Share

BAB 4: Dunia Winter

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-18 13:07:16

“Paula, jangan!” Winter yang lugu dan lembut itu menarik tangan sahabatnya meminta untuk tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang merekam hanya tertawa kecil.

“Tidak apa-apa Winter, jangan malu” jawab Paula menyemangati.

“Tapi Paula...” Winter menggeleng tetap pada keyakinannya yang tidak mau melakukan apapun.

“Ayolah Winter, aku tahu kau menyukai Hendery sejak dua tahun yang lalu. Memangnya kenapa jika kau mengungkapkan perasaanmu kepadanya? Lihat dia, dia sangat cocok denganmu, aku juga sudah mendengar dari Mico bahwa Hendery juga beberapa kali bertanya tentangmu.”

“Itu mustahil Paula” Winter berucap dengan sedih. “Mana mungkin pria setampan dan sepopuler dia menanyakan aku.”

Hendery adalah seorang pria yang sangat populer, dia sangat tampan dan pandai berolahraga, Winter menyukainya sejak dia masuk ke sekolah. Namun, tidak hanya Winter yang tertarik kepada Hendery, hampir seluruh gadis di sekolah menyukainya.

“Astaga Winter, apa sekarang kau tidak percaya pada ucapanku?” Paula menatap sedih Winter dan membuat Winter menjadi merasa serba salah untuk menjawab.

“Bukan seperti itu Paula.”

“Cobalah untuk berani, kau sangat cantik Winter, Hendery menyukaimu dan dia tertarik padamu juga.”

Belum sempat Winter menjawab, Paula langsung mendorongnya dengan paksaan.

Winter yang merasa ragu dan tidak memiliki keberanian apapun itu akhirnya di dorong Paula hingga kakinya begerak masuk ke dalam lapangan basket. Dengan cepat Paula menutup pintu pagar dan segera berdiri di luar.

Beberapa orang pria langsung menyadari kehadiran Winter yang sangat mencolok.

Tubuh Winter gemetar seketika, gadis itu melihat Paula dengan wajah yang pias tampak gugup. Sementara tangannya menggenggam sebuah surat yang ingin dia berikan kepada Hendery.

Tadinya Winter ingin memberikannya dengan cara menyimpannya di loker Hendery secara diam-dam, namun karena sahabatnya Paula melihatnya, Paula merebutnya dan mendorong Winter untuk memberikannya secara langsung.

Kaki Winter yang gemetar itu melangkah, setetes keringat dingin membasahi wajahnya yang tembam.

Semua anak-anak basket melihat ke arahnya sambil berbisik.

“Lihat dia, dia sangat bodoh.” Bisik seseorang yang memegang kamera tengah merekam Winter, orang  menertawakan kepolosan Winter yang mau saja di kelabui oleh Paula.

“Biarkan saja, dia kan badut sekolah” timpal Paula yang menahan tawanya merasa terhibur. “Sangat menjijikan” timpalnya lagi terdengar sangat jahat, sangat berbeda dengan sikap manisnya saat berada di depan Winter.

“Lihatlah, penonton semakin banyak yang bergabung,” kata seseorang yang tengah memegang kamera menunjukan ribuan penonton yang melihat secara langsung apa yang Winter lakukan.

Napas Winter sedikit tersendat karena gugup, gadis itu mendekati kerumunan anak-anak pemain basket dan berhenti di depan Hendery yang kini tengah beristirahat.

Hendery yang sempat menalikan sepatunya langsung terdiam dan mengangkat kepalanya, melihat Winter yang sering dia lihat di sekitarnya.

Semua teman-teman Hendery ikut terdiam dan melihat Winter.

“Ada apa?” Tanya Hendery dengan nada dinginnya karena risih di lihat semua orang.

Tangan gemetar Winter bergerak memberikan sebuah kertas kepada Hendery. Winter memejamkan matanya dengan erat karena malu, keberaniannya sudah dia kerahkan tanpa sisa. “Aku harap kamu mau menerimanya,” ucap Winter terbata memberikan surat cinta pertamanya.

Teman Hendery yang melihat langsung bersiul menggoda. “Wow, kau mendapatkan surat cinta lagi.”

