Home / Lain / Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter / BAB 5: Selamat Tinggal Kimberly

Share

BAB 5: Selamat Tinggal Kimberly

Author: Asayake
last update Last Updated: 2022-04-18 13:08:09

Kimberly membuka matanya perlahan dan mengeliat dengan kesusahan, cuaca pagi ini sangat cerah membuat Kimberly terbangung lebih cepat karena tidak nyaman.

Cukup lama Kimberly terdiam, pikirannya berkelana memikirkan apa yang sudah terjadi hari kemarin. Tangan Kimberly perlahan terangkat untuk memastikan bahwa apa yang terjadi hari kemarin masih terjadi kepada dirinya sekarang.

Kimberly menahan napasnya dengan berat melihat tangannya masih sama besarnya dengan kemarin malam, itu artinya saat ini jiwanya masih terperangkap di dalam tubuh Winter Benjamin.

“Aku masih ada di tubuh Winter,” gumam Kimberly napas yang sesak di landa rasa lega bercampur kesedihan.

Kimberly menarik napasnya dalam-dalam mencari ketenangan yang masih tersisa di dalam dirinya untuk menjalani situasi yang kini dia hadapi.

Perlahan Kimberly terbangun dan melihat seisi ruangan kamar yang berantakan, dengan susah payah Kimberly bergeser dan turun dari ranjang, Kimberly segera pergi ke kamar mandi.

Kimberly berdiri di depan cermin kamar mandi dan memperhatikan penampilannya sendiri yang terlihat aneh.

Napas Kimberly terdengar sangat berat, dia tidak bisa berhenti memandangi wajah barunya yang sangat cantik namun ada sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Wajah yang kusam, rambut yang tidak terurus, kulit yang kering, tubuh yang tidak begitu jelas bentuknya dan sangat lemah, semuanya harus di perbaiki secara besar-besaran.

Kimberly harus menguruskan tubuh Winter, mungkin Kimberly harus menurunkannya lebih dari empat puluh kilogram berat badannya dan melakukan banyak perawatan.

Kurus ideal bukan hanya karena untuk tampil cantik karena kecantikan juga harus dari hati.

Kimberly adalah mantan super model yang sangat menjaga penampilan dan wajahnya, dia juga sangat menyukai olaharaga, dia akan sangat frustasi bila berolahraga dengan lancar dan tidak bisa memakai pakaian cantik sesuka hatinya karena halangan bentuk tubuh.

Perlahan Kimberly menarik ke atas gaun tidurnya dan melepaskannya, Kimberly tersenyum samar melihat tubuh yang kini terpampang lebih jelas di cermin.

Winter yang harus Kimberly tangani.

“Aku harus bertemu dokter gizi dulu sebelum olahraga dan diet,” kata Kimberly seraya melihat-lihat tubuh Winter yang tidak enak dia pandang dari sudut manapun.

Kimberly membuang napasnya dengan berat, Kimberly semakin berdiri lebih tegak di depan cermin memandangi mata indah Winter dalam-dalam.

Sungguh cantiknya mata Winter, wajahnyapun begitu sempurna di setiap sudut dan lekukannya meski kini tertimbun lemak, sangat di sayangkan Winter tidak menyadari seberapa cantiknya dia. Tidak mengherankan seberapa cemburu dan irinya Paula pada kecantikan dan semua yang di miliki Winter.

Kimberly sudah bertekad semalam.

Tuhan sudah memberikan jawaban apa yang Kimberly khawatirkan.

Pagi ini Kimberly tetap masih hidup dengan tubuh Winer. Itu artinya mulai pagi ini Kimberly harus menerima diri dan belajar menjadi Winter seutuhnya.

“Selamat pagi Winter. Selamat tinggal Kimberly.” Sapa Kimberly pada tubuh barunya.

***

Benjamin dan Vincent duduk saling berhadapan di meja makan, keduanya hanya diam memandangi banyaknya makanan untuk sarapan pagi. Semua jenis kue makanan berat kesukaan Winter memenuhi meja, namun Winter tidak muncul sejak kemarin bahkan Winter tidak mau memakan apapun selain minum teh.

