"Secepat itu dia kembali." Nader terlihat kesal melihat Noura bersama dengan Ikram. "Menjijikkan ...!" dengusnya. Nader masih duduk di dalam mobilnya. Di depan sana, dia melihat Noura diperlakukan hangat oleh Ikram ketika masuk ke dalam mobil pria itu."Apa aku harus menyingkirkanmu juga?" Setelah berhasil menyingkirkan Mike, Nader mungkin akan melakukan hal yang sama pada Ikram.Namun, Nader harus pikir panjang jika akan berurusan dengan Ikram. Keluarga Othmani dan keluarga Zorgani sama-sama memiliki power dan kekuasaan yang tinggi dalam dunia bisnis. Kedua keluarga itu saling mengayomi satu sama lain. Selain berteman baik, Ikram juga adalah sepupu Nader yang mana ibu kandungnya berasal dari keluarga Zorgani.Setelah melihat mobil Ikram melaju dengan cepat, Nader mengambil ponselnya. Dia menghubungi Zana, kakak kandung Ikram sekaligus merupakan sepupunya.Dalam hitungan detik, Zana menerima panggilan Nader."[Ada apa Nader? Tidak biasanya kamu meneleponku, apa ada hal yang penting
Dari sudut ruangan, Nader tengah fokus memperhatikan gerak-gerik Noura. Menggunakan masker, topi dan kacamata hitam, penyamarannya tampak seperti detektif yang sedang mencari berita.Otot-otot di sekitar leher dan wajah Nader seketika menegang tatkala melihat Noura berjabat tangan dengan Ikram. Wajahnya yang putih juga memerah saat kemesraan di depan mata masih berlanjut dengan sebuah pelukan hangat. "Beraninya kalian berpelukan di depan umum ...!" Ini untuk yang ke sekian kalinya Nader melihat mantan wanitanya itu bersentuhan fisik dengan seorang pria. "Wanita murahan yang tidak tahu diri!" Pada saat itu, Noura hanya terharu dengan usaha Ikram yang telah berhasil menghubungi bu Meta. Secara spontan, Noura memeluk pria di depannya."Terima kasih sudah membantuku!" ucap Noura setelah pelukan itu terlepas. "Aku lega sekarang setelah mengetahui mereka semua baik-baik saja di tempat yang aman." "Aku juga bisa menebus panti asuhan itu untukmu?" Ikram tidak mau kehilangan kesempatan. Sel
"Ini tidak bisa dibiarkan!" Aida yang ketakutan mencengkram kedua lengan Chelsea. "Aku sangat membutuhkan anak Noura untuk memeras Nader. Cepat bantu aku, Chelsea, lakukan sesuatu agar Mike tidak membawa anak itu!"Chelsea tidak mau berpihak pada Aida lagi. Saat Mike marah, wanita itu sama sekali tidak membantunya. Lagi pula sejak awal Chelsea tidak pernah setuju dengan ide Aida. Dia hanya terpaksa menuruti keinginan wanita itu."Biarkan saja, Bu!" Dengan pelan, Chelsea menarik tangan Aida. "Maaf, aku tidak mau lagi mengikuti apa yang Ibu perintahkan. Aku tidak ingin melihat Mike marah." Setelah itu, Chelsea menyusul langkah Mike. Namun, baru saja meninggalkan Aida beberapa langkah, sebuah bunyi keras telah mengagetkannya. Gedebuk.Aida terjerembab jatuh ke lantai.Di pelataran rumah, Mike baru saja menaiki mobil ketika Chelsea datang menghampirinya."Mike, tunggu dulu!" Chelsea berlari cepat untuk menggapai Mike. "Bu Aida baru saja pingsan dan aku lihat hidungnya juga berdarah," ka
"Halo ...!"Satu kata dari balik telepon seketika memunculkan senyum ceria di wajah Noura. Suara itu adalah milik Mike. Tentu saja Noura berbahagia atas panggilan sahabatnya. Noura sudah tidak sabar untuk mengetahui kabar anaknya. "Halo, Mike ... bagaimana keadaan Angelku?" tanya Noura dengan haru.[Angel baik-baik saja, Noura. Dia tumbuh dengan sehat.] Mike tak kalah senang mendengar suara Noura. Dia sangat merindukan sahabatnya itu. Wajahnya saat ini jauh lebih ceria dari hari hari sebelumnya.Noura menghembuskan napas lega. "Syukurlah," ucapnya.[Apa kamu tidak ingin menanyakan kabarku? Kenapa hanya Angel yang kamu ingat, padahal saat ini kamu sedang bicara dengan ayahnya?] tanya Mike dengan niat merayu.Bukannya terkesan, godaan Mike itu justru membuat Noura membeku. Dia langsung terdiam karena baru menyadari jika status anak yang dilahirkannya adalah anak Mike. Meski hanya secara hukum, namun pria itu lebih berhak atas diri Angel.[Noura, kenapa kamu diam saja?] Mike bertanya ka
