. Melihat Anita tidur pulas, Khai tak berani membangunkannya. Diambilnya selimut dalam kamar Anita lalu dia tutupi tubuh seksi pembantunya dengan selimut itu.Khai mengambil ponsel yang ada di tangan Anita. Melihat layar ponsel itu retak, Khai merasa cukup bersalah. Khai pun meletakan ponsel milik Anita ke atas meja lalu dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.Khai membanting tubuhnya ke atas ranjang. Ingatan saat wanita yang sangat dicintainya tengah
Panasnya sinar matahari membuat mata Khai yang terpejam perlahan terbuka. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya. Khai buru-buru bangkit setelah menyadari sudah jam sepuluh siang.Kepala Khai masih begitu berat, dia mencoba mengembalikan potongan-potongan ingatannya semalam sebelum ia kehilangan kesadarannya. Ya, dia sempat menyandarkan kepalanya di atas bahu Anita. Dia masih ingat betul itu.Khai langsung membersihkan diri dan siap ke kantor. Sebelum dia benar-benar pergi, dia manyempatkan pergi ke kamar Anita untuk berpamitan."Anita, kau ada di dalam?"Tak ada jawaban dari kamar Anita. Khai pun berinisiatif membukanya langsung. Alangkah terkejutnya Khai setelah melihat ternyata kamar tersebut kosong. Koper milik Anita juga tak ada di sana."Apa semalam aku sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu marah?"Khai bertanya-tanya sendiri sembari mengingat kembali kejadian semalam sebelum ia benar-benar tak sadar."Aku hanya bersandar di bahunya, aku tidak melakukan apapun yang memb
"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya."Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut."Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu te
"Sayang, selain kita berdua, apakah ada orang lain yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Cheryl pada Nando, selingkuhannya.Nando menggeleng, "Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hubungan kita. Memangnya kenapa?""Tadi siang waktu aku menemui Khai, dia memberitahuku kalau dia sudah tahu aku berselingkuh denganmu. Aku jadi bingung, jika tak ada yang tahu hubungan kita, bagaimana mungkin Khai tahu sedangkan kita tak pernah pergi kencan ke luar."Nando menggenggam mesra tangan Cheryl, "Kalau dia tahu bukannya itu bagus buat hubungan kita, ya. Dengan begitu kita tidak akan sembunyi-sembunyi lagi bertemu!"Cheryl menepis kasar tangan Nando. Lelaki tampan yang duduk tepat di sebelah Cheryl terkejut mendapat perlakuan kasar dari wanita cantik tersebut."Kamu pikir aku benar-benar cinta sama kamu?""Maksud kamu apa? Bukannya kamu kembali padaku karena tidak bisa melupakanku?" tanya Nando kemudian. Cheryl tertawa geli mendengar ucapan Nando."Nando...Nando...! Kamu itu harusnya sada
"Sayang, selain kita berdua, apakah ada orang lain yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Cheryl pada Nando, selingkuhannya.Nando menggeleng, "Aku tidak pernah memberitahu siapapun tentang hubungan kita. Memangnya kenapa?""Tadi siang waktu aku menemui Khai, dia memberitahuku kalau dia sudah tahu aku berselingkuh denganmu. Aku jadi bingung, jika tak ada yang tahu hubungan kita, bagaimana mungkin Khai tahu sedangkan kita tak pernah pergi kencan ke luar."Nando menggenggam mesra tangan Cheryl, "Kalau dia tahu bukannya itu bagus buat hubungan kita, ya. Dengan begitu kita tidak akan sembunyi-sembunyi lagi bertemu!"Cheryl menepis kasar tangan Nando. Lelaki tampan yang duduk tepat di sebelah Cheryl terkejut mendapat perlakuan kasar dari wanita cantik tersebut."Kamu pikir aku benar-benar cinta sama kamu?""Maksud kamu apa? Bukannya kamu kembali padaku karena tidak bisa melupakanku?" tanya Nando kemudian. Cheryl tertawa geli mendengar ucapan Nando."Nando...Nando...! Kamu itu harusnya sada
"Khai, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa bukti foto-foto ini masih kurang membuatmu percaya betapa liciknya pembantumu yang seksi itu?"Khai masih terdiam, ini membuat Cheryl menyadari kekasihnya sama sekali sudah tak mempunyai perasaan untuknya. Sedari tadi Khai terus saja mengabaikan ucapannya."Khai, jangan bilang kamu sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita murah*n itu makanya kamu menolak fakta yang sudah kutunjukan padamu!"Khai menatap tajam ke arah Cheryl. Tak terima kalau wanita di depannya terus mendesak agar dia memberi respon atas pertanyaan wanita tersebut."Kau tak berhak ikut campur soal perasaanku. Satu hal yang perlu kau ingat. Jika aku dengar Anita terluka sedikit saja, kau orang pertama yang akan kucari dan kuhabisi!"Khai membalikan badannya ingin kembali ke ruangannya. Baru beberapa langkah kakinya bergerak, dia memergoki Arkhan ternyata diam-diam menguping pembicaraannya dan Cheryl. Khai sangat marah melihat bawahannya itu karena ia yakin kalau lelaki itu te