Semalam Benjamin dan Vincent sudah mendiskusikan banyak hal mengenai Winter. Bila Winter masih bersikap aneh sampai hari ini, dengan terpaksa mereka akan membawa Winter pergi ke rumah sakit.

Tangan Vincent yang berada di atas meja saling bertautan, pria itu terlihat gelisah karena pagi ini Winter belum muncul juga, Vincent khawatir jika Winter akan kembali mengurung diri seperti hari kemarin.

“Aku sangat khawatir dengan Winter, sebaiknya kita hubungi psikolog lagi jika dia tidak mau berbagi cerita kepadaku maupun Ayah mengenai masalah yang dia hadapi.”

“Lakukan apapun yang bisa membuat Winter kembali seperti semula,” jawab Benjamin dengan sedih.

“Apa kita akan membawanya ke rumah sakit bila pagi ini dia tetap mengurung diri?”

“Kita harus berkonsultasi dulu dengan dokter. Ayah khawatir bila apa yang terjadi pada Winter sekarang bagian dari traumanya di masa lalu yang kembali muncul.”

Dengan berat hati Vincent mengangguk setuju.

“Selamat pagi.” Suara Winter dengar tegas menyapa membuat Benjamin dan Vincent langsung mengangkat kepala mereka dan beranjak berlari ke arah Winter.

“Winter, astaga” Vincent langsung memeluk Winter dengan erat dan merapalkan kata terima kasih karena lega akhirnya Winter keluar dari kamarnya dan tidak mengurung diri lagi. “Aku sangat senang akhirnya kau keluar kamar juga.”

Winter tersenyum memaksakan dengan napas begitu Vincent melepaskan pelukannya. Di detik selanjutnya giliran Benjamin yang memeluk Winter dan membuat Winter kembali sesak.

“Winter sayang, apa yang terjadi? Apa harimu sangat berat? Harusnya kau mengatakannya kepada ayah jika kau tidak kuat menjalani harimu. Puteriku yang cantik, ayah sangat khawatir padamu.” Benjamin terdengar seperti menahan tangisan sedihnya, namun di waktu bersamaan dia sangat lega karena puterinya baik-baik saja.

Winter terpaku kaget, tubuhnya terasa bergetar.

Dulu, saat berada di kehidupan Kimberly, dia hanyalah seorang wanita cerdas dan selalu bekerja keras sepanjang waktu karena dia terlahir tanpa di ketahui identitas keluarganya.

Kimberly memulai segalanya dari nol tanpa sosok orang tua.

Saat masih bayi, seorang suster menemukan Kimberly di tengah malam dan di tinggal begitu saja di depan panti asuhan.

Akhirnya Kimberly hidup di panti asuhan hingga tumbuh dewasa, hidup di panti asuhana membuat Kimberly selalu bekerja keras untuk mendapatkan apa yang dia.

Kerja keras Kimberly akhinya membuat dia mencapai titik tersukses dalam kariernya dengan menjadi seorang super model meski pada akhirnya berakhir dengan tragis.

Kimberly tidak pernah merasakan di khawatirkan dengan tulus oleh sosok yang bernama keluarga. Kini Kimberly merasakan bagaimana rasanya di khawatirkan oleh sosok keluarga, rasanya sangat menakjubkan dan hangat.

Tanpa sadar Kimberly membalas pelukan Benjamin, sesaat dia teringat bahwa hari ini dia bukan lagi seorang Kimberly, namun Winter Benjamin.

“Katakanlah, apakah kau memiliki masalah di sekolahmu?” tanya Benjamin seraya melepaskan pelukannya.

Mata Winter bergerak kecil melihat Benjamin dan Vincent bergantian, pikirannya berkelana memikirkan alasan apa yang harus dia berikan karena Kimberly sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Winter Benjamin yang asli di temukan tidak sadarkan diri di atap gedung sekolah.