Hendery tersenyum masam melihat Winter. “Simpan saja! Aku tidak bisa menerimanya” tolak Hendery dengan ketus.

Perlahan Winter membuka matanya, bola matanya yang biru secerah langit itu tampak bingung, “Mengapa?.”

“Kau bukan tipeku” jawab Hendery dengan napas yang sedikit kasar, “Lagi pula, mengacalah sebelum memberikannya kepadaku, bagaimana bisa aku berkencan dengan gadis bertubuh besar seperti hewan ternak babi sepertimu.”

Semua orang tertawa terbahak tidak dapat menahan diri untuk tidak tertawa.

Wajah Winter memucat kaget, bibir mungilnya gemetar hebat mendengarkan penghinaan di depan umum. Kepala Winter terangkat melihat semua orang yang ikut tertawa, termasuk Paula sahabatnya yang sudah mendorong Winter untuk menyatakan perasaannya kepada Hendery.

Kini Paula ikut menertawakan dirinya, dia terlihat sangat puas melihat Winter di permalukan.

“BAJINGAN!” Kemberly berteriak keras hingga melempar mouse di tangannya ke layar kaca komputer.

***

Jam di dinding sudah menunjukan lewat tengah malam, suasana sepi kamar Winter terasa sangat dingin dan berantakan. Sepanjang malam Kimberly terus mencari tahu siapa Winter Benjamin hingga ke dasar, Kimberly juga berusaha mencari-cari keberadaan handpone Winter yang tidak di ketahui keberadaannya.

Setelah beberapa jam mencarinya, Kimberly akhirnya menemukan handpone Winter di dalam tas sekolahnya sendiri. Dari handpone yang di temukan, Kimberly semakin menemukan banyak kebenaran menyedihkan tentang kehidupan Winter Benjamin.

Ada banyak kebenaran yang Kimberly dapatkan, Paula dan Winter berteman sejak kecil.

Saat masih kecil, Winter sangat bersinar dan suka pilates, gadis itu mengumbarkan senyuman di setiap waktu dan aktif melakukan banyak hal seperti anak-anak seusianya.

Namun, entah apa yang sudah membuat gadis itu berubah..

Winter bersinar semasa kecilnya saja, saat mulai beranjak dewasa dia berubah, tidak lagi tersenyum dan hanya menunduk tidak pernah mau memandang kamera lagi.

Kimberly juga mulai mengetahui, jika Paula adalah orang yang selalu mendorong Winter untuk memakan banyak cokelat dan kue. Ada banyak catatan yang Winter tinggalkan di bukunya dan bukti-bukti percakapan di pesan yang tertinggal.

Paula mengatur kehidupan Winter hingga ke dasar seakan tubuh dan pikiran Winter harus di kuasai dan di atur oleh Paula.

Kehidupan Winter sangat kacau, dia tidak memiliki kemampuan untuk menjaga dirinya sendiri, bahkan kekayaan dan kekuasaan yang di miliki keluarganya seakan tidak berpengaruh apa-apa untuk Winter.

Suara hembusan napas berat terdengar dari mulut Kimberly, Kimberly menjatuhkan dirinya ke ranjang dan terbaring di sana.

Pikiran Kimberly berkecamuk memikirkan hari yang akan di di lewatinya esok. Kimberly pasrah jika besok dia meninggal karena itu sudah menjadi keputusannya.

Namun,  jika dia tetap hidup dengan tubuh seorang gadis bernama Winter, mau tidak mau Kimberly harus menjalankannya.

Tetapi, bagaimana cara Kimberly menjalani kehidupan Winter Benjamin? Semua yang di miliki Winter berantakan, tubuhnya, pola pikirnya, kehidupan sehari-harinya, kehidupan sekolahnya, semuanya berantakan dan kacau.

Meskipun begitu, kehidupan kedua yang terjadi pada Kimberly sekarang adalah anugrah dari Tuhan.

Ini adalah kesempatan kedua yang telah Tuhan berikan.

Kemberly terbaring di tengah ranjang sambil memandangi langit-langit kamar yang di hiasi pernak-pernik hiasan bintang yang menyala.

Banyak buku yang terbuka bertebaran di lantai, beberapa buku album photo terbuka dan bertaburan. Seluruh isi kamar benar-benar di buat berantakan oleh Kimberly.

