Beranda / Fantasi / Terjebak di Isekai, Bersamamu / Kebingungan yang Entah Kapan Terjawab

Share

Kebingungan yang Entah Kapan Terjawab

Penulis: Sasaaki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-08 13:58:55

Benar, Rei sama sekali tidak tau apa yang diharuskannya sekarang, ia menghentikan langkah, wajahnya tertunduk. Sedikit tak terima mereka harus menahannya tanpa alasan.

"Jiwamu sudah dipanggil ke sini, kau tidak bisa pergi kecuali kami mengizinkannya," jelas Eliza kemudian.

Rei mengepalkan tangan, sedikit geram dengan apa yang telah terjadi, ia berbalik lalu menjawab, "Aku sama sekali tidak menemukan tujuanmu untuk melakukan itu padaku, apa itu hanya untuk hiburan semata? Maaf saja, tapi aku tidak cocok untuk itu," balasnya. Hilang sudah wajah yang sebelumnya penuh kekaguman itu.

"Kau sungguh berbicara seperti itu?" 

Rei mengangguk, "Ah, dan jangan bilang kalau yang melemparkan tombak cahaya itu adalah salah satu dari kalian."

Mendengar itu, Eliza tak kalah geram, kakinya lalu melangkah berderap cepat menghampiri Rei, dan sesampainya, di luar dugaan kalau yang didapat Rei kemudian adalah sebuah tamparan keras di pipi.

"PLAAK!!"

Re

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Pick dari Tanduk Kerbau

    Sedikit terkejut, tapi keraguannya selama ini menguatkan dugaannya sudah."Ce-Celia-chan?"Suara familiar itu membuat seisi ruangan terkejut."Rei-kun?""Rei-sama?""Reicchi!!""Ah, syukurlah ternyata itu memang kalian.""Apa maksudmu, dasar bodoh?! Kau tidak tau betapa kami mengkhawatirkanmu?!" gerutu Celia kemudian, jauh di lubuk hatinya ia merasa sangat bersyukur."Eh, Memangnya apa yang terjadi? kau seperti belum pernah mengalaminya saja.""Bodoh! Kau tak sadar sampai tiga hari lebih!""Yah, baru tiga hari ...""Reicchi! Ibu bilang bahkan kau tidak akan kembali dalam waktu yang cukup lama. Pahamilah perasaan Celia."Violet mengangguk setuju "Rei-kun, kami sangat mengkhawatirkanmu." Buru-buru menghilangkan atmosfer kecanggungan, tatapan Rei tepat tertuju pada Tanoa dan Nonoa yang duduk bersebelahan."Bukankah kau Tanoa-san? Akhirnya kau sudah kembali," ucapnya syukur.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Kegiatan Di Istana I

    "Hee? Kita akan tinggal di istana mulai sekarang?"Bersiap untuk berangkat. Tak hanya Gossen dan Aamon, keterkejutan datang dari dua saudari kembar dan Violet yang akan ikut bersama mereka."Tapi kenapa?"Celia baru saja membantu Violet untuk naik dan duduk di sebelahnya."Yah, bagaimanapun itu keputusan Nirin. Kita juga tidak bisa terus mengulur waktu hanya karena masalah kursi kosong." Aamon menyandarkan kepalanya ke dinding kereta.Terdengar suara pecutan, sedikit hentakan, kereta itu melaju di jalanan yang sudah dipasangi paving."Lagipula, itu hanya kau berdua dan Nonoa saja yang tetap tinggal, yang lain tetap pulang di waktu sore," tambahnya."Nonoa juga?"Nonoa mengangguk, "Jujur aku belum bisa mempercayai mereka sepenuhnya. Jadi, sekalian saja aku terima tawaran itu dan melihat agar mereka tidak memperlakukan kalian semena-mena."Jawaban yang cukup melegakan untuk didengar. Tak terasa, keretapun sampai. Tanoa dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Kegiatan Di Istana II

