Ketika Noura berdiri di depan panti asuhan, dia hanya bisa termenung, memandangi kesunyian dari setiap sisi bangunan yang sudah terkunci rapat itu.Sebelumnya, tidak ada yang menceritakan tentang kondisi panti tersebut. Oleh pihak pengacara, Noura hanya diberikan beberapa lembar uang kertas dan sebuah ponsel yang biasa dia gunakan ketika belum berstatus sebagai narapidana."Ke mana mereka semua?" Noura membuka layar ponselnya, kemudian melakukan panggilan pada bu Meta, lalu bergantian pada Reema, pengasuh yang biasanya merawat bu Rafeeqa.Beberapa kali mencoba, jawaban operator tetap sama. Nomor yang dituju sedang berada di luar jangkauan. Noura akhirnya mengalah."Aku harap kalian semua baik-baik saja." Noura bahkan tidak memiliki tempat tinggal saat ini. Tidak ada keluarga dan teman untuk mengadu, tapi pikirannya masih tertuju pada keselamatan anak-anak di panti. Di tengah kebingungannya, Noura teringat dengan sikap aneh Mike di akhir-akhir pertemuan mereka. Dia menyesalkan sikap p
Noura tersentak dengan serangan pemilik kamar kontrakan itu. "Nyonya Maria, apa yang akan Anda lakukan dengan ponselku?""Dua puluh Dinar untuk satu malam, sementara kamu hanya memberikan setengahnya saja. Apa kamu masih tidak mengerti dengan maksudku?"Aku pasti akan melunasinya setelah mendapatkan pekerjaan." Noura masih ingat kebaikan Maria tadi malam. Wanita itu memberikan keringanan karena khawatir dengan keadaan Noura. "Bukankah Nyonya juga berkata demikian.""Aku sudah katakan kalau tadi malam itu aku hanya berkata asal, makanya sekarang aku mengambil ini saja untuk dijadikan sebagai jaminan." Maria segera memasukkan ponsel jadul itu ke dalam tasnya. "Adakah benda lain yang dapat kamu jaminkan agar aku bisa percaya? Hanya ponsel yang tidak berguna ini bukan?" gertaknya.Selain uang, Noura juga sangat butuh ponsel untuk berkomunikasi. Sisa uang di tangannya akan dibelikan untuk pakaian seadanya. Dia pun memelas agar diberi keringanan. "Tolong beri aku waktu, Nyonya, aku pasti ak
"Maaf, kami tidak bisa mempekerjakan mantan narapidana, kami hanya akan mengambil karyawan yang namanya masih bersih dari segala tindak kriminal.""Ya ampun kasusmu ini sangatlah berat. Mencuri, menganiaya dan bahkan membunuh juga, bagaimana mungkin perusahaan ini bisa menerima wanita sepertimu.""Tolong tinggalkan kantor ini, nona Noura. Sebelumnya, kami sudah pernah melihatmu di berbagai media jika kamu telah banyak melakukan kejahatan yang sengaja dilakukan.""Korbanmu saja tidak tanggung tanggung, Nona Noura. Sekelas keluarga kaya raya seperti keluarga Othmani saja kamu berani bantai habis habisan, bagaimana dengan perusahaan kami yang hanya sekecil ini. Maaf, kami tidak bisa bekerja sama dengan Anda. Tolong jangan pernah datang lagi ke tempat ini!"Berbagai penolakan dan pengusiran telah Noura alami selama beberapa hari ini. Jawaban mereka seperti sudah disetting seakan-akan mengetahui penyebab Noura mendekam dalam penjara. Ya, pada akhirnya, status narapidana yang pernah disand
Noura tidak berani berharap lebih saat menunggu keputusan dari pemilik sanggar. Penolakan yang didapatkan secara berulang-ulang dalam sepekan menyadarkan Noura agar lebih legowo ketika menerima keputusan.Setelah menyelesaikan test interview dan dilanjutkan dengan praktik lapangan, Noura duduk di ruang tunggu. Dia pun mulai merasa keheranan tatkala menyadari kesendiriannya. Noura menoleh ke kanan dan kiri, karena selama pengetesan tidak ada orang lain yang menjadi saingannya."Apa perlu aku menanyakannya ya?" Noura ragu untuk mendekati pihak HRD yang mengurusi lamarannya. Wanita di depan sana terlihat angkuh dari cara bicaranya. "Ah ... lebih baik aku tunggu saja."Di tempat lain.Mike kembali menghubungi Saleem untuk yang ke sekian kalinya."Ini sudah seminggu, Tuan Saleem, aku sangat membutuhkan kabar tentang Noura."[Tolong bersabar sedikit, Mike, aku akan kembali setelah semua pekerjaanku selesai dan melakukan apa yang kamu inginkan.]"Boleh aku tahu kapan Anda kembali ke sana, Tu