Kimberly bernapas dengan cepat merasa sesak dan sangat tidak terbiasa dengan tubuh yang besar yang gampang berkeringat dan kelelahan.

“Jika besok aku masih hidup dengan tubuh Winter. Aku akan menjadi dia dan memulai hariku yang baru,” ucap  Kimberly dengan suara yang memberat di penuhi oleh keyakinan kuat.

Sebuah tekad dan rencana muncul di pikiran Kimberly, dia akan akan segera melakukan rencananya jika besok setelah dia bangun, dia tetap menjadi Winter Bejamin.

Perlahan Kimerly memejamkan matanya dan tertidur.

Kimberly sedang mengumpulkan sisa-sisa mental dan kejiwaannya yang masih normal untuk tetap bisa bersikap biasa saja dengan keajaiban yang dia dapatkan hari ini.

Kimberly harus menjalani harinya esok dengan baik dan berani memulai sesuatu yang baru jika memang besok ketika dia membuka mata, dia masih hidup dan masih berada dalam tubuh Winter.

To Be Continue..

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
rinci banget asal usulnya, sebab akibatnya, narasinya enak dibaca meskipun ada typo
goodnovel comment avatar
putri lily
cerita yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 5: Selamat Tinggal Kimberly

    Kimberly membuka matanya perlahan dan mengeliat dengan kesusahan, cuaca pagi ini sangat cerah membuat Kimberly terbangung lebih cepat karena tidak nyaman. Cukup lama Kimberly terdiam, pikirannya berkelana memikirkan apa yang sudah terjadi hari kemarin. Tangan Kimberly perlahan terangkat untuk memastikan bahwa apa yang terjadi hari kemarin masih terjadi kepada dirinya sekarang. Kimberly menahan napasnya dengan berat melihat tangannya masih sama besarnya dengan kemarin malam, itu artinya saat ini jiwanya masih terperangkap di dalam tubuh Winter Benjamin. “Aku masih ada di tubuh Winter,” gumam Kimberly napas yang sesak di landa rasa lega bercampur kesedihan. Kimberly menarik napasnya dalam-dalam mencari ketenangan yang masih tersisa di dalam dirinya untuk menjalani situasi yang kini dia hadapi. Perlahan Kimberly terbangun dan melihat seisi ruangan kamar yang berantakan, dengan susah payah Kimberly bergeser dan turun dari ranjang, Kimberly segera pergi ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 6: Perkara Rokok

    Tangan Winter sedikit membasah karena gugup, dia sangat ingin menggebrak meja dan mengomel berkata jujur jika berat badannya sangat mengganggu. Namun kini Winter harus menahan makian dan umpatannya dengan berpura-pura menjadi anak baik seperti Winter yang sesungguhnya. Winter menggaruk pipinya yang tidak gatal. “Semalam aku berpikir keras mengenai bentuk tubuhku. Aku merasa sangat kesulitan sepanjang waktu dengan tubuhku, aku tidak bisa berjalan dengan cepat, aku juga tidak bisa memakai pakaian indah seperti gadis lain, aku kesulitan melakukan banyak hal, aku juga merasa cepat lelah saat melakukan sesuatu, aku jga khawatir dengan kesehatan tubuhku jika aku semakin gemuk. Aku berpikir sebaiknya aku memulai hariku yang baru, aku akan mulai melakukan diet untuk menurunkan berat badanku.” Benjamin dan Vincent saling memandang dengan wajah pucat pasi. “Aku ingin bertemu dokter gizi untuk melakukan diet dengan tepat,” kata Winter lagi. Vincent menekan batang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 7: Bermulut Kasar