“Aku tidak memiliki masalah apapun,” jawab Winter dengan terbata.

“Setelah sadar dari tidur panjangmu, kau bersikap aneh Winter, kau tidak perlu menyembuyikan apapun karena kakak dan Ayah akan selalu membantumu jika kau membutuhkan bantuan,” kata Vincent dengan serius.

“Kemarin aku kelelahan, jadi emosiku tidak stabil. Maafkan aku karena sudah membuat kalian khawatir.”

Mendengar jawaban Winter membuat Benjamin dan Vincent langsung saling melihat dan bertanya-tanya apakah Winter menjawab dengan jujur atau berbohong.

“Apa kamu yakin? Kakak tidak sengaja mengetahui bahwa kau memiliki masalah di sekolah, kau jangan khawatir, kakak sudah menuntut pihak sekolah atas pembullyan dan bodyshaming yang kau terima. Jadi, percaya dirilah, kau mengerti?” kata Vincent terdengar sangat hati-hati.

“Tidak perlu, aku akan mengatasinya sendiri.”

“Tapi Winter.”

“Aku baik-baik saja.” Winter tersenyum misterius, dia tidak akan membiarkan orang-orang yang pernah memanfaatkan dan menyakiti Winter berakhir dengan hukuman biasa.

Winter akan membalas mereka dan mempermalukan mereka satu persatu hingga mereka tidak bisa melewati hari esok lagi.

“Ehem, kau pasti lapar. Ayo, duduklah” Benjamin menepuk pundak Winter dan membawanya menuju meja makan, dengan penuh perhatian Vincent ikut membantu menarikan kursi.

Mata Winter bergetar menatap ngeri semua makanan berat yang tersedia di meja, hanya dengan melihatnya saja sudah membuat Winter langsung tidak berselera, malah tenggorokannya terasa langsung mual mencium aroma gula, pengembang, telur, cream di mana-mana.

“Winter minumlah.” Vincent memberikan segelas susu.

“Air mineral,” jawab Winter dengan penuh tekanan untuk mengoreksi kesalahan Vincent yang sudah mengambil segelas susu.

Vincent terlihat kaget, namun dia tidak bertanya. Vincent mengambilkan gelas air mineral dan memberikannya, Winter langsung mengambilnya dan meminumnya hingga habis.

“Lagi.”

Vincent menelan salivanya merasa bingung, dengan penuh perhatian dia tetap mengambilkan segelas air mineral lagi.

Winter meminumnya lagi hingga habis.

Itu adalah salah satu kebiasan Kimberly di masa lalu, dia akan minum dengan banyak agar ketika memakan sesuatu, dia menjadi cepat kenyang. Apalagi ketika akan runaway melakukan peragaan busana, Kimberly sangat menjaga berat badannya.

“Kau mau memakan apa Winter? Biar ayah ambilkan” Benjamin tersenyum lebar.

Dengan tegas Winter menggeleng, mulutnya menekan kuat menahan umpatan dan teriakan keras untuk tidak memaki karena semua jatah makanannya adalah makanan berat, sementara Benjamin dan Vincent memakan salad.

“Aku mau juss brokoli dan dua potong wortel,” jawab Winter dengan penekanan.

Vincent dan Benjamin tercengang, kini mereka benar-benar yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Winter. Winter tidak suka sayuran, di setiap kali sarapan dia hanya memakan makanan kue yang mengandung banyak gula dan cream.

Jika kue dan creamnya kesukaannya tidak di sediakan, Winter akan menangis dan merajuk seharian.

Vincent kembali berdiri dan memeluk Winter dengan erat sambil mengusap kening Winter untuk memastikan bahwa bahwa adiknya baik-baik saja. “Winter, kakak akan segera memanggil dokter, sepertinya kepalamu terbentur saat pingsan.”

“Aku baik-baik saja” jawab Winter dengan senyuman masam dan kepala yang memiring karena terus di usap Vincent.

Dengan terpaksa Vincent kembali duduk di kursinya, menatap Winter dengan sedih penuh kekhawatiran.