    Ular api, legenda mengatakan binatang iblis itu adalah utusan Raja iblis dari alam bawah. Kekuatannya setara seratus ribu kali ksatria gereja putih, dan itu mampu menghancurkan satu negeri hanya dalam satu malam.Elden menelan ludah, satu-satunya alasan ia terpilih sebagai diplomat padahal mentalnya kacung adalah karena dalam darahnya mengalir ras iblis emas.Mungkin ada yang sedikit ambigu di sini, ras iblis dan raja iblis adalah dua hal yang bertolak belakang. Raja iblis memerintah alam bawah, dan bukan berarti ras iblis itu berada di bawah pemerintahannya.Raja iblis mengatur alam jiwa. Jiwa manusia dan setengah manusia yang sudah mati akan berkumpul di sana. Adakalanya jiwa mereka menyimpan dendam di semasa hidupnya, ada juga rasa takut yang amat sangat, atau berbagai emosi negatif makhluk berakal. Semua itu akan memproyeksikan sebuah makhluk yang nantinya dikendalikan oleh raja iblis.Ular Api adalah satunya. Ada sekitar sepuluh binatang iblis terkua

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Kegiatan Di Istana III

    Ruangan yang dimaksud nyonya Paxley bertuliskan ruang magister tingkat menengah. Pintunya amat lebar, sejenak Tanoa ragu-ragu untuk membukanya. Ia menatap ke arah Violet, yang ditatap mengangguk. Lalu yang menyambut kedatangan mereka setelah pintu terbuka sempurna adalah sosok yang membuat kedua mata Violet terbelalak lebar.Tanoa melangkah masuk tanpa pertimbangkan, lalu spontan terhenti saat seseorang menahan tangannya."Kenapa, Violet-chan?"Gadis itu malah menggeleng, cara alisnya yang mengkerut cukup memberitahu Tanoa keadaannya."Oh, apa kita salah ruangan?"Bukan, bukan begitu, alis yang hampir menyatu itu mengartikan rasa khawatir."Apa kalian dua gadis yang hendak mendaftar? Kalau iya, ini adalah yang ruangan yang kalian tuju."Ada dua pria paruh baya yang duduk di sana, satunya berambut coklat, yang satu sudah dipenuhi uban."Ah, ini ruangan yang benar Violet-chan, ayo!""Tu-Tunggu, Tanoa!" Violet menyemb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Sapu Tangan Itu Hilang

    Meja taman itu, belum lagi diduduki seseorang sedari pagi. Meski ia yakin dengan apa yang akan ia lakukan nantinya, Fara yang tengah memegang sapu halaman merasakan kesepian itu.Tak banyak pekerjaan rumah hari ini, karena penghuni rumah sibuk di istana, membuat makan siang pun sebatas untuk mereka sendiri.Reina duduk di ranjang kamarnya dengan pakaian maid yang biasa ia kenakan, ia bersenandung, sementara kedua tangannya sibuk merajut sesuatu."Kuharap Rei-sama dan Celia-sama akan menyukainya."Benang yang digunakan berwarna hitam dan putih. Persis seperti pola warna baju yang ia kenakan.Di halaman, Fara menggeser sapu itu, menyapu dedaunan kering. Angin berhembus, menerbangkan rambut selehernya dan menyingkap tanduk yang tersisa satu senti.Selesai mengumpulkan dedaunan kering, Fara mengambil pemantik api yang ada di sakunya dan membakar dedaunan itu.Sapunya kembali ditaruh di lemari peralatan, lalu kakinya melangkah menuju

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Aroma Sayap yang Terbakar

    "Sama seperti Violet, dalam hal apa?""...""Rei-kun?"Sedikit bersyukur batin Rei karena takdir mengatakan pintu kamar lebih dulu terbuka dan memotong percakapan."Rei-sama, Celia-sama. Selamat datang kembali.""Fara-chan? Ah kukira siapa." posisi Celia duduk di kasur dan menghadap ke pintu, jadi ia langsung tau siapa yang datang."Maaf, kukira kamar ini kosong."Fara berbohong. Ia sengaja datang karena dituntun penciumannya."Ah, ya begitulah. Kami kemari karena ada barang yang ketinggalan," jawab Rei."Begitu ..." Kedua tangan Fara sedari awal disembunyikan ke belakang pinggang.Celia mengangguk, "Memangnya, ada perlu apa kemari Fara-chan?""Aku hanya penasaran kenapa pintu kamar ini ditutup rapat, maaf kalau aku mengganggu." Gadis maid itu lalu membungkukkan badan dan beranjak pergi dari ruangan."Tunggu, Fara-chan!" sahut Rei. Fara menoleh."Apa kau melihat sapu tangan di tasku?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Malam di Penghujung Musim Semi

