Lelah selalu dibayang-bayangi oleh kehadiran Nader membuat Noura seperti orang yang kehilangan akal. Dia ingin segera meninggalkan club malam, tapi dia lupa jika baru beberapa hari menandatangani perjanjian kontrak."Aku tidak ingin bekerja di sini lagi, bisakah kamu membantuku?" Pada Moana, Noura memohon dengan serius.Moana paham ketakutan Noura adalah Nader, namun dia khawatir dengan keselamatan temannya itu. "Aku ingat kamu melakukan perjanjian kontrak dengan tuan Ashley, apa kamu tidak takut terkena masalah d kemudian hari?" "Apa tidak bisa dibatalkan?" Noura juga risau memikirkan hal itu. "Lagi pula aku juga belum mendapatkan uang yang dijanjikan tuan Ashley, tentu tidak masalah jika aku membatalkannya sejak dini."Sialnya, Noura juga baru menyadari bahwa Ashley telah sengaja mempersulitnya untuk dapat keluar dari tempat tersebut. Pikirannya yang polos dengan mudah mengiyakan syarat dari Ashley saat menawarkan kontrak kerja.Hanya Noura satu-satunya yang memiliki kontrak kerja
Saat Noura ingin menemui Ashley, dia tidak sengaja bertembung dengan Nader di depan pintu. Pertemuan itu tak dapat dielakkan lagi. Noura tidak punya alasan untuk berpaling. "Huhhh ... mau ke mana kamu?" tanya Nader dengan sinis. "Bukankah sekarang adalah jam kerja, apa yang ingin kamu lakukan di ruangan atasanmu? Apa kamu juga ingin menggoda Ashley agar pekerjaanmu mendapatkan keringanan?" Noura membenci Nader segenap jiwa dan raganya. Sembari mencengkram ponsel di tangannya, dia melotot pada pria itu. "Kenapa, Noura? Kenapa diam saja, apa kamu sudah tidak sabar ingin masuk ke dalam?" Nader menyindir lagi. "Aku sudah tahu bahwa kamu akan rela melakukan apapun untuk menebus panti asuhan yang sudah tergadaikan itu."Noura ingin sekali melakukan pembelaan. Amarahnya kian memuncak melihat sikap kesemena-menaan Nader terhadapnya. Namun, sebagai bawahan dan orang yang memiliki posisi terendah dalam klub itu, dia harus mampu mengontrol diri agar tidak terjebak dengan setiap ucapannya."Ak
"Apa yang akan dia lakukan di sini?" Pertanyaan itu muncul tatkala Nader melihat sosok Sukaesih memasuki klub malam. Kedatangan Sukaesih yang tiba-tiba pasti dipengaruhi oleh kejadian yang menimpa Noura dan Netanyahu. Apalagi wanita itu didampingi oleh dua orang bodyguard, Nader semakin yakin jika sesuatu hal yang buruk akan menimpa Noura."Ini tidak bisa dibiarkan." Nader segera mengeluarkan ponselnya. Dia yang tadinya sudah berniat untuk pulang malam itu, terpaksa urung karena ada perasaan khawatir terhadap keselamatan Noura.Seketika Nader menyesali perbuatannya yang menyalahkan Noura. Namun, untuk mengakui kesalahan itu mustahil akan dilakukan oleh pria pemilik kuasa itu.Orang pertama yang dihubungi Nader adalah Ashley. Hanya hitungan detik, panggilan itu sudah tersambung.Saat itu, Ashley juga ingin melaporkan tentang penolakannya terhadap permintaan Noura. Pria itu hendak menunjukkan pada Nader bahwa dia tidak akan membantu Noura dan lebih berpihak pada orang yang lebih berkua
Noura segera berpindah tempat. Wanita yang menggunakan pakaian serba hitam itu bersembunyi di balik pintu untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Ponsel yang digunakan Noura sehari-hari adalah pemberian Ashley secara cuma-cuma. Jika pria itu mengetahui kekakuan Noura yang mencoba menghubungi pria lain secara diam-diam, maka dia harus bersiap untuk menghadapi masalah baru. Hanya bisa berdoa, Noura pasrah setelah mendengar bunyi dobrakan pintu yang begitu keras. Brakkk."Cepat geledah tempat ini!" teriak Sukaesih dengan semangat yang berapi-api. "Wanita itu harus mati di tanganku. Beraninya dia berhadapan dengan keluarga Netanyahu.""Baik, Nyonya." Dua orang bodyguard dan satu pengawal lainnya langsung masuk serempak ke dalam gudang."Ya Tuhan, jadi mereka adalah orang suruhan si pria mesum itu!" tebak Noura dalam hati. "Matilah aku malam ini."Setelah mendengar suara perempuan dari balik pintu, tubuh Noura bergetar hebat. Ketakutannya kian bertambah. Jika sampai tert