    “Aku, anak kepala sekolah tempat kau sekolah,” jawab pria itu dengan senyuman jahatnya.Alih-alih kaget dan takut dengan jawaban pria asing di depannya itu, Winter hanya menggerakan sebelah alisnya tampak meremehkan dan tidak peduli. Winter memalingkan wajahnya dan bersedekap melihat lurus ke depan.Winter merasa sedikit setres dan membutuhkan sedikit penenang dengan sebatang rokok, namun dia tidak bisa mendapatkannya karena masih di bawah umur. Neydish adalah negara yang paling banyak aturan, untuk sebungkus rokok saja, seseorang harus memberikan kartu identitasnya untuk memastikan bahwa dia sudah legal mendapatkan rokok.Kebungkaman Winter membuat Marius melihat ke sisi dan memperhatikan Winter yang sedikit berbeda dengan yang terakhir kali dia lihat setengah tahun yang lalu di sebuah pesta.Setengah tahun yang lalu mereka pernah bertemu dan berkenalan karena ibunya Marius yang bekerja sebagai kepala sekolah mengenal baik ayah Winter.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 8: Keputusan Winter

    “Mengenai Paula” Winter mengalihkan pembicaraanya seketika “Apakah Kakak menyukai dia?.”“Aku hanya menyukaimu,” jawab Vincent secepatnya.“Bukan itu maksudku.” Winter memelankan laju treadmill, seluruh tubuhnya terasa basah dan panas, kakiya benar-benar sangat tersiksa kesakitan menahan beban tubuh yang terlalu besar saat berjalan.Winter mengambil air dan menegaknya beberapa kali karena haus.Kondisi tubuh Winter yang memiliki ukuran lambung besar membuat dia terus menerus merasakan perasakan lapar palsu, Winter mensiasatinya dengan minum air putih lebih banyak agar merasa kenyang.Winter hanya akan makan dua kali sehari apapun yang terjadi, dia tidak akan mengkonsumsi apapun lagi menjelang malam selain air putih.“Apakah Kakak menyukai pertemananku dengan Paula?” Winter memperjelas pertanyaannya.Vincent mengerut bingung, selama ini dia selalu memantau pertumbuhan Wi

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 9: Sekolah

    Kepala Winter mendongkak menatap gerbang sekolah yang sangat besar terbuka lebar, beberapa bus sekolah berjajaran baru datang dan mengantar anak-anak sekolah.Hiro menghentikan mobilnya dan segera berlari keluar membukakan pintu untuk Winter.Winter menelan salivanya dengan kesulitan, Winter terlihat sedikit panik karena baru ingat bahwa dia tidak tahu di mana kelasnya berada.“Nona, Anda tidak apa-apa?” Tanya Hiro yang memperhatikan Winter masih duduk di kursinya terlihat kebingungan.“Tidak apa-apa.”Winter segera keluar dan memasang ekspresi sedatar mungkin menyembunyikan kepanikannya. Anak-anak sekolah yang semula sibuk sendiri perlahan berhenti berjalan dan terlihat kaget karena Winter sudah kembali ke sekolah dengan penampilan yang sedikit berbeda.Winter terlihat lebih mencolok karena Winter mewarnai rambutnya menjadi terlihat lebih terang, rambut itu tidak lagi di kepang, Winter membiarkan rambutnya terg

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 10: Intimidasi

    “Kau… sejak kapan kau bisa memakai sepatu seperti itu?” tanya Paula bingung. “Tidak seperti biasanya kau juga dandan dan memakai korset.”Alis Winter sedikit bergerak. “Kak Vincent mendandaniku.”“Kak Vincent pulang?”“Ya.”“Senangnya...” senyum Paula terlihat bahagia. “Pasti dia membawa banyak hadiah untukmu.”Winter menyeringai, Vincent memang membawa banyak hadiah untuk Winter, Namun itu semua tidak terlepas dari makanan yang sangat mengganggunya.“Winter, mengenai Hendery, aku sudah menemui dia memarahinya, Hendery tampak menyesal atas apa yang telah dia perbuat padamu, Hendery juga sudah mendapatkan hukumannya dari sekolah. Dia berharap bisa berbicara denganmu dan meminta maaf atas kejadian waktu itu.”“Kau atur saja waktunya.”“Baiklah.”Paula dan Winter kembali berjalan, kebersamaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 11: Topeng Baru