Benjamin dan Vincent sangat mencintai Winter, mereka sangat protektif dengan Winter semenjak kepergian ibunya Winter.

“Winter, katakanlah dengan jujur, Apa yang telah terjadi padamu?” tanya Benjamin.

To Be Continue..

Related chapters

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 6: Perkara Rokok

    Tangan Winter sedikit membasah karena gugup, dia sangat ingin menggebrak meja dan mengomel berkata jujur jika berat badannya sangat mengganggu. Namun kini Winter harus menahan makian dan umpatannya dengan berpura-pura menjadi anak baik seperti Winter yang sesungguhnya. Winter menggaruk pipinya yang tidak gatal. “Semalam aku berpikir keras mengenai bentuk tubuhku. Aku merasa sangat kesulitan sepanjang waktu dengan tubuhku, aku tidak bisa berjalan dengan cepat, aku juga tidak bisa memakai pakaian indah seperti gadis lain, aku kesulitan melakukan banyak hal, aku juga merasa cepat lelah saat melakukan sesuatu, aku jga khawatir dengan kesehatan tubuhku jika aku semakin gemuk. Aku berpikir sebaiknya aku memulai hariku yang baru, aku akan mulai melakukan diet untuk menurunkan berat badanku.” Benjamin dan Vincent saling memandang dengan wajah pucat pasi. “Aku ingin bertemu dokter gizi untuk melakukan diet dengan tepat,” kata Winter lagi. Vincent menekan batang

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 7: Bermulut Kasar

    “Aku, anak kepala sekolah tempat kau sekolah,” jawab pria itu dengan senyuman jahatnya.Alih-alih kaget dan takut dengan jawaban pria asing di depannya itu, Winter hanya menggerakan sebelah alisnya tampak meremehkan dan tidak peduli. Winter memalingkan wajahnya dan bersedekap melihat lurus ke depan.Winter merasa sedikit setres dan membutuhkan sedikit penenang dengan sebatang rokok, namun dia tidak bisa mendapatkannya karena masih di bawah umur. Neydish adalah negara yang paling banyak aturan, untuk sebungkus rokok saja, seseorang harus memberikan kartu identitasnya untuk memastikan bahwa dia sudah legal mendapatkan rokok.Kebungkaman Winter membuat Marius melihat ke sisi dan memperhatikan Winter yang sedikit berbeda dengan yang terakhir kali dia lihat setengah tahun yang lalu di sebuah pesta.Setengah tahun yang lalu mereka pernah bertemu dan berkenalan karena ibunya Marius yang bekerja sebagai kepala sekolah mengenal baik ayah Winter.

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 8: Keputusan Winter

    “Mengenai Paula” Winter mengalihkan pembicaraanya seketika “Apakah Kakak menyukai dia?.”“Aku hanya menyukaimu,” jawab Vincent secepatnya.“Bukan itu maksudku.” Winter memelankan laju treadmill, seluruh tubuhnya terasa basah dan panas, kakiya benar-benar sangat tersiksa kesakitan menahan beban tubuh yang terlalu besar saat berjalan.Winter mengambil air dan menegaknya beberapa kali karena haus.Kondisi tubuh Winter yang memiliki ukuran lambung besar membuat dia terus menerus merasakan perasakan lapar palsu, Winter mensiasatinya dengan minum air putih lebih banyak agar merasa kenyang.Winter hanya akan makan dua kali sehari apapun yang terjadi, dia tidak akan mengkonsumsi apapun lagi menjelang malam selain air putih.“Apakah Kakak menyukai pertemananku dengan Paula?” Winter memperjelas pertanyaannya.Vincent mengerut bingung, selama ini dia selalu memantau pertumbuhan Wi