'Apa dia benar-benar akan membantuku?' bisik Noura dalam hati sembari mengamati keseriusan di wajah Ashley. Masih ada keraguan, namun dia sangat butuh bantuan dari seseorang yang berpengaruh."Apa yang kamu pikirkan?" Ashley segera menegur. "Dari ekspresimu itu saja aku sudah dapat menyimpulkan jika kamu dan tuan muda Nader memiliki hubungan yang cukup rumit."Selain penasaran, Ashley juga menginginkan hal lain tentang Nader. Tentu menarik jika dia mengetahui rahasia pria itu. Sangat jarang bagi orang lain untuk mendapatkan kelemahan Nader.Noura mencengkram kain lap di tangannya. Ya, mungkin dia harus berkata jujur pada Ashley."Ayo katakan, aku akan membantu sebisa mungkin!" desak Ashley tidak sabaran.Dalam waktu singkat, sebuah keberanian muncul di benak Noura. Namun, sebelum bercerita, dia ingin memberikan penawaran. "Aku akan bercerita, tapi ada syaratnya!""Wah ... licik juga cara mainmu, Noura. Berani sekali kamu melakukan tawar menawar dengan seorang bos!" Jika tidak memilik
"Kenapa harus ke dalam mobil Nader?" Membayangkannya saja sulit bagi Noura. Bagaimana mungkin dia melakukan hal itu dengan sukarela."Jangan banyak pikir lagi!" Ashley segera menarik tangan Noura agar ikut keluar dengannya.Pada saat berjalan menuju lift, Noura bertanya lagi. "Apa kami hanya akan berdua saja di dalam mobilnya?""Menurutmu mau bersama siapa lagi?" Ashley memperlakukan Noura seperti anak kecil, menyeretnya sesuka hati ke dalam lift. "Apa kamu pikir aku harus ikut mendampingimu seperti seorang ayah yang sedang menjaga anak gadisnya?"Tiba di dalam lift, Noura menelan ludah dengan kasar. Dia ketakutan jika harus berduaan dengan Nader. "Ashley, tidak bisakah kamu membawaku bersembunyi ke tempat lain saja?" Ashley menekan tombol lift. Mereka akan menuju lantai satu. "Aku bisa saja melakukan itu, tapi setelah itu kamu bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi denganku?" Nader bisa saja tidak akan memaafkan Ashley jika itu terjadi. Noura paham jika berhadapan dengan Nad
"Duduklah dulu!" suruh Ashley setelah mereka tiba di sebuah ruangan. "Kamu tunggu di sini, aku akan menemui salah satu temanku."Sembari memasang wajah merengut, Noura mematuhi perintah atasannya itu. Semua dia lakukan dengan terpaksa."Lebih baik tadi aku bersama dengan Nader saja," kata Noura menyesali keputusannya. Dia ingin lari, tapi bingung cara dan tujuannya mau ke mana."Tapi bersama Nader juga aku hanya akan tertekan." Noura serba salah. Dia menggerutu sendiri. 'Oh Tuhan, sampai kapan nasib buruk ini akan berakhir?'Selang lima menit, Ashley sudah keluar lagi. Dia tidak sendiri, tapi ditemani oleh seorang wanita cantik yang hanya menggunakan pakaian dalam saja. "Siapa wanita ini?" pikir Noura dengan cemas. "Kenapa Ashley membawanya padaku?"Tapi setidaknya, Noura bisa tenang karena malam itu yang dikenalkan padanya adalah seorang wanita, bukan pria mesum seperti yang sempat terlintas di benaknya.Paham dengan ekspresi Noura, Ashley segera memperkenalkan temannya pada Noura.