    Seorang guru yang berdiri di depan kelas segera mengambil laptopnya dan berpamitan pergi usai mendengar suara bel yang berbunyi.Beberapa orang mulai beranjak dari duduk mereka dan pergi keluar menikmati waktu istirahat mereka.Winter sedikit menguap sambil melihat keluar jendela, sudah sangat lama dia tidak pernah belajar, kepalanya terasa sedikit penat dan suntuk begitu kembali harus belajar.Winter segera beranjak dari duduknya dan pergi keluar, sekilas dia melihat pemuda yang berbicara dengannya tadi pagi. Tanpa sengaja mereka saling berpandangan.Pria itu menatapnya dengan lembut, namun ekspresi di wajah tampanya sangat dingin dan tidak tersentuh.Winter langsung memutuskan tatapannya, gadis itu memilih pergi keluar dari kelasnya.Kedatangan Winter keluar dari kelas kembali menjadi pusat perhatian banyak orang seperti tadi pagi, Winter yang sangat percaya diri tetap melangkah dengan tegas melewati orang-orang yang beberapa di anta

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 12: Penasaran

    “Memangnya kejadian mana yang sudah membuatku jadi naif?” Tanya Winter dengan senyuman misteriusnya berusaha memancing Marvelo bicara dan memberitahu apa yang sebenarnya telah terjadi.Jiwa Kimberly sendiri mengakui betapa naifnya kehidupan Winter Benjamin yang sebelumnya. Winter yang dulu adalah gadis selalu mengalah demi orang lain, tidak pernah marah, dan menuruti apapun yang orang lain katakan kepadanya.Jiwa Kimberly yang kini ada di dalam diri Winter menjadi sangat marah.Winter yang dulu tidak ada bedanya dengan sampah yang bernilai, tidak berguna namun memiliki nilai mahal.Kening Marvelo sedikit mengerut, pria itu menghadap Winter dan menatap tajam gadis itu.“Saat kau bertengkar dengan Paula, kau sangat marah begitu besar meluapakan emosimu, kau bersikap seperti seseorang yang ingin mati dan tidak memiliki harapan apapun lagi setiap mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Paula. Setelah kejadian itu, seharusnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18

Bab terbaru

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 230: END

    Dua tahun kemudian.. Kota Den Haag Sebuah gedung hotel tampak sibuk dan ramai malam ini karena ada pesta besar yang sedang merayakan ulang tahun hotel Lessy yang berpusat di kota Neydish. Di dalam sebuah ruangan besar orang-orang berkumpul, mereka terlihat anggun dan tenang, saling berbicara satu sama lainnya menikmati pesta yang sedang berlangsung. Seorang wanita bergaun putih memainkan cello opera di tengah pesta, wanita itu memainkan musik Romeo & Julliet Love Theme. Para tamu undangan yang berdiri dan sibuk bicara di buat terkesima mendengarkan alunan musik yang begitu dalam menghiasi malam pesta. Mereka berbalik melihat sepenuhnya ke arah orang-orang yang bermain musik dan sejenak menghentikan pembicaraan mereka. Di antara banyak orang yang melihat musik, seorang pria berdiri di depan jendela, pria itu sibuk dengan kesendiriannya, memandangi langit malam yang begitu gelap. Alunan musik dalam pendengarannya membawa dia dalam sebuah ingatan indah ketika dia belajar menari di

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 229: Harapan Baru

    Sebuah photo terbingkai di pajangkan di atas meja belajar, Winter menopang dagunya melihat photo dirinya saat pelulusan sekolah di hadiri Benjamin dan Vincent. Tidak terasa, tiga bulan telah berlalu sejak kematian Marius dan kepergian Marvelo, kini Winter bisa duduk santai di meja belajarnya, tidak tahu apa yan harus dia lakukan karena semua tujuan hidupnya yang dia cari sudah berada dalam genggaman, yaitu kebahagiaan dan balas dendamnya yang sudah di tuntaskan. Setiap akhir pekan Winter akan mengunjungi makam Kimberly dan Marius, sudah dua kali juga Winter bertemu Jenita akhir-akhir ini. Keadaan Jenita terlihat lebih baik dari sebelumnya, Jenita bersama Levon membangun lebih luas panti asuhan tempat tumbuhnya Kimberly. Keduanya tampak mulai menikmati masa-masa tua mereka, Felix menjaga mereka dengan baik sebagaimana keinginan Marius. Sejak hukuman Paula di tetapkan, kini Winter tidak lagi bertemu dengannya. Untuk Marvelo, sejak kepergiannya ke Belanda, dia tidak memberikan kabar

