Share

Sebuah Pembelaan

"Kalau kamu masih ragu, kita bisa datang lain waktu." Ujarnya disertai dengan remasan di jemariku, sebagai bentuk usahanya untuk memberiku dukungan.

Menundanya lagi aku rasa bukan pilihan yang tepat, karena jika menuruti kesiapanku selamanya aku tidak akan pernah siap. Rasa bersalah semakin menghantuiku jika aku tidak lekas datang dan memohon ampun kepada keluarga yang ditinggalkannya. Seorang ibu yang kehilangan anaknya, dan seorang adik yang kehilangan kakaknya. Mereka adalah keluarga Alvin, mantan tunanganku yang terpisah oleh maut.

"Nisya sudah siap, Mas. Semoga mereka sudi memaafkan kesalahan Nisya."

"Apapun hasil akhirnya nanti, jangan kamu pikirkan. Yang penting niat kamu sudah baik ingin meminta maaf, atas kesalahan yang tidak sepenuhnya kamu lakukan."

Sepulang dari villa waktu itu Mas Ryan sudah memenuhi janjinya untuk mengantarku ke makam Alvin, hanya sebatas itu karena untuk menemui keluarganya aku belum memiliki keberanian penu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status