Siang itu, Nader mengurungkan niatnya yang ingin menyambangi Noura. Permohonan maaf dan kerelaan hatinya untuk wanita itu juga ditunda. Dia meninggalkan tempat itu dengan perasaan bahagia. "Walau pun kamu tidak mengakui secara langsung perasaanmu, tapi aku tahu kalau rasa cinta itu masih tersisa untukku," ucap Nader di dalam mobilnya. Dia terlihat bersuka cita untuk itu. "Aku tidak akan menikahi Malini, jangan khawatir tentang itu, Noura!" Nader bergumam sendiri, lalu menghidupkan mesin mobilnya. "Hanya kamu yang berhak menjadi istriku, tidak ada yang bisa menggantikan posisimu di hatiku, dari dulu, kini hingga nanti, hanya kamu seorang." Nader dalam fase berbunga-bunga saat ini. Hingga tiba di kediaman Othmani, pikirannya masih tertuju pada Noura. Saat mengingat ekspresi Noura yang tengah cemburu pada Malini, senyumnya kembali mengembang. Bahkan ketika berjalan menuju kamarnya, Nader tengah bersiul menirukan lagu favoritnya. Saking seriusnya, dia tidak menyadari jika suda
"Siapa yang kamu lihat?" Moana menegur Noura yang tengah berdiri di depan jendela. "Dari tadi bengong terus di situ, ada yang mencurigakan atau kamu sedang menunggu seseorang, Noura?" goda Moana sambil menikmati camilan di tangannya.Saking fokusnya menatap Reghab dan Gibran, Noura tidak mendengar teguran dari sahabatnya itu. 'Pria itu datang bersama tuan Gibran, itu artinya mereka ingin menagih hutang sekarang juga,' pikir Noura, dan dia mulai cemas. " Tapi kenapa mereka hanya berdiri saja di situ, kenapa tidak langsung mendatangiku?'Tatapan Noura berpindah pada ponsel di tangannya. Saat itu, dia teringin menghubungi Nader untuk menagih uang yang dijanjikan pria itu.Noura mengetik beberapa kalimat untuk Nader. Baru saja akan dikirimkan, dia sudah menghapusnya lagi. Dan itu terulang hingga beberapa kali."Ah bodoh ... aku tidak mungkin melakukan hal konyol ini." Noura ragu karena terakhir mereka bertemu, dia memarahi pria itu. Lagi pula, Noura sudah tidak ingin terlibat lebih jauh
"Noura dalam masalah ... aku harus pergi menemuinya!" ucap Nader yang saat itu bersama dengan Omar."Sebentar lagi Jemmy akan datang, Tuan, apa kamu tidak ingin bertanya langsung padanya?" tawar Omar karena pertemuan mereka memang dirancang untuk menginterogasi sang sopir yang ternyata memiliki hubungan dekat dengan Heba."Aku akan bertanya pada ayahku saja." Nader meraih kunci mobil dan juga ponselnya. "Aku pergi sekarang."Pada saat itu, Noura sedang mengamati sebuah berkas yang dibawakan oleh Gibran untuknya. Dalam sebuah file resmi, tertulis jika Reghab dan Noura adalah ayah dan anak kandung."Ini bukan rekayasa, tuan Gibran?" Noura memastikan dan untuk menatap Reghab, dia masih merasa canggung."Beberapa hari yang lalu, kita pernah bertemu, Noura," Reghab yang menjelaskan. "Apa kamu masih ingat pertemuan itu?" tanyanya lagi."Ya, aku ingat," jawab Noura."Hari itu aku meminta dokter untuk mengambilkan sebagian rambutmu untuk dijadikan bahan test. Besoknya aku juga langsung melaku
"Di umur yang sudah setua ini, harusnya papa itu memiliki cucu, bukan anak seperti yang dilakukannya saat ini," Nader masih ngedumel saja saat menuju ruang sang ayah."Pantas saja papa mendukung penuh pilihanku dan sekarang sudah berhenti memaksakan pernikahan dengan Malini. Ternyata dia mempunyai rahasia sebesar ini."Nader berprasangka buruk karena ayahnya itu tidak menjelaskan secara detail. Hanya menyuruhnya berbelanja perlengkapan bayi dan harus segera dilaksanakan. Tentu saja Nader curiga dengan gelagat sang ayah. Ketika tiba di ruang tamu, Nader semakin gondok melihat ayahnya. "Benar sudah dugaanku," ucapnya dengan suara yang pelan.Sore itu, Imtiyaz tidak hanya sendiri. Dia sedang bersama seorang gadis kecil. Bayi berusia satu tahun itu digendong dengan penuh cinta dan kasih sayang. Terlihat jika Imtiyaz sangat menyayangi bayi cantik nan imut itu. "Papa ...!" tegur Nader sembari mendekati ayahnya. "Apa-apaan ini, siapa anak kecil ini, apa dia anak dari selingkuhan Papa?" N