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 228: Lembaran Baru

    Satu bulan setelah kepergian Marius, kini Winter kembali harus melanjutkan kehidupannya seperti biasa, sedikit demi sedikit gadis itu berusaha menyembuhkan hatinya dan kembali menemukan kekuatannya lagi. Winter harus berjuang lebih kuat karena Marvelo juga sudah menghilang dari sisinya, tidak ada lagi seseorang yang bisa menjadi teman penghapus kesedihannya. Jiwa Kimberly sempat berpikir, melepaskan Marvelo akan membuat perasaan dia lebih baik karena tidak lagi membuat Marvelo tersiksa karena memendam perasaannya. Rupanya tidak semudah itu, karena jiwa Kimberly merasakan kekosongan besar di dalam hatinya. Ternyata, Marvelo memiliki tempat yang begitu spesial dia dalam hati Winter Benjamin. Meski kini mereka berpisah jauh, kini Winter hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk Marvelo. Hari ini adalah hari persidangan pertama Paula, persidangan akan di adakan secara terbuka sehingga siapapun dapat menyaksikannya. Winter sudah siap untuk menghadirinya. Winter berdiri di depan jende

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 227: Vincent Tahu

    Marvelo menarik kopernya melewati beberapa orang yang ada di depannya, sekilas pria itu melihat ke belakang, Marvelo tersenyum hangat melihat Charlie dan Lessy melambaikan tangan mereka mengantar kepergian Marvelo. Marvelo kembali melangkah, pria itu tetap tersenyum menyembunyikan suatu perasaan yang mengganjal di hatinya. Kepergian Marvelo terasa tidak begitu menyenangkan karena dia meninggalkan Winter dalam keadaan sedang terluka. Tidak ada maksud untuk dia meninggalkan Winter sendirian, namun keadaan yang memaksa Marvelo harus mengambil keputusan ini. Meski Marvelo ingin menemaninya dan membantu gadis itu bangkit dari kesedihannya, namun Marvelo juga tidak berani terus mendekat karena dia harus segera melenyapkan perasaannya. Marvelo tidak ingin menjadi pria lemah yang hidup tanpa tujuan dan tidak berani mengambil keputusan karena sebuah keraguan. Marvelo harus melangkah ke depan. Andaipun suatu hari nanti dia masih tidak bisa melupakan Winter dan masih memiliki kesempatan un

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 226: Kepergian Marvelo

    Payung yang meneduhi Winter menghilang, Nai pergi ke belakang dan berdiri dengan para pengawal lainnya. Sementara Winter, gadis itu masih tetap berdiri di tempatnya melihat makam dirinya dan Marius yang berdampingan berada di tempat yang jauh dari pemakaman yang lainnya. “Aku akan merindukanmu Marius, sama seperti saat kau merindukanku ketika aku hilang. Namun aku juga akan bangkit Marius, seperti apa yang kau inginkan, aku akan bahagia dan menjalani kehidupanku dengan baik. Terima kasih telah menjadikanku cinta pertama dan terakhirmu, aku merasa begitu terhormat.” Winter membungkuk,meletakan bunga yang sejak tadi tidak lepas dari pelukannya. “Aku tidak akan melupakanmu Marius, aku mencintaimu.” Matahari yang turun mulai kehilangan cahayanya, pohon-pohon besar yang berdiri menjulang mengelilingi area pemakaman mulai menghalangi sore terakhir hari ini. Angin berhembus lebih kuat menggerakan rumput-rumput dan bunga liar di sekitarnya. Winter tercekat kaget, samar dia melihat bayang