Sesuai prediksi, Noura tidak hanya unggul dalam hal penampilan. Wanita itu juga sangat berbakat dalam bidang tari terutama profesi yang akan segera dijalaninya.Malam berikutnya adalah pertunjukan pertama bagi Noura. Namun tanpa disadari dia telah mendapatkan penghasilan sampingan selama melakukan latihan saja."Ambil ini!" Naina menyerahkan segepok uang untuk Noura sebelum wanita itu pergi meninggalkannya.Noura terkejut. Jumlah uang yang sudah berada di tangannya cukup banyak dan sangat membantu untuk wanita sepertinya.Dia pun bertanya heran. "Uang apa ini? Kenapa aku bisa mendapatkannya?" Noura telah diijinkan tinggal gratis selama beberapa minggu. Dia menumpang hidup dengan Naina selama berlatih sekaligus menghindari Sukaesih yang hingga saat ini belum berhenti mencari keberadaannya."Semuanya milik kamu, pergunakan dengan baik!" Selama bersama dengannya, Naina telah banyak mendengar cerita Noura dan kesulitan hidup yang menimpa wanita itu. Hatinya tergerak untuk membantu teman
Moana memang tidak pernah melihat kejahatan yang dilakukan Nader di masa lalu, tapi dia telah menyaksikan sendiri bagaimana pengorbanan Nader terhadap Noura di kala wanita itu dalam kesulitan.Kini, Moana bersedia untuk membantu Nader. Dia akan berada di pihak pria itu hingga bisa kembali bersama dengan Noura."Noura ...." ucap Moana sembari menggenggam tangan sahabatnya. "Aku akan beritahu kamu bahwa Bu Rafeeqa yang pernah kamu ceritakan itu adalah ibu kandungnya Nader, dia disingkirkan oleh Heba belasan tahun yang lalu. Aku rasa kamu sudah paham maksudku." "Dari mana kamu tahu?" Noura bertanya pelan.Moana tidak menjawab, tapi dia mengajak Noura. "Ayo ikut aku, akan aku tunjukkan sesuatu padamu!"Melihat Noura menurut saja, Mike kemudian protes. "Noura, kamu mau ke mana? Tidak bisakah kamu mengikutsertakan aku dalam masalahmu, kita sudah berjanji untuk segera menikah, tolong jangan perlakukan aku seperti ini!"Noura menatap Mike dengan dalam. Tak lama, dia pun menggelengkan kepala.
"Ayah, kenapa belum ada kabar?" Noura mendesak Reghab dan itu sudah terjadi berulang kali. "Aku bahkan belum pernah menggendong anakku, bagaimana kalau terjadi hal buruk dengan Angel? Aku tidak ingin hidup lagi jika Angel ku tidak bisa ditemukan.""Angel pasti baik-baik saja. Tidak akan terjadi hal buruk padanya."Diam-diam Reghab juga telah mendapatkan kabar dari Imtiyaz jika Angel dalam keadaan sehat dan sudah lama bersama dengan mereka. Kronologi penculikan juga sudah dijelaskan, membuat Reghab terlihat tenang."Ayah, dari mana kamu menyimpulkan itu?" Noura gusar melihat ayahnya yang tampak santai. "Aku curiga ayah tidak mengambil tindakan apapun, aku lihat ayah lebih sering mengurus pekerjaan daripada mencari anakku. Apa kamu juga tidak peduli dengan keselamatan cucu kandungmu sendiri?"Dituduh demikian membuat Reghab tercengang. Sejak menghilangnya Angel, Noura akan lebih sensitif pada orang yang tidak aktif membicarakan keselamatan putrinya."Tentu saja aku peduli, Noura." Regha