"Senang bertemu denganmu, Noura!" "Kamu ...!" Noura mengernyitkan dahinya. "Apa semua ini kamu juga yang mengaturnya?" Noura mulai paham dengan siasat yang ditujukan padanya. Bagaimana Noura mendapatkan berita pekerjaan, lalu diarahkan untuk menuju bangunan tersebut. Ternyata semua telah dirancang, karena sejak awal hanya dirinya sendiri yang diseleksi."Anggap saja seperti itu!" Pria bernama Ikram zorgani itu berjalan mendekati Noura, kemudian mengulurkan tangan dengan sopan. "Selamat datang, Noura. Akhirnya kita bertemu kembali."Noura masih berdiri di tempatnya. Namun, tidak ada tanda-tanda jika dia akan menyambut uluran tangan Ikram. Sekilas ingatan Noura pun terlempar pada masa lalu, di mana pria yang berdiri di depannya saat ini telah menghilangkan diri setelah Heba melakukan fitnah kejam atas dirinya.Tentu saja Noura masih marah dengan Ikram. Pria itu adalah satu di antara pria yang pernah secara terang-terangan menyatakan perasaan pada Noura. Namun, di saat Noura mengalam
"Secepat itu dia kembali." Nader terlihat kesal melihat Noura bersama dengan Ikram. "Menjijikkan ...!" dengusnya. Nader masih duduk di dalam mobilnya. Di depan sana, dia melihat Noura diperlakukan hangat oleh Ikram ketika masuk ke dalam mobil pria itu."Apa aku harus menyingkirkanmu juga?" Setelah berhasil menyingkirkan Mike, Nader mungkin akan melakukan hal yang sama pada Ikram.Namun, Nader harus pikir panjang jika akan berurusan dengan Ikram. Keluarga Othmani dan keluarga Zorgani sama-sama memiliki power dan kekuasaan yang tinggi dalam dunia bisnis. Kedua keluarga itu saling mengayomi satu sama lain. Selain berteman baik, Ikram juga adalah sepupu Nader yang mana ibu kandungnya berasal dari keluarga Zorgani.Setelah melihat mobil Ikram melaju dengan cepat, Nader mengambil ponselnya. Dia menghubungi Zana, kakak kandung Ikram sekaligus merupakan sepupunya.Dalam hitungan detik, Zana menerima panggilan Nader."[Ada apa Nader? Tidak biasanya kamu meneleponku, apa ada hal yang penting
Dari sudut ruangan, Nader tengah fokus memperhatikan gerak-gerik Noura. Menggunakan masker, topi dan kacamata hitam, penyamarannya tampak seperti detektif yang sedang mencari berita.Otot-otot di sekitar leher dan wajah Nader seketika menegang tatkala melihat Noura berjabat tangan dengan Ikram. Wajahnya yang putih juga memerah saat kemesraan di depan mata masih berlanjut dengan sebuah pelukan hangat. "Beraninya kalian berpelukan di depan umum ...!" Ini untuk yang ke sekian kalinya Nader melihat mantan wanitanya itu bersentuhan fisik dengan seorang pria. "Wanita murahan yang tidak tahu diri!" Pada saat itu, Noura hanya terharu dengan usaha Ikram yang telah berhasil menghubungi bu Meta. Secara spontan, Noura memeluk pria di depannya."Terima kasih sudah membantuku!" ucap Noura setelah pelukan itu terlepas. "Aku lega sekarang setelah mengetahui mereka semua baik-baik saja di tempat yang aman." "Aku juga bisa menebus panti asuhan itu untukmu?" Ikram tidak mau kehilangan kesempatan. Sel
"Ini tidak bisa dibiarkan!" Aida yang ketakutan mencengkram kedua lengan Chelsea. "Aku sangat membutuhkan anak Noura untuk memeras Nader. Cepat bantu aku, Chelsea, lakukan sesuatu agar Mike tidak membawa anak itu!"Chelsea tidak mau berpihak pada Aida lagi. Saat Mike marah, wanita itu sama sekali tidak membantunya. Lagi pula sejak awal Chelsea tidak pernah setuju dengan ide Aida. Dia hanya terpaksa menuruti keinginan wanita itu."Biarkan saja, Bu!" Dengan pelan, Chelsea menarik tangan Aida. "Maaf, aku tidak mau lagi mengikuti apa yang Ibu perintahkan. Aku tidak ingin melihat Mike marah." Setelah itu, Chelsea menyusul langkah Mike. Namun, baru saja meninggalkan Aida beberapa langkah, sebuah bunyi keras telah mengagetkannya. Gedebuk.Aida terjerembab jatuh ke lantai.Di pelataran rumah, Mike baru saja menaiki mobil ketika Chelsea datang menghampirinya."Mike, tunggu dulu!" Chelsea berlari cepat untuk menggapai Mike. "Bu Aida baru saja pingsan dan aku lihat hidungnya juga berdarah," ka