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 9: Sekolah

    Kepala Winter mendongkak menatap gerbang sekolah yang sangat besar terbuka lebar, beberapa bus sekolah berjajaran baru datang dan mengantar anak-anak sekolah.Hiro menghentikan mobilnya dan segera berlari keluar membukakan pintu untuk Winter.Winter menelan salivanya dengan kesulitan, Winter terlihat sedikit panik karena baru ingat bahwa dia tidak tahu di mana kelasnya berada.“Nona, Anda tidak apa-apa?” Tanya Hiro yang memperhatikan Winter masih duduk di kursinya terlihat kebingungan.“Tidak apa-apa.”Winter segera keluar dan memasang ekspresi sedatar mungkin menyembunyikan kepanikannya. Anak-anak sekolah yang semula sibuk sendiri perlahan berhenti berjalan dan terlihat kaget karena Winter sudah kembali ke sekolah dengan penampilan yang sedikit berbeda.Winter terlihat lebih mencolok karena Winter mewarnai rambutnya menjadi terlihat lebih terang, rambut itu tidak lagi di kepang, Winter membiarkan rambutnya terg

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 10: Intimidasi

    “Kau… sejak kapan kau bisa memakai sepatu seperti itu?” tanya Paula bingung. “Tidak seperti biasanya kau juga dandan dan memakai korset.”Alis Winter sedikit bergerak. “Kak Vincent mendandaniku.”“Kak Vincent pulang?”“Ya.”“Senangnya...” senyum Paula terlihat bahagia. “Pasti dia membawa banyak hadiah untukmu.”Winter menyeringai, Vincent memang membawa banyak hadiah untuk Winter, Namun itu semua tidak terlepas dari makanan yang sangat mengganggunya.“Winter, mengenai Hendery, aku sudah menemui dia memarahinya, Hendery tampak menyesal atas apa yang telah dia perbuat padamu, Hendery juga sudah mendapatkan hukumannya dari sekolah. Dia berharap bisa berbicara denganmu dan meminta maaf atas kejadian waktu itu.”“Kau atur saja waktunya.”“Baiklah.”Paula dan Winter kembali berjalan, kebersamaan

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 11: Topeng Baru

    Seorang guru yang berdiri di depan kelas segera mengambil laptopnya dan berpamitan pergi usai mendengar suara bel yang berbunyi.Beberapa orang mulai beranjak dari duduk mereka dan pergi keluar menikmati waktu istirahat mereka.Winter sedikit menguap sambil melihat keluar jendela, sudah sangat lama dia tidak pernah belajar, kepalanya terasa sedikit penat dan suntuk begitu kembali harus belajar.Winter segera beranjak dari duduknya dan pergi keluar, sekilas dia melihat pemuda yang berbicara dengannya tadi pagi. Tanpa sengaja mereka saling berpandangan.Pria itu menatapnya dengan lembut, namun ekspresi di wajah tampanya sangat dingin dan tidak tersentuh.Winter langsung memutuskan tatapannya, gadis itu memilih pergi keluar dari kelasnya.Kedatangan Winter keluar dari kelas kembali menjadi pusat perhatian banyak orang seperti tadi pagi, Winter yang sangat percaya diri tetap melangkah dengan tegas melewati orang-orang yang beberapa di anta

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 12: Penasaran

    “Memangnya kejadian mana yang sudah membuatku jadi naif?” Tanya Winter dengan senyuman misteriusnya berusaha memancing Marvelo bicara dan memberitahu apa yang sebenarnya telah terjadi.Jiwa Kimberly sendiri mengakui betapa naifnya kehidupan Winter Benjamin yang sebelumnya. Winter yang dulu adalah gadis selalu mengalah demi orang lain, tidak pernah marah, dan menuruti apapun yang orang lain katakan kepadanya.Jiwa Kimberly yang kini ada di dalam diri Winter menjadi sangat marah.Winter yang dulu tidak ada bedanya dengan sampah yang bernilai, tidak berguna namun memiliki nilai mahal.Kening Marvelo sedikit mengerut, pria itu menghadap Winter dan menatap tajam gadis itu.“Saat kau bertengkar dengan Paula, kau sangat marah begitu besar meluapakan emosimu, kau bersikap seperti seseorang yang ingin mati dan tidak memiliki harapan apapun lagi setiap mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Paula. Setelah kejadian itu, seharusnya