"Sebenarnya Angel diculik, Bu, dan aku belum mendapatkan kabar apapun sampai saat ini," jelas Mike dengan jujur. "Itu sebabnya aku tidak bisa membawa Angel bersama saat ini, aku terpaksa berbohong pada kalian semua.""Bagaimana bisa, Mike?" Meta juga panik mendengarnya. "Siapa yang melakukannya? Apa itu keluarga Nader?" "Bukan dia, Bu, aku masih berusaha sampai sekarang, tolong jangan beritahu Noura dulu, aku takut dia ikut panik!" pinta Mike yang belum siap untuk menghadapi Noura. "Aku di sini, Mike." Suara Noura tiba-tiba terdengar dari balik pintu, membuat Mike terkejut. "Noura ...." Mike tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Noura segera masuk dan mendekati teman baiknya itu. "Kenapa kamu tidak jujur saja, Mike, apa yang kamu pikirkan? Angel itu anakku, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya, dan dia belum ditemukan sampai hari ini, tapi kamu malah berniat ingin menyembunyikannya dariku.""Aku hanya tidak ingin melihatmu khawatir, Noura," kata Mike dengan bersungguh-su
Saat melihat atasan mereka dipermalukan, Kandar dan Omar segera mengambil tindakan. Dengan gerakan cepat, keduanya membubarkan semua orang agar tidak lagi menyaksikan pertengkaran itu."Ayo keluar semua!" seru Kandar dengan brutal. Dia bahkan menarik ponsel orang-orang yang berani merekam kejadian tersebut."Tarik semua yang kamu berikan itu, Nader, setetes pun aku tidak membutuhkannya," gertak Noura. Wajah yang tadinya ayu berubah beringas membuat semua orang terkejut dan bertanya-tanya.Nader sontak berdiri dan bertanya. "Apa yang kamu lakukan, Noura?" Dia bingung. Sebelumnya, hubungan mereka sudah terlihat sedikit akrab, kenapa Noura mendadak berubah arogan."Menolakmu dan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang kamu tuduhkan dua tahun yang lalu," ucap Noura dengan marah."Aku tahu, Noura, dan aku juga sudah menyadari semua itu." Nader kembali berlutut dan matanya mulai basah. "Aku mohon, maafkan aku, Noura, aku memang sangat bodoh, aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu, Nour
Noura masih diam di tempatnya. Dia tersenyum tipis ketika menyaksikan tingkah Malini yang begitu agresif."Aku sudah tidak sabar lagi," gumam Malini dengan senangnya. Meski Nader terkesan menghindar, namun Malini tetap saja menempel seakan dia adalah wanita yang dimaksud oleh Nader."Malam ini, aku ingin mengatakan yang sebenarnya jika aku telah menikahi wanita yang aku cintai," ucap Nader dengan tegas. "Dan sebagai bentuk rasa cintaku, semua properti yang aku miliki akan aku serahkan padanya."Semua tamu yang hadir terkesan takjub dengan ketulusan Nader pada wanita yang dicintainya. Bagaimana bisa seorang pria dingin seperti Nader menyerahkan seluruh harta benda miliknya pada seorang wanita?Akan tetapi tidak untuk Malini. Kejujuran Nader terdengar asing baginya. Nader sudah menikahi wanita yang dicintainya, itu berarti bukan Malini."Apa maksudmu, Nader?" Malini tidak terima. Dengan kasar, dia mendorong pundak pria di depannya. "Kamu sudah berjanji akan menikahi aku, bahkan kita su
Sebuah nama yang diucapkan Noura sontak mengagetkan Nader. Pria itu refleks menginjak rem hingga mobil berhenti seketika."Nader, apa yang kamu lakukan?" tegur Noura yang sempat panik dengan keadaan tersebut. "Apa kamu sengaja ingin membuat kita semua mati?"Dari belakang, Moana juga merasakan hal yang sama. Kaget dan panik. "Ya ampun, untung nyawaku tidak melayang."Beruntung mereka semua menggunakan sabuk pengaman dan lalu lalang kendaraan juga tidak terlalu ramai."Maaf ...!" Nader merasa bersalah. "Aku hanya mengingat seseorang yang berarti dalam hidupku," ucapnya pelan."Mengingat seseorang tapi melupakan orang di sekelilingmu," Noura mengoceh kesal. "Sebaiknya fokus pada tujuan kita, jangan memikirkan orang lain dulu!" kata Noura dengan tegas.Nader masih penasaran. Jadi dia bertanya dengan cepat. " Noura, aku ingin tahu tentang wanita yang kamu bicarakan tadi, bisa kamu jelaskan lagi atau bawa aku untuk menemuinya!"Karena Noura masih kesal, dia tidak begitu paham maksud pertan