    Suara datar yang terdengar lembut itu hampir membuat jantung Celia keluar dari tenggorokan."Fa-Fara-chan?! Muuhh, jangan mengagetkanku seperti itu!"Rei juga sama kagetnya ketika sosok yang masuk dalam jarak pandang itu kembali mengenakan pakaian maid.Kenapa dia harus mengganti piyamanya?"Hufft, baiklah. Karena sudah di sini, sepertinya kita bisa ke sana bersama," timpal Rei berusaha mengusir pikiran buruk yang melintas.Tujuan kali ini adalah membuat Fara merasa lebih baik, tak masalah apa yang ia lakukan pada penampilannya."Baiklah," gadis maid itu mengangguk tanpa ekspresi.Angin kembali berhembus, saat itulah Celia sadar kalau angin hangat yang dibicarakan Fara itu benar.Lalu, angin dingin yang merayapi setiap sel kulit di tubuhnya sebelum itu?Apa itu reaksi dari rasa takutnya?Celia menelan ludah, keringat dingin mulai terbentuk di lehernya yang jenjang.Setiap langkah Celia jad

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Cygnus!

    "Ini akan segera berakhir Celia-sama."Fara mengangkat wajahnya yang barusan tertunduk. Memperlihatkan garis hitam tegas yang memanjang membelah mata kirinya. Garis itu memanjang sampai ke leher bahkan tertutupi pakaian."Fa-Fara-chan, a-ada denganmu?" Celia mengesotkan tubuhnya ke belakang seiring sosok Fara memperpendek jarak di antara mereka. Rasa takut yang membayangi pikirannya lebih terasa daripada sakitnya pisau yang menancap di betis."Fara-chan, kenapa kau melakukan ini?" tanya Rei."Kenapa?" sudut bibir itu kembali naik. Alih-alih menjawab, Fara mengepalkan tangannya ke langit, kemudian mengucapkan sesuatu yang membuat objek di sekitarnya berubah."Cygnus!"Mansion yang tampak menjulang dari penglihatan Celia yang tengah terduduk itu, tiba-tiba terdistorsi dan berubah menjadi objek putih bergelombang spiral, lalu mengecil, kemudian rasi bintang seekor angsa itu terbentuk dan menjadi latar belakang tempat Fara berpijak.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14

Bab terbaru

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Karavan Yuminose

    "Permisi, kami hendak mencari pemimpin karavan dagang Yuminose, bisa tolong antarkan kami padanya?" pinta Rei pada pria paruh baya yang tengah menghirup puntung rokoknya itu."Ah, apa kau juga mau ikut pergi ke kerajaan Guilstone?"Rei mengangguk."Tapi anak muda, mungkin saja perjalanan ini sedikit beresiko, lho," katanya tiba-tiba."Lho, memangnya kenapa?"Pria itu mendekatkan wajahnya untuk membisikan sesuatu, "Ada rumor yang mengatakan bahwa, setiap malam-malam tertentu di jalur desa Bulu Gagak menuju desa Lembah Bergetar, ada sekumpulan hewan iblis yang suka menyerang petualang atau karavan pada malam hari."Fara terkesiap, itu mengingatkannya pada aroma mencurigakan tadi."Apa pemimpin karavan itu juga mengetahuinya?""Tentu saja, tapi bukan berarti tidak akan ada korban meski ia sudah menyiapkan prajurit penjaga, kau hanya perlu berhati-hati jika sudah mantap ingin ikut dengan mereka," ujarnya, lalu ia mengantar mereka k

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Desa Berikutnya

    "Aku tinggal menceritakan situasinya ketika mereka menemukanku," jawab Rei asal."Anda mengatakannya seperti itu hal yang mudah saja," gerutu Fara."Haha," Rei malah tertawa."Mereka hendak melatihku, magister tingkat lanjutan sebagai pelatihnya. Hanya saja, aku merasa ada yang janggal dari keputusan raja tentangku," jelas Rei."Apa mereka membuatmu tidak nyaman?"Rei yang kepalanya dibantalkan pada tangan jadi menoleh ke arahnya, "Bukan begitu, aku hanya merasa suatu saat mereka akan menjadikanku sebagai budak politik," jelasnya, "dan aku tidak mau Celia terlibat.""Hmm, ya pokoknya kalau sampai mereka menyusul kita, aku tidak mau bertanggung jawab," kata Fara."Tenang saja, aku ahli memanfaatkan medan untuk bersembunyi."Rei bangkit, "Sudah saatnya memasang waktu jaga, kita akan gantian berjaga, kau mau duluan istirahat, Fara-chan?"Fara mengangguk, "Baiklah, aku juga sudah cukup mengantuk."Tirai penutup tenda

