"Duduklah dulu!" suruh Ashley setelah mereka tiba di sebuah ruangan. "Kamu tunggu di sini, aku akan menemui salah satu temanku."Sembari memasang wajah merengut, Noura mematuhi perintah atasannya itu. Semua dia lakukan dengan terpaksa."Lebih baik tadi aku bersama dengan Nader saja," kata Noura menyesali keputusannya. Dia ingin lari, tapi bingung cara dan tujuannya mau ke mana."Tapi bersama Nader juga aku hanya akan tertekan." Noura serba salah. Dia menggerutu sendiri. 'Oh Tuhan, sampai kapan nasib buruk ini akan berakhir?'Selang lima menit, Ashley sudah keluar lagi. Dia tidak sendiri, tapi ditemani oleh seorang wanita cantik yang hanya menggunakan pakaian dalam saja. "Siapa wanita ini?" pikir Noura dengan cemas. "Kenapa Ashley membawanya padaku?"Tapi setidaknya, Noura bisa tenang karena malam itu yang dikenalkan padanya adalah seorang wanita, bukan pria mesum seperti yang sempat terlintas di benaknya.Paham dengan ekspresi Noura, Ashley segera memperkenalkan temannya pada Noura.
Sesuai prediksi, Noura tidak hanya unggul dalam hal penampilan. Wanita itu juga sangat berbakat dalam bidang tari terutama profesi yang akan segera dijalaninya.Malam berikutnya adalah pertunjukan pertama bagi Noura. Namun tanpa disadari dia telah mendapatkan penghasilan sampingan selama melakukan latihan saja."Ambil ini!" Naina menyerahkan segepok uang untuk Noura sebelum wanita itu pergi meninggalkannya.Noura terkejut. Jumlah uang yang sudah berada di tangannya cukup banyak dan sangat membantu untuk wanita sepertinya.Dia pun bertanya heran. "Uang apa ini? Kenapa aku bisa mendapatkannya?" Noura telah diijinkan tinggal gratis selama beberapa minggu. Dia menumpang hidup dengan Naina selama berlatih sekaligus menghindari Sukaesih yang hingga saat ini belum berhenti mencari keberadaannya."Semuanya milik kamu, pergunakan dengan baik!" Selama bersama dengannya, Naina telah banyak mendengar cerita Noura dan kesulitan hidup yang menimpa wanita itu. Hatinya tergerak untuk membantu teman
Pertunjukan perdana Noura akan berlangsung selama dua jam, tapi antusias para tamu malam itu tidak terkontrol lagi. Semua bersemangat hanya karena ingin melihat Noura menari secara langsung."Noura ...!""Oh ... Noura!"Cepat keluarlah, Noura ... ayo keluar!" Teriakan para tamu VIP malam itu memenuhi ruangan tersebut.Tidak cukup hanya berteriak, para pria yang didominasi usia 30 puluh tahunan ke atas itu juga saling mengangkat tangan dengan uang terselip di jari-jari mereka.Sejenak, Moana mengintip ke luar. "Wow ... aku tidak menyangka akan seperti ini," katanya memberitahu Noura."Ada apa? Apa menurutmu semua akan berjalan lancar?" Noura masih duduk di depan cermin, memandangi penampilannya yang terlihat seksi namun tidak terlalu vulgar.Moana langsung memeluk Noura dengan haru. Setelah puas menyalurkan perasaannya, dia pun menjelaskan dengan senangnya. "Pengunjung malam ini membludak, Noura. Semenjak bekerja di klub ini, aku bahkan baru pertama kali melihat tamu sebanyak ini. Mer
Nader sangat membenci pekerjaan Noura yang satu itu. Dia tidak pernah menyukai Noura menari di depan orang lain. Bahkan ketika mereka masih berstatus sepasang kekasih, dia kerap membujuk Noura agar meninggalkan pekerjaannya yang sebagai pelatih tari.Kini, mengetahui Noura akan tampil di depan keramaian dan hanya mengenakan pakaian terbuka, amarah pria itu kian meluap.Meski sudah berstatus mantan, darah Nader masih saja mendidih saat akan menyaksikan penampilan Noura di malam itu.Dari atas panggung, Noura dapat membaca tatapan tajam Nader. Entah kenapa semangatnya justru membara tatkala menyaksikan ekspresi pria itu yang mungkin tidak terima dengan keputusannya. "Peduli setan dengan pikirannya," desah Noura dalam hati. "Dia mungkin pernah tidak setuju dan marah jika aku menari untuk orang lain, tapi itu bukan berarti dia masih peduli denganku sekarang ini. Dia pasti hanya tidak ingin melihatku memiliki penghasilan lebih."Setelah meyakinkan dirinya sendiri, perlahan Noura melepaska
