“Isa mau ikut." ucap Alisa menangis memeluk suaminya.
"Jangan sayang Prancis itu jauh," ucap Attar.
"Iya Isa tahu. Tapi kita naik pesawat," ucapnya dengan isak tangisnya. Alisa menangis layaknya seperti anak kecil.
Attar begitu sangat panik saat melihat istrinya yang menangis hingga tersedu-sedu. "Sayang, untuk sampai di sana, kita akan menghabiskan waktu lebih dari 17 jam. Kondisi Isa lagi hamil muda gini sayang. Hubby takut nanti Isa kenapa-kenapa," ucap Attar yang berusaha menenangkan istrinya.
"Isa gak mau hubby pergi," ucapnya tanpa melepaskan pelukannya dari suaminya.
"Hubby gak bisa kalau gak pergi sayang. Ini kerja sama yang sangat penting. Hubby akan usahakan agar urusan di sana bisa cepat selesai. Begitu selesai semuanya hubby akan langsung pulang,” ucapnya.
Alisa hanya diam dan memeluk suaminya, suara t
Attar duduk diatas tempat tidur, pria itu sibuk dengan layar laptop yang ada di depannya. Pria berwajah tampan itu begitu sangat fokus mengerjakan tugas kuliah Istrinya. Attar sedang mengolah data keuangan yang menjadi tugas kuliah istrinya."By, apa sudah siap tugas dasar-dasar ilmu akuntansi Isa?" ucap Alisa yang memandang suaminya.“Belum sayang sedikit lagi,” ucapnya yang masih mengolah data keuangan yang ada di layar laptop.“By kalau sudah siap buatkan makalah Isa ya,” ucapnya."Iya nyonya," ucapnya.Alisa tertawa mendengar ucapan suaminya."Biar Hubby tambah semangat, Isa kasi hadiah," ucap Alisa yang mencium bibir suaminya.Attar tersenyum saat istrinya yang mencium bibirnya. "Nanti dua ronde ya sayang," ucap Attar.“Iya by nanti isa kasih dua ronde tapi nyicil. Selesai tugas Is
“By, Isa mau makan coklat,” ucap Alisa yang menarik-narik hidung mancung suaminya hingga mata suaminya yang sudah terpejam terbuka kembali.Attar yang baru akan memejamkan matanya membuka matanya kembali dan memandang wajah istrinya. "Apa di rumah nggak ada stok coklat,” ucapnya.Alisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Mau coklat apa,” tanya Attar.“Isa mau coklat silverqueen by," ucap Alisa yang tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.Attar berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat. Meskipun matanya begitu sangat mengantuk, namun pria itu tetap mengikuti apa yang diminta istrinya. “Ini anak hubby minta makan coklat malam-malam ya,” ucapnya yang mengusap perut istrinya dan kemudian duduk dari tempat tidurnya.“Iya by Dia pengen coklat,” ucap Alisa yang te
“Bumil kenapa, sepertinya lagi sedih,” ucap Lyra yang duduk di sebelah Alisa.Alisa yang sejak tadi hanya diam dan duduk lemas memandang temannya yang duduk disebelahnya. Alisa seakan tidak percaya saat melihat penampilan baru dari temannya tersebut.“Kenapa,” tanya Lyra.“Beneran pengen hijrah,” tanya Alisa yang tidak yakin.Lyra tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “do’akan ya,” ucapnya.“Pasti Isa do’ain,” ucap Alisa tersenyum dan memeluk Lyra. Alisa begitu sangat senang melihat perubahan yang terjadi terhadap diri temannya.“Kenapa sedih kayaknya dari tadi melamun aja,” ucap Lyra yang masih menunggu jawaban dari temannya tersebut.Alisa memajukan bibirnya ke depan matanya sudah berkaca-kaca sebelum memulai berb
Selesai kuliah, Alisa langsung pulang ke rumahnya. Saat ini hanya di dalam kamar tempat yang paling diinginkannya. Apakah ini karena faktor kehamilannya atau memang Alisa yang sudah tidak bisa jauh dari suaminya.Alisa hanya memikirkan suaminya. Selera makannya juga sudah menurun.Alisa duduk di atas tempat tidur dengan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidurnya.Alisa mengambil remote dan membuka pintu kamarnya, saat mendengar pelayan yang menekankan tombol bel dari luar.“Permisi nyonya muda. Saya mengantarkan makan siang untuk nyonya muda," ucap pelayanan yang masuk ke dalam kamarnya. Pelayan itu langsung menyiapkan makanan siang untuk nyonya mudanya, saat ia mendapat perintah dari Rina yang bertugas menjadi pengawal pribadi majikannya.Alisa tersenyum dan menganggukan kepalanya. “Bawa ke sini aja bik, nasinya jangan banyak,” uca