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Berkemah

    "Kenapa terkejut? Kau juga kesini jalan kaki, kan?""Muuh, tidakkah kalian terlalu nekat?""Hey, lihatlah siapa yang berbicara," sahut Rei berkacak pinggang.Fara menghela napas, ia menyerah, mereka sama-sama keras kepalanya. Matahari juga hampir tumbang di sisi timur, waktu mereka tinggal sedikit sebelum hari menjadi gelap."Memangnya, apa tujuanmu pergi ke sana, Rei-san, Celia-san?" tanya Fara."Entahlah ...""Heee?!""Singkatnya, kami hanya ingin menjelajahi dunia yang penuh misteri ini," jawab Rei tanpa keraguan di wajahnya."Apa itu, aneh sekali," cibir Fara."Kok aneh?""Kalian suka sekali ya melakukan hal-hal yang merepotkan," ujarnya. "Tapi ... Terima kasih ya, maaf aku kurang benar mengatakannya kemarin itu," tambahnya lagi.Benar-benar sosok Fara yang terlihat berbeda di mata Rei dan Celia, sampai bingung bagaimana menanggapi perkataannya."Kenapa menatapku seperti itu?""Eh, hahaha

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Pemandian Air Panas

    Fara mengucek kedua matanya yang sembab saat terbangun. Ya, setelah ia menutupkan pintu begitu Rei keluar, ia hampir tidak bisa berhenti menangis. Tirai dibuka, cahaya yang terlalu terang mengejutkan bola matanya yang masih terasa perih.Ia membetulkan kerah piyama yang turun ke bahu. Mengorek isi tas untuk mengambil pakaian ganti. Di penginapan ini terdapat pemandian air panas, sempurna untuk pagi hari setelah malam yang melelahkan. Fara meregangkan tubuhnya, lalu mengingat ada sesuatu yang kurang."Astaga, aku tidak punya sabun," gumamnya."Mungkin aku bisa meminjamnya dari kamar sebelah," Fara lalu merapikan isi tas itu dan beranjak ke kamar sebelah.Pintu diketuk, "Permisi."Tepat setelah pintu dibuka, handuk yang bawa di tangannya jatuh, mulutnya menganga tak percaya."Ah, Ohayou Fara-chan.""Ohayou Fara-chan," ujar suara yang lebih feminim."Rei-sama, apa yang kau lakukan di sini?!" tanya Fara penuh keterkejutan.R

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Tanpa Pamit

    Sebelum kejadian itu terjadi."Celia-sama, ada apa?" tanya Lumine melihat ia datang ke kamarnya tepat setelah Fara pergi."Apa, Fara-chan meninggalkan sesuatu?""Entahlah, kau bisa mengecek lemarinya."Tanpa disuruh dua kalipun Celia segera melakukan apa yang Rei minta sebelumnya."Mungkin ini agak sulit, tapi jika ada barang yang membangkitkan kenangan Fara, seharusnya kita bisa membujuknya," kata Rei sebelum itu.Celia mengorek isi lemari, mendapati sebuah kotak dan membukanya."Rei-kun, bukankah benda ini adalah ...?""Ah, sepertinya ini keberuntungan kita."Mereka juga mendapati sapu tangan Rei disitu."Anu, mau kau apakan barang-barang itu Celia-sama?" tanya Lumine"Izinkan kami menyimpannya sebagai kenang-kenangan," jawab Rei."Eh, aku sih tidak masalah, tapi mungkin yang lain merasa ingin menyimpan barang itu juga.""Aku tidak keberatan kok," kata Reina yang tiba-tiba muncul, Lucia juga