    Last Updated : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 13: Parasit

    Winter melongo, bibirnya menekan menahan makian karena jumlah bayaran yang harus dia bayar sangat besar. Dari mana Winter memiliki uang sebesar itu?.Bahkan jika Winter memiliki uang sebesar itu, dia akan lebih memilih pergi ke klinik kecantikan untuk luluran dan spa selama beberapa bulan.“Aku tidak memiliki uang sebesar itu,” jawab Winter.“Winter, Kau lupa? Kartumu tanpa batasan,” Paula mengingatkan.Seketika Winter berekspresi dingin, dia sudah menebak jika Paula ingin di belikan, namun Winter tidak menyangka jika Paula benar-benar setidak tahu malu itu karena jumlah uang yang harus di keluarkan terlampau sangat banyak.Dengan ragu Winter mengambil dompetnya dari dalam tas dan membukanya, ada banyak kartu yang tersedia di sana.Benjamin benar-benar memanjakan Winter dengan uangnya.Winter memberikannya kartunya kepada kasir dan Winter hanya perlu memasukan beberapa pin dan pembayaran itu langsung selesai.

    Last Updated : 2022-04-18

Latest chapter

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 230: END

    Dua tahun kemudian.. Kota Den Haag Sebuah gedung hotel tampak sibuk dan ramai malam ini karena ada pesta besar yang sedang merayakan ulang tahun hotel Lessy yang berpusat di kota Neydish. Di dalam sebuah ruangan besar orang-orang berkumpul, mereka terlihat anggun dan tenang, saling berbicara satu sama lainnya menikmati pesta yang sedang berlangsung. Seorang wanita bergaun putih memainkan cello opera di tengah pesta, wanita itu memainkan musik Romeo & Julliet Love Theme. Para tamu undangan yang berdiri dan sibuk bicara di buat terkesima mendengarkan alunan musik yang begitu dalam menghiasi malam pesta. Mereka berbalik melihat sepenuhnya ke arah orang-orang yang bermain musik dan sejenak menghentikan pembicaraan mereka. Di antara banyak orang yang melihat musik, seorang pria berdiri di depan jendela, pria itu sibuk dengan kesendiriannya, memandangi langit malam yang begitu gelap. Alunan musik dalam pendengarannya membawa dia dalam sebuah ingatan indah ketika dia belajar menari di

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 229: Harapan Baru

    Sebuah photo terbingkai di pajangkan di atas meja belajar, Winter menopang dagunya melihat photo dirinya saat pelulusan sekolah di hadiri Benjamin dan Vincent. Tidak terasa, tiga bulan telah berlalu sejak kematian Marius dan kepergian Marvelo, kini Winter bisa duduk santai di meja belajarnya, tidak tahu apa yan harus dia lakukan karena semua tujuan hidupnya yang dia cari sudah berada dalam genggaman, yaitu kebahagiaan dan balas dendamnya yang sudah di tuntaskan. Setiap akhir pekan Winter akan mengunjungi makam Kimberly dan Marius, sudah dua kali juga Winter bertemu Jenita akhir-akhir ini. Keadaan Jenita terlihat lebih baik dari sebelumnya, Jenita bersama Levon membangun lebih luas panti asuhan tempat tumbuhnya Kimberly. Keduanya tampak mulai menikmati masa-masa tua mereka, Felix menjaga mereka dengan baik sebagaimana keinginan Marius. Sejak hukuman Paula di tetapkan, kini Winter tidak lagi bertemu dengannya. Untuk Marvelo, sejak kepergiannya ke Belanda, dia tidak memberikan kabar