Pada malam hari, Noura menepati janjinya pada Ashley. Bersama Moana, Noura mendatangi klub sekitar pukul delapan malam. Tidak seperti sebelumnya, malam ini Noura justru menggunakan pakaian yang sangat sopan. Meski mengenakan outfit yang tertutup, namun masih menunjukkan kesan mewah seakan dia adalah seorang wanita karier yang memiliki jabatan penting.Saat bertemu, Ashley sedang bersama dengan Eya. Pria itu langsung menyipitkan mata. "Noura, ada apa denganmu?" Dia keheranan karena Nader belum memberikan penjelasan apapun padanya.Karena adanya Eya, Noura sekalian menunjukkan kesombongannya pada wanita itu. "Kenapa, Ashley, apa kamu terkejut melihat perubahan dalam diriku?" Eya mendengus kesal melihat sikap berani Noura, tapi belum berani mengucapkan sepatah kata pun."Aku tahu kau adalah wanita spesial untuk Nader, tapi hingga detik ini belum ada perintah apapun untukmu, jadi tidak sepantasnya kamu mengubah pekerjaanmu sesuka hati," ungkap Ashley yang turut kesal. "Sekarang lebih ba
Pada suatu malam, Nader mendatangi kediaman Reghab Hammadi. Ketika dia tiba, di sana sedang diadakan pesta kecil-kecilan. Entah bertujuan untuk apa, Nader tidak paham. Dia hanya fokus pada Noura yang tengah berdiri bersebelahan dengan Reghab.Awalnya, sedikit pun tidak ada pikiran negatif pada Noura. Meskipun Ashley sudah memberikan penjelasan yang buruk tentang Noura, Nader yakin jika Noura adalah wanita yang bersih dari setiap skandal. Dia tidak boleh lagi mempercayai ucapan orang asing. Akan tetapi, ketika melihat kedekatan antara Noura dan Reghab, Nader mulai sedikit curiga.Nader menyaksikan sendiri bagaimana Noura memeluk dan mencium pipi Reghab. Ditambah balasan dari pria kaya raya itu yang juga mencium kening Noura dengan lama dan itu terjadi di depan khalayak ramai.Hubungan seperti apa ini?"Apa yang aku lihat ini?" Nader menajamkan penglihatannya. Dia berdiri di luar gerbang terbuka itu, tentu masih bisa menyaksikan dengan mudah karena acara itu diselenggarakan di halaman
Setidaknya Nader memiliki Angel di sisinya saat ini, dan gadis itu akan selalu menjadi penyemangatnya untuk mendapatkan Noura kembali."Ibumu pasti sedang marah besar pada ayah sekarang," ucap Nader pada anak yang digendongnya. "Kamu harus membantu ayah agar ibumu luluh dan lebih memilih kita daripada orang lain!" Dia mengajak Angel bicara seolah-olah anak itu paham dengan apa yang dikatakannya.Sore itu, setelah pulang kerja, Nader langsung menuju villa untuk menemui putrinya."Hanya kamu yang membuatku tenang, Sayang." Nader menciumi pipi putrinya. "Beruntungnya aku memilikimu saat ini, jadi semua beban hidupku dapat berkurang setiap bersama denganmu."Banyak hal yang membuat pikiran Nader kacau balau. Selain Noura, ada juga Heba yang membuatnya marah. Jika sedang mengingat semua kejahatan yang dilakukan oleh ibu sambungnya itu, Nader merasa kecewa dan ingin segera melampiaskan segala angkara murka dalam dirinya.Nader masih menahan diri, mengingat Heba adalah orang yang memberi sem
Noura tetap menjelaskan kronologi kematian Luke meski ayahnya sudah melarang. Ketika bertemu dengan istri Luke, dia membela diri di hadapan wanita hamil itu. "Aku rasa semua wanita akan melakukan hal yang sama." Tidak disangka, Hanna menerima permintaan maaf Noura dengan mudah. Sembari menggenggam tangan Noura, dia juga meminta maaf dengan tulus. "Kebiasaan Luke sulit untuk diubah, dan aku rasa ini adalah jalan terbaik untuk mengakhiri hubungan kami."Noura tersenyum lembut. "Terima kasih."Setelah pertemuan itu, Hanna berencana kembali pada kedua orang tuanya. Sedangkan Noura bergegas menyusul Moana yang sudah lebih dulu keluar kafe."Bagaimana ...?" Moana terlihat khawatir. "Apa wanita itu akan menuntutmu?" "Dia tidak akan berani," jawab Noura dengan tenang. "Aku dengar ayahku sudah memberikannya properti, tentu saja dia akan diam."Awalnya, Hanna ingin membuat perhitungan dengan Noura. Namun, setelah mengetahui bahwa Noura adalah anak kandung Reghab Hammadi, sementara suaminya h