Noura segera berpindah tempat. Wanita yang menggunakan pakaian serba hitam itu bersembunyi di balik pintu untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Ponsel yang digunakan Noura sehari-hari adalah pemberian Ashley secara cuma-cuma. Jika pria itu mengetahui kekakuan Noura yang mencoba menghubungi pria lain secara diam-diam, maka dia harus bersiap untuk menghadapi masalah baru. Hanya bisa berdoa, Noura pasrah setelah mendengar bunyi dobrakan pintu yang begitu keras. Brakkk."Cepat geledah tempat ini!" teriak Sukaesih dengan semangat yang berapi-api. "Wanita itu harus mati di tanganku. Beraninya dia berhadapan dengan keluarga Netanyahu.""Baik, Nyonya." Dua orang bodyguard dan satu pengawal lainnya langsung masuk serempak ke dalam gudang."Ya Tuhan, jadi mereka adalah orang suruhan si pria mesum itu!" tebak Noura dalam hati. "Matilah aku malam ini."Setelah mendengar suara perempuan dari balik pintu, tubuh Noura bergetar hebat. Ketakutannya kian bertambah. Jika sampai tert
'Apa dia benar-benar akan membantuku?' bisik Noura dalam hati sembari mengamati keseriusan di wajah Ashley. Masih ada keraguan, namun dia sangat butuh bantuan dari seseorang yang berpengaruh."Apa yang kamu pikirkan?" Ashley segera menegur. "Dari ekspresimu itu saja aku sudah dapat menyimpulkan jika kamu dan tuan muda Nader memiliki hubungan yang cukup rumit."Selain penasaran, Ashley juga menginginkan hal lain tentang Nader. Tentu menarik jika dia mengetahui rahasia pria itu. Sangat jarang bagi orang lain untuk mendapatkan kelemahan Nader.Noura mencengkram kain lap di tangannya. Ya, mungkin dia harus berkata jujur pada Ashley."Ayo katakan, aku akan membantu sebisa mungkin!" desak Ashley tidak sabaran.Dalam waktu singkat, sebuah keberanian muncul di benak Noura. Namun, sebelum bercerita, dia ingin memberikan penawaran. "Aku akan bercerita, tapi ada syaratnya!""Wah ... licik juga cara mainmu, Noura. Berani sekali kamu melakukan tawar menawar dengan seorang bos!" Jika tidak memilik
"Kenapa harus ke dalam mobil Nader?" Membayangkannya saja sulit bagi Noura. Bagaimana mungkin dia melakukan hal itu dengan sukarela."Jangan banyak pikir lagi!" Ashley segera menarik tangan Noura agar ikut keluar dengannya.Pada saat berjalan menuju lift, Noura bertanya lagi. "Apa kami hanya akan berdua saja di dalam mobilnya?""Menurutmu mau bersama siapa lagi?" Ashley memperlakukan Noura seperti anak kecil, menyeretnya sesuka hati ke dalam lift. "Apa kamu pikir aku harus ikut mendampingimu seperti seorang ayah yang sedang menjaga anak gadisnya?"Tiba di dalam lift, Noura menelan ludah dengan kasar. Dia ketakutan jika harus berduaan dengan Nader. "Ashley, tidak bisakah kamu membawaku bersembunyi ke tempat lain saja?" Ashley menekan tombol lift. Mereka akan menuju lantai satu. "Aku bisa saja melakukan itu, tapi setelah itu kamu bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi denganku?" Nader bisa saja tidak akan memaafkan Ashley jika itu terjadi. Noura paham jika berhadapan dengan Nad
"Duduklah dulu!" suruh Ashley setelah mereka tiba di sebuah ruangan. "Kamu tunggu di sini, aku akan menemui salah satu temanku."Sembari memasang wajah merengut, Noura mematuhi perintah atasannya itu. Semua dia lakukan dengan terpaksa."Lebih baik tadi aku bersama dengan Nader saja," kata Noura menyesali keputusannya. Dia ingin lari, tapi bingung cara dan tujuannya mau ke mana."Tapi bersama Nader juga aku hanya akan tertekan." Noura serba salah. Dia menggerutu sendiri. 'Oh Tuhan, sampai kapan nasib buruk ini akan berakhir?'Selang lima menit, Ashley sudah keluar lagi. Dia tidak sendiri, tapi ditemani oleh seorang wanita cantik yang hanya menggunakan pakaian dalam saja. "Siapa wanita ini?" pikir Noura dengan cemas. "Kenapa Ashley membawanya padaku?"Tapi setidaknya, Noura bisa tenang karena malam itu yang dikenalkan padanya adalah seorang wanita, bukan pria mesum seperti yang sempat terlintas di benaknya.Paham dengan ekspresi Noura, Ashley segera memperkenalkan temannya pada Noura.