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 228: Lembaran Baru

    Satu bulan setelah kepergian Marius, kini Winter kembali harus melanjutkan kehidupannya seperti biasa, sedikit demi sedikit gadis itu berusaha menyembuhkan hatinya dan kembali menemukan kekuatannya lagi. Winter harus berjuang lebih kuat karena Marvelo juga sudah menghilang dari sisinya, tidak ada lagi seseorang yang bisa menjadi teman penghapus kesedihannya. Jiwa Kimberly sempat berpikir, melepaskan Marvelo akan membuat perasaan dia lebih baik karena tidak lagi membuat Marvelo tersiksa karena memendam perasaannya. Rupanya tidak semudah itu, karena jiwa Kimberly merasakan kekosongan besar di dalam hatinya. Ternyata, Marvelo memiliki tempat yang begitu spesial dia dalam hati Winter Benjamin. Meski kini mereka berpisah jauh, kini Winter hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk Marvelo. Hari ini adalah hari persidangan pertama Paula, persidangan akan di adakan secara terbuka sehingga siapapun dapat menyaksikannya. Winter sudah siap untuk menghadirinya. Winter berdiri di depan jende

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 227: Vincent Tahu

    Marvelo menarik kopernya melewati beberapa orang yang ada di depannya, sekilas pria itu melihat ke belakang, Marvelo tersenyum hangat melihat Charlie dan Lessy melambaikan tangan mereka mengantar kepergian Marvelo. Marvelo kembali melangkah, pria itu tetap tersenyum menyembunyikan suatu perasaan yang mengganjal di hatinya. Kepergian Marvelo terasa tidak begitu menyenangkan karena dia meninggalkan Winter dalam keadaan sedang terluka. Tidak ada maksud untuk dia meninggalkan Winter sendirian, namun keadaan yang memaksa Marvelo harus mengambil keputusan ini. Meski Marvelo ingin menemaninya dan membantu gadis itu bangkit dari kesedihannya, namun Marvelo juga tidak berani terus mendekat karena dia harus segera melenyapkan perasaannya. Marvelo tidak ingin menjadi pria lemah yang hidup tanpa tujuan dan tidak berani mengambil keputusan karena sebuah keraguan. Marvelo harus melangkah ke depan. Andaipun suatu hari nanti dia masih tidak bisa melupakan Winter dan masih memiliki kesempatan un

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 226: Kepergian Marvelo

    Payung yang meneduhi Winter menghilang, Nai pergi ke belakang dan berdiri dengan para pengawal lainnya. Sementara Winter, gadis itu masih tetap berdiri di tempatnya melihat makam dirinya dan Marius yang berdampingan berada di tempat yang jauh dari pemakaman yang lainnya. “Aku akan merindukanmu Marius, sama seperti saat kau merindukanku ketika aku hilang. Namun aku juga akan bangkit Marius, seperti apa yang kau inginkan, aku akan bahagia dan menjalani kehidupanku dengan baik. Terima kasih telah menjadikanku cinta pertama dan terakhirmu, aku merasa begitu terhormat.” Winter membungkuk,meletakan bunga yang sejak tadi tidak lepas dari pelukannya. “Aku tidak akan melupakanmu Marius, aku mencintaimu.” Matahari yang turun mulai kehilangan cahayanya, pohon-pohon besar yang berdiri menjulang mengelilingi area pemakaman mulai menghalangi sore terakhir hari ini. Angin berhembus lebih kuat menggerakan rumput-rumput dan bunga liar di sekitarnya. Winter tercekat kaget, samar dia melihat bayang

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 225: Merelakan Marius

    Marvelo terduduk di kursinya melihat keluar jendela, memperhatikan Irina yang kini tengah makan siang bersama Lessy dan juga Charlie. Marvelo menghela napasnya dengan berat, dua hari ini terakhir ini dia sempat di buat galau karena mendengar pengakuan Winter, rupanya gadis itu sudah tahu mengenai perasaannya, sayangnya Winter tidak ingin mendengarkan pengakuan cinta Marvelo. Marvelo sedikit marah dan kecewa, jika saja Winter tidak terlalu menggodanya dan menunjukan sikap seperti seseorang yang suka kepadanya, mungkin Marvelo tidak akan menaruh harapan yang banyak dan berpikir bahwa gadis itu memiliki perasaan juga kepadanya. Marvelo malu karena ternyata dia terlalu terbawa perasaan dengan kebaikan yang Winter berikan kepadanya. Ini sangat menyakitkan, mengecewakan dan membuat Marvelo beberapa kali harus duduk termenung memikirkan bagaimana cara mengatasi patah hatinya. Kini, tidak ada lagi alasan yang bisa menahan Marvelo berlama-lama di Neydish, Marvelo akan segera pergi. Di am