"Saatnya bermain denganku, Noura!" gumam Zana sembari melangkah menuju sebuah ruangan. Masalah yang pernah terjadi pada keluarga Othmani telah membuat Zana menaruh dendam pada Noura. Kini, dengan kehadiran Noura dalam keluarganya telah memicu kebencian yang semakin dalam.Pintu ruangan itu terbuka lebar. Maka Zana tidak butuh ketukan untuk meminta izin masuk. Dia berdiri di badan pintu sambil menatap Noura dengan penuh keangkuhan.Ketika menyadari bunyi sepatu pantofel yang semakin dekat, Noura segera menoleh ke belakang. Dia terkejut tatkala melihat kedatangan seorang wanita cantik yang menggunakan pakaian dan aksesoris serba mahal itu."Apa kabar, Noura?" tanya Zana. Tak ada senyum di wajahnya. Hanya sebuah sorot mata yang tajam. "Sudah lama juga kita tidak bertemu. Oh iya, aku lupa, kamu kan mantan narapidana, tempatmu adalah penjara, bagaimana mungkin kita bisa bertemu sementara tempatmu dan tempatku perbandingannya seperti langit dan bumi!" ejeknya."Bisakah untuk tidak mengguna
Noura mengaduk-aduk makanan di depannya. Malam itu dia tidak berselera makan. Perutnya mungkin lapar, tapi banyaknya beban hidup membuatnya sulit untuk menelan makanan.Ya, pikiran Noura terus melayang pada rentetan kisah hidupnya. Pertemuan dengan Ikram, kemudian Nader. Disusul oleh ucapan Zana dan Heba yang begitu menyakitkan hati. Semua perlakuan orang kaya itu membuat batin Noura semakin tertekan."Kenapa aku harus terjerat pada keluarga mereka?" Noura meletakkan sendok di tangannya, lalu bertopang dagu. "Jika sudah seperti ini, ke mana lagi aku harus mencari pekerjaan?"Noura bingung harus berbuat apa. Semua tempat yang didatanginya selalu menolak lamarannya dengan alasan yang sama. Noura butuh pekerjaan untuk menyambung hidup. Dia juga ingin bertemu dengan anak yang belum pernah dilihatnya. Belum lagi niat Noura yang ingin mengembalikan bangunan milik bu Meta satu-satunya. Semua itu membuat kepala Noura nyaris meledak.Saking kerasnya berpikir, Noura tidak menyadari jika ada or
Sekitar pukul sebelas malam, Noura tiba di depan sebuah bangunan megah yang memiliki beberapa lantai. Didampingi Maria, Noura berdiri menghadap ke arah gedung raksasa itu.Banyak orang yang berdatangan dan terlihat tidak sabar untuk memasuki tempat tersebut. Namun, kedua wanita itu memilih menunggu di luar.SAHARA CLUB & LOUNGE "Tempat ini tampak sangat mewah!" Noura berkata jujur tatkala melihat desain unik dari bangunan di depannya. Bentuknya menyerupai sebuah kapal pesiar. Maria mengangguk setuju. "Ya, sangat mewah dan menakjubkan jika dipandang dari satu sisi, tapi sangat menyeramkan jika dipandang dari sudut yang lain juga."Tentu saja Noura paham dengan kata-kata Maria. Klub malam adalah tempat hiburan di mana sebagian orang banyak yang menganggapnya sebagai obat penghilang stress. Akan tetapi, di dalam klub itu, tidak sedikit yang berakhir dengan tragis. Ada banyak kasus pembunuhan, penipuan, pemerkosaan yang terkadang tidak diusut tuntas oleh pihak berwajib. Terlebih jika k
"Cheers ...!" Para pria kaya raya bersulang dengan riang. Mereka semua saling mengangkat gelas masing-masing ke atas."Cheers ...!" Para wanita lainnya tidak mau kalah, menyambut dengan sukacita malam bahagia itu.Terlihat para pengusaha, pejabat dan artis ternama sedang berkumpul di sebuah villa mewah milik keluarga Othmani.Malam itu adalah pesta pertunangan antara Nader dan Malini. Hanya kalangan atas yang mendapatkan undangan untuk menghadiri acara yang bersifat privasi itu.Ya, sekali lagi Nader mendapat keberuntungan. Dia berhasil menolak tuntutan ayahnya yang ingin segera menjadikan Malini sebagai menantu dalam keluarga Othmani. Sudah dua tahun berlalu sejak putusnya hubungan Nader dan Noura. Hingga detik ini, tidak ada satu pun yang berhasil mengisi kekosongan hati Nader. Pria itu kerap terlihat menyendiri, sibuk dengan bisnis dan menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja sepanjang waktu."Kenapa hanya bertunangan?" Zana menyindir Malini, lalu sekilas melirik Nader yang