Sesuai prediksi, Noura tidak hanya unggul dalam hal penampilan. Wanita itu juga sangat berbakat dalam bidang tari terutama profesi yang akan segera dijalaninya.Malam berikutnya adalah pertunjukan pertama bagi Noura. Namun tanpa disadari dia telah mendapatkan penghasilan sampingan selama melakukan latihan saja."Ambil ini!" Naina menyerahkan segepok uang untuk Noura sebelum wanita itu pergi meninggalkannya.Noura terkejut. Jumlah uang yang sudah berada di tangannya cukup banyak dan sangat membantu untuk wanita sepertinya.Dia pun bertanya heran. "Uang apa ini? Kenapa aku bisa mendapatkannya?" Noura telah diijinkan tinggal gratis selama beberapa minggu. Dia menumpang hidup dengan Naina selama berlatih sekaligus menghindari Sukaesih yang hingga saat ini belum berhenti mencari keberadaannya."Semuanya milik kamu, pergunakan dengan baik!" Selama bersama dengannya, Naina telah banyak mendengar cerita Noura dan kesulitan hidup yang menimpa wanita itu. Hatinya tergerak untuk membantu teman
Pertunjukan perdana Noura akan berlangsung selama dua jam, tapi antusias para tamu malam itu tidak terkontrol lagi. Semua bersemangat hanya karena ingin melihat Noura menari secara langsung."Noura ...!""Oh ... Noura!"Cepat keluarlah, Noura ... ayo keluar!" Teriakan para tamu VIP malam itu memenuhi ruangan tersebut.Tidak cukup hanya berteriak, para pria yang didominasi usia 30 puluh tahunan ke atas itu juga saling mengangkat tangan dengan uang terselip di jari-jari mereka.Sejenak, Moana mengintip ke luar. "Wow ... aku tidak menyangka akan seperti ini," katanya memberitahu Noura."Ada apa? Apa menurutmu semua akan berjalan lancar?" Noura masih duduk di depan cermin, memandangi penampilannya yang terlihat seksi namun tidak terlalu vulgar.Moana langsung memeluk Noura dengan haru. Setelah puas menyalurkan perasaannya, dia pun menjelaskan dengan senangnya. "Pengunjung malam ini membludak, Noura. Semenjak bekerja di klub ini, aku bahkan baru pertama kali melihat tamu sebanyak ini. Mer
Nader sangat membenci pekerjaan Noura yang satu itu. Dia tidak pernah menyukai Noura menari di depan orang lain. Bahkan ketika mereka masih berstatus sepasang kekasih, dia kerap membujuk Noura agar meninggalkan pekerjaannya yang sebagai pelatih tari.Kini, mengetahui Noura akan tampil di depan keramaian dan hanya mengenakan pakaian terbuka, amarah pria itu kian meluap.Meski sudah berstatus mantan, darah Nader masih saja mendidih saat akan menyaksikan penampilan Noura di malam itu.Dari atas panggung, Noura dapat membaca tatapan tajam Nader. Entah kenapa semangatnya justru membara tatkala menyaksikan ekspresi pria itu yang mungkin tidak terima dengan keputusannya. "Peduli setan dengan pikirannya," desah Noura dalam hati. "Dia mungkin pernah tidak setuju dan marah jika aku menari untuk orang lain, tapi itu bukan berarti dia masih peduli denganku sekarang ini. Dia pasti hanya tidak ingin melihatku memiliki penghasilan lebih."Setelah meyakinkan dirinya sendiri, perlahan Noura melepaska
Sesaat kemudian, Nader berniat ingin pulang. Dia sudah tidak ingin menyusul Ikram ke dalam ruangan pertunjukan. Dia harus menguatkan diri agar tetap tenang ketika menyaksikan malam berikutnya. Biar bagaimana pun, keputusan ini adalah pilihan Noura. Sulit untuk Nader untuk ikut campur karena mereka tidak memiliki hubungan apapun.Pada saat akan meninggalkan tempat itu, Nader tidak sengaja melihat kemunculan Sukaesih dengan beberapa orang lainnya. Di depan sana, dia menyaksikan dengan jelas jika Sukaesih tengah berjalan terburu-buru bersama tiga orang pria dan satu wanita lainnya.Di antara ke lima orang itu, pusat perhatian Nader jatuh pada Malini."Apa yang akan mereka lakukan di sini? Kenapa mereka terlihat akrab satu sama lain?" Malini masih merupakan tunangan Nader, jadi dia berhak untuk menegur wanita itu jika tidak sesuai dengan keinginannya. Terlebih saat ini, sang tunangan berjalan dengan wanita yang masih menaruh dendam pada Noura. Kedua wanita beda usia itu sama-sama tidak