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 224: Kepergian

    Winter tertunduk mengenggam tangan Marius, gadis itu bernapas dengan tersenggal tidak mampu menutupi apapun lagi yang selama ini dia rahasiakan. Winter meletakan bunga itu tangan Marius agar pria itu menggenggamnya. Rahasia yang begitu sulit untuk Winter beritahu mengenai siapa dia sebenarnya kini akhirnya meledak mendorong Winter lebih berani berkata jujur. “Dulu, saat masih kecil, tepat di hari kasih sayang, kita menjual bunga mawar di jalanan hingga malam hari agar aku kita bisa membeli sepatu baru karena sepatu lamaku harus di pakai adik-adikku. Aku masih ingat, saat itu tiba-tiba saja kau berlari pergi mengambil sebuah simpul kain berwarna biru yang mengikat beberapa cangkang kado, kau menutup mataku dan memaksaku untuk pergi dari tempat itu. Kau bilang kau akan memberiku kejutan. Sebenarnya aku tahu, alasan kenapa saat itu kau terburu-buru membawaku. Di dekat toko kita berjualan, ada ayahku yang tengah makan malam bersama isteri dan anaknya, mereka terlihat bahagia, kau membaw

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 223: Hari yang Kelabu

    Levon dan Jenita yang tertidur di sofa langsung di buat terbangun begitu merasakan pergerakan orang yang lewat. Mereka melihat ke penjuru ruangan, memperhatikan kedatangan dua dokter dan satu perawat memasuki ruangan tempat Marius berada, para ahli medis itu mereka langsung menuju ranjang dan melakukan suatu tindakan yang terlihat darurat karena Marius semakin kesulitan bernapas. Perlahan Levon bangkit, dari balik kaca Levon melihat para pekerja medis yang terlihat sangat berusaha membantu Marius agar kembali stabil. Wajah Levon tampak pucat di penuhi oleh kekhawatiran, padahal dua jam yang lalu keadaan Marius terlihat membaik bahkan Marius sempat berbicara dengan akrab bersamanya dan juga Jenita, namun ternyata kini keadaan dia kembali memburuk. Jenita meminta Levon terduduk lemah, rapalan do’a dan harapan tidak pernah putus, namun suara kesakitan Marius yang teramat dalam begitu menyiksa pendengaran Jenita dan Levon. “Masa depanku sudah gelap semenjak melihat Marius kembali ter

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 222: Berdamai dalam Luka

    Levon duduk dengan tegak di samping Marius, pria itu kembali datang dengan cepat dan memilih mengesampingkan semua pekerjaannya yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Sejak Marius terbangun kembali, tidak ada pembicaraan yang berarti terjadi di antara mereka. Levon sendiri sadar, terlalu banyak kesalahan yang telah dia buat hingga tidak dapat lagi di jabarkan dengan kata-kata. Kini Levon sedang berusaha membuka kasus di balik penyerangan yang di alami puteranya, namun yang menjadi masalahnya adalah Shanom dan Sean tiba-tiba menghilang sejak beberapa hari yang lalu. Perginya mereka secara bersamaan semakin menguatkan kecurigaan Levon jika keduanya memang dalang dari semua masalah yang terjadi. Jika Marius semakin tidak berdaya dengan keadaan tubuhnya, hal ini akan menciptakan guncangan hebat untuk perusahaan dan Sean akan terpilih sebagai peminpin selanjutkan ketika Levon pensiun di karenakan Sean lebih berpengalaman. Hak Marius tidak mungkin juga di ambil Jenita begitu saja

DMCA.com Protection Status