Pria berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi itu masuk ke dalam kamar hotelnya. Pria itu mendaratkan tubuhnya di atas sofa yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Attar mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Pria itu merasa begitu sangat lelah, namun Ia juga sangat merindukan istrinya. Attar memandang jam di ponselnya. Attar sedikit mengerutkan keningnya dengan terus berpikir, apakah harus menghubungi istrinya atau tidak mengingat di Indonesia saat ini sudah jam 3 pagi.Attar memandang kontak whatsapp istrinya, Attar membesarkan matanya ketika melihat istrinya yang saat ini sedang online. Attar menghubungi nomor ponsel istrinya melalui panggilan video call.“Assalamu’alaikum Daddy,” ucap Alisa yang tersenyum lebar sambil merapikan rambutnya.Attar tersenyum memandang wajah istrinya yang berbaring di atas tempat tidur. Padahal Ia ingin marah dengan istrinya, mengingat istrinya yang
“Hai bumil,” ucap Lyra yang duduk disebelah Alisa.Alisa tersenyum dan memandang temannya tersebut. Alias menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan mengusap perutnya.“Gimana kabar si Adek,” ucap Lyra yang mengusap perut temannya.“Alhamdulillah baik,” jawab Alisa.“Daddynya kapan pulang,” tanya Lyra.Alisa memajukan bibirnya, “3 hari lagi,” jawabnya.“Bumil pasti kesepian ya,” ucap Lyra yang menatap temannya itu dengan tatapan penuh iba.“Isa nggak pernah ditinggalin hubby, jadi gitu hubby ninggalin lama kayak gini rasanya rindu sekali,” ucapnya yang begitu sangat jujur dengan perasaannya.“Sebenarnya aku mau aja nemenin kamu di rumah, tapi aku nggak enak sama suami kamu, apalagi riwayat masa lalu ku itu
“Bumil duduk di sini aja,” ucap Lyra yang menunjuk kursi sofa yang menjadi tempat duduk untuk tamu pelanggannya.Alisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Sebenarnya Isa mau lihat-lihat,” ucapnya.“Iya lihat-lihatnya nanti, istirahat dulu. Ingat bumil gak boleh kecapean. Bila hubby Attar tahu Istri kesayangannya kecapean karena datang ke coffee shop aku, yang ada nanti nggak dibolehin lagi datang ke sini,” ucap Lyra sambil tersenyum.Alisa mendengarkan apa yang diucapkan temannya. Dia juga tidak ingin bila pengawal pribadinya memberi laporan kepada suaminya.“Jadi ini bumilnya mau dibuatin apa,” tanya Zaki yang berdiri di depan Alisa dan juga Lyra.“Apa sudah bisa dipesan Bang,” tanya Alisa.“Khusus untuk bumil bisa,” ucap Zaki yang tersenyum.Alisa tersenyu
Alisa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Setelah berkeliling melihat-lihat coffee shop milik temannya, membuat wanita yang saat ini hamil muda itu merasa sangat lelah.Alisa memijat-mijat pinggangnya terasa begitu sangat penat. "Hubby kapan pulang, Isa rindu,” ucapnya yang begitu sangat merindukan suaminya. Alisa mengingat saat pinggangnya terasa sakit dan juga pegel suaminya akan selalu memijat-mijatnya.Alisa memandang layar ponselnya, berharap suaminya menghubunginya. Namun Alisa ingat bahwa suaminya di sana sedang melakukan pertemuan penting dengan perusahaan yang menjadi partner kerjasama dengan perusahaan milik suaminya. Alisa membatalkan niatnya untuk menghubungi suaminya. Alisa memejamkan matanya berharap setelah bangun nanti rasa rindunya sedikit berkurang. Saat kondisi kehamilan seperti ini membuatnya sangat cepat merasa lelah dan juga mengantuk. Bila ia sedang merasa lelah maka