Sesaat kemudian, Nader berniat ingin pulang. Dia sudah tidak ingin menyusul Ikram ke dalam ruangan pertunjukan. Dia harus menguatkan diri agar tetap tenang ketika menyaksikan malam berikutnya. Biar bagaimana pun, keputusan ini adalah pilihan Noura. Sulit untuk Nader untuk ikut campur karena mereka tidak memiliki hubungan apapun.Pada saat akan meninggalkan tempat itu, Nader tidak sengaja melihat kemunculan Sukaesih dengan beberapa orang lainnya. Di depan sana, dia menyaksikan dengan jelas jika Sukaesih tengah berjalan terburu-buru bersama tiga orang pria dan satu wanita lainnya.Di antara ke lima orang itu, pusat perhatian Nader jatuh pada Malini."Apa yang akan mereka lakukan di sini? Kenapa mereka terlihat akrab satu sama lain?" Malini masih merupakan tunangan Nader, jadi dia berhak untuk menegur wanita itu jika tidak sesuai dengan keinginannya. Terlebih saat ini, sang tunangan berjalan dengan wanita yang masih menaruh dendam pada Noura. Kedua wanita beda usia itu sama-sama tidak
Meski Noura berdampingan dengan Ashley dan masih dalam pantauan pria itu, sikapnya selalu berhati-hati pada setiap orang asing di ruangan itu.Nasihat baik dari beberapa temannya membuat mata awas Noura terlihat waspada jika sewaktu-waktu ada yang melakukan penyerangan terhadapnya.Itu sebabnya ketika George bergerak maju dengan tatapan asing, Noura langsung menyadari kehadiran pria itu.Noura segera berbisik pada Ashley, "Siapa pria bertato itu, sepertinya dia akan datang ke sini, bukankah acara berikutnya belum dimulai?" protes Noura dengan cepat.Ashley juga tidak mengenali pria pemilik tatto naga itu. Dia lebih dulu mengamati wajah George dengan seksama, kemudian menjawab dengan ragu, "Aku kurang tahu, sepertinya pelanggan baru, dan aku rasa dia belum mengetahui peraturan di sini, makanya sembarangan mau naik ke sini.""Kalau begitu cepat halangi dia, katakan sesuatu, jangan sampai dia datang ke sini!" Noura menyuruh karena takut. Wajah George lumayan berkharisma, namun cara dia
Suasana hati Nader yang tengah kacau bertambah kusut tatkala melihat kepergian Noura bersama dengan Ikram.Di depan sana, Nader menyaksikan sendiri bagaimana Ikram memperlakukan Noura dengan begitu lembut. Pria itu tidak hanya bersikap sopan, tapi juga membukakan pintu pada Noura yang notabenenya hanya seorang pekerja malam."Aku ke sini hanya ingin ...." Malini sedang berusaha mencari alasan, tapi ketika dia melihat aura buruk terpancar dari wajah Nader, dan pria itu tidak lagi peduli dengan segala ucapannya, mulut wanita yang menggunakan dress merah itu segera berhenti mengoceh. Malini segera mengikuti arah pandang Nader yang sedang tertuju pada sebuah mobil dan baru saja bergerak. 'Siapa yang dia lihat, kenapa wajahnya yang tampan ini tiba-tiba berubah lagi seperti iblis?' pikir Malini.Saat itu George seperti mendapat kesempatan untuk menghindar. Dia malas berurusan dengan orang berpengaruh seperti Nader. "Sebaiknya aku pergi, masih ada urusan yang harus aku kerjakan," pamitnya p
Ada yang bilang perkataan orang mabuk adalah ungkapan hati yang sadar. 'Jadi dia masih mengharapkan aku,' pikir Noura dengan perasaan tak keruan.Ketika Nader menggerutu dalam keadaan mabuk, Noura dapat mendengar setiap kata yang terucap dari mulut Nader. Dia yakin semua kata-kata itu adalah yang paling jujur dan berasal dari hati yang paling dalam. Tidak hanya itu, Noura juga melihat ekspresi mantan kekasih yang sudah berulang kali menyakiti hatinya itu. Bagaimana mungkin dia bisa menyangkal lagi jika Nader ternyata masih memiliki perasaan terhadapnya?'Dasar pria bodoh ... apa dia masih sering melakukan hal menjijikkan seperti ini?' pikir Noura. Meski hubungan yang pernah mereka jalani terbilang singkat, dia sudah banyak mengetahui kebiasaan Nader yang acapkali mengkonsumsi minuman keras di saat sedang menghadapi masalah pelik.Di saat yang sama, Ikram tidak bisa fokus lagi pada ponselnya. Pandangannya lurus menatap ekspresi Noura. Ada sedikit kecewa yang dirasakan Ikram tatkala m