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 225: Merelakan Marius

    Marvelo terduduk di kursinya melihat keluar jendela, memperhatikan Irina yang kini tengah makan siang bersama Lessy dan juga Charlie. Marvelo menghela napasnya dengan berat, dua hari ini terakhir ini dia sempat di buat galau karena mendengar pengakuan Winter, rupanya gadis itu sudah tahu mengenai perasaannya, sayangnya Winter tidak ingin mendengarkan pengakuan cinta Marvelo. Marvelo sedikit marah dan kecewa, jika saja Winter tidak terlalu menggodanya dan menunjukan sikap seperti seseorang yang suka kepadanya, mungkin Marvelo tidak akan menaruh harapan yang banyak dan berpikir bahwa gadis itu memiliki perasaan juga kepadanya. Marvelo malu karena ternyata dia terlalu terbawa perasaan dengan kebaikan yang Winter berikan kepadanya. Ini sangat menyakitkan, mengecewakan dan membuat Marvelo beberapa kali harus duduk termenung memikirkan bagaimana cara mengatasi patah hatinya. Kini, tidak ada lagi alasan yang bisa menahan Marvelo berlama-lama di Neydish, Marvelo akan segera pergi. Di am

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 224: Kepergian

    Winter tertunduk mengenggam tangan Marius, gadis itu bernapas dengan tersenggal tidak mampu menutupi apapun lagi yang selama ini dia rahasiakan. Winter meletakan bunga itu tangan Marius agar pria itu menggenggamnya. Rahasia yang begitu sulit untuk Winter beritahu mengenai siapa dia sebenarnya kini akhirnya meledak mendorong Winter lebih berani berkata jujur. “Dulu, saat masih kecil, tepat di hari kasih sayang, kita menjual bunga mawar di jalanan hingga malam hari agar aku kita bisa membeli sepatu baru karena sepatu lamaku harus di pakai adik-adikku. Aku masih ingat, saat itu tiba-tiba saja kau berlari pergi mengambil sebuah simpul kain berwarna biru yang mengikat beberapa cangkang kado, kau menutup mataku dan memaksaku untuk pergi dari tempat itu. Kau bilang kau akan memberiku kejutan. Sebenarnya aku tahu, alasan kenapa saat itu kau terburu-buru membawaku. Di dekat toko kita berjualan, ada ayahku yang tengah makan malam bersama isteri dan anaknya, mereka terlihat bahagia, kau membaw

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 223: Hari yang Kelabu

    Levon dan Jenita yang tertidur di sofa langsung di buat terbangun begitu merasakan pergerakan orang yang lewat. Mereka melihat ke penjuru ruangan, memperhatikan kedatangan dua dokter dan satu perawat memasuki ruangan tempat Marius berada, para ahli medis itu mereka langsung menuju ranjang dan melakukan suatu tindakan yang terlihat darurat karena Marius semakin kesulitan bernapas. Perlahan Levon bangkit, dari balik kaca Levon melihat para pekerja medis yang terlihat sangat berusaha membantu Marius agar kembali stabil. Wajah Levon tampak pucat di penuhi oleh kekhawatiran, padahal dua jam yang lalu keadaan Marius terlihat membaik bahkan Marius sempat berbicara dengan akrab bersamanya dan juga Jenita, namun ternyata kini keadaan dia kembali memburuk. Jenita meminta Levon terduduk lemah, rapalan do’a dan harapan tidak pernah putus, namun suara kesakitan Marius yang teramat dalam begitu menyiksa pendengaran Jenita dan Levon. “Masa depanku sudah gelap semenjak melihat Marius kembali ter

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 222: Berdamai dalam Luka

    Levon duduk dengan tegak di samping Marius, pria itu kembali datang dengan cepat dan memilih mengesampingkan semua pekerjaannya yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Sejak Marius terbangun kembali, tidak ada pembicaraan yang berarti terjadi di antara mereka. Levon sendiri sadar, terlalu banyak kesalahan yang telah dia buat hingga tidak dapat lagi di jabarkan dengan kata-kata. Kini Levon sedang berusaha membuka kasus di balik penyerangan yang di alami puteranya, namun yang menjadi masalahnya adalah Shanom dan Sean tiba-tiba menghilang sejak beberapa hari yang lalu. Perginya mereka secara bersamaan semakin menguatkan kecurigaan Levon jika keduanya memang dalang dari semua masalah yang terjadi. Jika Marius semakin tidak berdaya dengan keadaan tubuhnya, hal ini akan menciptakan guncangan hebat untuk perusahaan dan Sean akan terpilih sebagai peminpin selanjutkan ketika Levon pensiun di karenakan Sean lebih berpengalaman. Hak Marius tidak mungkin juga di ambil Jenita begitu saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status