Ikram lebih dulu masuk ke dalam ruang rawat inap itu. Di belakangnya juga ada Chelsea dan Jerico. Ketiganya berjalan lambat dan sengaja menampilkan ekspresi wajah yang paling ramah.Ketika Maryam menyadari kedatangan ketiga orang asing itu, dia segera mencengkram lengan Suzan. "Untuk apa mereka datang lagi?" tanya Maryam dengan ketakutan. "Suruh mereka pergi, aku tidak mau melihat mereka."Ikram merasa iba dengan bibinya itu. Mukanya tiba-tiba cemberut melihat kondisi wanita itu. Sudah belasan tahun mereka tidak bertemu dan bahkan mereka telah menganggapnya meninggal dalam sebuah kecelakaan. "Ingat apa yang harus kamu katakan!" Dari belakang, Chelsea berbisik. "Tidak perlu menyebutkan nama anak ataupun suaminya, itu tidak penting baginya, yang dia butuhkan hanya Noura saja!"Ikram segera tersadar dengan penjelasan Chelsea. Dia pun berkata dengan lembut. "Bibi, aku adalah temannya Noura, dia menyuruhku ke sini khusus untuk menjemputmu. Maukah kamu pulang bersama kami?"*Meski masih
Noura lebih banyak diam ketika bu Meta memberikan nasehat padanya. Dia mendengar semua ucapan wanita paruh baya itu tanpa berniat menyanggah sedikit pun. "Ibu ingin yang terbaik untukmu, Noura, jadi sebaiknya jauhi Nader, jangan pernah berdekatan dengannya lagi, apalagi berniat ingin kembali bersama dengannya!" ucap Meta di akhir nasehatnya."Aku tidak pernah berpikiran seperti itu, Bu," balas Noura dengan terbuka. "Bahkan pertemuan kami hanya untuk meminta dia agar segera menceraikan aku." "Ibu pegang kata-katamu, Noura." Meta terlihat sedih. Tatapan matanya terlihat penuh dendam. "Sungguh, ibu masih sangat membenci keluarga mereka, mereka tidak pantas untuk dimaafkan, Noura.""Iya, Bu." Noura mengangguk paham.Reghab terlihat lebih santai dari hari biasanya. Dia paham dengan perasaan Meta yang turut menyaksikan langsung kekejaman keluarga Othmani pada Noura. Sama seperti Imtiyaz, Reghab juga menyerahkan semua keputusan pada putrinya. Tampak jika dia juga sudah tidak terlalu denda
Harta yang dimiliki Reghab Hammadi sepenuhnya akan diturunkan untuk Noura dan dia juga telah diberi kebebasan untuk mempergunakannya sesuka hati. Namun demikian, Noura masih memiliki caranya sendiri. Dengan mempergunakan Nader, Noura berpikir bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari pria itu."Aku rasa selama ini kamu sudah memberikan uang yang banyak untuk Malini, tapi malangnya, saat aku meminta bantuan darimu, kamu sepertinya sangat sulit untuk berbagi denganku," sindir Noura membuat Nader terhenyak."Aku tidak seperti yang kamu pikirkan itu, Malini tidak berhak untuk mendapatkan apapun dariku, jadi untuk apa membahas wanita itu?" Nader berusaha memperbaiki imagenya yang mungkin dicap buruk oleh Noura. "Sekarang apa rencanamu, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?" tawarnya."Bukankah besok malam Netanyahu akan melelang perusahaannya?""Dari mana kamu tahu?" Nader merasa sedikit malu dengan ketidaktahuannya saat ini."Ayahku yang memberitahu." Noura menjeda ucapannya