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Sebuah Keputusan

    "Kau sengaja mencariku?""Maaf, seharusnya aku lebih memikirkan keadaanmu," kata Rei."Tapi, kenapa?" Air mata yang menumpuk di pelupuk mata Fara tiba-tiba saja tumpah, "Padahal aku sudah mencoba membunuhmu." Gadis itu mengusapnya dengan lengan kain panjang yang penuh noda bekas serangan Hidomi."Aku senang kau tampak baik-baik saja, Fara-chan." kata Celia."Wah, wah, tampaknya ada reuni mengharukan di sini."Rei meningkatkan kewaspadaan menatap tajam pada Hidomi."Rei-sama, pergilah, dia bukan lawanmu," ujar Fara lirih.Tentu saja Rei yang keras kepala tidak akan mendengarnya. Ia menerjang, Hidomi yang mendapati tindakan ini tak tinggal diam. Tangan mereka sama-sama memancarkan aura sihir.Bicara soal kekuatan, daun kering tentu akan kalah dilahap api, tapi yang jadi penentu saat ini adalah pengalaman, bukan seberapa kuat.Rei memukul, Hidomi menghindar, dan terjadi sebaliknya. Rei terus memusatkan tenaganya setiap ia m

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Sosok Tak Disangka

    "Keluarlah, kalian tidak perlu bersembunyi," ujarnya."Wah, wah sepertinya kau sudah melunak ya, apa itu artinya kau menerima tawaran kami?" sahut pria yang sepertinya pemimpin kelompok serangga ini."Pergilah, atau kalian rasakan akibatnya," ancam Fara tanpa ekspresi."Hmm, kau mengancam kami? Sungguh tidak tau diri."Mereka mendekatinya dengan tatapan penuh hasrat. Fara sejengkalpun tak menggeserkan kakinya. Ia menghela napas, padahal baru saja menyesali sesuatu. Sekarang ia harus menodai tangannya lagi.Pria itu mencoba menyentuh pundaknya, Fara menepis. Merasa geram, ia mencengkram kuat pundak Fara dengan kedua tangan."Aku sudah memperingatkanmu, lho."Cengkraman itu tak berlangsung lama, Fara melompat ke belakang dan melepasnya. Keseimbangan pria itu otomatis berkurang, Fara dengan sekuat tenaga melayangkan tendangan salto dan memusatkan serangannya pada dagu si pria. Serangan cepat itu membuatnya mundur beberapa langkah sambil

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Kepergiannya

    "Guilstone mungkin banyak celah, tapi yang mulia Nelhon adalah sosok bijaksana yang sangat memegang nilai kepercayaan." Sebagai bagian yang memegang kepengurusan tentang kerajaan ini, kalimat itu menjadi jawaban Aamon.~~~Hari yang dikhawatirkan pun tiba. Berkat pijatan detoksin dari tabib Stela, tiga hari setelahnya akhirnya Celia bisa beraktifitas seperti biasa.Bukannya ceria, pagi yang cerah ini malah disambutnya dengan ekspresi murung. Itu karena Fara akan duduk di kursi pengadilan pada hari yang sama.Sang raja mendengar semua kesaksian yang diungkapkan oleh Lewith Paxley, sementara penghuni kediaman Paxley, termasuk Enhem, dan juga para maid yang duduk di kursi pengantar menatapnya dengan hati terenyuh.Reina menatap ke arah Celia yang jarak bangkunya cukup jauh, terlihat sekali tatapan harapnya yang tengah mengelap tangis dengan sapu tangan supaya Celia bersuara untuk menolak pidana ini.Celia ingin sekali melakukannya, tapi yang te

  • Terjebak di Isekai, Bersamamu   Terpikirkan

    "Tolong lakukan lebih lembut, Stela-san, uhh ....""Kalau aku melakukannya lebih pelan lagi, bukannya menguap, racun itu malah menyebar di tubuhmu," sahutnya membuat Celia jadi pasrah.Meski tidak bisa melihat, desah dan erangan yang dibuat Celia saat dipijat membuat Rei berkomentar, "Akhirnya kau menunjukkan sisi erotismu, Celia-chan.""Ahh, berisik Rei-kun!""Bertahanlah sebentar. Meski tidak terlalu parah, racun yang diakibatkan oleh sihir gelap ini bisa merusak imunitas tubuh, itu membuatmu sangat mudah terserang demam," jelas Stela di sela-sela pijatan itu."Aku baru tau dalam sihir itu bisa membuat racun mengendap dalam aliran mana seseorang," ujar Rei."Semua sihir memang dapat mengganggu aliran mana seseorang, tapi jenis dan tingkatannya berbeda-beda. Ada yang sangat lemah sehingga larut begitu saja, dan yang paling berbahaya adalah sampai menghancurkan aliran mana itu sendiri," jelas Dania.Rei dan Celia tertegun, ia pernah m

DMCA.com Protection Status