Panasnya sinar matahari membuat mata Khai yang terpejam perlahan terbuka. Dilihatnya jam di pergelangan tangannya. Khai buru-buru bangkit setelah menyadari sudah jam sepuluh siang.Kepala Khai masih begitu berat, dia mencoba mengembalikan potongan-potongan ingatannya semalam sebelum ia kehilangan kesadarannya. Ya, dia sempat menyandarkan kepalanya di atas bahu Anita. Dia masih ingat betul itu.Khai langsung membersihkan diri dan siap ke kantor. Sebelum dia benar-benar pergi, dia manyempatkan pergi ke kamar Anita untuk berpamitan."Anita, kau ada di dalam?"Tak ada jawaban dari kamar Anita. Khai pun berinisiatif membukanya langsung. Alangkah terkejutnya Khai setelah melihat ternyata kamar tersebut kosong. Koper milik Anita juga tak ada di sana."Apa semalam aku sudah melakukan sesuatu yang membuat gadis itu marah?"Khai bertanya-tanya sendiri sembari mengingat kembali kejadian semalam sebelum ia benar-benar tak sadar."Aku hanya bersandar di bahunya, aku tidak melakukan apapun yang memb
Jam menunjukan pukul sepuluh malam, Anita belum masuk kamarnya karena menunggu Khai. Masakan sudah terhidang sejak pukul delapan malam, tapi sampai sekarang tuannya belum juga pulang."Apa Tuan Khai sedang bersenang-senang dengan Nona Cheryl di luar?"Anita terus menunggu tanpa kepastian kepulangan Tuannya sambil memainkan ponselnya. Dia berharap Tuannya cepat pulang agar dia bisa cepat-cepat membereskan ruang makan dan segera istirahat.Jam 12 malam, karena terlalu lelah tak sadar Anita tertidur di atas sofa. Saat itulah Khai pulang. Melihat Anita tidur pulas, Khai tak berani membangunkannya. Diambilnya selimut dalam kamar Anita lalu dia tutupi tubuh seksi pembantunya dengan selimut itu.Khai mengambil ponsel yang ada di tangan Anita. Melihat layar ponsel itu retak, Khai merasa cukup bersalah. Khai pun meletakan ponsel milik Anita ke atas meja lalu dia berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.Khai membanting tubuhnya ke atas ranjang. Ingatan saat wanita yang sangat dicintainya tengah
Khai sengaja tidak turun dari mobil dan membiarkan pacarnya tenang di pelukan lelaki lain. Dia tak mau menunjukan sakit hatinya pada wanita yang sudah mengkhiantinya itu. Lelaki yang sudah merebutnya dari Khai pasti akan merasa puas melihat Khai sakit hati, Khai tak mau itu terjadi.Sesampainya di rumah, Khai makin kesal karena kedatangannya sudah disambut oleh pembantunya."Tuan, sumpah tadi saya tak sengaja. Tolong jangan pecat saya!"Anita pura-pura menangis di depan majikan lelakinya. Dia berharap Khai masih mau mempekerjakannya setidaknya sampai bisa memastikan hubungan keduanya kandas."Tuan, tolong jangan pecat saya!"Khai yang sedang dalam keadaan tak baik-baik saja makin marah mendengar permohonan pembantunya.Khai mendorong wanita itu ke luar pintu lalu cepat-cepat mengunci pintu dari dalam. Khai heran darimana Arkhan mememukan pembantu semenyebalkan itu. Belum apa-apa sudah berhasil membuat hubungannya dan Cheryl yang sudah terjalin bertahun-tahun itu kandas."Tuan, tolong b
[Pak Yusuf, ini tak ada dalam perjanjian kita sebelumnya!]Anita tak mau mengikuti perintah gila lelaki yang sudah membayarnya mahal itu.[Tak ada dalam perjanjian kita gimana. Jelas-jelas ini juga tertulis di surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren!][Tidak, saya sudah baca dengan sangat teliti surat perjanjian kita. Tidak ada kalimat seperti itu tertulis di sana!]Anita terus mencoba membela diri, dia yakin dia hanya dijebak dan dijadikan alat oleh Yusuf untuk membuat anaknya mau menuruti perintahnya.[Mau aku tunjukan lagi surat perjanjian yang kamu tanda tangani kemaren?]Yusuf mematikan telepon lalu mengirimkan gambar surat perjanjian yang ia tanda tangani kemarin. Anita marah karena isi surat itu benar-benar tak sama dengan apa yang dibacanya kemarin. Namun yang membuat dia tak bisa mengelak yaitu di surat itu terdapat tanda tangan yang sama persis dengan tanda tangannya.[Apa selain jago menipu, Anda juga jago memalsukan?]Anita mengetik pesan kasar pada lelaki licik ya
"Tuan, ini kopinya!"Khai meletakan ponselnya dan bersiap mengambil cangkir kopi yang ada di depannya. Namun sebelum tangannya sampai menyentuh cangkir tersebut, ia mengurungkan niatnya. Ditatap dengan sinis pembantu baru yang dipilihkan oleh asisten pribadinya."Apa Arkhan tidak memberitahumu kalau majikanmu seorang lelaki?"Anita bertanya-tanya dalam hati apa kesalahannya hingga membuat majikan lelakinya mengatakan hal tersebut."Pak Arkhan sudah memberitahu saya, Tuan!"Mendengar jawaban Anita, Khai langsung bangkit dan mendekat ke arah Anita. Tak disentuhnya sama sekali kopi buatan pembantu barunya tersebut."Lalu kenapa pakaianmu seperti seorang pel*cur? Ini rumahku bukan tempat untuk menjual diri!"Anita bingung dengan ucapan kasar Khai. Baju yang dikenakannya merupakan pemberian Arkhan. Kenapa sekarang malah dia yang jadi sasaran kemarahan Tuannya.Belum puas memaki Anita, Khai kembali mematahkan hati wanita itu dengan kalimat-kalimat pedasnya."Aku enggak tahu apa tujuanmu mema